Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Proses Persepsi Sosial

Secara umum yang dimaksud dengan persepsi sosial adalah bagaimana seseorang memahami seseorang yang lain. Menurut Nelson dan Quick 1997 yang dimaksud dengan persepsi sosial adalah proses menginterpretasikan informasi-informasi mengenai orang lain. Hal tersebut berarti bagaimana informasi-informasi mengenai orang lain bermakna bagi diri pemersepsi. Menurut Baron dan Greenberg 1990, persepsi sosial merupakan suatu tugas mengkombinasi, mengintegrasi dan menginterpretasikan informasi mengenai diri orang lain untuk mendapatkan pemahaman yang akurat mengenai diri orang tersebut. Hal ini berarti bahwa agar seseorang individu dapat memahami orang lain dia harus melakukan dan melalui serangkaian proses yang kompleks dalam dirinya. Berdasarkan pendapat kedua ahli tersebut di atas dapat terlihat bahwa agar seseorang dapat memahami diri individu lain yang ada di sekitarnya dengan baik individu yang bersangkutan haruslah mampu mengkombinasikan, mengintegrasikan informasi yang diterimanya mengenai individu lain dengan baik, baik secara kognitif maupun afektif, sehingga dapat menghasilkan interpretasi yang akurat objektif mengenai diri individu yang bersangkutan.

3.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Proses Persepsi Sosial

Menurut Nelson dan Quick 1997, kelancaran dan keberhasilan proses persepsi sosial dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : a. Karakteristik Pemersepsi 1. Familiaritas dengan target yang akan dipersepsi Bila seorang pemersepsi familiar atau akrab dengan seseorang maka dia akan melakukan observasi yang berulang-ulang untuk memastikan kesannya Ika Sari Dewi : Peran Daya Tarik Fisik dan Kualifikasi Pelamar Pekerjaan Terhadap Pengambilan Keputusan, 2006 USU Repository © 2006 terhadap orang yang bersangkutan. Jika informasi yang diperolehnya selama berlangsungnya observasi tersebut akurat maka dia mungkin akan mempunyai persepsi yang akurat mengenai target. Namun demikian, keakraban dengan target tidak selalu menjamin akurasi karena terkadang kita cenderung akan menghapus atau mengabaikan infomrasi-informasi yang tidak konsisten dengan informasi yang telah kita miliki mengenai target sebelumnya. 2. Sikap pemersepsi Bagaimana sikap seorang pemersepsi terhadap suatu hal dapat mempengaruhi persepsinya terhadap ornag lain. Contohnya : sikap pemersepsi yang menganggap bahwa seorang wanita tidak mampu mengendalikan dirinya pada saat negosiasi yang berat akan mempengaruhi persepsinya terhadap kandidat wanita dalam suatu wawancara seleksi. 3. Suasana hati Suasana hati memiliki pengaruh yang kuat pada persepsi seseorang. Seseorang akan memiliki pikiran yang berbeda bila dia sedang gembira daripada ketika dia dalam keadaan depresi. Selain itu, seseorang akan mengingat informasi yang konsisten dengan suasana hatinya daripada informasi yang tidak konsisten dengan kondisi suasana hatinya. Bila suasana hati positif maka orang tersebut akan membentuk kesan yang positif mengenai orang lain. Ika Sari Dewi : Peran Daya Tarik Fisik dan Kualifikasi Pelamar Pekerjaan Terhadap Pengambilan Keputusan, 2006 USU Repository © 2006 4. Konsep diri pemersepsi Seseorang dengan konsep diri yang positif cenderung akan memperhatikan atribusi yang positif pada diri orang lain 5. Struktur kognitif Pola pikir seseorang juga dapat mempengaruhi persepsi sosialnya. Beberapa orang memiliki kecenderungan untuk memperhatikan sesuatu yang berhubungan dengan fisik seperti tinggi, berat dan penampilan lebih daripada yang lain. Kekompleksan kognitif akan mengarahkan seseorang untuk memperhatikan banyak karakteristik dari orang lain daripada hanya memperhatikan sifat-sifat yang sedikit jumlahnya. b. Karakteristik Target Karakteristik dari target, orang yang dipersepsi, dapat mempengaruhi persepsi sosial seseorang. Beberapa karakteristik dari target yang mempengaruhi persepsi sosial adalah : 1. Penampilan fisik Karakteristik ini memainkan peranan besar dalam persepsi terhadap orang lain. Pemersepsi akan memperhatikan keadaan fisik target seperti tinggi, berat, ras, usia dan jenis kelamin. Daya tarik fisik sering mewarnai keseluruhan kesan yang terbentuk mengenai diri orang lain. Orang atau target yang mempunyai wajah yang menarik memiliki stereotip positif atau baik. Daya tarik fisik ini merupakan salah satu bagian dari penampakan secara fisik Nelson dan Quick, 1997. Daya tarik fisik merupakan salah Ika Sari Dewi : Peran Daya Tarik Fisik dan Kualifikasi Pelamar Pekerjaan Terhadap Pengambilan Keputusan, 2006 USU Repository © 2006 satu penentu utama daya tarik seseorang. Didalam masyarakat, daya tarik fisik dikaitkan dengan kecantikan. Murstein 1972 mengatakan bahwa yang dimaksud dengan kecantikan adalah kecantikan yang terlihat oleh mata pada diri seseorang. Secara umum, orang cenderung untuk percaya bahwa cantik adalah sesuatu yang baik. Sekarang ini stereotip ini sudah aktif semenjak seseorang masihdalam masa kanak-kanak awal. Sikap yang mementingkan daya tarik fisik ini mungkin diperoleh dari orang dewasa. Orang terkesan dengan daya tarik fisik seseorang yang lain karena secara sosial mereka dipandang sebagai orang yang memiliki kelebihan-kelebihan lain seperti kelebihan fisik yang dimiliki seperti lebih kuat, lebih sensitif, lebih diterima secara sosial daripada orang yang tidak menarik secara fisik. Banyak orang percaya bahwa individu yang menarik secara fisik memiliki lebih banyak ciri sifat kepribadian dan ciri sifat sosial. Eagly, Ashmore, Makhijani dan Longo, 191 dalam Schultz dan Schultz, 1994. 2. Komunikasi verbal Dalam mempersepsi seseorang, pemersepsi cenderung mendasarkan inputnya pada topik yang dibicarakan, tekanan suara dan aksen bicara seorang target. 3. Komunikasi nonverbal Karakteristik ini memberi banyak informasi mengenai target. Kontak mata, ekspresi wajah, gerak tubuh dan postur dan semua yang ditunjukkan Ika Sari Dewi : Peran Daya Tarik Fisik dan Kualifikasi Pelamar Pekerjaan Terhadap Pengambilan Keputusan, 2006 USU Repository © 2006 oleh seorang target diperhatikan oleh pemersepsi untuk merumuskan kesan mengenai terget. 4. Intensi Maksud yang diutarakan oleh seorang target mempengaruhi cara pemersepsi memandang target tersebut. c. Karakteristik Situasi Situasi yang ada pada saat terjadi interaksi antara pemersepsi dan target turut mempengaruhi kesan pemersepsi terhadap target. Beberapa hal dari situasi yang mempengaruhi persepsi sosial seseorang, yaitu : 1. Konteks sosial Hal ini merupakan pengaruh utama dalam persepsi sosial. Konteks sosial adalah situasi dari tempat dimana interaksi antara pemersepsi dan target sedang berlangsung. Contohnya : bertemu dengan seorang profesor di ruang kerjanya mempengaruhi kesan pemersepsi dalam suatu cara tertentu yang mungkin berlawanan dengan kesan yang terbentuk ketika bertemu dengan profesor tersebut di suatu restoran. 2. Kekuatan dari isyarat situasional Beberapa situasi menyajikan isyarat-isyarat yang kuat untuk perilaku yang tepat. Dalam situasi yang seperti ini, pemersepsi menganggap bahwa perilaku individual dapat menyesuaikan dengan situasi dan ini mungkin tidak merefleksikanmencerminkan disposisi individu itu sendiri. Inilah yang disebut prinsip potongan discounting principle dalam persepsi sosial. Contohnya : seorang individu mempersepsikan seorang penjual Ika Sari Dewi : Peran Daya Tarik Fisik dan Kualifikasi Pelamar Pekerjaan Terhadap Pengambilan Keputusan, 2006 USU Repository © 2006 mobil yang hangat, yang menanyakan hobi dan pekerjaannya, tertarik dengan seleranyanya dalam hal mobil. Dapatkah perilaku tersebut dianggap mencerminkan kepribadian penjual mobil? Individu mungkin tidak dapat melakukannya karena pengaruh dari situasi dimana penjual adalah orang yang sedang dalam posisi atau situasi menjual mobil kepadanya dan perilaku ini ditujukkan pada semua orang.

3.4. Faktor yang Menghalangi Kesan yang Akurat mengenai Orang Lain