Direct Material Harga Pokok Penjualan

124 mengakui adanya biaya bersamaan dengan penghasilan yang dihasilkan sesuai dengan prinsip matching cost against revenue. Maka menurut penulis terdapat biaya HPP yang seharusnya dikoreksi positif sebesar Rp 4.606.861.519 karena sejalan dengan penghasilan yang belum diakui sebesar Rp 15.656.079.560 atau 5,6126.

a. Direct Material

Direct material merupakan bahan baku yang digunakan perusahaan dalam proses produksi beton. Perusahaan menggunakan bahan baku antara lain ; cement, fly ash, crushed rock, screening, sand, dan additives bahan tambahan seperti air kimia HCL, sikamet VZ, dan pozzolite. Direct material merupakan biaya yang dapat dibiayakan menurut fiskal atau deductible expense. Karena biaya ini berhubungan langsung dalam menghasilkan pendapatan. Hal ini sesuai dengan Pasal 6 ayat 1 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. b. Direct Labor Direct labor merupakan biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan perusahaan dalam melakukan proses produksi beton. Di bawah ini adalah komponen biaya direct labor tahun 2010 : 103 125 Direct Labor : Wages salaries – Normal Rp 2.081.484.179 Wages salaries – Bonus Rp 246.644.669 Wages salaries – Overtime Rp 1.373.452.312 Wages salaries – Prov Gratuity Other Com Rp 47.990.156 Wages salaries – Allowance Rp 2.550.000 Wages salaries – On Cost Medical Rp 283.945 Wages salaries – On Cost Payroll Taxes Rp 12.271.459 Wages salaries – On Cost PenSoc Sec Rp 84.330.260 Jumlah Rp 3.849.006.980 Menurut akuntansi komersial semua pengeluaran yang timbul akibat aktivitas perusahaan merupakan biaya, namun dalam ketentuan fiskal tidak semua biaya tersebut dapat diakui biayanya kecuali biaya yang berhubungan dengan mendapatkan, menjaga, dan memelihara penghasilan. Wages salaries – normal merupakan gaji pokok karyawan dan menurut ketentuan fiskal gaji pokok dapat menjadi pengurang penghasilan bruto. Wages salaries – bonus merupakan tambahan penghasilan diluar gaji pokok. Berdasarkan hasil wawancara perusahaan membentuk bonus dengan mengaccrue biaya bonus, maka penulis berkesimpulan untuk melakukan koreksi biaya bonus seluruhnya sebesar Rp 246.644.669. Wages salaries – overtime diberikan kepada karyawan yang bekerja di luar jam kerja, atau pada hari libur. Menurut penulis overtime dapat menjadi pengurang penghasilan bruto karena 104 126 merupakan penghasilan tambahan bagi karyawan dan merupakan Objek PPh Pasal 21. Wages salaries - Prov Gratuity Other Com merupakan pembentukan penyisihan terkait imbalan pasca kerja bagi karyawan. Dari biaya tersebut diantaranya sebesar Rp 40.919.060 merupakan biaya provision for gratuity dan biaya reclaim provision for gratuity sebesar Rp 7.071.096. Menurut penulis biaya provision for gratuity sebesar Rp 40.919.060 harus dikoreksi seluruhnya karena berdasarkan ketentuan fiskal biaya pembentukan penyisihan tidak dapat diakui sampai benar-benar biaya tersebut dikeluarkan. Wages salaries – allowance merupakan tunjangan lain-lain yang diberikan kepada karyawan tertentu seperti membiayai sewa kost bulanan karyawan. Menurut penulis biaya ini boleh dibebankan sebagai pengurang penghasilan bruto karena merupakan tambahan penghasilan bagi karyawan dan merupakan Obyek PPh Pasal 21. Wages salaries – On Cost Medical merupakan biaya pengobatan karyawan yang direimburst dan ditanggung perusahaan. Biaya ini dapat dikurangkan dari penghasilan bruto karena menjadi tambahan penghasilan bagi karyawan dan merupakan Objek PPh Pasal 21. Wages salaries – On Cost Payroll Taxes merupakan tunjangan PPh 21 yang diberikan kepada karyawan. Biaya ini dapat dikurangkan dari penghasilan bruto karena menjadi tambahan penghasilan bagi karyawan dan merupakan Objek PPh Pasal 21. 105 127 Wages salaries – On Cost PenSoc Sec merupakan tunjangan asuransi kecelakaan dan iuran JHT yang ditanggung perusahaan. Biaya ini dapat dikurangkan dari penghasilan bruto karena menjadi tambahan penghasilan bagi karyawan dan merupakan Objek PPh Pasal 21.

c. Cartage