25. Impor kembali re-impor, yang meliputi barang-barang yang telah
diekspor kemudian diimpor kembali dalam kualitas yang sama atau barang-barang yang telah diekspor untuk keperluan perbaikan
pengerjaan dan pengujian, yang telah memenuhi syarat yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.
H. Sifat pemungut Pajak Penghasilan Pasal 22
Pemungutan PPh pasal 22 dapat bersifat final dan tidak final. Pemungutan pajak bersifat final dalam PPh pasal 22 artinya bahwa pajak yang telah di
bayar oleh Wajib Pajak melalui pemungutan oleh pihak lain dalam tahun berjalan tersebut, tidak dapat dikreditkan pada total PPh yang terutang pada
akhir suatu tahun pada saat pengisian SPT Surat Pemberitahuan tahunan PPh.
Jenis pajak penghasilan yang pemungutannya bersifat final adalah:
1. PPh pasal 22 atas penyerahan hasil produksi industri rokok di dalam
negeri.
2. PPh pasal 22 atas penyerahan hasil produksi industri baja. 3. PPh pasal 22 atas penyerahan hasil produksi Pertamina atau badan usaha
lain yang sejenis kepada penyaluragen.
Universitas Sumatera Utara
Jenis pajak penghasilan yang pemungutannya bersifat tidak final adalah:
1. PPh pasal 22 atas penyerahan hasil produksi Pertamin atau badan usaha
lain yang sejenis kepada pembeli lainnya pabrikan
2. PPh pasal 22 atas penyerahan hasil industri semen. 3. PPh pasal 22 atas penyerahan hasil industri kertas.
4. PPh pasal 22 atas penyerahan hasil otomotif. 5. PPh pasal 22 atas pembelian barang yang dibayar dengan dana dari
Anggaran Pengeluaran Belanja NegaraDaerah APBNAPBD.
6. PPh pasal 22 atas pembelian barang yang dilakukan oleh instansi atau
badan usaha tertenti seperti BI Bank Indonesia, BPPN, BULOG, PT Telkom, PT PLN, PT Garuda Indonesia, PT Indosat, dan bank-bank
BUMN yang melakuka pembelian barang yang dananya bersumber baik dar APBN maupun non-APBN.
7. PPh pasal 22 atas import barang. 8. PPh pasal 22 atas pembelian bahan-bahan atau ekspor hasil industri oleh
eksportir industri perkebunan, perhutanan, pertanian, dan perikanan.
Universitas Sumatera Utara
I. Tata Cara Pemungutan dan Penyetoran PPh pasal 22
Penulis ingin memaparkan beberapa tata cara pemungutan dan penyetoran PPh pasal 22 seperti yang tertera di bawah ini :
1. Pemungut pajak wajib memungut dan menyetorkan PPh pasal 22 ke Bank
persepsi, Kantor Pos atau bank devisa. Ketentuan pemungutan dan penyetoran tersebut adalah sebaga berikut:
a. PPh pasal 22 atas Import, dipungut dan harus disetor sendiri oleh importir ke
bank devisa pada saat pembayaran bea masuk.
b. PPh pasal 22 atas import oleh Direktorat Jendral Bea dan Cukai, dipungut pada
saat pembayaran bea masuk atau pada saat penyelesaian dokumen Pemberitahuan Import Untuk Dipakai PIUD, dan harus disetor dalam jangka
waktu sehari setelah pemungutan pajak dilakukan.
c. PPh pasal 22 atas pembelian barang oleh instansi pemerintah atau
BUMNBUMD dengan dana dari APBNAPBD, dipungut pada saat pembayaran, dan harus disetor oleh pemungut atas nama Wajib Pajak
rekanan pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran atau penyerahan barang.
d. PPh pasal 22 atas pembelian barang oleh badan-badan tertentu seperti BI,
BPPN, BULOG, PT Telkom, dan lain-lain, dipungut pada saat pembayaran, dan harus disetor oleh pemungut atas nama Wajib Pajak paling lambat tanggal
10 bulan takwim berikutnya.
Universitas Sumatera Utara
e. PPh pasal 22 atas penjualan hasil produksi industri tertentu, dipungut pada saat
penjualan, dan harus disetor oleh pemungut atas nama Wajib Pajak paling lambat tanggal 10 bulan takwim berikutnya.
f. PPh pasal 22 atas penjualan hasil produksi pertamina dan badan usaha yang
sejenis dipungut pada saat penerbitan Surat Perintah Pengeluaran Barang delivery order, dan harus disetor sendiri oleh Wajib Pajak sebelum surat
perintah pengeluaran barang ditebus.
g. PPh pasal 22 atas pembelian bahan-bahan untuk keperluan industri oleh
industri atau eksportir dalam bidang perkebunan, perhutanan, pertanian, perikanan, dipungut pada saat pembayaran dan harus disetor oleh pemungut
atas nama Wajib pajak, paling lambattanggal 10 bulan takwim berikutnya.
2. Pelaksanaan penyetoran PPh pasal 22, ditentukan sebagai berikut:
a. Menggunakan formulir Surat Setoran Pajak SSP yang berlaku sebagai Bukti
Pemngutan Pajak, untuk penyetoran PPh pasal 22 oleh Bendaharawan Ditjen Bea dan Cukai atas import barang, badan usaha industri tertentu atas
penyerahan hasil industri tertentu, dan badan usahaeksportir tertentu atas pembelian oleh industri tertentueksportir.
Universitas Sumatera Utara
Pemungutan pajak kelompok ini wajib menerbitkan Bukti Pemungutan pajak PPh pasal 22 dalam rangkap 3 yaitu :
1. Lembar ke-1 untuk Wajib Pajak.
2. Lembar ke-2 untuk Kantor Pelayan Pajak KPP
3. Lembar ke-3 untuk Pemungut Pajak.
b. Menggunakan formulir SSP secara kolektif, untuk penyetoran PPh pasal 22
oleh bank devisa dan bendaharawanbadan tertentu yang ditunjuk atas impor barang, dan Pertamina atau badan usaha selain Pertamina atas penjualan
migas.
Pemungut pajak kelompok ini membuat daftar SSP rangkap 2 yaitu :
1. Lembar ke-1 untuk Kantor Pelayanan Pajak KPP. 2. Lembar ke-2 untuk Pemungut Pajak.
3. Flow chart pemotongan PPh pasal 22 berdasarkan Undang-undang
No. 36 tahun 2008 atas kegiatan pengadaan barang
Pembayaran Tgl 10 bulan takwim berikutnya
Bank Devisa Pt Pos Pembeli
Penjual
PPh pasal 22 dipungut pada
saat pembayaran dengan bukti
pemotongan berupa SSP
Penerbitan SSP yang ditujukan
kepada wajib paja, KPP pasa
saat penyetoran, dan pemungutan
Pajak
Universitas Sumatera Utara
J. Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 22
Perhitungan PPh pasal 22 menurut SK Menteri keuangan No.236KMK.032003 adalah :
Tabel 2 : Perhitungan Pajak Penghasilan pasal 22
No. Jenis Kegiatan Tarif
Dasar Pemungutan dan sifatnya
1 Atas Impor :
Yang menggunakan Angka Pengenal Impor API
2,5 Nilai Impor tidak final
Yang tidak menggunakan Angka Pengenal Impor non-API
7,5 Nilai Impor tidak final
Impor yang tidak dikuasai 7,5
Harga jual lelang tidak final
2 Pembelian barang yang dibiayai
dengan APBNAPBD 1,5
Harga pembelian tidak final
3 Penjualan hasil produksi yang
bergerak dalam bidang : Industri semen
0,25 DPP PPN tidak final
Industri rokok 0,1
Harga bandrol final Industri kertas
0,1 DPP PPN tidak final
Industri baja beton 0,3
DPP PPN final Industri otomotif
0,45 DPP PPN tidak final
Universitas Sumatera Utara