Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

problematikanya, sehingga diharapkan mampu meletakkan hadis pada proporsi yang sebenarnya. Jika seluruhnya, hadis itu bukan merupakan hujjah dan tidak pula merupakan penjelas atas al- Qur’an sudah tentu tidak dapat melaksanakan ibadah tersebut. Semakin diteliti hadis terhadap al- Qur’an, dapat berupa menetapkan dan mengkokohkan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam al- Qur’an, atau berupa penjelas bagi al- Qur’an., menafsirkan serta memperincinya atau juga menetapkan suatu hukum yang terdapat dalam al- Qur’an. 2 Dengan demikian lahirlah berbagai macam mazhab dan aliran, yang bersifat rasio sampai yang bersifat intuitif. Dalam skripsi Jama’ah Tabligh ini, penulis mengkaji hadis-hadis yang digunakan sebagai hujjah Jama’ah Tabligh. Dalam perkembangan selanjutnya terjadi perubahan-perubahan dalam berbagai bidang pemikiran dan keilmuan yang identik ajarannya. Diantara sebagian umat Islam di Indonesia, hingga saat ini masih kurang mengamalkannya sebagaimana yang terjadi dahulu adalah mereka yang disebut dengan Jama’ah Tabligh, jama’ah yang selalu hidupnya ingin mengajak muslim lainnya untuk menghidupkan kembali sunnah-sunnah Rasul yang kian hilang terhempas zaman. Maka sesuai dengan tujuan mereka hidupkan dan sosialisasikan b aik dikalangan Jama’ah Tabligh sendiri ataupun di luar Jama’ah Tabligh. Hal ini kemudian menjadi fenomena yang mengagumkan bagi sebagian umat Islam karena masih adanya sekelompok orang yang sekuat tenaga dan sebisa 2 Kamal Muchtar, dkk, Ushul Figh, Yogyakarta : PT. Dana Bakti Wakaf, : 1995, h. 93 mungkin menghidupkan kembali segala kesunnahan Nabi hingga yang terkecil sekalipun yang terkadang dilupakan oleh sebagian umat Islam lainnya. Dengan tidak terlepas dari konsep al- Qur’an dan Hadis, bahwa ajaran Jama’ah Tabligh harus mempunyai dalil-dalil atau argumentasi yang shahih. Al- Qur’an merupakan kitab suci yang hak dan membenarkan kitab-kitab sebelumnya, sebagaimana diterangkan oleh Allah SWT dalam al- Qur’an surah al-Maidah ayat : 48 yang berbunyi :                                                           Dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya dan batu ujian terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka putuskanlah perkara mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat saja, tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah kamu perselisihkan itu. QS Al- Maidah : 48 3 Salah satu kelompok yang penulis teliti, yang selalu mendekatkan diri kepada Tuhan yaitu “Jama’ah Tabligh”. di Indonesia bermarkas JL. Hayam 3 Departemen Agama RI, Al- Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al- Qur’an Dep. Agama RI, 1406 H1985 M, h. 86 Wuruk No. 83 Mesjid Jami’ Kebon Jeruk, Jakarta. Kelompok tersebut mengadakan kegiatannya setiap Kamis malam yang dipimpin oleh Bapak Ahmad Zulfakar. Secara garis besar kegiatan mereka yaitu mengadakan i’tikaf setiap Kamis malam. Untuk anggota baru harus mengikuti bayân hidâyah sebagai langkah awal memulai khurûj. Kegiatan khurûj dalam satu bulan dilakukan selama tiga hari, tujuh hari, empat belas hari, dan empat puluh hari untuk satu tahun, sebagai anjuran dalam seumur hidup setiap anggota diharuskan selama empat bulan. 4 Dengan melihat uraian di atas, penulis tertarik memilih judul skripsi: “TELAAH HADIS-HADIS YANG DIGUNAKAN SEBAGAI HUJJAH JAMA ’AH TABLIGH MESJID JAMI’ KEBUN JERUK JAKARTA BARAT”. Adapun penelitian skripsi ini didasarkan kepada beberapa alasan sebagai berikut : 1. Jama’ah Tabligh salah satu kelompok pengajian di Indonesia yang perlu dipelajari dan dikaji ajarannya. 2. Hadis-hadis yang digunakan sebagai hujjah Jama’ah Tabligh.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Dalam mengkaji dan menganalisa suatu masalah baik berupa data-data atau yang lainnya diperlukan pembatasan dan perumusan masalah agar lebih jelas 4 Zulfakar, Amir Am Indonesia, Wawancara Pribadi, Jakarta : 13 Mei 2010 dan terfokus arah pembahasan yang akan diuraikan nanti, penulis memberikan batasan dalam penelitian sebagai berikut : 1. Penulis akan meneliti hadis tentang Kemungkaran, Dakwah, Keutamaan Zikir, Menutup Aib Saudaranya yang Muslim, dan Ketaatan yang digunakan Jama ’ah Tabligh yang berada di Kebon Jeruk dari segi sanad dan matan. 2. Dalam penelitian sanad penulis hanya meneliti hadis dalam sunan al- Turmudzi. Alasan penulis memilih sunan Al-Turmudzi karena penulis ingin mengetahui bagaimana kualitas hadis-hadis yang terdapat dalam sunan al- Turmudzi terutama hadis yang berkenaan dengan Taat, selain itu menurut penulis hadis-hadis yang terdapat diselain kitab sahîh al-Bukhâri dan sahîh Muslim belum dapat diketahui bagaimana kualitas hadisnya, dan yang terakhir menurut penulis sunan al-Turmudzi jarang sekali dijadikan rujukan orang-orang berhujjah, kebanyakan mereka hanya berpatokan atau merujuk kepada dua kitab sahîh yakni sahîh Bukhori dan Muslim. 3. Dalam melakukan takhrîj penulis hanya meneliti hadis-hadis yang terdapat dalam al-Kutub al-Sittah. Dengan demikian rumusan masalah dari pokok pembahasan adalah : Bagaimana kualitas hadis-hadis tentang kemungkaran, dakwah, keutamaan zikir, menutup aib saudaranya yang muslim, dan ketaatan yang digunakan oleh Jama’ah Tabligh sebagai hujjah dari segi sanad maupun matan-nya.