Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Perusahaan (Studi pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Sumatera Utara)

(1)

SKRIPSI

PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN

(Studi pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Sumatera Utara)

OLEH

DELLA PRISCILLA 110503195

DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

i Lembar Pernyataan

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “PENGARUH SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Sumatera Utara)” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan atau plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan,………..

Della Priscilla 110503195


(3)

ii ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sistem pengendalian manajemen dan budaya organisasi terhadap kinerja perusahaan. Reponden dalam penelitian ini adalah manajer tingkat menengah yang bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara. .

Jumlah manajer menengah yang menjadi sampel penelitian ini adalah 41 orang dari 8 perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara. Metode penentuan sampel dalam penlitian ini adalah purposive sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan oleh peneliti adalah analisis regresi berganda .

Hasil penelitian ini secara parsial menunjukkan bahwa sistem pengendalian manajemen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan, sedangkan budaya organisasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Secara simultan, sistem pengendalian manajemen dan budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.,

Kata kunci: Sistem Pengendalian Manajemen, Budaya Organisasi, Kinerja


(4)

iii ABSTRACT

The adjective of this research is to analyze the impact of management control system and organizational culture to firm performance. Respondents of this research were mid-level manager working in palm oil plantation company in North Sumatera.

The number of middle managers under the research sampel was 41 peoples from 8 palm oil plantation company in North Sumatera. The method of determining the sample used in this study are purposive sampling, while the data processing method used is multiple regression test.

The result of this study indicate that management control system have a positive and significant impact to firm performance. Meanwhile, organizational culture variable had no positive and significant impact to firm performance.


(5)

iv KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Perusahaan (Studi pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Sumatera Utara)” sebagai salah satu pemenuhan syarat kelulusan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari banyak sekali dukungan dan bantuan yang diberikan dalam penyelesaian skripsi ini dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan sepenuh hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof.Dr. Azhar Maksum, Mec selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, MM, Ak selaku ketua dan ssekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si.,Ak sebagai dosen pembimbing, Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si.,Ak sebagai dosen penguji, dan Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si.,Ak sebagai dosen pembanding yang telah memberikan banyak sekali masukan, arahan dan bimbingan untuk skripsi ini.

4. Orangtua tercinta, Bapak Desra Tarigan dan Ibu Helena R. Barus, Bulang dan Oma serta adik penulis, Geraldi K.Tarigan yang tidak pernah berhenti


(6)

v memberikan semangat, dukungan dan doa. Semoga berkat dan perlindungan selalu tercurah dari-Nya.

5. Teman-teman seperjuangan dari awal hingga akhir, Jane Vanya Hutagaol, Hartani Murpratiwi, Dessy Putri A.L Jesika Rasia, Esra B.A. Sijabat dan Novia Uli yang sudah membantu dan menyemangati selama ini.

Banyak lagi pihak-pihak yang terlibat dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu, terima kasih telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari masih banyak keterbatasan dan kekurangan dalam skripsi ini, diharapkan saran dan kritikan yang membengun untuk penulis di kemudian hari. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

Medan, April 2015


(7)

vi DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori ... 8

2.1.1 Kinerja Perusahaan ... 8

2.1.2 Sistem Pengendalian Manajemen ... 10

2.1.3 Budaya Organisasi ... 15

2.1.4 Penelitian Terdahulu ... 18

2.2 Kerangka Konseptual ... 23

2.3 Hipotesis ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 26

3.2 Populasi dan Sampel penelitian ... 26

3.3 Jenis dan Sumber Data ... 27

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 27

3.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 28

3.6 Teknik Analisis ... 31

3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 31

3.6.2 Uji Kualitas Data ... 31

3.6.2.1 Uji Validitas ... 31

3.6.2.2 Uji Reliabilitas ... 31


(8)

vii

3.6.3.1 Uji Normalitas ... 32

3.6.3.2 Uji Multikolinearitas ... 33

3.6.3.3 Uji Heterokedastisitas ... 34

3.6.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 35

3.6.5 Uji Hipotesis ... 35

3.6.5.1 Koefisien Determinasi ... 35

3.6.5.2 Uji F ... 36

3.6.5.3 Uji t ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum dan Objek Penelitian ... 39

4.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

4.1.2 Karakteristik Responden ... 40

4.2 Statistik Deskriptif ... 42

4.3 Uji Kualitas Data ... 43

4.3.1 Uji Validitas ... 42

4.3.2 Uji Reliabilitas ... 45

4.4 Uji Asumsi Klasik ... 46

4.4.1 Uji Normalitas ... 46

4.4.2 Uji Multikolinearitas ... 47

4.4.3 Uji Heterokedastisitas ... 48

4.5 Analisis Regresi Linier Berganda ... 49

4.6 Uji Hipotesis ... 50

4.6.1 Koefisien Determinasi ... 50

4.6.2 Uji t ... 51

4.6.3 Uji F ... 52

4.7 Hasil dan Pembahasan ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 56

5.2 Keterbatasan Penelitian ... 56

5.3 Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 59


(9)

viii DAFTAR TABEL

No. Tabel Hal.

2.1 Penelitian Terdahulu ... 19

3.1 Operasional Variabel Penelitian ... 29

4.1 Data Distribusi Sampel Penelitian ... 40

4.2 Deskriptif Responden ... 41

4.3 Statistik Deskriptif ... 42

4.4 Hasil Uji Validitas ... 43

4.5 Hasil Uji Reliabilitas ... 45

4.6 Hasil Uji Multikolinearitas ... 47

4.7 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ... 49

4.8 Hasil Koefisien Determinasi ... 51


(10)

ix DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Hal.

2.1 Kerangka Konseptual ... 23 4.1 Grafik P-Plot ... 46 4.2 Hasil Uji Heterokedastisitas ... 48


(11)

x DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Hal.

1 Kuesioner Penelitian ... 62

2 Tabulasi Data ... 70

3 Output Hasil Pengujian Data dengan Software SPSS v.20 ... 73


(12)

ii ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh sistem pengendalian manajemen dan budaya organisasi terhadap kinerja perusahaan. Reponden dalam penelitian ini adalah manajer tingkat menengah yang bekerja di perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara. .

Jumlah manajer menengah yang menjadi sampel penelitian ini adalah 41 orang dari 8 perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara. Metode penentuan sampel dalam penlitian ini adalah purposive sampling, sedangkan metode pengolahan data yang digunakan oleh peneliti adalah analisis regresi berganda .

Hasil penelitian ini secara parsial menunjukkan bahwa sistem pengendalian manajemen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan, sedangkan budaya organisasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Secara simultan, sistem pengendalian manajemen dan budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.,

Kata kunci: Sistem Pengendalian Manajemen, Budaya Organisasi, Kinerja


(13)

iii ABSTRACT

The adjective of this research is to analyze the impact of management control system and organizational culture to firm performance. Respondents of this research were mid-level manager working in palm oil plantation company in North Sumatera.

The number of middle managers under the research sampel was 41 peoples from 8 palm oil plantation company in North Sumatera. The method of determining the sample used in this study are purposive sampling, while the data processing method used is multiple regression test.

The result of this study indicate that management control system have a positive and significant impact to firm performance. Meanwhile, organizational culture variable had no positive and significant impact to firm performance.


(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tingkat persaingan yang sangat ketat bagi perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara saat ini menuntut perusahaan untuk mampu bertahan dan berkompetisi dengan perusahaan lainnya. Provinsi Sumatera Utara (Sumut) tercatat sebagai Provinsi dengan luas wilayah perkebunan kelapa sawit terbesar kedua di Indonesia, setelah Provinsi Riau. Sumatera Utara tercatat memiliki kurang lebih 1,1 juta hektare (Ha) kebun kelapa sawit. Jumlah itu mencapai 24% dari total wilayah daratan Sumatera Utara, yang mencapai 72 ribu km2 (Dinas Perkebunan Sumut, 2014). Perkebunan kelapa sawit ini terdiri dari perkebunan rakyat, perkebunan milik pemerintah (PTPN), perkebunan milik perusahaan swasta nasional dan swasta asing.

Salah satu hal yang dapat ditempuh oleh perusahaan agar mampu bertahan dalam persaingan yang ketat yaitu dengan meningkatkan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang ditetapkan. Kinerja perusahaan adalah cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Dengan mengetahui baik tidaknya kinerja suatu perusahaan, kita dapat


(15)

2 mengukur tingkat efisiensi dan produktivitas perusahaan tersebut. Pada dasarnya, kinerja perusahaan dapat diukur melalui kinerja keuangan dan non keuangan.

Peningkatan luas areal perkebunan dan produksi kelapa sawit dari tahun ke tahun menjadi fenomena yang menarik dibicarakan berkaitan dengan kinerja perusahaan. Luas areal perkebunan sawit mengalami peningkatan dari 1.019.206 Ha pada tahun 2008 menjadi 1.078.231 Ha pada tahun 2013. Volume produksi kelapa sawit berupa tandan buah segar (TBS) juga mengalami peningkatan dari 14.084.884 ton pada tahun 2008 menjadi 15.832.922 ton pada tahun (Dinas Perkebunan Sumut, 2014). Dapat dilihat bahwa kinerja perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara cenderung meningkat, karena terjadinya peningkatan luas areal perkebunan dan volume produksi tidak dapat dilepaskan dari kemampuan finansial perusahaan untuk mendanai aktivitas tersebut.

Sistem pengendalian manajemen adalah salah satu alat organisasi yang penting untuk menunjang kinerja optimal dari suatu perusahaan. (Porporato, 2006). Anthony dan Govindarajan (2001:6) mendefinisikan sistem pengendalian manajemen sebagai mekanisme formal maupun informal dan proses yang digunakan oleh suatu organisasi untuk mengukur, mengendalikan dan mengelola kinerja untuk menerapkan strategi dan pada akhirnya untuk mencapai tujuan secara keseluruhan. Dengan kata lain, sistem pengendalian manajemen dapat mengarahkan perusahaan agar memiliki satu tujuan yang sama dan bertindak sesuai dengan tujuan tersebut. Penggunaan sistem pengendalian manajemen yang komprehensif dan informatif akan dapat meningkatkan kinerja perusahaan (Peljhan dan Tekavcic, 2008).


(16)

3 Untuk menentukan keberhasilan dan pengembangan yang berkelanjutan, maka perusahaan saat ini harus memiliki sistem yang baik dan tenaga kerja yang berkualitas. Sistem yang baik salah satunya adalah sistem pengendalian manajemen yang optimal (Majed,2013). Pada dasarnya tujuan dari SPM ini adalah untuk memberikan informasi yang berguna dalam proses pengambilan keputusan, perencanaan dan evaluasi. Sistem Pengendalian Manajemen (SPM) adalah merupakan alat untuk menciptakan kerja sama, baik secara kolektif maupun individual unit organisasi dan menjadi saluran bagi berbagai upaya dan usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan spesifik suatu organisasi.

Sistem Pengendalian Manajemen adalah suatu proses dan struktur yang tersusun secara sistematis dan digunakan oleh manajemen. Sistem pengendalian manajemen terdiri atas struktur dan proes pengendalian manajemen (Anthony dan Govindarajan, 2005). Struktur pengendalian dipusatkan pada berbagai macam pusat pertanggungjawaban, sedangkan proses pengendalian manajemen meliputi pemograman, penyusunan anggaran, pelaksanaan dan pengukuran serta pelaporan dan analisis. Setiap perusahaan memerlukan pengendalian manajemen, karena sistem tersebut didesain untuk mengatur aktivitas anggota organisasi melalui para pemimpin (manajer) organisasi agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan perusahaan.

Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting yang harus bisa dikelola oleh perusahaan. Untuk menciptakan kinerja yang optimal, dibutuhkan adanya peningkatan kerja yang optimal dan mampu mendayagunakan potensi sumber daya yang dimiliki oleh karyawan guna menciptakan tujuan organisasi. Oleh karena


(17)

4 itu diperlukan adanya peran organisasi dalam meningkatkan budaya organisasi dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif untuk mendorong terciptanya sikap dan tindakan yang professional dalam menyelesaikan pekerjaan.

Menurut Robbins (dalam Jaghargh, 2012:30) “Budaya organisasi merujuk kepada suatu sistem pengertian bersama yang dipegang oleh anggota-anggota suatu organisasi yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi lain”. Budaya organisasi merupakan sistem penyebaran kepercayaan nilai-nilai yang berkembang dalam suatu organisasi dan mengarahkan perilaku anggotanya. Nilai-nilai tersebut disepakati bersama oleh para anggota sehingga nilai tersebut dihargai oleh semua anggota organisasi.

Fenomena budaya organisasi marak diperbincangkan oleh para ahli sekitar tahun 1980-an. Awal mula pembahasan budaya organisasi setelah munculnya tulisan Andrew Pettigrew yang membawa perubahan pada paradigma dalam memandang organisasi tidak hanya dari aspek formalnya saja, namun terdapat aspek informal yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan kinerja perusahaan. Salah satu aspek informal yang dimaksud adalah budaya organisasi.

Terkadang dalam suatu perusahaan terdapat birokrasi yang formal dan kaku yang dapat menekan tumbuhnya motivasi dan inovasi karyawan. Budaya organisasi dapat menciptakan motivasi dalam diri karyawan sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan yang berdampak pada kinerja perusahaan. Budaya organisasi yang baik juga dapat mendukung terciptanya lingkungan kerja yang mendukung para


(18)

5 karyawan bekerja dengan lebih baik agar dapat memberikan dampak positif pada kinerja perusahaan secara keseluruhan.

Dampak budaya organisasi terhadap kinerja dapat dilihat pada beberapa contoh perusahaan yang memiliki kinerja tinggi seperti Singapore Airlines yang menekankan pada perubahan-perubahan yang berkesinambungan, inovatif dan menjadi yang terbaik. Baxter International, salah satu perusahaan terbesar di dunia memiliki budaya respect, responsiveness dan result, dan nilai-nilai yang tampak disini adalah bagaimana mereka berperilaku kepada orang lain, kepada

customer,pemegang saham, supplier dan masyarakat. Hasil penelitian Rose (2008) dan Soedjono (2005) yang menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari penelitian ini antara lain Christiani dan Hatane (2014) menemukan bahwa penerapan sistem pengendalian manajemen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Porporato (2006) juga menemukan bahwa intensitas penggunaan sistem pengendalian manajemen berpengaruh signifikan terhadap kinerja joint venture. Peneliti lainnya Maiga (2004) menemukan bahwa sistem pengendalian manajemen berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan yang dimediasi oleh conformance quality.

Soedjono (2005) dalam penelitiannya yang bertujuan untuk menguji pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja perusahaan menemukan bahwa budaya organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan. Berbeda dengan penelitian Soedjono (2005), Rizki (2010) dalam penelitiannya menemukan bahwa budaya


(19)

6 organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja organisasi. Dari beberapa penelitian diatas terjadi perbedaan hasil penelitian sehingga penulis tertarik meneliti kembali faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Perusahaan (Studi pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Sumatera Utara)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah penelitian ini adalah : Apakah Sistem Pengendalian Manajemen dan Budaya Organisasi berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap Kinerja Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Sumatera Utara?

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara simultan dan parsial pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen dan Budaya Organisasi terhadap kinerja perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Bagi penulis


(20)

7 Sebagai tambahan pengetahuan dan dapat mengetahui serta mempelajari masalah-masalah yang terkait dengan Sistem Pengendalian manajemen dan Budaya Organisasi dalam hubungannya dengan Kinerja Perusahaan secara parsial maupun simultan.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan menjadi sumber referensi untuk penelitian selanjutnya.

3. Bagi perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak manajemen perusahaan untuk dijadikan masukan dalam penerapan sistem pengendalian manajemen dan budaya organisasi dalam perusahaan.


(21)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kinerja Perusahaan

Kinerja merupakan gambaran mengenai sejauh mana keberhasilan atau kegagalan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misinya. Dengan kata lain, kinerja merupakan prestasi yang dapat dicapai oleh organisasi dalam periode tertentu. Menurut Mulyadi (2001:337) “Kinerja adalah keberhasilan personil, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan.”

Kinerja perusahaan adalah fungsi hasil-hasil pekerjaan/kegiatan yang ada dalam perusahaan yang dipengaruhi faktor intern dan ekstern organisasi dalam mencapai tujuan yang ditetapkan selama periode waktu tertentu (Pabundu Tika, 2006:122). Kinerja perusahaan merupakan hasil yang dapat diukur dan menggambarkan kondisi empirik suatu perusahaan dari berbagai ukuran yang disepakati. Untuk mengetahui kinerja yang telah dicapai perusahaan maka perlu dilakukan pengukuran kinerja. Kinerja perusahaan merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan


(22)

9 mengalokasikan sumber dayanya dan menjelaskan operasionalnya. Pengukuran kinerja sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Untuk menghasilkan kinerja perusahaan yang baik perlu dilakukan usaha-usaha yang positif untuk mencapainya. Apabila suatu perusahaan melakukan aktivitas bisnisnya dengan baik, maka akan memperoleh kinerja perusahaan yang baik.

Pada umumnya kinerja perusahaan diukur melalui ukuran kinerja keuangan dan non keuangan. Menurut Jumingan (2006:239), kinerja keuangan adalah gambaran kondisi keuangan perusahaan pada satu periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas. Kinerja keuangan dinilai berdasarkan ukuran-ukuran angka dalam satuan nilai uang. Sedangkan kinerja non keuangan dinilai tidak berdasarkan ukuran-ukuran angka dalam satuan nilai uang.

Menurut Moorman dan Rust (1999), kinerja perusahaan dapat diukur dari efisiensi biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan (cost), penjualan

(sales), laba (profit), pangsa pasar (market share), kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan, pengembangan produk baru dan kreativitas produk baru. Dalam hal ini, efisiensi biaya yang dimaksud adalah dengan meningkatkan produktivitas dan menurunkan biaya. Pada penjualan (sales) kinerja penjualan dievaluasi dengan mengukur pencapaian kuota setiap produk. Sedangkan laba (profit) dimana kebutuhan untuk memperoleh sumber daya (biasanya dari


(23)

10 pendapatan yang diperoleh dengan menjual barang dan jasa) pada tingkat yang lebih besar daripada menggunakan sumber daya tersebut. Dan pertumbuhan pangsa pasar (market share) yang berguna untuk mengetahui kinerja perusahaan.

Indikator kinerja perusahaan berikutnya adalah kepuasan pelanggan yaitu tingkat kepuasan pelanggan dengan pelayanan yang ditawarkan oleh perusahaan. Selanjutnya loyalitas pelanggan yaitu pelanggan yang akan mengulang kembali pembelian atau dapat dikatakan sebagai pelanggan setia sementara beberapa pelanggan lain hanya membeli dalam jumlah besar atau hanya pada promosi. Pengembangan produk baru dan kreativitas produk baru merupakan kemampuan perusahaan untuk cepat dalam mengembangkan produk baru yang memberikan keuntungan bagiperusahaan dan kreativitas serta inovasi perusahaan dalam membuat produk yang akan menciptakan keuntungan berkelanjutan bagi perusahaan.

2.1.2 Sistem Pengendalian Manajemen

Pengendalian manajemen adalah alat bagi para manajer, yang menggunakannya dalam interaksi diantara mereka dengan bawahan. Pengendalian ini bertujuan mendorong, membantu dan memotivasi manajer dan karyawan untuk melaksanakan strategi organisasi dan untuk mematuhi kebijakan organisasi dalam pelaksanaan tersebut. Peran manajemen dalam pengendalian dinamakan pengendalian manajemen dan sistem yang digunakan untuk melakukan hal ini seperti menganalisis informasi,


(24)

11 mengevaluasinya dan memanfaatkannya bersama saran-sarana lain untuk mengendalikan kegiatan dinamakan sistem pengendalian manajemen.

Menurut Supriyono (2000:27) sistem pengendalian manajemen adalah sistem yang digunakan oleh manajemen untuk mempengaruhi anggota organisasinya agar melaksanakan strategi dan kebijakan organisasi secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai tujuan organisasi, dimana sistem pengendalian manajemen terdiri dari struktur dan proses. Mulyadi dan Setiawan (2001:3) mendefinisikan sistem pengendalian manajemen sebagai suatu sistem yang digunakan untuk merencanakan berbagai kegiatan perwujudan visi organisasi melalui misi yang telah dipilih dan untuk mengimplementasikan dan memantau pelaksanaan rencana kegiatan tersebut.

Jadi, sistem pengendalian manajemen adalah suatu sistem yang dirancang untuk menjamin bahwa organisasi telah melaksanakan strateginya secara efektif dan efisien melalui para manajernya. Dua unsur yang penting dalam sistem pengendalian manajemen adalah struktur dan proses sitem pengendalian manajemen.

Struktur merupakan hubungan antara komponen yang dinyatakan dalam bentuk organisasi dan sifat informasi yang mengalir diantara unit-unit tersebut. Komponen-komponen ini saling berkaitan dengan lainnya yang secara bersama-sama membentuk sistem. Setiap komponen dalam struktur memiliki fungsi tertentu untuk mencapai tujuan sistem. Struktur pengendalian manajemen dalam suatu organisasi didasarkan pada tanggung jawab atas


(25)

12 jabatannya disebut dengan responsibility centers (pusat-pusat pertanggungjawaban) (Mulyadi, 2001:3).

Pusat-pusat pertanggungjawaban merupakan bagian-bagian dalam suatu organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab atas aktivitas dalam bagian tersebut. Menurut Supriyono (2000:36) terdapat unsur-unsur yang terbagi dalam kelompok struktur yaitu: struktur organisasi, aliran informasi dan pendelegasian wewenang.

Proses pengendalian manajemen merupakan seperangkat tindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa organisasi bekerja sesuai dengan tujuan yang melibatkan interaksi dalam sebuah organisasi. Proses pengendalian manajemen yang diukur (Anthony dan Govindarajan, 2005:19) meliputi penyusunan program (pemograman), penyusunan anggaran, pelaksanaan dan pengukuran dan pelaporan dan analisis.

Penyusunan program (pemograman) adalah proses pembuatan keputusan mengenai program-program yang akan dilaksanakan oleh suatu organisasi dan taksiran jumlah sumber-sumber yang akan dialokasikan untuk setiap program tersebut (Supriyono 2001:2). Dengan demikian pemograman yang tepat akan berdampak pada pengelolaan sumber daya perusahaan secara efektif dan efisien.

Tahap kedua dalam proses pengendalian manajemen yaitu penyusunan anggaran. Menurut Supriyono (2001:82) anggaran adalah suatu rencana terinci yang dinyatakan secara formal dalam ukuran kuantitatif, biasanya


(26)

13 dalam satuan uang, untuk menunjukkan perolehan dan penggunaan sumber-sumber suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. Penyusunan anggaran adalah proses penentuan peran setiap manajer dalam melaksanakan program atau bagian program.

Dalam proses penyusunan anggaran, manajer pusat pertanggungjawaban berperan serta dalam menyusun usulan anggran serta mengadakan negosiasi dengan manajer diatasnya yang memberikan peran kepadanya. Oleh karena itu, anggaran yang sudah disahkan merupakan kesanggupan atau komitmen manajer pusat pertanggungjawaban untuk melaksanakan rencana seperti yang tercantum dalam anggaran tersebut..

Setelah penyusunan program dan anggaran, tahapan selanjutnya adalah pelaksanaan dan pengukuran.Pelaksanaan merupakan implementasi antara rencana dalam bentuk kegiatan maupun biaya. Bila manajemen menginginkan ada kesesuaian antara rencana dengan realisasi, salah satu syarat yang harus dipenuhi adalah konsistensi pelaksanaan dengan rencana baik program maupun penganggaran. Artinya kedua hal tersebut dapat dipedomani dalam melaksanakan kegiatan, bila tidak maka akan terjadi penyimpangan.

Sementara itu pengukuran berhubungan dengan penilaian dan pengendalian kegiatan berdasarkan program dan anggaran yang ditetapkan. Selama tahun anggaran, manajer melakukan program atau bagian dari program yang menjadi tanggung jawabnya. Laporan yang dibuat hendaknya


(27)

14 dapat menyediakan informasi tentang anggaran dan realisasinya baik itu informasi untuk mengukur kinerja keuangan maupun non keuangan, informasi internal maupun eksternal.

Tahap akhir dalam proses pengendalian manajemen adalah pelaporan dan analisis. Dalam tahap ini data akuntansi disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Laaporan kinerja pusat pertanggungjawaban digunakan sebagai dasar untuk pengendalian. Pengendalian ini berupa analisis terhadap penyimpangan dari pelaksanaan anggaran. Atas dasar hasil analisis, manajer pusat pertanggungjawaban dapat segera merumuskan tindakan perbaikan.

Menurut Mulyadi (2001:6) struktur dan proses merupakan dua hal yang membangun sistem pengendalian manajemen. Sistem pengendalian manajemen menyediakan struktur yang memungkinkan proses perencanaan dan implementasi rencana. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sebagai sistem, struktur dan proses sistem pengendalian manajemen keduanya saling berinteraksi, dimana ketercapaian tujuan organisasi dapat tercapai. Salah satu tujuan organisasi yaitui peningkatan kinerja.

2.1.3 Budaya Organisasi

Budaya merupakan nilai-nilai dan kebiasaan yang diterima sebagai acuan bersama yang diikuti dan dihormati. Pada tingkat organisasional, budaya merupakan seperangkat asumsi-asumsi, keyakinan-keyakinan, nilai-nilai dan persepsi yang dimiliki para anggota kelompok dalam suatu organisasi yang membentuk dan mempengaruhi sikap dan perilaku kelompok


(28)

15 yang bersangkutan (Indriantoro, 2000). Silk (1995) mendefinisikan budaya sebagai cara bagaimana kita akan melakukan sesuatu pada saat ini, yang penekanannya menjelaskan tentang sikap yang terwujud melalui sebuah sikap yang teladan dari atas, seperti dari pemimpin organisasi yang direfleksikan ke dalam peraturan atau prosedur di dalam suatu organisasi. Budaya menuntun orang untuk mengetahui tindakan yang benar dan salah, mengganggu atau tidak, menyenangkan orang atau tidak ketika melakukan segala sesuatu saat ini.

Budaya organisasi merupakan salah satu sistem pengendalian informal dalam perusahaan. Sistem pengendalian informal tercermin dalam kebijakan-kebijakan tidak tertulis seperti budaya organisasi. Budaya ini mencakup proses-proses yang tidak dapat diucapkan untuk memotivasi para manajer guna mengambil tindakan-tindakan yang dikehendaki, dan mencegah serta memperbaiki karyawan dan unit-unit organisasi dari tindakan-tindakan yang tidak layak. Budaya organisasi dapat dikatakan sebagai sebuah perekat sosial yang mengikat para anggota suatu organisasi melalui nilai-nilai yang dijunjung tinggi bersama. Dikatakan sebagai perekat sosial, karena setiap orang memiliki karakteristik dan kepribadian yang berbeda, maka diperlukan adanya perekat sosial untuk mengatasi perbedaan tersebut.

Menurut Pabundu (2006:4), budaya organisasi merupakan seperangkat asumsi dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota-anggota organisasi, kemudian dikembangkan dan diwariskan guna mengatasi masalah adaptasi


(29)

16 eksternal dan masalah internal. Masalah-masalah tersebut dapat diatasi jika para anggota organisasi memiliki kesamaan pengertian dengan menganut nilai dan keyakinan yang sama. Nilai atau keyakinan yang dianut bersama tersebut juga dapat menciptakan kondisi dimana anggota organisasi tersebut merasa berbeda dengan organisasi lain. Hal ini didukung oleh pendapat Robbins (dalam Jaghargh, 2012:31) yang menyatakan bahwa budaya organisasi merupakan suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota organisasi yang membedakan organisasi tersebut berbeda dengan organisasi lain.

Tujuan memahami budaya organisasi adalah agar para manajer, praktisi bisnis atau siapapun yang terlibat di dalam organisasi bisa mengatur, merencanakan, mengendalikan dan jika perlu merubah budaya tersebut dengan harapan organisasi dapat mencapai tujuan lebih baik. Kartono (1994), menyatakan bahwa bentuk kebudayaan yang muncul pada kelompok-kelompok kerja di perusahaan dapat berasal dari berbagai macam sumber seperti dari stratifikasi kelas sosial buruh atau pegawai, sumber teknis dan jenis pekerjaan, iklim psikologis perusahaan yang diciptakan oleh pemilik perusahaan dan para direktur atau manajer yang melatarbelakangi kelompok kecil informal seperti buruh.

Menurut Robbins Robbins (dalam Jaghargh, 2012:31), budaya organisasi didasarkan pada karakteristik berikut ini :


(30)

17 1) Inovasi dan pengambilan resiko

Sejauh mana karyawan dianjurkan untuk bertindak agresif, inovatif dan mengambil resiko dalam pekerjaan.

2) Arah

Sejauh mana organisasi dengan jelas menciptakan sasaran dan harapan mengenai prestasi.

3) Integritas

Tingkat sejauh mana unit-unit dalam organisasi didorong untuk bekerja dengan cara yang terkoordinasi.

4) Dukungan dari manajemen

Tingkat sejauh mana para pimpinan member komunikasi yang jelas, bantuan, serta dukungan terhadap bawahan mereka.

5) Kontrol

Jumlah peraturan dan pengawasan langsung yang digunakan untuk mengawasi dan mengendalikan perilaku karyawan.

6) Identitas

Tingkat sejauh mana para anggota mengidentifikasi dirinya secara keseluruhan dengan organisasinya.

7) Sistem Imbalan

Tingkat sejauh mana alokasi imbalan, seperti kenaikan gaji/ promosi didasarkan atas kriteria prestasi karyawan.


(31)

18 8) Toleransi terhadap konflik

Tingkat sejauh mana para karyawan didorong untuk mengemukakan konflik dan kritik secara terbuka.

9) Pola-pola komunikasi

Tingkat sejauh mana komunikasi organisasi dibatasi oleh hierarki kewenangan yang formal.

2.1.4 Penelitian terdahulu

Penelitian terdahulu menjelaskan hubungan dari kajian empiris antar variabel penelitian berdasarkan pendapat dan hasil penelitian sebelumnya. Penelitian tersebut dijadikan pedoman untuk melihat hubungan variabel dalam penelitian ini.

Beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan kinerja perusahaan, antara lain.


(32)

19 Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No Peneliti Variabel Hasil

1 Christiani dan Hatane (2014) Independen : Management Control System Intervening : Employee Motivation Dependen: Firm Performance

1. Management control system berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. 2. Management control system berpengaruh positif dan signifikan

terhadap motivasi karyawan. 3. Motivasi karyawan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap

kinerja perusahaan. 4. Hubungan langsung antara

management control system terhadap kinerja perusahaan lebih tinggi dibandingkan hubungan tidak langsungnya melalui motivasi karyawan.

2 Djakatara (2013) Independen : Sistem Pengendalian Manajemen Dependen: Kinerja Perusahaan

Sistem Pengendalian Manajemen berpengaruh positif dan sigifikan terhadap kinerja perusahaan PT.PLN (Persero) Cabang Gorontalo.

3 Porporato (2006) Independen : Management Control System Dependen: Firm Performance (Joint Venture)

Sistem Pengendalian Manajemen berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan (Joint Venture).


(33)

20 4 Nugrahani

(2013) Independen : Sistem Pengendalian Manajemen Dependen: Kinerja Perusahaan

1. Sistem pengendalian manajemen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. 2. Pengendalian internal tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

3. Sistem pengendalian manajemen dan pengendalian internal secara simultan terdapat pengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.

5 Durendez dan Garcia (2008) Independen : Innovative Culture dan Management Control System Dependen: Firm Performance

1. Budaya organisasi yang inovatif berpengaruh positif terhadap kinerja

perusahaan. 2. Sistem pengendalian manajemen

berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

6 Maiga (2004) Independen : Management

Control System Dependen:

Manufacture Performance

Sistem pengendalian manajemen memiliki hubungan yang signifikan dengan conformance quality dan tingkat yang lebih tinggi conformance quality ditemukan terkait dengan kepuasan pelanggan. Juga, conformance quality memediasi hubungan antara sistem pengendalian manajemen dan kepuasan pelanggan.


(34)

21 7 Ahnisa (2012) Independen :

Sistem Pengendalian

Manajemen Dependen:

Kinerja Perusahaan

1. Perusahaan yang menerapkan sistem pengendalian manajemen lebih berhasil daripada mereka yang

tidak memiliki sistem pengendalian. 2. Dalam situasi ketidakpastian

lingkungan, perusahaan yang menerapkan kontrol interaktif lebih berhasil daripada mereka yang

menerapkan kontrol diagnostic. 3. Modernisasi sistem pengendalian

akan memberikan kinerja yang lebih tinggi daripada perusahaan yang masih menggunakan sistem pengendalian tradisional. 8 Papat et al

(2012)

Independen : Keranka Levers of Control (LOC) dan Organizational

Learning Dependen: Kinerja Perusahaan

1. Belief system berpengaruh positif

terhadap organizational learning 2. Boundary system berhubungan

positif dengan organizational

learning. 3. Diagnostic control system

berpengaruh positif terhadap

organizational learning. 4. Interactive control system

berpengaruh positif terhadap

organizational learning. 5. Organizational learning berpegaruh

positif terhadap organizational performance.

9 Shahzad et al

(2012) Independen : Organizational Culture Dependen: Organizational

Budaya Organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan yang


(35)

22 Performance

10 Soedjono (2005) Independen : Budaya Organisasi Dependen: Kinerja Organisasi dan Kepuasan Karyawan

1. Budaya organisasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja organisasi.

2. Kinerja organisasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan kerja karyawan. 3. Budaya organisasi berengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan kerja karyawan. 4. Budaya organisasi melalui kinerja organisasi, tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.

11 Rose et al

(2008) Independen : Organizational Culture Dependen: Firm Performance

Hasil keseluruhan menunjukkan bahwa perusahaan multinasional Amerika dan Malaysia memiliki hubungan yang signifikan antara semua empat dimensi budaya dan kinerja organisasi.

12 Rizki dan Pratiwi (2007) Independen : Komitmen Organisasi, Budaya Organisasi, Kepuasan Kerja Dependen: Kinerja Organisasi

Budaya organisasi sebagai nilai yang diyakini oleh anggota organisasi harus dibangun disesuaikan dengan strategi yang akan diterapkan oleh perusahaan, karena budaya organisasi yang baik dapat dijadikansebagai keunggulan


(36)

23 kompetitif bagi perusahaan yang akan lebih sulit ditiru oleh pesaing

dibandingkan dengan keunggulan kompetitif yang sifatnya fisik.

2.2 Kerangka Konseptual

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan studi dan tinjauan pustaka yang telah diuraikan sebelumnya, maka berikut ini dapat dikemukakan suatu kerangka konseptual. Dalam penelitian ini, variabel independen adalah Sistem Pengendalian Manajemen dan Budaya Organisasi .Sedangkan variabel dependennya adalah Kinerja Perusahaan. Kerangka yang dimaksud dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Sistem Pengendalian Manajemen (X1)

Budaya Organisasi (X2)


(37)

24 Kinerja merupakan gambaran mengenai sejauh mana keberhasilan atau kegagalan suatu organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsi pokoknya dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, misi serta visinya (Zhang dan McCullough, 2001). Pengukuran kinerja adalah penilaian kinerja baik pengukuran kinerja finansial maupun non finansial yang merupakan komponen yang sangat penting dalam sistem pengendalian manajemen. Pengendalian manajemen adalah suatu proses yang dilakukan oleh manajemen suatu organisasi untuk menjamin sumber daya yang diperoleh digunakan secara efektif dan efisien dalam usaha mencapai tujuan organisasi (Tatikonda dan Tatikonda, 1998).

Sistem pengendalian manajemen adalah suatu mekanisme baik formal maupun informal yang didesain untuk menciptakan kondisi yang mampu meningkatkan peluang pencapaian harapan output yang diinginkan dengan memfokuskan pada tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan dan perilaku yang diinginkan. Pada penelitian Porporato (2006), menunjukkan bahwa sistem pengendalian manajemen dapat menurunkan ketidakpastian dan berkontribusi pada pengambilan keputusan dimana kemudian akan meningkatkan kinerja.

Kinerja perusahaan juga dipengaruhi oleh budaya organisasi. Budaya organsiasi sebagai suatu persepsi umum yang dimiliki oleh seluruh anggota organisasi, sehingga setiap pegawai yang menjadi anggota organisasi akan mempunyai nilai, keyakinan dan perilaku sesuai dengan organisasi. Pegawai atau karyawan merupakan penggerak operasi organisasi, jika kinerja pegawai baik, maka kinerja organisasi juga akan meningkat.


(38)

25 Robbins (dalam Jaghargh, 2012:30) mengungkapkan bahwa budaya organisasi yang kuat diperlukan untuk meningkatkan kepuasan kerja dan kinerja karyawan yang pada akhirnya akan berpengaruh pula pada kinerja organisasi secara keseluruhan.Hasil penelitian yang dilakukan oleh Soedjono (2005) menunjukkan bahwa ada pengaruh signifikan dari budaya organisasi terhadap kinerja organisasi. Dan penelitian yang dilakukan Shahzad (2012) juga menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan yang berdampak pada kinerja perusahaan.

Menurut Anthony dan Govindarajan (2008:114), pengendalian formal dalam suatu perusahaan terdiri dari sistem pengendalian manajemen dan aturan-aturan. Sedangkan salah satu pengendalian informal perusahaan adalah budaya organisasi. Keselarasan pengendalian formal dengan pengendalian informal dapat mempermudah perusahaan dalam mencapai tujuannya. Bila sistem pengendalian manajemen dan budaya organisasi berjalan dengan baik diharapkan dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara bersama-sama.

2.3 Hipotesis

Berdasarkan hubungan antara landasan teori, kerangka konseptual terhadap perumusan masalah maka hipotesis atau jawaban sementara dari permasalahan dalam penelitian ini yang diajukan yaitu : Sistem Pengendalian Manajemen dan Budaya Organisasi berpengaruh positif terhadap Kinerja Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Sumatera Utara baik secara parsial maupun simultan.


(39)

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang mempengaruhi antara dua variabel atau lebih, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif kausal. Menurut Umar (2003:30) penelitian asosiatif kausal adalah penelitian menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lain atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Sugiono (2000:56) menyebutkan bahwa yang dimaksud populasi adalah wilayah generalisasi yang mempunyai kuantitas dan karakter tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara.

Sampel adalah sebagian populasi yang memiliki karakteristik yang relatif sama dan dianggap bisa mewakili populasi. Teknik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel anggota populasi dengan pertimbangan atau kriteria tertentu sesuai dengan tujuan yang dikehendaki. Sampel dalam penelitian ini adalah manajer tingkat menengah (middle manager) pada perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatera


(40)

27 Utara yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, dengan pertimbangan bahwa mereka:

1. merupakan pelaksana keputusan manajemen puncak yang mampu berinteraksi dengan karyawan dan manajemen puncak.

2. biasanya terlibat langsung dalam kebijakan yang dilakasanakan oleh manajemen puncak.

3.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari obyek yang diteliti, melalui daftar pertanyaan (kuesioner) yang disebarkan pada responden. Dalam hal ini data primer diperoleh dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan (kuesioner) yaitu berupa tanggapan dari manajer tentang bagaimana pengaruh sistem pengendalian manajemen dan budaya organisasi terhadap kinerja perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan maka digunakan metode pengumpulan data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada para manajer pada perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara. Kuesioner terdiri dari pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk tertutup, artinya responden hanya memilih satu alternatif jawaban yang telah tersedia.


(41)

28 3.5. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Pada bagian ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel yang digunakan berikut cara pengukurannya. Penjelasan dari masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Sistem Pengendalian Manajemen

Sistem pengendalian manajemen diartikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari beberapa sub sistem yang saling berkaitan untuk membantu manajemen mempengaruhi orang lain dalam sebuah perusahaan, agar mau mencapai tujuan perusahaan melalui strategi tertentu secara efektif dan efisien. Dalam penelitian ini, variabel sistem pengendalian manajemen diukur dengan kuesioner yang diadopsi dari Khairunisa (2008) yang dikembangkan dari Anthony dan Govindarajan (2007) dan telah digunakan dalam penelitian Hayuningdyah (2010

2. Budaya Organisasi

Budaya organisasi adalah cara pandang dan nilai-nilai luhur yang diyakini oleh seluruh anggota pada suatu organisasi yang berperan sebagai pedoman dalam berperilaku, serta menjadikan organisasi yang bersangkutan berbeda dengan organisasi lain. Dalam penelitian ini, variabel budaya organisasi diukur dengan kuesioner yang diadopsi dari Jaghargh (2010) yang


(42)

29 dikembangkan dari teori Stephen Robbins dan telah digunakan dalam penelitian Damawiyanti (2008).

3. Kinerja Perusahaan

Kinerja perusahaan adalah sesuatu yang dihasilkan oleh perusahaan dengan mengelola sumberdaya yang ada, dalam waktu tertentu sesuai dengan standar yang ditetapkan. Dalam penelitian ini, variabel budaya organisasi diukur dengan kuesioner yang diadopsi dari Moorman dan Rust (1999) dan telah digunakan dalam penelitian Christiani dan Hatane (2010).

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Indikator No. Pertanyaan

Skala Pengukuran

- Penyusunan Program 1-3

- Penyusunan Anggaran 4-7

- Operasi dan Pengukuran 8-10

- Pelaporan dan Analisis 11-15 - Inovasi dan pengambilan resiko 1-3

- Arah organisasi 4-5

- Integrasi pekerjaan 6-7

- Dukungan dari pimpinan dan

manajemen 8-10

- Kontrol 11

- Identitas organisasi 12

- Sistem Imbalan 13

- Toleransi terhadap konflik 14

- Pola-pola komunikasi 15

Sistem Pengendalian Manajemen (X1)

Interval

Budaya Organisasi (X2)


(43)

30 Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur sikap atau tanggapan responden terhadap pernyataan. Penilaian yang digunakan menggunakan rentang yang masing-masing diberikan bobot 1 (satu) sampai 5 (lima), dengan rentang nilai yang secara umum dapat dikategorikan sebagai berikut: Sangat Tidak Setuju (1), Tidak Setuju (2), Kurang Setuju (3), Setuju (4), Sangat Setuju (5).

Menurut Ghozali (dalam Suliyanto,2011:54), skala likert memiliki nilai korelasi yang tinggi dengan Skala Guttman dan Thotoen, yaitu sebesar 0,92, sehingga skala likert dapat dianggap interval. Senada dengan Imam Ghozali, Uma Sekaran (1992: 160-161) juga berpendapat bahwa skala likert adalah skala pengukuran yang menghasilkan data interval. Begitu juga dengan Sugiyono (dalam Suliyanto, 2011:54) yang menyatakan bahwa skala likert menghasilkan data interval, yang digambarkan dengan garis kontinum pada kategori skala likert.

Variabel Indikator No. Pertanyaan

Skala Pengukuran

- Cost (Biaya) 1

- Sales (Penjualan) 2

- Profitability (Profitabilitas) 3 - Market Share (Pangsa Paasar) 4

- Kepuasan Pelanggan 5

- Loyalitas Pelanggan 6

- Pengembangan produk baru 7

- Kreativitas produk baru 8

Kinerja Perusahaan (Y)


(44)

31 3.6 Teknik Analisis

3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan dalam penelitian ini untuk memberikan gambaran atau deskripsi mengenai variabel-variabel penelitian yaitu: sistem pengendalian manajemen, budaya organisasi dan kinerja perusahaan. Penelitian ini menggunakan tabel distribusi frekuensi yang menunjukkan kisaran teoritis, kisaran actual, nilai rata-rata(mean) dan standar deviasi (Ghozali, 2006)

3.6.2 Uji Kualitas Data 3.6.2.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation yang terdapat dalam program SPSS (Statistical Package for Social Science). Suatu pertanyaan dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05. 3.6.2.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indicator dari variabel. Hasil pengujian reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah instrument penelitian yang


(45)

32 dipakai dapat digunakan pada waktu yang berbeda. Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indicator variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali 2005:41). Pengujian realibitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai

Cronbach’s Alpha. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha diatas 0,60.

3.6.3 Uji Asumsi Klasik 3.6.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi kedua variabel (variabel bebas dan terikat) mempunyai distribusi normal atau setidaknya mendekati normal. Analisis grafik merupakan cara yang mudah untuk mendeteksi normalitas yaitu dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik normal probability plot. Pengambilan keputusan dalam uji normalitas menggunakan analisis grafik ini didasarkan pada :

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.


(46)

33 2. Jika data menyebar jauh dari diagonal dan atau tidak

mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Untuk melengkapi hasil analisis grafik normal probability plot

digunakan uji statistic non-parametrik Kolomogorov-Smirnov (K-S). Pada uji statistic one-sample Kolmogorov Smirnov dapat dilihat probabilitas signifikan terhadap variabel. Jika probabilitas signifikan diatas 0,05, maka variabel tersebut terdistribusi secara normal (Ghozali 2006).

3.6.3.2 Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali 2006:91). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Pengujian ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilakukan dengan melihat nilai tolerance

dan nilai Varians Inflatiaon Factor (VIF). Nilai umum yang biasa dipakai adalah nilai Tolerance > 1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas.


(47)

34 3.6.3.3 Uji Heterokedastisitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Modal regresi yang baik adalah yang homokedastisitas yaitu jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap.egresi. Pada penelitian ini uji heterokedastisitas dilakukan dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat dengan residualnya. Dasar analisis grafik Plot adalah sebagai berikut:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3.6.4 Analisis Regeresi Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mencari pemecahan masalah penelitian. Penggunaan teknik analisis ini dilakukan dengan alas an karena penelitian ini ingin mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat dimana


(48)

35 hubungan antar variabel dapat dinyatakan dengan model analisis sebagai berikut:

Y= a+ b1X1 +b2X2+e

Keterangan:

Y = Kinerja Perusahaan

a = Konstanta

b1; b2 = Koefisien regresi berganda X1 = Sistem Pengendalian Manajemen X2 = Budaya Organisasi

e = Standar error

3.6.5 Uji Hipotesis

3.6.5.1. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen


(49)

36 memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali 2005:83).

3.6.5.2 Uji F (Uji Simultan)

Uji F digunakan untuk mengetahui tingkat signifikansi pengaruh variabel-variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikan 0,05. Jika hasilnya >0,05 maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependen dengan kata lain variabel dependen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali 2005:84). Menurut (Santoso, 2004:120), dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

2. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa semua variabel independen atau bebas mempunyai


(50)

37 pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat.

3.6.5.3 Uji t

Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05. Jika nilai

probability t lebih kecil dari 0,05, maka variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2004:84). Menurut Santoso (2004:168), dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:

1. Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05, maka H0 diterima atau Ha ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.

2. Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka H0 ditolak atau Ha diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen atau terikat.


(51)

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum dan Objek Penelitian 4.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Perusahaan yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara, dengan sampel penelitian dibatasi pada manajer tingkat menengah. Dalam perusahaan perkebunan kelapa sawit yang menjadi sampel penelitian ini, yang termasuk manajer tingkat menengah dengan kriteria yang telah ditetapkan adalah askep, inspektur, kepala bagian (kabag), kepala bidang (kabid), kepala seksi (kasi), kepala urusan (kaur) dan manajer.

Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner penelitian secara langsung kepada responden dengan mengantarkan kuesioner ke alamat perusahaan. Penyebaran serta pengembalian kuesioner dilaksanakan mulai tanggal 23 Februari 2015 hingga 6 April 2015 dan dilakukan ke 8 perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini, dengan peta distribusi yang terlihat dalam Tabel 4.1


(52)

39 Tabel 4.1

Data Distribusi Sampel Penelitian

Jumlah kuesioner yang dikirimkan pada perusahaan yang bersedia disesuaikan dengan permintaan perusahaan responden. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 42 buah dan jumlah kuesioner yang kembali dan dapat diolah sebanyak 41 kuesioner atau 97,6%.

4.1.2 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah manajer tingkat menengah yang bekerja pada perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara.

No Nama Perusahaan Alamat Kuesioner

dikirim

Kuesioner

dikembali-kan

1 PT. Amal Tani Jl. Sultan Iskandar Muda

No. 11B, Medan 5 4

2 PT. Anugerah Langkat Makmur

Jl. Sei Deli No. 14-16,

Medan 5 5

3 PT. Herfinta Farm & Plant Jl. Kapt. Maulana Lubis

No. 9, Medan 5 5

4 PT. Mopoli Raya Jl. Sunggal No. 91, Medan 5 5

5 PT. Perkebunan Nusantara

II (PTPN II) Tanjung Morawa, Medan 5 5

6 PT. Serdang Tengah Jl. Ir. Juanda Baru

No.17-19, Medan 7 7

7 PT. Socfindo Jl. K.L Yos Sudarso No.

106, Medan 5 5

10 PT. Umada Jl. G. Krakatau No. 17AA

Medan 5 5

42 41


(53)

40 Berikut ini adalah deskripsi mengenai identitas responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan jabatan responden.

Tabel 4.2 Deskriptif Responden

Berdasarkan Tabel 4.2 diatas, responden yang berjenis kelamin pria berjumlah 33 orang ( 80,5%) dan wanita sebanyak 8 (19,5%). Kemudian, responden yang berumur 31-40 tahun sebanyak 4 orang (9,8%), berumur

41-Deskriptif Keterangan Frekuensi Persentase (%)

Jumlah Sampel 42 100

Pria 33 80,5

Wanita 8 19,5

31 s.d 40 tahun 4 9,8

41 s.d 50 tahun 27 65,9

51 s.d 60 tahun 10 24,4

S1 39 95,1

S2 2 4,9

Askep 1 2,4

Inspektur 1 2,4

Kepala Bagian (Kabag) 8 19,5 Kepala Bidang (Kabid) 5 12,2

Kepala Seksi (Kasi) 2 4,9

Kepala Urusan (Kaur) 9 22,0

Manajer 15 36,6

Jabatan Jenis Kelamin

Usia

Pendidikan Terakhir


(54)

41 50 tahun sebanyak 27 orang (65,9%) dan yang berumur 51- 60 tahun sebanyak 10 orang (24,4%).

Berdasarkan pendidikan terakhir, responden yang merupakan lulusan S1 sebanyak 32 orang (92,1%) dan lulusan S2 sebanyak 2 orang (4,9%). Responden yang memiliki jabatan sebagai askep sebanyak 1 orang (2,4%), inspektur sebanyak 1orang (2,4%), kepala bagian sebanyak 8 orang (19,5%), kepala bidang sebanyak 5 orang (12,2%), kepala seksi sebanyak 2 orang (4,9%), kepala urusan sebanyak 9 orang (22,0%) dan manajer sebanyak 15 orang (36,6%).

4.2 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif menggambarkan karakter sampel serta memberikan deskripsi variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian ini, variabel independen yang digunakan adalah sistem pengendalian manajemen dan budaya organisasi dan variabel dependen yakni kinerja perusahaan.

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif


(55)

42

Sumber: Data primer diolah

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa pada variabel kinerja perusahaan

memiliki nilai minimum sebesar 22 dan nilai maksimum sebesar 34,

dengan rata-rata total jawaban sebesar 28,46 dan standar deviasi sebesar

3,171. Variabel sistem pengendalian manajemen memiliki nilai minimum

sebesar 56, nilai maksimum sebesar 75, dengan rata-rata total jawaban

sebesar 64,78 dan standar deviasi sebesar 4,907

. Variabel budaya organisasi memiliki nilai minimum sebesar 43, nilai maksimum sebesar 73, dengan rata-rata total jawaban sebesar 60,76 dan standar deviasi sebesar 7,053.

4.3 Uji Kualitas Data 4.3.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu kuesioner. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation, suatu item dikatakan valid jika tingkat signifikansinya dibawah 0,05. Tabel 4.4 menunjukkan hasil uji validitas dari tiga variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sistem pengendalian manajemen (SPM), budaya organisasi (BO) dan kinerja perusahaan (KP).


(56)

43 Tabel 4.4

Hasil Uji Validitas

Pertanyaan Sig. Pearson

Correlation Keterangan

SPM1 0.000 0.524 Valid

SPM2 0.000 0.682 Valid

SPM3 0.006 0.425 Valid

SPM4 0.000 0.537 Valid

SPM5 0.003 0.459 Valid

SPM6 0.000 0.627 Valid

SPM7 0.000 0.722 Valid

SPM8 0.000 0.549 Valid

SPM9 0.000 0.744 Valid

SPM10 0.000 0.721 Valid

SPM11 0.000 0.679 Valid

SPM12 0.004 0.437 Valid

SPM13 0.000 0.520 Valid

SPM14 0.000 0.550 Valid

SPM15 0.000 0.548 Valid

BO1 0.000 0.773 Valid

BO2 0.000 0.778 Valid

BO3 0.000 0.834 Valid

BO4 0.000 0.868 Valid

BO5 0.130 0.386 Valid

BO6 0.008 0.408 Valid

BO7 0.000 0.707 Valid

BO8 0.000 0.641 Valid

BO9 0.000 0.814 Valid

BO10 0.003 0.456 Valid

BO11 0.000 0.535 Valid

BO12 0.001 0.510 Valid

BO13 0.000 0.839 Valid

BO14 0.000 0.723 Valid


(57)

44

KP1 0.000 0.705 Valid

KP2 0.000 0.820 Valid

KP3 0.000 0.746 Valid

KP4 0.000 0.650 Valid

KP5 0.032 0.335 Valid

KP6 0.035 0.330 Valid

KP7 0.000 0.750 Valid

KP8 0.000 0.825 Valid

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan pada variabel sistem pengendalian manajemen, budaya organisasi dan kinerja perusahaan berada pada tingkat signifikansi dibawah 0.05. Maka dapat dinyatakan bahwa seluruh butir pertanyaan tersebut adalah valid dan layak digunakan dalam penelitian.

4.3.2 Uji Reliabilitas

Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai

Cronbach’s Alpha diatas 0,6. Pengujian dilakukan per variabel menggunakan pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Dari pengujian yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut:


(58)

45 Tabel 4.5

Uji Reliabilitas

Berdasarkan tabel diatas, hasil pengujian variabel sistem pengendalian manajmen, budaya organisasi dan kinerja perusahaan diperoleh nillai

Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6. Maka dapat disimpulkan bahwa jawaban seluruh butir pertanyaan reliable.

4.4 Uji Asumsi Klasik 4.4.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel dependen dan independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal.

Variabel Cronbach's

Alpha Keterangan

Sistem Pengendalian

Manajemen 0.869 Reliable

Budaya Organisasi 0.913 Reliable Kinerja Perusahaan 0.818 Reliable Sumber: Data primer diolah


(59)

46 Gambar 4.1

Grafik P-Plot

Gambar 4.1 memperlihatkan penyebaran data yang berada disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, ini menunjukkan bahwa model regresi telah memenuhi asumsi normalitas.

4.4.2 Uji Multikolinearitas

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam model regresi, maka dapat dilakukan dengan melihat nilai Tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).

Sumber: Data primer diolah

Sumber: Data primer diolah


(60)

47 Tabel 4.6

Hasil Uji Multikolinearitas

Berdasarkan Tabel 4.7 diatas diperoleh nilai Tolerance untuk semua variabel independen yang diteliti lebih besar dari 0,1 dan juga diperoleh nilai Variance Inflation Factor untuk semua variabel independen yang diteliti lebih kecil dari 10 (VIF<10), maka dapat disimpulkan tidak ada gejala multikolinearitas terhadap variabel independen yang diteliti.

4.4.3 Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain. Cara mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED, yang diperlihatkan pada Gambar 4.2.:

Model Collinearity

Statistics Tolerance VIF

1

(Constant)

X1= Sistem Pengendalian

Manajemen .993 1.007

X2= Budaya Organisasi .993 1.007 Sumber: Data primer diolah


(61)

48 Gambar 4.2

Hasil Uji Heterokedastisitas

4.5 Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam penelitian ini, analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen, yaitu sistem pengendalian manajemen dan budaya organisasi terhadap variabel dependennya, yaitu kinerja perusahaan.Hasil dari analisis regresi linear berganda ditampilkan pada tabel berikut ini.


(62)

49 Tabel 4.7

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Berdasarkan Tabel 4.4 hasil analisis regresi linear berganda diatas, dapat diketahui persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut:

Y= 14,842 + 0,246X1 – 0,038X2 + e Keterangan:

Y = Kinerja Perusahaan

X1 = Sistem Pengendalian Manajemen X2 = Budaya Organisasi

e = Error

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 14.842 7.755 1.914 .063

Sistem Pengendalian Manajemen

.246 .097 .381 2.548 .015

Budaya Organisasi -.038 .067 -.085 -.567 .574 a. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan


(63)

50 Dari persamaan diatas dapat dijelaskan bahwa:

1. Nilai konstanta sebesar 14,842 mengindikasikan bahwa: jika variabel independen yaitu sistem pengendalian manajemen dan budaya organisasi tidak ada atau nol, maka nilai kinerja perusahaan adalah sebesar 14,842.

2. Nilai koefisien sistem pengendalian manajemen sebesar 0,246, dimana setiap peningkatan sistem pengendalian manajemen sebesar satu satuan, akan mengakibatkan peningkatan kinerja perusahaan sebesar 0,246 dengan asumsi variabel lain konstan.

3. Nilai koefisien budaya organisasi sebesar -0,038, dimana setiap peningkatan budaya organisasi sebesar satu satuan, akan mengakibatkan penurunan kinerja perusahaan sebesar 0,038 dengan asumsi variabel lain konstan.

4.6 Uji Hipotesis

4.6.1 Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel dependen dapat dijelaskan oleh variabel independen.


(64)

51 Tabel 4.7

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Dari hasil penelitian, besarnya Adjusted R2 berdasarkan hasil analisis diperoleh sebesar 0,113. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberika oleh variabel sistem pengendalian manajemen dan budaya organisasi terhadap kinerja perusahaan adalah sebesar 11,3% sedangkan sisanya sebesar 88,7% adalah dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.6.2 Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui signifikansi secara parsial antara variabel independen dengan variabel dependen dengan mengasumsikan bahwa variabel independen lainnya konstan. Dasar penerimaan atau penolakan hipotesis dapat dilihat dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel, apabila

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 .397a .157 .113 2.987

a. Predictors: (Constant), Budaya Organisasi, Sistem Pengendalian Manajemen

b. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan Sumber: Data primer diolah


(65)

52 thitung lebih besar dari ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima (Ghozali,

2013:99).

Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa variabel sistem pengendalian manajemen memiliki thitung sebesar 2,548 dan ttabel sebesar 1,686. Hal ini

berarti thitung lebih besar dari ttabel, selain itu nilai signifikansinya 0,02 < 0,05,

maka Ho ditolak dan Ha diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian manajemen berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

Variabel budaya organisasi memiliki thitung sebesar -0,567 dan ttabel

sebesar 1,686. Hal ini berarti thitung lebih kecil dari ttabel, selain itu nilai

signifikansinya 0,574 > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Maka dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi tidak berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

4.6.3 Uji F

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau tidak. Berikut merupakan hasil uji F pada penelitian ini.


(66)

53 Tabel 4.8

Hasil Uji F

Berdasarkan hasil penelitian dapat dilihat bahwa nilai Fhitung yaitu sebesar 3,546 dan Ftabel sebesar 3,24 dengan taraf signifikansi yaitu 0,039 (<0,05). Berdasarkan hal tersebut maka Ho ditolak dan Ha diterima. Ini menunjukkan bahwa sistem pengendalian manajemen dan budaya organisasi secara simultan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

4.7 Hasil dan Pembahasan

1. Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen terhadap Kinerja Perusahaan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem pengendalian manajemen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini berarti semakin baik sistem pengendalian manajemen, maka kinerja perusahaan tentu

ANOVAa

Model Sum of

Squares

df Mean

Square

F Sig.

1

Regression 63.263 2 31.631 3.546 .039b

Residual 338.932 38 8.919

Total 402.195 40

a. Dependent Variable: Kinerja Perusahaan

b. Predictors: (Constant), Budaya Organisasi, Sistem Pengendalian Manajemen

Sumber: Data primer diolah


(67)

54 akan meningkat pula. Hal ini sejalan dengan teori yang dinyatakan Porporato (2006), bahwa salah satu alat organisasi yang penting untuk menunjang kinerja yang optimal dari sebuah perusahaan adalah dibutuhkannya suatu sistem pengendalian manajemen. Untuk menentukan keberhasilan dan pengembangan yang berkelanjutan, maka perusahaan saat ini harus memiliki sistem yang baik dan tenaga kerja yang berkualitas. Sistem yang baik salah satunya adalah sistem pengendalian manajemen yang optimal.

Selain itu, hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Christiani dan Hatane (2014) pada perusahaan non manufaktur di Surabaya yaitu penerapan sistem pengendalian manajemen mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

2. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja Perusahaan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya organisasi tidak berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Kurniawan dan Pratiwi (2007) yang juga menyatakan bahwa budaya organisasi tidak berpengaruh terhadap kinerja organisasi. Pengaruh antara budaya organisasi dengan kinerja perusahaan adalah semakin tinggi budaya organisasi, maka kinerja perusahaan yang dihasilkan tidak akan lebih baik. Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Handayani (2005) terhadap kinerja perusahaan perusahaan


(68)

55

consumer goods di Semarang bahwa budaya organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

Penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara yang menjadi sampel dalam penelitian ini harus memperhatikan pentingnya budaya organisasi dalam perusahaan. Alasannya adalah karena budaya organisasi merupakan suatu kontrol yang mengarahkan kerja karyawan untuk dapat bekerja sesuai prosedur, secara efektif dan efisien untuk mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan.

3. Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Perusahaan

Hasil hipotesis dengan menggunakan uji F menunjukkan bahwa sistem pengendalian manajemen dan budaya organisasi berpengaruh secara simultan terhadap kinerja perusahaan. Hasil penemuan ini sejalan dengan pendapat Anthony dan Govindarajan (2008:114) bahwa keselarasan pengendalian formal dan pengendalian informal dapat mempermudah perusahaan dalam mencapai tujuannya. Dalam hal ini sistem pengendalian manajemen merupakan pengendalian formal dan budaya organisasi sebagai pengendalian informal. Bila sistem pengendalian manajemen dan budaya organisasi berjalan dengan baik maka dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara bersama-sama.


(69)

56 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh sistem pengendalian manajemen dan budaya organisasi terhadap kinerja perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan uji t yang dilakukan, variabel sistem pengendalian manajemen berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan, sedangkan variabel budaya organisasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan.

2. Berdasarkan uji F yang dilakukan diperoleh nilai nilai Fhitung yaitu sebesar 3,546 dan Ftabel sebesar 3,24 dengan taraf signifikansi yaitu 0,039 (<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen, yaitu sistem pengendalian manajmen dan budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan.


(70)

57 5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk memberikan gambaran bagaimana sistem pengendalian manajemen dan budaya organisasi mempengaruhi kinerja perusahaan. Peneliti menyadari masih banyak keterbatasan dalam penelitian ini, antara lain:

1. Dalam penelitian ini, hanya melihat pengaruh sistem pengendalian manajemen dan budaya organisasi terhadap kinerja perusahaan, dimana terlihat nilai Adjusted R2 sebesar 11,3%, yang berarti bahwa terdapat pengaruh variabel lain sebesar 88,75% yang mempengaruhi kinerja perusahaan yang tidak di teliti dalam penelitian ini.

2. Penelitian ini menggunakan populasi pada perusahaan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Utara dengan jumlah responden yang terbatas yaitu 41 responden.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran yang dapat dipertimbangkan oleh beberapa pihak:

1. Dengan melihat nilai dari Adjusted R2, disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk dapat meneliti pengaruh variabel lain terhadap kinerja perusahaan yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

2. Peneliti selanjutnya disarankan untuk memperluas objek dan sampel penelitian sehingga dapat meningkatkan generalisasi hasil.


(71)

58 3. Bagi perusahaan peekebunan kelapa sawit di Sumatera Utara disarankan

untuk lebih meningkatkan penerapan sistem pengendalian manajemen dan budaya organisasi agar dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.


(72)

59

DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N dan Vijay Govindarajan. 2005. Sistem Pengendalian Manajemen, Edisi 11.Jakarta: Salemba Empat.

Armesh, Hamed and Habibollah Salarzehi. (2010). “ Management

Control System”. IJCRB.2, (6),193-206.

Christiani, Elliza dan Saarce Elyse Hatane. (2014). Pengaruh

Management Control System terhadap Firm Performance

melalui Employee Motivation sebagai Variabel Intervening. BusinessAccounting Review. 2, (2), 64-74.

Damawiyanti, Eny. 2008. Persepsi Karyawan Tetap Non Manajerial atas Hubungan anatara Budaya Organisasi dengan Kinerja Karyawan.Universitas Indonesia. Jakarta.

Dinas Perkebunan Sumatera Utara. 2014.https://sumutprov.go.id/untuk- dunia-usaha/perkebunan-dan-kehutanan.

Djakatara, Faisal. 2013. Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen terhadap Kinerja Perusahaan pada PT. PLN (Persero) Cabang Gorontalo.Jurnal KIM. 1, (1).

Durendez, Antonio and Domingo Garcia. (2010).” Innovative Culture,

Management Control Systems And Performance in Young

SMEs”.

Ghozali (2006). “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS Edisi 3. BPFE.Undip. Semarang.

Hayuningdyah, Ratri. 2010. Pengaruh Apliaksi Sistem Pengendalian Manajemen dan Inovasi Produk terhadap Efektivitas Perencanaan Laba. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Jaghargh, Fateme Zamani.,H. Ghorbanpanah and Seyed Ehsan. (2012).

“A Survey on Organizational Culture Based on Stephan Robbin’s Theory (Case Study)”. IPEDR. 35, 30-34.

Komputer, Wahana. 2002. 10 Model Penelitian dan Pengolahannya dengan SPSS 10.01.Yogyakarta: Penerbit Andi.

Kurniawan, David. 2009. Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen dan Pembelajaran Organisasi terhadap Kinerja pada PT.


(73)

60 Garam (Persero).Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas

Surabaya.

Kusdi. 2011. Budaya Organisasi: Teori, Penelitian dan Praktik. Jakarta:

Salemba 4.

Maiga, Adam.S. (2004). “Effects of Management Control System On

Manufacturing Performance: A Path Analitycal Model”.

Journal of Management Accounting Research. 2, (1), 13-28.

Majed, Gani. 2013. Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen Dan Implementasi Manajemen Kualitas Terhadap Kinerja Perusahaan.Universitas Negeri Padang.

Moorman, C. & Rust, R. T. (1999). “The Role of Marketing”. Journal of Marketing 63, 180- 197.

Mulyadi dan Johny Setiawan. 2001. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Jakarta: Salemba Empat.

Ndraha, Taliziduhu. 2010. Budaya Organisasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Peljhan, D., Tekavcic, M. (2008). Levers of Control: Analysis Of Management Control Systems In A Slovenian Company. The Journal of Applied Business Research, 24(4), 98-112

Porporato, Marcell. (2006). “Impact of Management Control Systems’

Intensity of Use on Joint Venture’s Performance : an

Empirical Assessment”, Journal of Management Control

System. Vol 21: p. 512-562

Sekaran, U. 2003. Research Methods for Business: A Skill Building Approach.Second Edition.Singapore: John Willey dan Sons Inc.

Soedjono. 2005. Pengaruh Budaya organisasi terhadap Kinerja Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan pada Terminal Penumpang Umum di Surabaya. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. 7, (1), 22-47.

Suliyanto. 2011. Perbedaan Pandangan Skala Likert sebagai Skala Ordinal atau Skala Interval. Prosiding Seminar Nasional Statistika. Universitas Diponegoro.


(74)

61 _____________. 2001. Proses Pengendalian Manajemen. Yogyakarta: PT.BPFE.

_____________. 2001. Struktur Pengendalian Manajemen. Yogyakarta PT.BPFE.

Tatikonda, Laksmi. U and Tatikonda, Rao. J, 1998. “We Need Dynamic Performance Measures”. Majalah Management Accounting, September.

Tika, Pabundu. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. PT.Bumi Aksara. Jakarta.

Zhang Man dan McCullough James. 2001. Effect of Learning and Information Technology Capability on Business Performance.Washington StateUniversity.USA.


(75)

62 LAMPIRAN 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

Kepada Yth,

Bapak/ Ibu Responden Di tempat

Bersama ini saya: Nama : Della Priscilla NIM : 110503195

Status : Mahasiswa Strata 1 (S1), Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Jurusan Akuntansi USU

Dalam rangka untuk penelitian skripsi, saya memerlukan informasi untuk mendukung penelitian yang saya lakukan dengan judul “Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Perusahaan”. Untuk itu, saya mohon kesediaan Bapak/Ibu berpartisipasi dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner yang terlampir. Kesediaan Bapak/Ibu mengisi kuesioner ini sangat menentukan keberhasilan penelitian yang saya lakukan.


(76)

63 Sesuai dengan etika dalam penelitian, data yang saya peroleh akan dijaga kerahasiaannya dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Atas kesediaan Bapak/Ibu meluangkan waktu mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terima kasih.

Medan, Februari 2015 Hormat Saya,


(77)

64 IDENTITAS RESPONDEN

1. Umur :

2. Jenis Kelamin : Pria Wanita

3. Pendidikan Terakhir : D3; S1; S2; S3

4. Jabatan :

PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

Bapak/Ibu cukup memberikan tanda cek (√ ) pada pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan pendapat Bapak/Ibu. Kriteria penilaiannya adalah sebagai berikut: STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju KS : Kurang Setuju S : Setuju

SS : Sangat Setuju

Kepala Bagian (Kabag) Kepala Bidang (Kabid)

Manajer

Kepala Seksi (Kasi) Kepala Urusan (Kaur)

Lainnya _____________ < 31 tahun

31 s.d 40 tahun 41 s.d 50 tahun 51 s.d 60 tahun


(78)

65 KUESIONER SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

STS TS KS S SS

11 Penyusunan laporan dilakukan secara periodik. 10 Ukuran moneter mencerminkan standar yang akan

dijadikan pedoman untuk mengevaluasi hasil kinerja. 9 Pengukuran pelaksanaan kegiatan dilakukan secara

pengamatan langsung atau laporan tertulis. 8 Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan minimal

setahun sekali.

7 Dalam setiap anggaran yang akan disusun harus ditetapkan prioritas sasaran.

6 Penyusunan anggaran harus memperhatikan penilaian intern masa lalu.

5

Dalam proses penyusunan anggaran ada komunikasi baik secara formal maupun informal antara bawahan dengan atasan.

4

Anggaran disusun secara kuantitatif umumnya dalam ukuran satuan moneter yang mencakup jangka waktu tertentu biasa 1 tahun.

No Pertanyaan Jawaban

1 Persiapan dan analisis dilakukan dalam proses penyusunan program.

3

Koordinasi dan kerjasama yang erat antar bagian akan menunjang pelaksanaan program dan pencapaian tujuan.

2

Program pada dasarnya merupakan kegiatan yang harus diputuskan dalam rangka implementasi strategi yang telah ditentukan.


(79)

66

15 Adanya evaluasi terhadap pencapaian tujuan/ sasaran.

14 Diadakan tindakan koreksi terhadap penyimpangan. 13 Diadakan penelusuran terhadap sebab-sebab

penyimpangan.


(80)

67 KUESIONER BUDAYA ORGANISASI

STS TS KS S SS

11 10 9 8 7

No Pertanyaan Jawaban

1 Pimpinan mendorong saya untuk melakukan inovasi/gagasan baru dalam pekerjaan.

5 4 3 2

6

Perusahaan memberikan fasilitas dalam menunjang penyelesaian pekerjaan secara optimal.

Pimpinan dan pihak manajemen memberi solusi dan bantuan jika saya menemukan kendala dalam melakukan pekerjaan.

Dalam bekerja saya berusaha untuk mematuhi peraturan yang ada walaupun tidak ada pengawasan.

Perusahaan tempat saya bekerja melakukan acara family gathering secara rutin.

Pimpinan mendorong saya untuk meningkatkan kreativitas agar pekerjaan dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat.

Terdapat penjelasan mengenai visi dan misi perusahaan.

Saya diberi informasi yang jelas mengenai ukuran keberhasilan dalam pekerjaan saya.

Dalam melaksanakan pekerjaan, saya melakukan koordinasi antar unit perusahaan yang terkait.

Dalam melaksanakan pekerjaan, saya melakukan koordinasi dengan rekan kerja dan pimpinan.

Pimpinan memberikan arahan dan komunikasi yang jelas mengenai pekerjaan yang harus saya lakukan.


(81)

68 12

Pimpinan memperbolehkan adanya perbedaan pendapat dalam pekerjaan selama tidak menggangu jalannya perusahaan.

Dalam melaksanakan pekerjaan, terjalin proses komunikasi dengan rekan kerja.

Gaji yang diterima sesuai dengan pekerjaan saya.

Pihak manajemen memberikan insentif bila pekerjaan saya mencapai target yang ditentukan.

15 14 13


(1)

(2)

77

Correlations


(3)

78

Scale: ALL VARIABLES SPM

Reliability

Scale: ALL VARIABLES BO


(4)

79

Reliability

Scale: ALL VARIABLES KP


(5)

(6)

81


Dokumen yang terkait

Pengaruh Partisipasi Anggaran Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening Terhadap Kinerja Manajerial Pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Sumatera Utara

0 50 100

Pengaruh Budaya PerusahaanTerhadap Pencapaian Tujuan Perusahaan (Studi Pada PT Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Pabatu Tebing Tinggi Sumatera Utara).

0 42 127

Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan di PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan

14 87 149

Pengaruh Faktor Fundamental Terhadap Return Saham Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

5 62 104

Pemanfaatan Hasil Perkebunan Kelapa Sawit Dalam Keluarga terhadap Pendidikan Anak (Studi Komparatif antara Keluarga Petani Kelapa Sawit Kelas Bawah dan Menengah ke Atas di Desa Sialang Pamoran, Kabupaten Labuhan Batu Terhadap Pendidikan Anak)

1 26 95

Pengaruh Berbagai Aspek Audit Intern Terhadap Pencapaian Anggaran Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Daerah Sumatera Utara

1 35 103

Pengaruh Berbagai Aspek Audit Intern Terhadap Pencapaian Anggaran Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Daerah Sumatera Utara

5 45 102

Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Perusahaan (Studi pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Sumatera Utara)

0 1 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Perusahaan (Studi pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Sumatera Utara)

0 0 18

Pengaruh Partisipasi Anggaran Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening Terhadap Kinerja Manajerial Pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Sumatera Utara

0 0 11