Pengertian Penghasilan Pengertian Pajak Penghasilan Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 22

Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa pajak :

1. Merupakan Iuran rakyat kepada negara yang dipungut oleh negara

kepada warga negara.

2. Dipungut berdasarkan Undang-undang Pajak dengan kekuatan

Undang-undang serta aturan pelaksanaannya.

3. Tanpa ada kontraprestasi langsung dalam pembayaran pajak para

pembayar tidak memperoleh kontraprestasi atau jasa timbal balik secara langsung.

4. Digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran negara, yang

bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, digunakan untuk membiayai public investment.

B. Pengertian Penghasilan

Pengertian penghasilan sesuai pasal 4 ayat 1 undang-undang PPh adalah setiap tambahan ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dan dalam bentuk apapun. Pengertian penghasilan menurut Prabowo adalah jumlah uang yang diterima atas usaha yang dilakukan orang perorangan, badan dan bentuk usaha Universitas Sumatera Utara lainnya yang dapat digunakan untuk aktivitas ekonomi seperti mengonsumsi danatau menimbun serta menambah kekayaan Prabowo, 2004:21 Dari kedua defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa penghasilan adalah setiap tambahan ekonomis yang diperoleh oleh wajib pajak yang berada di Indonesia yang dapat digunakan untuk aktivitas ekonomi seperti mengonsumsi dan menambah kekayaan.

C. Pengertian Pajak Penghasilan

Pengertian Pajak Penghasian PPh berdasarkan Undang-Undang No 17 Tahun 2000 adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam satu tahun pajak atau suatu pungutan resmi yang ditujukan kepada masyarakat yang berpenghasilan yang diperolehnya dalam tahun pajak untuk kepentingan negara dan masyarakat dalam hidup berbangsa dan bernegara sebagai suatu kewajiban yang harus dilaksanakannya.

D. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 22

Pajak Penghasilan Pasal 22 atau PPh Pasal 22 menurut Undang-Undang No 36 Tahun 2008 adalah PPh yang dipungut oleh:

1. Bendahara pemerintah untuk memungut pajak sehubungan dengan

pembayaran atas penyerahan barang, Universitas Sumatera Utara

2. badan-badan tertentu untuk memungut pajak dari Wajib Pajak yang

melakukan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain.

3. Wajib Pajak badan tertentu untuk memungut pajak dari pembeli atas

penjualan barang yang tergolong sangat mewah, adapun jenis barang yang tergolong sangat mewah adalah :

a. Pesawat udara pribadi dengan harga jual lebih dari Rp

20.000.000.000,00 dua puluh milyar rupiah.

b. Kapal pesiar dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp

10.000.000.000 sepuluh milyar rupiah.

c. Rumah beserta tanahnya dengan harga jual atau harga

pengalihannya lebih dari Rp 10.000.000.000,00 sepuluh milyar rupiah dan luas bangunan lebih dari 500 m2 lima ratus meter persegi.

d. Apartemen, kondominium, dan sejenisnya dengan harga jual

atau pengalihannya lebih dari Rp 10.000.000.000,00 sepuluh milyar rupiah danatau luas bangunan lebih dari 400 m2 empat ratus meter persegi.

e. Kendaraan bermotor roda empat pengangkutan orang kurang

dari 10 orang berupa sedan, jeep, sport utility vehicle SUV, multi purpose vehicle MPV, minibus dan sejenisnya dengan harga jual lebih dari Rp 5.000.000.000,00 lima milyar rupiah dan dengan kapasitas silinder lebih dari 3.000 cc. Universitas Sumatera Utara Besarnya pungutan sebagaimana dimaksud seperti di atas yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang tidak memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak NPWP lebih tinggi 100 seratus persen daripada tarif yang diterapkan terhadap Wajib Pajak yang dapat menunjukkan Nomor Pokok Wajib Pajak.

E. Pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154PMK.032007, pemungut PPh pasal 22 adalah:

1. Bank Devisa dan Direktorat Jenderal Bea dan cukai, atas impor

barang.

2. Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Bendahara Pemerintah baik di

tingkat pusat maupun di tingkat Daerah, yang melakukan pembayaran atas pembelian barang.

3. Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah, yang

melakukan pembelian barang dengan dana yang bersumber dari belanja negara APBN dan atau belanja daerah APBD, kecuali badan-badan tersebut pada angka 4.

4. Bank Indonesia BI, PT Perusahaan Pengelola Aset PPA, Perum

Badan Urusan Logistik BULOG, PT Telekomunikasi Indonesia Telkom, PT Perusahaan Listrik Negara PLN, PT Garuda Indonesia, PT Indosat, PT Krakatau Steel, PT Pertamnina, dan Bank-bank BUMN yang melakukan pembelian barang yang dananya bersumber dari APBN maupun non-APBN. Universitas Sumatera Utara

5. Badan Usaha yang bergerak dalam bidang usaha industri semen,

industri kertas, Industri baja, dan industri otomotif, yang ditunjuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, atas penjualan hasil produksinya didalam negeri.

6. Produsen atau importir bahan bakar minyak, gas, dan pelumas atas

penjualan bahan bakar minyak, gas, dan pelumas.

7. Industri dan eksportir yang bergerak dalam sektor perhutanan,

perkebunan, pertanian, dan perikanan yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor mereka dari pedagang pengumpul.

F. Objek Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 menurut UU Perpajakan No 36 tahun 2008

Yang merupakan objek pemungutan PPh pasal 22 adalah :

1. Impor Barang. 2. Pembayaran atas pembelian barang yang dilakukan oleh Direktorat

Jendral Anggaran, Bendaharawan Pemerintah baik di tingkat Pusat maupun Pemerintah daerah.

3. Pembayaran atas pembelian barang yng dilakukan Badan Usaha Milik

Negara dan Badan Usaha Milik Daearah yang dananya berasal dari dana APBN maupun APBD. Universitas Sumatera Utara

4. Penjualan hasil produksi di dalam negeri yang dilakukan oleh badan

usaha yang bergerak di bidang industri semen, industri rokok, indusri kertas, industri baja dan industri otomotif.

5. Penjualan hasil produksi yang dilakukan oleh pertamina dan badan

usaha selain pertamina yang bergerak di bidang bahan bakar minyak jenis premix dan gas.

6. Pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri atau ekspor industri

dan eksportir yang bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan dari pedagang pengumpul.

G. Tidak Termasuk Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22

Adapun yang dikecualikan dari pemotongan PPh pasal 22 ditentukan sebagai berikut:

1. Impor barang dan atau penyerahan barang yang berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan tidak terutang Pajak PenghasiIan.

2. Barang yang dibebaskan dari pungutan Bea Masuk dan atau Pajak

Pertambahan Nilai.

3. Barang perwakilan negara asing beserta para pejabatnya yang bertugas

di Indonesia berdasarkan atas timbal balik.

4. Barang untuk keperluan badan internasional yang diakui dan terdaftar

pada Pemerintah Indonesia beserta pejabatnya yang bertugas di Indonesia dan tidak memegang paspor Indonesia. Universitas Sumatera Utara

5. Barang kiriman hadiah untuk keperluan ibadah umum, amal, sosial,

atau kebudayaan.

6. Barang untuk keperluan museum, kebun binatang, dan tempat lain

semacam itu yang terbuka untuk umum.

7. Barang untuk keperluan penelitian dan pengembangan ilmu

pengetahuan.

8. Barang untuk keperluan khusus kaum tunanetra dan penyandang cacat

lainnya.

9. Peti atau kemasan lain yang berisi jenazah atau abu jenazah. 10. Barang pindahan.

11. Barang pribadi penumpang, awak sarana pengangkut, pelintas batas,

dan barang kiriman sampai batas jumlah tertentu sesuai dengan ketentuan perundang-undangan Pabean.

12. Barang yang diimpor oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah

yang ditujukan untuk kepentingan umum.

13. Persenjataan, amunisi, dan pelengkapan militer termasuk suku cadang

yang diperuntukkan bagi keperluan pertahanan dan keamanan negara.

14. Barang dan bahan yang dipergunakan untuk menghasilkan barang bagi

keperluan pertahanan dan keamanan negara.

15. Vaksin Polio dalam rangka pelaksanaan program Pekan Imuniasi

Nasional PIN.

16. Buku-buku pelajaran umum, kitab suci dan buku-buku pelajaran

agama. Universitas Sumatera Utara

17. Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau, dan kapal

angkutan penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal tongkang, dan suku cadang serta alat keselamatan pelayaran atau alat keselamatan manusia yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional atau perusahaan penangkapan ikan nasional.

18. Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan

atau alat keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional.

19. Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau

pemeliharaan serta prasarana yang diimpor dan digunakan oleh PT Kereta Api Indonesia.

20. Peralatan yang digunakan untuk penyediaan data batas dan photo

udara wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia.

21. Pembayaran yang jumlahnya paling banyak Rp 1.000.000,00 satu juta

rupiah dan tidak merupakan pembayaran yang terpecah-pecah.

22. Pembayaran untuk pembelian bahan bakar minyak, listrik, gas, air

minumPDAM dan benda-benda pos.

23. Emas batangan yang akan diproses untuk menghasilkan barang

perhiasan dari emas untuk tujuan ekspor.

24. Pembayaranpencairan dana Jaring Pengaman Sosial JPS oleh Kantor

Perbendaharaan dan Kas Negara. Universitas Sumatera Utara

25. Impor kembali re-impor, yang meliputi barang-barang yang telah

diekspor kemudian diimpor kembali dalam kualitas yang sama atau barang-barang yang telah diekspor untuk keperluan perbaikan pengerjaan dan pengujian, yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

H. Sifat pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22

Pemungutan PPh pasal 22 dapat bersifat final dan tidak final. Pemungutan pajak bersifat final dalam PPh pasal 22 artinya bahwa pajak yang telah di bayar oleh Wajib Pajak melalui pemungutan oleh pihak lain dalam tahun berjalan tersebut, tidak dapat dikreditkan pada total PPh yang terutang pada akhir suatu tahun pada saat pengisian SPT Surat Pemberitahuan tahunan PPh. Jenis pajak penghasilan yang pemungutannya bersifat final adalah:

1. PPh pasal 22 atas penyerahan hasil produksi industri rokok di dalam

negeri. 2. PPh pasal 22 atas penyerahan hasil produksi industri baja. 3. PPh pasal 22 atas penyerahan hasil produksi Pertamina atau badan usaha lain yang sejenis kepada penyaluragen. Universitas Sumatera Utara Jenis pajak penghasilan yang pemungutannya bersifat tidak final adalah:

1. PPh pasal 22 atas penyerahan hasil produksi Pertamin atau badan usaha

lain yang sejenis kepada pembeli lainnya pabrikan 2. PPh pasal 22 atas penyerahan hasil industri semen. 3. PPh pasal 22 atas penyerahan hasil industri kertas. 4. PPh pasal 22 atas penyerahan hasil otomotif. 5. PPh pasal 22 atas pembelian barang yang dibayar dengan dana dari Anggaran Pengeluaran Belanja NegaraDaerah APBNAPBD.

6. PPh pasal 22 atas pembelian barang yang dilakukan oleh instansi atau

badan usaha tertenti seperti BI Bank Indonesia, BPPN, BULOG, PT Telkom, PT PLN, PT Garuda Indonesia, PT Indosat, dan bank-bank BUMN yang melakuka pembelian barang yang dananya bersumber baik dar APBN maupun non-APBN. 7. PPh pasal 22 atas import barang. 8. PPh pasal 22 atas pembelian bahan-bahan atau ekspor hasil industri oleh eksportir industri perkebunan, perhutanan, pertanian, dan perikanan. Universitas Sumatera Utara

I. Tata Cara Pemungutan dan Penyetoran PPh pasal 22

Penulis ingin memaparkan beberapa tata cara pemungutan dan penyetoran PPh pasal 22 seperti yang tertera di bawah ini :

1. Pemungut pajak wajib memungut dan menyetorkan PPh pasal 22 ke Bank

persepsi, Kantor Pos atau bank devisa. Ketentuan pemungutan dan penyetoran tersebut adalah sebaga berikut:

a. PPh pasal 22 atas Import, dipungut dan harus disetor sendiri oleh importir ke

bank devisa pada saat pembayaran bea masuk.

b. PPh pasal 22 atas import oleh Direktorat Jendral Bea dan Cukai, dipungut pada

saat pembayaran bea masuk atau pada saat penyelesaian dokumen Pemberitahuan Import Untuk Dipakai PIUD, dan harus disetor dalam jangka waktu sehari setelah pemungutan pajak dilakukan.

c. PPh pasal 22 atas pembelian barang oleh instansi pemerintah atau

BUMNBUMD dengan dana dari APBNAPBD, dipungut pada saat pembayaran, dan harus disetor oleh pemungut atas nama Wajib Pajak rekanan pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran atau penyerahan barang.

d. PPh pasal 22 atas pembelian barang oleh badan-badan tertentu seperti BI,

BPPN, BULOG, PT Telkom, dan lain-lain, dipungut pada saat pembayaran, dan harus disetor oleh pemungut atas nama Wajib Pajak paling lambat tanggal 10 bulan takwim berikutnya. Universitas Sumatera Utara

e. PPh pasal 22 atas penjualan hasil produksi industri tertentu, dipungut pada saat

penjualan, dan harus disetor oleh pemungut atas nama Wajib Pajak paling lambat tanggal 10 bulan takwim berikutnya.

f. PPh pasal 22 atas penjualan hasil produksi pertamina dan badan usaha yang

sejenis dipungut pada saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran Barang delivery order, dan harus disetor sendiri oleh Wajib Pajak sebelum surat perintah pengeluaran barang ditebus.

g. PPh pasal 22 atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri oleh

industri atau eksportir dalam bidang perkebunan, perhutanan, pertanian, perikanan, dipungut pada saat pembayaran dan harus disetor oleh pemungut atas nama Wajib pajak, paling lambattanggal 10 bulan takwim berikutnya.

2. Pelaksanaan penyetoran PPh pasal 22, ditentukan sebagai berikut:

a. Menggunakan formulir Surat Setoran Pajak SSP yang berlaku sebagai Bukti

Pemngutan Pajak, untuk penyetoran PPh pasal 22 oleh Bendaharawan Ditjen Bea dan Cukai atas import barang, badan usaha industri tertentu atas penyerahan hasil industri tertentu, dan badan usahaeksportir tertentu atas pembelian oleh industri tertentueksportir. Universitas Sumatera Utara Pemungutan pajak kelompok ini wajib menerbitkan Bukti Pemungutan pajak PPh pasal 22 dalam rangkap 3 yaitu : 1. Lembar ke-1 untuk Wajib Pajak. 2. Lembar ke-2 untuk Kantor Pelayan Pajak KPP 3. Lembar ke-3 untuk Pemungut Pajak.

b. Menggunakan formulir SSP secara kolektif, untuk penyetoran PPh pasal 22

oleh bank devisa dan bendaharawanbadan tertentu yang ditunjuk atas impor barang, dan Pertamina atau badan usaha selain Pertamina atas penjualan migas. Pemungut pajak kelompok ini membuat daftar SSP rangkap 2 yaitu :

1. Lembar ke-1 untuk Kantor Pelayanan Pajak KPP. 2. Lembar ke-2 untuk Pemungut Pajak.

3. Flow chart pemotongan PPh pasal 22 berdasarkan Undang-undang

No. 36 tahun 2008 atas kegiatan pengadaan barang Pembayaran Tgl 10 bulan takwim berikutnya Bank Devisa Pt Pos Pembeli Penjual PPh pasal 22 dipungut pada saat pembayaran dengan bukti pemotongan berupa SSP Penerbitan SSP yang ditujukan kepada wajib paja, KPP pasa saat penyetoran, dan pemungutan Pajak Universitas Sumatera Utara

J. Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 22

Perhitungan PPh pasal 22 menurut SK Menteri keuangan No.236KMK.032003 adalah : Tabel 2 : Perhitungan Pajak Penghasilan pasal 22 No. Jenis Kegiatan Tarif Dasar Pemungutan dan sifatnya 1 Atas Impor : Yang menggunakan Angka Pengenal Impor API 2,5 Nilai Impor tidak final Yang tidak menggunakan Angka Pengenal Impor non-API 7,5 Nilai Impor tidak final Impor yang tidak dikuasai 7,5 Harga jual lelang tidak final 2 Pembelian barang yang dibiayai dengan APBNAPBD 1,5 Harga pembelian tidak final 3 Penjualan hasil produksi yang bergerak dalam bidang : Industri semen 0,25 DPP PPN tidak final Industri rokok 0,1 Harga bandrol final Industri kertas 0,1 DPP PPN tidak final Industri baja beton 0,3 DPP PPN final Industri otomotif 0,45 DPP PPN tidak final Universitas Sumatera Utara 4 Pembayaran atas pembelian barang oleh pemungut PPh 22 1,5 Harga pembelian 5 Penjualan barang produksi oleh produsenimportir BBM, Gas dan Pelumas atas penjualan BBM, Gas dan Pelumas SPBU Swasta SPBU Pertamina Premium 0,3 0,25 final Penyerahanpenjualan kepada agen Solar 0,3 0,25 Premixsuper TT 0,3 0,25 Minyak tanah 0,3 Gas LPG 0,3 Pelumas 0,3 6 Atas penyerahan barang yang dilakukan oleh BULOG berupa gula pasir kepada: Penyalur Rp. 380kuintal Final Grosir Rp. 270kuintal Final Pembeli lainnya Rp. 650kuintal Final 7 Atas penyerahan barang yang dilakukan oleh BULOG berupa tepung terigu kepada : Penyalur Rp. 53zak Final Grosir Rp. 38zak Final Pembeli lainnya Rp. 91zak Final Universitas Sumatera Utara 8 Pembelian bahan-bahan oleh industri yang bergerak dalam sektor perhutanan, perkebunan, pertanian, dan perikanan 0.25 Harga jual tidak termasuk PPN tidak final Sumber : Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 236KMK.032003 Model Perhitungan PPh pasal 22 atas pengadaan barang menurut UU No 36 tahun 2008 Pengadaan barang berupa satu unit komputer dengan nilai barang barang sebesar Rp. 8.000.000 dan PPN sebesar Rp. 800.000. Harga Barang Rp. 8000.000 PPN Rp. 800.000 Total tagihan dari rekanan Rp. 8.800.000 PPh pasal 22 yang dipungut 1.5 Rp. 8.000.000 Rp. 120.000

K. Pengadaan Barang