puncak, maka hal ini tidak dapat disebut lagi sebagai audit operasional. Oleh karena itu, audit operasional dapat disebut dengan audit manajemen, tapi seluruh audit
manajemen bukanlah audit operasional. Gupta 1982:329 telah membagi audit intern atas traditional concept of
internal auditing, modern concept of internal auditing, dan management auditing. Audit intern dalam konsep tradisional terutama berhubungan dengan pertanyaan,
apakah harta organisasi dijaga dengan cukup dan dihitung dengan tepat; apakah akuntansi dan catatan terkait lainnya dapat dipercaya; dan apakah prosedur dan
kebijakan organisasi telah dipatuhi. Pada audit intern dalam konsep modern, tugas pemeriksa intern terutama adalah untuk memeriksa operasi, oleh karenanya ia
mengatakan bahwa audit intern dalam konsep modern lebih kurang sama artinya dengan audit operasi. Mengenai audit manajemen dia menjelaskan, untuk memeriksa,
menelaah, dan menilai berbagai kebijakan dan tindakan manajemen berdasarkan standar tujuan tertentu, sehingga merupakan suatu telaah kritis dan menyeluruh
tentang segala aspek manajemen.
2.1.5. Kedudukan Bagian Audit Intern dalam Perusahaan
Suatu hal yang dapat membentuk independensi bagian department audit intern adalah melalui status organisasi. Woolf 1973:21 menyatakan independensi
departemen audit intern harus ditunjukkan dalam struktur formal organisasi. Status organisasi adalah tingkat dalam hirarki organisasi tempat bagian audit intern itu
berada. Bagian audit intern hendaknya dapat memperoleh cakupan daerah audit yang
Abdullah Arif Nst: Pengaruh Berbagai Aspek Audit Intern Terhadap Pencapaian Anggaran Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Daerah Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository © 2008
luas, dapat mengeluarkan pertimbangan memadai, dan tindakan yang efektif atas temuan audit serta rekomendasi audit. Dengan lain perkataan pimpinan bagian audit
intern hendaknya bertanggungjawab pada pejabat yang memiliki pengaruh dan posisi yang cukup kuat sehingga kegiatan audit intern dapat mencapai ruang lingkup yang
luas, dan pertimbangan, tindakan maupun rekomendasi hasil audit dapat dilakukan dengan baik.
Status organisasi dan dukungan dari manajemen merupakan faktor penentu atas nilai jasa yang diberikan oleh bagian audit intern. Idealnya, makin tinggi kepada
siapa pemeriksa intern harus bertanggung jawab akan makin baik, namun ini tidak seluruhnya benar tergantung dari macam dan kegiatan itu sendiri. Ada yang
bertanggung jawab kepada dewan komisaris, presiden direktur direktur utama atau controller dan sebagainya. Hartono 1979:294 menyatakan secara garis besarnya
pemeriksa intern dapat bertanggung jawab kepada salah satu dari ketiga fungsionaris dibawah ini :
1. Langsung bertanggung jawab pada dewan komisaris. Hal ini banyak dilakukan
dalam perusahaan-perusahaan bank dan asuransi. Dalam perusahaan ini internal auditor merupakan penjaga bagi dewan komisaris. Secara teoritis maka seluruh
organisasi termasuk direktur utama dapat diteliti oleh internal auditor. Namun seperti dikatakan diatas, cara ini hanya terbatas pada perusahaan-perusahaan bank
dan asuransi. 2.
Bertanggung jawab pada direktur utama. Cara ini agak jarang dipakai mengingat bahwa direktur dengan tugas-tugasnya yang berat biasanya tidak mempunyai
Abdullah Arif Nst: Pengaruh Berbagai Aspek Audit Intern Terhadap Pencapaian Anggaran Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Daerah Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository © 2008
waktu untuk mempelajari laporan internal auditor dan kemudian melakukan tindakan koreksi berdasarkan laporan tersebut.
3. Yang paling sering dilaksanakan adalah bahwa internal auditor bertanggung
jawab pada fungsionaris keuangan tertinggi. Fungsionaris tersebut mungkin berfungsi sebagai direktur bidang keuangan, bendahara ataupun controller, yang
penting adalah bahwa fungsionaris tersebut adalah yang bertanggung jawab atas koordinasi pada persoalan-persoalan keuangan dan akuntansi.
Namun menurut PPA-STAN 1984:1 ada pendapat bahwa keadaan yang paling baik adalah organisasi internal auditor bertanggung jawab kepada direktur
utama. walaupun ini juga mempunyai kelemahan, minimal hendaknya organisasi pemeriksa intern bertanggung jawab atau melaporkan pekerjaannya kepada pejabat
yang berdasarkan wewenangnya dapat segera memerintahkan perbaikan secara cepat atau mengambil langkah-langkah berdasrkan pendapat atau saran pemeriksa intern.
Apabila dihubungkan dengan perkembangan konsep audit intern, pada awalnya kedudukan pemeriksa intern adalah sebagai staf direktur keuangan.
kemudian berkembang menjadi staf presiden direktur. Akhir-akhir ini pemeriksa intern juga berperan sebagai staf dewan komisaris. PPA-STAN, 1984:1.
Masing-masing alternatif diatas tentunya berpengaruh terhadap fungsi audit intern. Hal ini disebabkan karena antara manajemen dan dewan komisaris memiliki
kepentingan yang berbeda dengan kedudukan masing-masing di dalam perusahaan. Apabila bagian audit intern berada sepenuhnya dibawah wewenang manajemen, tentu
Abdullah Arif Nst: Pengaruh Berbagai Aspek Audit Intern Terhadap Pencapaian Anggaran Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Daerah Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository © 2008
saja fungsi audit intern akan diarahkan sesuai dengan kepentingan manajemen semata. Begitu pula sebaliknya, andai kata bagian audit intern sepenuhnya berada
dibawah wewenang dewan komisaris. Mengingat kondisi tersebut, mungkin alternatif yang baik adalah alternatif yang terakhir. Pemilihan alternatif terakhir ini
mengundang masalah tentang seberapa jauh tanggung jawab bagian audit intern kepada manajemen dan seberapa jauh pula kepada dewan komisaris. Untuk itu
terdapat tiga susunan yang dapat dilaksanakan. Pertama, bagian audit intern memiliki tanggung jawab primer kepada manajemen dan tanggung jawab sekunder kepada
dewan komisaris. Kedua, merupakan kebalikan dari yang pertama, yaitu tanggung jawab primer kepada dewan komisaris dan tanggung jawab sekunder kepada
manajemen. Ketiga, tanggung jawab primer diberikan baik kepada manajemen maupun dewan komisaris.
Setiap susunan diatas tentu saja tidak terlepas dari beberapa keuntungan dan kelemahannya. Akan tetapi yang jelas susunan yang dikemukakan terakhir terlihat
kurang realistis, karena disini bagian audit intern bertanggung jawab secara penuh kepada dua administrator sekaligus. Namun Brink dan Witt 1982: 28 lebih
cenderung untuk menempatkan bagian audit intern berada dibawah wewenang manajemen perusahaan dan memiliki tanggung jawab sekunder kepada dewan
komisaris. Dalam hal ini sebaiknya bagian audit intern menyampaikan laporannya langsung kepada presiden direktur. Apabila presiden direktur tidak punya cukup
waktu untuk meneliti laporan tersebut, penyampaiannya dapat kepada seorang
Abdullah Arif Nst: Pengaruh Berbagai Aspek Audit Intern Terhadap Pencapaian Anggaran Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Daerah Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository © 2008
direktur yang mempunyai hubungan langsung dengan presiden direktur. lihat Gambar 2.1.
Board of directors
Chief executive officer
Senior Vice president,
finance
Treasurer Controller
General Auditor
Staff vice president
Subsidiaries and divisions
Sumber : Brink and Witt 1982 Keterangan : __________ = tanggung jawab primer
--------------- = tanggung jawab sekunder
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Perusahaan dengan bagian Audit Intern memiliki Tanggung jawab primer kepada manajemen dan tanggung jawab sekun
Der kepada dewan komisaris
Abdullah Arif Nst: Pengaruh Berbagai Aspek Audit Intern Terhadap Pencapaian Anggaran Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Daerah Sumatera Utara, 2008.
USU e-Repository © 2008
2.1.6. Anggaran