4.3 Ekologi Nepenthes spp. di Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat
Nepenthes spp. dapat tumbuh di berbagai tempat, mulai dari pantai hingga pegunungan yang memiliki ketinggian 2000 mdpl. Pada kawasan ini Nepenthes
spp. dapat dijumpai dari ketinggian 800 - 1000 mdpl, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.4:
Tabel 4.4 Distribusi Nepenthes spp. Berdasarkan Ketinggian di Kawasan
Hutan Batang Toru Blok Barat
No. Jenis
Lokasi Ketinggian mdpl
Dalam transek
Luar transek
800-1000 1000
1 N. albomarginata
√ -
√ -
2 N. ampullaria
√ √
√ -
3 N. gracilis
√ √
√ -
4 N. longifolia
√ √
√ √
5 N. rafflesiana
√ √
√ -
Keterangan: √ = Ditemukan
- = Tidak ditemukan
Dari Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa kelima Nepenthes ini tumbuh pada ketinggian 800-1000 mdpl. Hanya N. longifolia yang ditemukan pada ketinggian
1000 mdpl. Hal ini diduga karena N. longifolia menyukai daerah dengan intensitas cahaya tinggi. Nerz dan Wistuba 1994, menemukan N. longifolia
hidup di pegunungan Tjampo dekat Payakumbuh. Jenis ini ditemukan hidup pada hutan submontane pada ketinggian 1000 mdpl dengan intensitas cahaya tinggi.
Tumbuh bersama dengan jenis Nepenthes lainnya diantaranya yaitu, N. alata, N. albomarginata dan N. reinwardtiana. N. longifolia juga bisa ditemukan di
pinggiran jalan yang merupakan daerah terbuka dari Tarutung menuju Sibolga. Menurut Clarke 2001, tempat hidup Nepenthes berdasarkan ketinggian
dibagi menjadi jenis lowland dataran rendah, highland dataran tinggi dan intermediete dijumpai pada dua level ketinggian tersebut. Sesuai juga dengan
pernyataan Hernawati dan Akhriadi 2006, yang menyatakan jenis-jenis Nepenthes di Sumatera yang telah ditemukan hidup pada hutan dataran rendah
dan hutan peralihan yaitu: N. adnata, N. albomarginata, N. ampullaria, N. eustachya, N. gracilis, N. longifolia, N. mirabilis, N. rafflesiana, N.
reinwardtiana, N. sumatrana, N. tenuis, dan N. tobaica. Nepenthes albomarginata biasanya ditemukan pada ketinggian di bawah 1000 mdpl., diperkirakan
Nepenthes albomarginata tidak akan mendapatkan mangsa berupa rayap pada
daerah yang lebih tinggi. Nepenthes ampullaria tumbuh pada berbagai macam habitat dengan ketinggian hingga 1200 mdpl. Nepenthes gracilis merupakan jenis
yang banyak dijumpai di berbagai wilayah, hidup pada ketinggian hingga 1100 mdpl. Nepenthes longifolia dan Nepenthes rafflesiana bisa ditemukan hingga
ketinggian 1200 mdpl. Hasil penelitian ini selaras dengan pengkategorian jenis highland-lowland.
Nepenthes merupakan tumbuhan memanjat yang memiliki inang berupa tumbuhan semak atau pepohonan yang membantunya mendapatkan sinar
matahari. Jenis tumbuhan inang Nepenthes spp. di Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat dapat dilihat pada Tabel 4.5:
Tabel 4.5 Tempat Tumbuh Nepenthes spp. di Kawasan Hutan Batang Toru
Blok Barat
No. Spesies
Tumbuhan inang
1
Nepenthes albomarginata Madhuca laurifolia
Pandanus sp.
2
Nepenthes ampullaria Madhuca laurifolia
Syzygium stapfiana
3
Nepenthes gracilis Dacrydium sp.
Madhuca laurifolia Syzygium sp.
4
Nepenthes longifolia Camnosperma auriculatum
Cryptocarya impressa Labisia pumila
Lithocarpus sp. Madhuca laurifolia
Madhuca kunstleri Myristica iners
Pandanus sp. Syzygium garcinifolia.
Syzygium stapfiana
5
Nepenthes rafflesiana Dacrydium beccari
Dacrydium comosum Gymnostoma sumatrana
Madhuca laurifolia Pandanus sp.
Syzygium garcinifolia
Dari Tabel 4.5 juga dapat diketahui tumbuhan inang Nepenthes spp. di lokasi penelitian ini. Jenis tumbuhan inang yang paling sering dipanjati Nepenthes
spp. pada lokasi ini adalah Madhuca laurifolia. Ini diduga karena Madhuca laurifolia merupakan salah satu tumbuhan yang mendominasi hutan ini. Menurut
Arief 1994, Nepenthes spp. dapat merambat pada pohon apa saja, diantaranya famili Myrtaceae, Sapotaceae, Anacardiaceae dan Ericaceae. Nepenthes spp.
memanfaatkan tumbuhan lain untuk mendapatkan sinar matahari. Clarke 2001, menambahkan karena selain memerlukan kelembaban udara yang tinggi,
Nepenthes spp. juga memerlukan sinar matahari yang cukup. Mulyanto et al. 2000 juga menyatakan tumbuhan lain yang hidup di sekitar Nepenthes ikut
mendukung atau menyokong kehidupan genus ini, sehingga terbentuk simbiosis baik mutualisme maupun komensalisme. Ia menemukan dua jenis tumbuhan yang
disuluri oleh Nepenthes. Dua jenis tumbuhan tersebut adalah Myristica sp. dan Thunbergia fragrans. Untuk mendukung data di atas, diidentifikasi jenis
tumbuhan yang terdapat pada transek penelitian. Jenis-jenis tumbuhan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.6:
Tabel 4.6 Jenis Tumbuhan pada Jalur Penelitian Nepenthes spp. di Kawasan
Hutan Batang Toru Blok Barat
No. Famili
+ Nepenthes - Nepenthes
1 Anacardiaceae
Campnosperma auriculatum Campnosperma auriculatum Gluta sp.
Gluta sp. Mangifera foetida
Mangifera foetida Swintonia floribunda
Swintonia floribunda Gluta aptera
2 Annonaceae
Polyalthia sumatrana Polyalthia sumatrana
Xylopia stenopetala Xylopia stenopetala
3 Apocynaceae
Kibatalia borneensis Kibatalia borneensis
4 Aquifoliaceae
Ilex cymosa Ilex cymosa
5 Araceae
Schismatoglottis sp. Colocasia sp.
Xanthosoma sp. Epipremmum sp.
Rhapidophora sp. Schismatoglottis sp.
Xanthosoma sp. 6
Arecaceae Calamus sp.
7 Bombacaceae
Neesia sp. 8
Burseraceae Santiria apiculata
9 Caesalpiniaceae
Bauhinia sp. 10
Casuarinaceae Gymnostoma sumatrana
Gymnostoma sumatrana 11
Clusiaceae Calophyllum soulattri
Calophyllum soulattri Garcinia hombroniana
12 Cyatheaceae
Cyathea glabra Cyathea glabra
Cyathea contaminans 13
Dipterocarpaceae Shorea platycados
Shorea platycados 14
Dryopteridaceae Didymochlaena sp.
Didymochlaena sp. 15
Euphorbiaceae Macaranga sp.
Macaranga sp. Baccaurea deflexa
Endospermum sp. 16
Fagaceae Castanopsis argentata
Castanopsis argentata Lithocarpus ewyckii
Lithocarpus rassa Lithocarpus rassa
Lithocarpus sp.
No. Famili
+ Nepenthes - Nepenthes
Lithocarpus sp. Quercus sp.
Quercus sp. Lithocarpus argentata
Lithocarpus lucidus Lithocarpus wallichianus
17 Flacourtiaceae
Flacourtia rukam Hamalium longifolium
Hydnocarpus kunstleri Hydnocarpus woodii
Ryparosa scortechinii 18
Hamamelidaceae Symingtonia populnea
Symingtonia populnea Altingia excelsa
19 Icacinaceae
Platea latifolia Platea latifolia
Stemonurus malaccensis Stemonurus malaccensis
Stemonurus scorpioides Stemonurus scorpioides
Stemonurus umbellata Stemonurus umbellata
20 Junglandaceae
Engelhartia serrata 21
Lauraceae Cinnamomum iners
Cinnamomum iners Cryptocarya crassinervia
Cryptocarya crassinervia Cryptocarya impressa
Cryptocarya impressa Endiandra rubescens
Endiandra rubescens Litsea castanea
Litsea castanea Litsea grandis
Litsea grandis Litsea polyantha
Actinodaphne intermedia Actinodaphne montana
Nothaphoebe sp. 22
Lindsaeaceae Lindsaea sp.
23 Melastomataceae
Melastoma sp. Pternandra crassinervia
Pternandra echinata Pternandra tuberculata
24 Meliaceae
Aglaia tomentosa 25
Moraceae Artocarpus maingayi
Artocarpus maingayi Artocarpus sp.
26 Myristicaceae
Myristica iners Myristica iners
Knema laurina Myristica sp.
27 Myrsinaceae
Labisia lanseolata Labisia pumila
Labisia pumila 28
Myrtaceae Rhodamnia cinerea
Syzygium aperculata Syzygium fastigiata
Syzygium avenis Syzygium garcinifolia
Syzygium fastigiata Syzygium napiformis
Syzygium garcinifolia Syzygium sp.
Syzygium napiformis Syzygium stapfiana
Syzygium sp. Tristaniopsis whiteana
Syzygium stapfiana Tristaniopsis whiteana
29 Ochnaceae
Gomphia serrata Gomphia serrata
30 Orchidaceae
Agrostophyllum sp. Coleogyne cyrekes
Bulbophyllum uniflorum Bulbophyllum angustifolia
Coleogyne cyrekes Dacryodes rostrata
Podochillus microphylum 31
Pandanaceae Freycinetia sp.
32 Podocarpaceae
Dacrydium beccarii Naigea neriifolium
Dacrydium comosum
Tabel 4.6 Lanjutan
No. Famili
+ Nepenthes - Nepenthes
Naigea neriifolium 33
Polypodiaceae Diplazium sp.
Diplazium sp. Polypodium piloselloides
Microsorum sp. Polypodium triseriale
Phymatosorus nigrescens 34
Rosaceae Prunus polystachya
35 Rubiaceae
Porterandia anisophylla Nauclea officinalis
Porterandia anisophylla Porterandia malaccensis
36 Rutaceae
Acronychia laurifolia 37
Sapindaceae Nephellium sp.
38 Sapotaceae
Madhuca kunstleri Madhuca kunstleri
Madhuca laurifolia Madhuca laurifolia
Palaquium hexandrum Palaquium hexandrum
Palaquium microphyllum Palaquium rosratum
Palaquium rosratum Payena lucida
Payena lucida Payena obscura
Payena obscura 39
Selaginellaceae Selaginella sp.
Selaginella sp. 40
Symplocaceae Symplocos cerasifolia
Symplocos cerasifolia 41
Theaceae Schima walichii
Schima walichii Eurya acuminata
Eurya nitida 42
Ulmaceae Gironniera subaequalis
Gironniera subaequalis 43
Zingiberaceae Etlingera sp.
Etlingera sp.
Keterangan : + dijumpai - tidak dijumpai
Dari Tabel 4.6 dapat dilihat jenis tumbuhan yang ada pada jalur penelitian tempat tumbuh Nepenthes spp. Pada jalur yang dijumpai Nepenthes spp.
ditemukan 35 famili dan 75 jenis. Sedangkan pada jalur yang tidak dijumpai Nepenthes spp. ditemukan 39 famili dan 97 jenis. Pada tabel ini juga dapat dilihat
dari semua famili hanya famili Junglandaceae, Podocarpaceae dan Rutaceae yang tidak terdapat pada jalur yang tidak dijumpai Nepenthes spp. Sedangkan
famili dari Bombacaceae, Burseraceae, Caesalpiniaceae, Lindsaeaceae, Meliaceae dan Rutaceae tidak terdapat pada jalur yang dijumpai Nepenthes spp.
Jenis-jenis tersebut merupakan tumbuhan penyusun hutan dataran rendah, hutan peralihan, dan hutan gambut yang merupakan tempat hidup tumbuhan Nepenthes
spp. Dari Tabel 4.6 dapat dilihat juga tidak ada perbedaan mencolok antara tumbuhan yang berada disekitar Nepenthes spp. dengan tumbuhan yang berada di
jalur yang tidak dijumpai Nepenthes spp. Berdasarkan pengukuran faktor fisik- kimia yang dilakukan dapat diperoleh data yang dapat dilihat pada Tabel 4.7:
Tabel 4.6 Lanjutan
Tabel 4.7 Data pH, Tutupan Kanopi, Suhu, Kelembaban, dan Curah Hujan di Kawasan Hutan Batang Toru Blok Barat
No. pH
Tutupan kanopi
Suhu C
Kelembaban Curah hujan
mm 1
+ Nepenthes 3-6
50-70 14-28
76-95 2500
2 - Nepenthes
5-6,5 65-75
Keterangan: + dijumpai - tidak dijumpai
Dari Tabel 4.7 dapat diketahui nilai pH pada jalur yang dijumpai Nepenthes spp. dengan kisaran 3-6 dan jalur yang tidak ditemukan Nepenthes spp.
dengan kisaran 5-6,5, menggambarkan bahwa Nepenthes spp. menyukai daerah yang memiliki pH lebih rendah atau pH asam. Dapat diketahui juga persentase
tutupan kanopi pada jalur yang dijumpai Nepenthes spp. sebesar 50-70 dan jalur yang tidak dijumpai Nepenthes spp. sebesar 65-75 , menggambarkan
Nepenthes spp. menyukai tempat yang lebih terbuka dengan intensitas cahaya tinggi. Lokasi penelitian memiliki suhu 14-28
C dan kelembaban 76-95 . Menurut Mansur 2007 keanekaragaman Nepenthes spp. sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor habitat. Nepenthes spp. dapat tumbuh pada habitat dengan curah hujan tinggi, suhu udara tinggi antara 15-34
C, dan kelembaban tinggi 60-95 . Nepenthes spp. juga menyukai kondisi habitat asam, dan intensitas cahaya tinggi.
Curah hujan tinggi diketahui terdapat pada hutan hujan di berbagai Negara termasuk Indonesia. Indonesia memiliki hutan hujan tropis dengan curah hujan
tinggi. Satu diantaranya yaitu hutan Batang Toru Blok Barat yang memiliki curah hujan berkisar antara 3500-4000 mmtahun. Menurut Walter 1981, pada
umumnya hutan hujan tropis dicirikan oleh adanya dua musim dengan perbedaan yang jelas, yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Ciri lainnya adalah suhu
dan kelembaban udara yang tinggi, demikian juga dengan curah hujannya, sedangkan hari hujan merata sepanjang tahun. Di daerah hutan hujan tropis
jumlah curah hujan per tahun berkisar antara 1600-4000 mm dengan sebaran bulan basah 9-12 bulan basah. Kondisi ini menjadikan wilayah ini memiliki curah
hujan hampir merata sepanjang tahun. Hujan berfungsi sebagai penyedia mineral tanah dan membantu tumbuhan untuk berkembang biak. Nepenthes spp.
memerlukan curah hujan tinggi untuk pertumbuhan dan membantu penyebaran bijinya untuk perkembangbiakannya. Peta persebaran Nepenthes spp. berdasarkan
curah hujan dapat dilihat pada Gambar 4.1.
28
Gambar. 4. 1 Peta Persebaran Nepenthes spp. Berdasarkan Curah Hujan di Kawasan Stasiun Riset Hutan Batang Toru Blok Barat
Nepenthes tumbuh baik pada berbagai tanah yang kurang nutrisi dengan pH rendah. Pada lokasi penelitian Nepenthes tumbuh pada tanah berserasah. Tanah
pada lokasi penelitian merupakan jenis tanah humic acrisols 23c dengan pH 3-6,5 sehingga tipe tanah ini sangat cocok bagi pertumbuhan Nepenthes spp. Menurut
Saleh et al. 2013 keberadaan tumbuhan di sekitar Nepenthes yang memiliki kanopi cukup luas dapat menjaga kelembaban dan menyediakan humus melalui
serasah daun yang membusuk sehingga membantu Nepenthes untuk mendapatkan zat hara.
Notohadiprawiro 1973 menyatakan kebanyakan tanah hutan bersifat masam. Pelapukan masam di dalam hutan membebaskan basa dari mineral tanah
secara cepat. Nama ultisol dan acrisol dipilih untuk mengisyaratkan keadaan tanah yang buruk yang memiliki makna pelapukan luar biasa yang berarti sangat
masam. Ciri tanah acrisol yaitu pH rendah, kejenuhan aluminium tinggi, kejenuhan basa rendah, kadar bahan organik rendah dan itupun terdapat pada
lapisan permukaan tipis horizon A dan dengan sendirinya kadar N pun rendah serta terbatas dalam lapisan permukaan tipis itu, daya simpan air terbatas. Tanah
memiliki bahan induk batu endapan bersilika, batu pasir, dan batu. Tanah memiliki perawakan berwarna abu-abu hingga kekuningan, sedangkan pada
lapisan bawah berwarna merah atau kuning. Untuk melihat persebaran Nepenthes spp. berdasarkan tipe tanah dapat dilihat pada Gambar 4.2.
30
Gambar. 4.2 Peta Persebaran Nepenthes spp. Berdasarkan Tipe Tanah di Kawasan Stasiun Riset Hutan Batang Toru Blok Barat
Nepenthes spp. yang ditemukan pada lokasi penelitian menempati lokasi seperti hutan sekunder tua, hutan rawa, dan pinggiran sungai. Nepenthes spp. dapat
tumbuh pada berbagai tipe lokasi, tetapi tingkat luasnya persebaran berbeda untuk tiap jenisnya. Hal ini disebabkan Nepenthes memiliki batasan-batasan toleransi
tertentu terhadap lingkungan. Menurut Anwar et al. 1984 beberapa jenis Nepenthes hidup pada hutan
hujan tropis, kawasan pantai, zona persawahan, vegetasi rawa, padang savanna, gunung kapur, pinggiran danau, hutan kerangas, dan pegunungan. Loveless
1989 menambahkan tumbuhan dapat tumbuh pada kondisi lingkungan yang beranekaragam sehingga tumbuhan tersebut dapat ditemukan pada wilayah
tertentu. Pada lokasi penelitian, N. longifolia merupakan jenis yang paling melimpah di lokasi hutan sekunder tua, hutan rawa, dan pinggiran sungai. N.
albomarginata adalah jenis yang memiliki wilayah persebaran paling sempit, ditemukan hanya pada hutan sekunder tua. Persebaran Nepenthes spp.
berdasarkan tutupan lahan dapat dilihat pada Gambar 4.3.
32 Gambar. 4.3
Peta Persebaran Nepenthes spp. Berdasarkan Tipe Tutupan Lahan di Kawasan Stasiun Riset Hutan Batang Toru Blok Barat
4.4 Deskripsi Jenis Nepenthes spp. di Kawasan Hutan Batang Toru Blok