BAB II LANDASAN TEORI
A. Pengambilan Keputusan dalam Seleksi
Keputusan yaitu pilihan yang dibuat dari dua atau banyak alternatif. Pengambilan keputusan terjadi sebagai suatu reaksi terhadap suatu masalah Robbins, 1995.
Proses pengambilan keputusan dimulai dengan suatu penilaian bahwa suatu permasalahan telah terjadi. Permasalahan yang muncul tersebut terkadang merupakan
suatu kondisi negatif atau tidak menyenangkan yang membuat seseorang berkeinginan untuk menghilangkan kondisi tersebut. Selain itu, permasalahan juga dapat terjadi ketika
seseorang menetapkan suatu tujuan karena tujuan juga mewakili suatu perasaan atau hasrat untuk memperbaiki kondisi yang terjadi pada saat itu.
Setelah permasalahan dikenali dan didefinisikan, individu pengambil keputusan mencari alternatif-alternatif yang sekiranya dapat mengurangi kondisi negatif yang terjadi
atau alternatif yang dapat membantu mencapai tujuan. Alternatif tersebut adalah aktivitas-aktivitas yang diperkirakan individu yang bersangkutan akan mengarahkannya
pada keadaan yang lebih baik. Ketika individu yang bersangkutan tersebut menggenerasikan alternatif-alternatif, ia membuat asumsi-asumsi dan prediksi-prediksi
mengenai hasil yang akan dihasilkan oleh alternatif-alternatif tersebut. Untuk memilih alternatif yang terbaik, individu yang bersangkutan harus menggunakan kriteria untuk
mengevaluasi alternatif tersebut. Kriteria yang digunakan untuk menilai alternatif tersebut biasanya berbeda antara individu yang satu dengan yang lain dan biasanya
kriteria yang digunakan tersebut tidak senantiasa jelas. Pada tahap inilah unsur
Ika Sari Dewi : Peran Daya Tarik Fisik dan Kualifikasi Pelamar Pekerjaan Terhadap Pengambilan Keputusan, 2006
USU Repository © 2006
subjektivitas turut berperan seperti persepsi, sikap dan nilai. Setelah dievaluasi dan diseleksi kemudian individu pengambil keputusan membuat keputusan dan
mengimplementasikan alternatif pilihannya tersebut. Proses yang dikemukakan di atas merupakan model umum pengambilan keputusan atau pemecahan masalah menurut Tosi,
Rizzo dan Caroll 1990. Pada seleksi, keputusan mulai dibuat ketika seorang penyeleksi telah mendapatkan
informasi atau data-data mengenai diri pelamar pekerjaan. Informasi atau data-data tersebut diperoleh dari setiap tahap seleksi yang dilakukan oleh organisasi atau
perusahaan yang membuka lowongan. Menurut Mondy dan Noe III 1993, proses seleksi hingga diperoleh karyawan baru yang dibutuhkan adalah digambarkan pada gambar 1.
Berdasarkan gambar 1 tersebut diketahui bahwa setiap individu pelamar pasti akan melalui serangkaian proses seleksi sebelum diputuskan diterima atau ditolak. Tahapan
tersebut meliputi wawancara awal, evaluasi surat lamaran, rangkaian tes seleksi, wawancara seleksi dan pengecekan referensi. Tiap tahapan dari proses seleksi yang
dilalui oleh pelamar yang bersangkutan menghasilkan informasi dan data-data yang nantinya akan menentukan keputusan seleksi yang diambil oleh pihak perusahaan atau
organisasi terhadap dirinya.
Ika Sari Dewi : Peran Daya Tarik Fisik dan Kualifikasi Pelamar Pekerjaan Terhadap Pengambilan Keputusan, 2006
USU Repository © 2006
Keputusan seleksi Lingkungan eksternal
Lingkungan Internal
P E
L
A M
A R
D I
T O
L A
K Wawancara awal
Evaluasi surat lamaran
Rangkaian tes seleksi
Wawancara seleksi
Pengecekan referensi
Keputusan seleksi
Pemeriksaan fisik
Individu yang diterima Individu yang direkrut
GAMBAR 1. Bagan Proses Seleksi Mondy dan Noe III, 1993
Ika Sari Dewi : Peran Daya Tarik Fisik dan Kualifikasi Pelamar Pekerjaan Terhadap Pengambilan Keputusan, 2006
USU Repository © 2006
Data-data yang dihasilkan dalam setiap tahap seleksi tersebut akan membentuk suatu kualifikasi mengenai diri seorang pelamar. Kualifikasi yang diperoleh dari keseluruhan
rangkaian proses seleksi merupakan gambaran kualitas yang dimiliki oleh diri individu seorang pelamar karena berisi informasi mengenai pengetahuan, keterampilan atau
keahlian, bakat, motivasi, minat dan karakteristik kepribadian. Kualifikasi inilah yang kemudian akan diperbandingkan dengan persyaratan pekerjaan yang dirumuskan dalam
deskripsi jabatan dan spesifikasi jabatan. Perbandingan ini untuk melihat apakah kualifikasi yang dimiliki oleh pelamar yang bersangkutan sesuai dengan yang dibutuhkan
oleh pekerjaan yang sedang diseleksi atau tidak. Menurut Mondy dan Noe III 1993 sangatlah penting bagi seorang manajer untuk mempekerjakan seorang pelamar yang
memiliki kualifikasi terbaik. Seseorang dnegan kualifikasi terbaik berarti orang yang bersangkutan sesuai dengan pekerjaan yang diseleksi dan diharapkan mampu
mengerjakan pekerjaan tersebut secara optimal. Hal ini sesuai dengan tujuan seleksi menurut Mondy dan Noe III 1993 yaitu memasangkan seorang pekerja dengan suatu
pekerjaan secara tepat. Berdasarkan uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwa ada dua hal yang menjadi
dasar pengambilan keputusan seleksi : 1.
Deskripsi dan spesifikasi jabatan Deskripsi jabatan adalah dokumen yang berisi informasi mengenai tugas, kewajiban
dan tanggung jawab dalam suatu pekerjaan. Sedangkan spesifikasi jabatan merupakan dokumen yang berisikan kualifikasi minimal yang harus dimiliki oleh seorang calon
pekerja untuk dapat melakukan pekerjaan tertentu. Kedua dokumen inilah yang menjadi landasan berpijak seleksi karena kriteria-kriteria yang tercantum dalam
Ika Sari Dewi : Peran Daya Tarik Fisik dan Kualifikasi Pelamar Pekerjaan Terhadap Pengambilan Keputusan, 2006
USU Repository © 2006
kedua dokumen inilah yang berusaha dicari, digali, diukur dan dievaluasi pada diri setiap pelamar.
2. Kualifikasi pelamar
Kualifikasi pelamar berisikan informasi mengenai pengetahuan, keterampilan atau keahlian, bakat, motivasi, minat dan karakteristik kepribadian. Keseluruhan informasi
tersebut diperoleh dari surat lamaran curriculum vitae, psikotes dan wawancara pada setiap tahap seleksi.
Pendapat lain yang secara implisit mendukung pernyataan bahwa kualifikasi menjadi dasar pengambilan keputusan adalah pendapat yang dikemukakan oleh Nankervis,
Compton dan McCarty 1996. Menurut mereka seorang penyeleksi atau pengambil keputusan mengambil keputusan berdasarkan dua aspek secara fundamental yaitu :
1. Faktor yang dapat dilakukan the can do factor
Faktor ini meliputi pengetahuan, keterampilan atau keahlian, bakat potensi untuk memperoleh keahlian dan pengetahuan baru.
2. Faktor yang akan dilakukan the will do factor
Faktor ini meliputi motivasi, minat dan karakteristik kepribadian. Individu yang memiliki kemampuan the can do factor akan tetapi tidak termotivasi
untuk menggunakan kemampuannya tersebut will not do akan sedikit lebih baik bila dibandingkan dengan individu atau pelamar yang kekurangan kemampuan yang
dibutuhkan agar dapat mengerjakan pekerjaan dengan baik. Informasi mengenai the can do factor dan the will do factor akan terlihat dari kualifikasi pelamar.
Kualifikasi pelamar merupakan data-data yang masih harus diolah untuk menghasilkan suatu keputusan seleksi. Data-data tersebut kemudian dikombinasikan
Ika Sari Dewi : Peran Daya Tarik Fisik dan Kualifikasi Pelamar Pekerjaan Terhadap Pengambilan Keputusan, 2006
USU Repository © 2006
dalam berbagai cara untuk mencapai suatu keputusan. Menurut Riggio 1990 ada dua pendekatan yang dapat digunakan dalam mencapai suatu keputusan seleksi, yaitu
pendekatan klinis dan pendekatan statistikal. 1.
Pendekatan klinis Pendekatan klinis merupakan suatu pendekatan dimana pengambil keputusan
mengkombinasikan sumber-sumber informasi atau data secara sederhana untuk mendapatkan beberapa kesan umum mengenai diri pelamar pekerjaan. Keputusan
diambil berdasarkan pada pengalaman dan keyakinan mengenai tipe-tipe sumber informasi apa yang lebih atau kurang penting. Kelemahan dari pendekatan klinis ini
adalah adanya subjektivitas yang turut berpengaruh dalam keputusan yang diambil sehingga menimbulkan kecenderungan terjadi kesalahan error dan ketidakakuratan,
meskipun telah dilakukan oleh seorang pengambil keputusan yang berpengalaman. 2.
Pendekatan statistikal Pendekatan statistikal adalah suatu pengambilan keputusan dengan cara
mengkombinasikan informasi-nformasi untuk menyeleksi pelamar dalam beberapa model yang objektif. Setiap bagian dari informasi mengenai pelamar pekerjaan diberi
beberapa bobot optimal yang mengindikasikan kekuatannya dalam memprediksi kinerja pelamar yang bersangkutan di masa mendatang.
Para pengambil keputusan seringkali mengkombinasikan kedua macam pendekatan tersebut yaitu pendekatan klinis dan pendekatan statistikal dalam mengambil keputusan
seleksi.
Ika Sari Dewi : Peran Daya Tarik Fisik dan Kualifikasi Pelamar Pekerjaan Terhadap Pengambilan Keputusan, 2006
USU Repository © 2006
Dalam mengambil keputusan seleksi, seorang pengambil keputusan juga melibatkan proses mental. Hal tersebut dapat dilihat dari bagan proses mental pengambilan
keputusan menurut Tosi, Rizzo dan Caroll 1993.
Penentuan solusi Alternatif hasil
1 1
2 2
3 3
. . . .
n k
Kriteria evaluasi
Pemilihan alternatif
Implementasi Perilaku evaluatif
dan kreatif Pemilihan dan pendefinisian
masalah Kondisi yang tidak
menguntungkan Tujuan
Gambar 2. Bagan Proses Mental Pengambilan Keputusan Tosi, Rizzo dan Caroll, 1993
Menurut Tosi, Rizzo dan Caroll 1993, penilaian mengenai apa yang baik atau buruk dan apa yang benar atau salah oleh seorang individu sangat dipengaruhi oleh persepsi,
nilai dan sikap yang dimilikinya. Hal ini berarti bahwa proses pengambilan keputusan terjadi berbarengan dengan proses persepsi karena pada dasarnya proses persepsilah yang
memberi arti terhadap setiap langkah hingga keputusan dihasilkan. Pada tahap awal pengambilan keputusan, seorang pengambil keputusan dituntut untuk bisa memilih
Ika Sari Dewi : Peran Daya Tarik Fisik dan Kualifikasi Pelamar Pekerjaan Terhadap Pengambilan Keputusan, 2006
USU Repository © 2006
masalah mana yang menuntut penyelesaian dan mendefinisikannya. Pada tahap memilih masalah mana yang harus diselesaikannya, seorang pengambil keputusan dituntut untuk
bisa memahami sekelilingnya. Seorang pengambil keputusan harus bisa memberi makna kepada keadaan di sekelilingnya untuk bisa memahami keadaaan tersebut. Pemberian
makna dapat dilakukan dengan cara mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan- kesan sensori melalui proses mental dan kognitif. Inilah yang disebut dengan proses
persepsi. Ketika memilih masalah, seorang pengambil keputusan dihadapkan pada beberapa informasi atau data. Dengan melalui proses persepsi, data-data tersebut
ditangkap oleh indera dan diorganisasikan oleh otak kognitif. Namun data-data tersebut belum memiliki arti karena baru bersifat data mentah. Data-data yang disimpan di otak
kemudian diolah bersama-sama untuk diberi arti. Pada proses penginterpretasian data tersebut seorang individu menggunakan pengalaman-pengalaman masa lalu, sikap dan
nilai yang dimilikinya. Kesemua hal tersebut yaitu pengalaman, sikap dan nilai berbeda untuk tiap individu. Dengan hal inilah seorang pengambil keputusan memberikan
penilaian terhadap masalah yang dihadapinya dan sekaligus memberikan definisi. Proses mental seperti diuraikan di atas terjadi dalam setiap tahap pengambilan
keputusan hingga dihasilkannya sebuah keputusan termasuk juga dalam seleksi karyawan. Pada proses seleksi, yang menjadi data atau informasi sebagai dasar
pengambilan keputusan adalah hasil yang dicapai oleh tiap pelamar dari keseluruhan tahapan seleksi. Persepsi yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan seleksi
adalah persepsi sosial karena yang berusaha dipahami dalam hal ini adalah seorang manusia yaitu pelamar pekerjaan.
Ika Sari Dewi : Peran Daya Tarik Fisik dan Kualifikasi Pelamar Pekerjaan Terhadap Pengambilan Keputusan, 2006
USU Repository © 2006
B. Daya Tarik Fisik