Pengaruh Berbagai Aspek Audit Intern Terhadap Pencapaian Anggaran Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Daerah Sumatera Utara

(1)

T E S I S

Oleh

ABDILLAH ARIF NST

077017027/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008


(2)

T E S I S

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains Dalam Program Studi Ilmu Akuntansi

Pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

ABDILLAH ARIF NST

077017027/Akt

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2008


(3)

Nomor Pokok : 077017027

Program Studi : Ilmu Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof.Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA,Ak) (Dra.Tapi Anda Sari Lubis.M.Si.Ak) Anggota Anggota

Ketua Program Studi Direktur

(Prof.Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak) (Prof.Dr.Ir.T. Chairun Nisa B.,M.Sc)


(4)

PANITIA PENGUJI TESIS :

Ketua : Prof.Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak. Anggota : 1. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak. 2. Drs. M. Lian Dalimunthe.M.Ec, Ac 3. Drs. Rasdianto, MA, Ak.


(5)

perusahaan perkebunan kelapa sawit di daerah Sumatera Utara, untuk membuktikan adanya pengaruh yang signifikan dan positif dari berbagai aspek audit intern terhadap pencapaian anggaran.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian meliputi usia kepala audit intern, pengalaman kerja kepala audit intern, pendidikan kepala audit intern, jumlah staf audit intern, pemakaian alat dalam audit intern, audit manajemen dan penerapan standar audit intern Ukuran yang digunakan pada pencapaian anggaran adalah persentase (%) pencapaian anggaran dari masing-masing pusat pertanggungjawaban dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Jumlah Perusahaan yang dikirim kuesioner dalam penelitian ini berjumlah 43, namun hanya 36 kuesioner yang dikembalikan dan diolah lebih lanjut. Model analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi linier berganda

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh berbagai aspek audit intern terhadap pencapaian anggaran perusahaan perkebunan kelapa sawit di daerah Sumatera Utara dalam tingkat yang signifikan.


(6)

ABSTRACT

This Study is interested to analyze and doing test about the effect of internal audit for achieving the budget target on Pruide Palm Plantation Companies in North Sumatera regions. In addition, it is to have proof existing the effect significantly and positive from various internal audit aspects on achieving the budget target.

Data as collected to this study cover the age of chief internal audit , working experience of chief internal audit , education of chief internal audit, number of staff internal audit, Management Audit and instrument uses for internal audit, standard application for internal audit such as; independence of internal audit, professional expert in auditing, wide working of auditing, implementation for auditing and management of internal audit division. The criterion adopted with the achieving budget target is percentage (%) for achieving budget target of each center of responsibility with the target that has been arranged prior. The results as seen on questioners which are sent to the 36 companies. Analysis modal that used is multiple regression.

This results shows that “ There is a positive relationship between the internal audit aspects on achieving the budget target on cruide palm plantation companies in North Sumatera region”.


(7)

KATA PENGANTAR

Dengan penuh rasa syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah serta bimbingan-Nya selama mengikuti perkuliahan dan menyelesaikan tesis ini, yang berjudul ”Pengaruh Berbagai Aspek Audit Intern Terhadap Pencapaian Anggaran Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Daerah Sumatera Utara”. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan berbagai pihak tidak mungkin tesis dapat terselesaikan. Untuk ini perkenankan penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada :

1. Bapak Prof.Chairuddin P.Lubis, DTM&H, SpA(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada kami untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan program magister.

2. Ibu Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B, M.Sc dan Prof.Dr.Ir. Rahim Matondang selaku direktur dan pembantu direktur 1 sekolah pasca sarjana Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan kami menjadi mahasiswa program magister akuntansi pada sekolah pasca sarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak selaku ketua program studi Magister Ekonomi Akuntansi Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Sumatera Utara atas kesempatan kami untuk menyelesaikan pendidikan program magister akuntansi.

4. Ibu Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, Ak dan Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak selaku pembimbing yang telah memberikan perhatian dan dorongan melalui bimbingan dan saran dalam penyelesaian tesis ini.

5. Bapak Drs.Rasdianto, MA, Ak, Bapak Drs.M.Lian Dalimunthe MEc.Ac, Ak dan Ibu Dra.Sri Mulyani, MBA, Ak selaku dosen penguji. Terima kasih atas saran dan masukannya atas kesempurnaan Tesis ini.


(8)

6. Seluruh dosen dan Guru Besar pada Sekolah Pasca Sarjana Ekonomi Akuntansi. 7. Sembah sujud penulis kepada Ibunda tercinta, yang selalu memberikan semangat

kepada penulis, dan Ayahanda tercinta, yang terus mendukung untuk menyelesaikan studi. Doa dan kasih sayang penulis selalu untuk papa dan mama. 8. Adikku yang tercinta Aulia Arif Nst dan Riski Harmayani, terima kasih atas

bantuannya pada abangda.

9. Terima kasih juga kepada staf administrasi Sekolah Pascasarjana : Ari, Kak Dori, Kak Yuli, Bang Dedi, Yusna, Kak Atik dan teman – teman seangkatan di Sekolah Pascasarjana Ilmu Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

10.Khusus Rekan – rekan di Asian Agri Group dan teman – teman lainnya yang pada kesempatan ini tidak dapat penulis cantumkan namanya satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dengan keterbatasan pengetahuan penulis, maka hasil penelitian ini masih perlu disempurnakan. Karena itu dengan segala kerendahan hati penulis memohon segala kritik dan saran demi perbaikan hasil penelitian ini. Terima kasih.

Medan, 12 Agustus 2008

Penulis,


(9)

RIWAYAT HIDUP

1. NAMA : ABDILLAH ARIF NASUTION

2. TEMPAT / TGL LAHIR : MEDAN/06 APRIL 1983

3. PEKERJAAN : --

4. AGAMA : ISLAM

5. ORANG TUA :

a. AYAH : MARIFUL ARIF NASUTION

b. IBU : HASYUNI

6. ALAMAT : KOMPLEK TPI BLOK H NO.4 MEDAN

7. PENDIDIKAN :

a. SD : SD BHAYANGKARI MEDAN

b. SMP : SMP BHAYANGKARI MEDAN c. SMA : SMU HARAPAN MEDAN

d. S1 : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(10)

(11)

(12)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

2.1. Kerangka Lengkap Standar Audit Intern ... 13

2.2. Penelitian Terdahulu ... 22

3.1. Definisi dan Pengukuran Variabel ... 35

4.1. Ringkasan Hasil Uji Validitas dan Realibilitas ... 40

4.2. Hasil Analisis Koefisien Determinasi ……… 44

4.3. Koefisien Korelasi Antar Variabel ... 45

4.4. Hasil Analisis Koefisien Determinasi dan Uji Keberartian Koefisien Korelasi ……… 46

4.5. Analisis Varians (Anova)... 47


(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman

2.1. Struktur Organisasi Perusahaan dengan bagian Audit Intern memiliki Tanggung jawab Primer kepada manajemen dan tanggung jawab

sekunder kepada dewan komisaris... 20 2.2 Kerangka Konseptual Pengaruh Berbagai Aspek Audit Intern terhadap

pencapaian anggaran perusahaan perkebunan kelapa sawit di daerah

Sumatera Utara ………... 25

4.1 Uji Normalitas Data ……… 42


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Judul Halaman

1. Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit menurut Kantor Biro Pusat

Statistik Sumatera Utara ... 60

2. Data Hasil Kuesioner Secara Keseluruhan Variabel... 64

3. Data Hasil Kuesioner Variabel Penerapan Standar Audit Intern... 65

4. Data Hasil Kuesioner Variabel Manajemen Audit ... 69

5. Data Hasil Kuesioner Variabel Pencapaian Anggaran ... 70

6. Output SPSS ... 72


(15)

ABSTRAK ………... i

ABSTRACT ………... ii

KATA PENGANTAR ………. iii

RIWAYAT HIDUP ………. v

DAFTAR ISI ………... vi

DAFTAR TABEL ……… viii

DAFTAR GAMBAR ………... ix

DAFTAR LAMPIRAN ………. x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penelitian ...………... 1

1.2. Perumusan Masalah ..………... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

1.5. Batasan Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS ... 8

2.1. Landasan Teori …...………... 8

2.1.1. Arti dan Tujuan Audit Intern... 8

2.1.2. Ruang Lingkup Audit Intern ... 10

2.1.3. Standar Audit Intern ... 12

2.1.4. Jenis-Jenis Audit Intern ... 14

2.1.5. Kedudukan Bagian Audit Intern Dalam Perusahaan... 16

2.1.6 Anggaran ... 21

2.2. Penelitian Terdahulu ... 22

2.3. Kerangka Konseptual ... 24


(16)

3.3.2. Defenisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 34

3.4. Lokasi dan Waktu ... 36

3.5. Prosedur Pengambilan Data ... 36

3.6. Model dan Teknik Analisis Data ... 37

3.6.1. Pengujian Kualitas Data... 37

3.6.1.1. Pengujian Keandalan (Test of Realibility)... 37

3.6.2. Pengujian Asumsi Klasik ... 37

3.6.2.1.Pengujian Normalitas ... 37

3.6.2.2.Uji Heterokedastisitas ... 38

3.6.2.3 Uji Autokorelasi... 38

3.6.2.4. Uji Multikolinieritas ... 39

3.6.3. Pengujian Hipotesis ... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 40

4.1. Pengujian Validitas dan Realibilitas Data... 40

4.2. Pengujian Asumsi Klasik ... 41

4.2.1. Uji Normalitas... ... 41

4.2.2. Uji Heteroskedastisitas... ... 42

4.2.3. Uji Autokorelasi... 43

4.2.4. Uji Multikolinieritas ... 44

4.3. Pengujian Hipotesis ... 45

4.3.1. Uji F (Analisis Varians)... 47

4.3.2 Uji t (Parsial)... 48

4.4. Pembahasan Hasil Analisis ... 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... ... 51

5.1. Kesimpulan... 51

5.2. Keterbatasan Penelitian... 52

5.3. Saran... ... 53


(17)

1.1. Latar Belakang

Pemilik yang juga sebagai pimpinan perusahaan dapat mengendalikan langsung hal-hal yang terjadi dalam perusahaan. Setelah perusahaan berkembang menjadi besar maka partisipasi pemilik tidak lagi dapat dilakukan seperti keadaan sebelumnya. Dalam keadaan ini ruang lingkup perusahaan bertambah serta menjadi komplek. Lebih lanjut manajemen dituntut untuk mengamankan harta milik perusahaan, menentukan perencanaan strategi perusahaan agar tujuan usaha perusahaan tercapai. Jadi aspek penting manajemen akan berkembang sesuai dengan luas perusahaan.

Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja dalam jangka waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif orang lain. Penyusunan anggaran sering diartikan sebagai perencanaan laba (profit planning). Dalam perencanaan laba, manajemen menyusun rencana operasional yang implikasinya dinyatakan dalam laporan laba rugi jangka pendek dan jangka panjang, neraca kas dan modal kerja yang diproyeksikan di masa yang akan datang.

Dalam menggambarkan anggaran dan proses penyusunan anggaran, layaknya sebagai suatu proyek pembangunan gedung berlantai tiga puluh. Untuk membangun gedung tersebut diperlukan waktu tiga tahun. Gedung tersebut akan dibangun


(18)

berdasarkan cetak biru (blue print) dan berdasarkan rencana biaya yang dibuat oleh arsitek. Setiap bulan dibuat anggaran biaya untuk pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan setiap bagian gedung tersebut, sehingga keseluruhan pekerjaan gedung tersebut dapat terlaksana sesuai dengan cetak biru (blue print) yang telah dibuat dengan rencana biaya yang telah disusun sebelum proyek dilaksanakan.

Pengelolaan perusahaan tidak jauh berbeda dengan pengelolaan suatu proyek pembangunan gedung seperti yang dijelaskan diatas. Untuk jangka waktu tertentu, misalnya lima sampai sepuluh tahun, manajemen puncak menetapkan kearah mana perusahaan akan dijalankan. Manajemen puncak menyusun semacam blue print tentang kondisi yang akan dicapai perusahaan dalam jangka panjang. Blue print ini berisi tentang program jangka panjang yaitu pangsa pasar, produk dan teknologi produksi, keuangan, kepegawaian, citra perusahaan, sistem informasi manajemen, budaya perusahaan dan lain sebagainya. Manajemen mengalokasikan sumber daya yang ada untuk setiap program yang disusunnya. Untuk menjamin terlaksananya program tersebut, manajemen menyusun anggaran yang berisi rencana kerja tahunan dan taksiran nilai sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan rencana kerja tersebut. Dalam proses penyusunan anggaran tersebut ditunjuk manajer yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan rencana kerja dan dialokasikan berbagai sumber daya yang diperlukan kepada manajer yang bersangkutan. Anggaran menjamin pelaksanaan rencana kerja dengan biaya yang sesuai dengan yang direncanakan dalam anggaran. Dengan demikian penyusunan anggaran dimaksudkan


(19)

untuk memberikan jaminan pencapaian blue print tentang program jangka panjang, yang mencakup pangsa pasar, produk dan teknologi produksi, kepegawaian, keuangan, citra perusahaan, sistem informasi manajemen, budaya perusahaan dengan biaya sesuai dengan yang dianggarkan sebelumnya.

Staf audit internal (internal audit staff) yang mempunyai tanggung jawab melaksanakan tugas audit intern merupakan faktor penting dan merupakan alat untuk menentukan efektifitas prosedur yang telah digariskan, dan apakah prosedur tersebut ditaati. Audit intern diperlukan untuk menelaah dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan guna memberikan saran-saran kepada manajemen.

Audit intern adalah suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi guna menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan, untuk memberikan saran-saran kepada manajemen. Tujuan audit intern adalah membantu semua tingkatan manajemen agar tanggung jawabnya dapat dilaksanakan secara efektif untuk maksud tersebut audit intern menyajikan analisis-analisis, penilaian-penilaian, saran-saran, bimbingan-bimbingan dan informasi yang berhubungan dengan kegiatan yang telah ditelaah, dipelajari dan dinilainya. (Walter G. Kell et. all.,1988:800)

Dari defenisi diatas maka jelaslah, staf audit intern (pemeriksa internal) perlu dinamis dan mempunyai orientasi atau pandangan sejarah dan masa yang akan datang. Hal ini disebabkan karena pemeriksa internal berkedudukan sebagai penilai yang bebas, maka pemeriksa internal hendaknya benar-benar bebas dalam sikap dan pemikirannya. Disamping itu hendaknya mampu dan tanggap akan ukuran-ukuran


(20)

(measures) yang akan digunakan dalam penilaiannya. Berhasil atau tidaknya suatu kegiatan didasarkan pada perbandingan atas ukuran-ukuran dan prestasi. Ukuran yang digunakan tidak hanya terdiri dari anggaran, standard cost, standar kualitas, tetapi berdasar pertimbangan-pertimbangan bebas dapat digunakan ukuran yang lain (other

measurement). Dalam hal yang terakhir, pemeriksa internal perlu menguasai semua

aspek lingkungan perusahaan. Perhatiannya bukan hanya berhubungan dengan prosedur-prosedur akuntansi dan keuangan, pengembangan produksi, penjualan dan pemasaran, teknik dan lain-lain. Hal ini disebabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada pemeriksa internal adalah untuk meneliti keseluruhan kegiatan perusahaan.

Persyaratan standar-standar dari internal auditor meliputi ketetapan tindakan yang diambil pada laporan audit dan rekomendasi-rekomendasi yang ada dalam laporan. Standar audit intern tersebut adalah merupakan aspek umum yang merupakan suatu kriteria atau ukuran tentang bagaimana pemeriksaan intern dilakukan oleh pemeriksa internal (internal auditor) dalam melaksanakan praktik audit. Semakin lengkap standar audit intern tersebut dipatuhi oleh pemeriksa internal, maka akan semakin baik pula praktik audit yang dilakukan, tentunya hasil yang dicapai juga akan lebih baik. Ini berarti pemrograman, penganggaran, operasi dan pengukuran, pelaporan dan analisis yang merupakan siklus dalam tahap-tahap proses pengendalian manajemen akan lebih efektif, sehingga semakin efektif pula pencapaian anggaran perusahaan yang telah ditetapkan.


(21)

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengambil judul “Pengaruh berbagai aspek audit intern terhadap pencapaian

anggaran pada perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di daerah Sumatera Utara”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah berbagai aspek audit intern berpengaruh terhadap pencapaian anggaran Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di daerah Sumatera Utara secara simultan dan parsial?

1.3. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut : untuk memperoleh bukti empiris apakah berbagai aspek audit intern berpengaruh terhadap pencapaian anggaran perusahaan perkebunan kelapa sawit di daerah Sumatera Utara secara simultan dan parsial.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam peningkatan peranan audit intern dalam meningkatkan efektifitas anggaran perusahaan sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan,


(22)

Sedangkan bagi staf audit intern hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan atau wawasan sehingga dapat meningkatkan kualitas pekerjaannya.

2. Bagi peneliti. Dapat menambah wawasan peneliti, khususnya tentang pengaruh audit intern terhadap pencapaian target anggaran perusahaan perkebunan kelapa sawit di daerah Sumatera Utara.

3. Bagi peneliti Selanjutnya. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya sesuai dengan topik penelitian ini dengan variabel yang berbeda.

1.5. Batasan Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat batasan-batasan yang tujuannya adalah guna memfokuskan pada pokok permasalahan yang diteliti, dengan adanya pembatasan bisa memperjelas lingkup penelitian serta alat ukur yang digunakan. Batasan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Berbagai aspek audit intern didasarkan pada penerapan standar audit intern oleh pemeriksa internal dalam melaksanakan audit, meliputi :

1. Usia Kepala Audit Intern

2. Pengalaman Kerja Kepala Audit Intern 3. Pendidikan Kepala Audit Intern


(23)

5. Pemakaian Alat dalam Audit Intern 6. Penerapan Standar Audit Intern 7. Pelaksanaan Audit Manajemen

Aspek tersebut merupakan variabel independen yang secara hipotesis mempunyai hubungan positif terhadap pencapaian target anggaran.

b. Pencapaian target anggaran sebagai variabel dependen, dalam penelitian ini pengukurannya mendasarkan pada teori sistem pengendalian manajemen yang terdiri atas proses pengendalian dan struktur pengendalian.

Proses pengendalian meliputi perencanaan strategi, penganggaran, operasi dan pengukuran, analisis dan pelaporan, yang merupakan suatu siklus tak ada hentinya, sedangkan struktur pengendalian, konsep utamanya adalah pusat pertanggungjawaban atas kegiatan unit.


(24)

2.1. Landasan Teori

2.1. 1. Arti dan Tujuan Audit Intern

Kalbers dan Fogarty (1995:65) menyatakan audit intern hanya terdapat dalam perusahaan yang relatif besar. Dalam perusahaan ini, pimpinan perusahaan membentuk banyak departemen, bagian, seksi atau satuan organisasi yang lain dan mendelegasikan sebagian wewenangnya kepada kepala unit organisasi tersebut. Pendelegasian wewenang kepada sejumlah unit organisasi inilah yang mendorong perlunya dibentuk staf audit intern. Pemeriksa intern melayani peranan penting dalam perusahaan. Pekerjaan mereka berfokus pada peranan tersebut, yang fungsi-fungsi lain dalam organisasi beroperasi dibawah parameter pengendalian yang ditetapkan oleh hukum dan kebijakan perusahaan.

Sampai sekarang masih banyak orang yang menganggap audit intern sebagai suatu kegiatan yang berhubungan dengan verifikasi transaksi dan catatan keuangan perusahaan. Pekerjaan audit intern tidak terlepas dari kegiatan akuntansi suatu perusahaan, sehingga audit intern tidak lebih dari audit keuangan yang dilakukan oleh karyawan perusahaan sendiri.

Ditinjau dari sudut etimologi, anggapan-anggapan tersebut memang ada benarnya. Dua kata yang membentuk istilah audit intern yang terdiri dari kata audit (auditing) dan intern (internal), cukup memberi alasan atas pengertian tersebut diatas.


(25)

Audit dapat diartikan sebagai audit atas data administrasi suatu perusahaan yang dilakukan untuk meneliti kecermatan data administrasi dan menilai kebenaran laporan keuangan perusahaan tersebut. Dengan adanya kata intern yang mengikuti kata audit dapat menunjukkan bahwa kegiatan audit tersebut dilakukan oleh orang dalam perusahaan sendiri.

Pengertian yang sesungguhnya dari audit intern dikeluarkan oleh Institute of

Internal Auditors (IIA) tercantum dalam Standards for The Professional Practice of Internal Auditing (2002), menyatakan : Audit Intern adalah suatu aktivitas

independen, yang memberikan jaminan keyakinan serta memberi konsultasi yang dirancang untuk memberikan suatu nilai tambah serta meningkatkan kegiatan operasi organisasi. Internal auditing membantu organisasi dalam usaha mencapai tujuannya dengan cara memberikan suatu pendekatan disiplin yang sistematis untuk mengevaluasi dan meningkatkan keefektifan manajemen resiko, pengendalian dan proses pengaturan dan pengelolaan organisasi. Sedangkan menurut Sawyer (2003) audit Intern adalah suatu fungsi penilaian independen yang dibentuk dalam suatu organisasi untuk mengkaji dan mengevaluasi aktifitas organisasi sebagai bentuk jasa yang diberikan bagi organisasi. Dari defenisi tersebut kelihatan bahwa ruang lingkup audit intern tidak hanya pada bidang akuntansi dan keuangan saja, akan tetapi dapat mencakup seluruh kegiatan organisasi. Begitu juga dengan jasa yang merupakan produk akhir dari audit intern diperuntukkan bagi seluruh anggota organisasi meliputi semua tingkatan manajemen, termasuk dewan komisaris.


(26)

Adapun tujuan audit intern, sebagaimana yang dinyatakan oleh IIA yaitu : Tujuan audit intern adalah membantu anggota organisasi dalam pelaksanaan tanggung jawab mereka. Untuk itu, audit intern melengkapinya dengan analisis, penilaian, rekomendasi, konsultasi dan informasi mengenai penelaahan aktifitas tersebut. (Gil, 1986 : 313). Kutipan diatas bermakna bahwa tujuan audit intern adalah untuk membantu anggota organisasi dalam melaksanakan tanggung jawab yang dibebankan kepada mereka agar efektif. Bantuan tersebut diwujudkan dalam bentuk analisis, penilaian, rekomendasi, konseling, dan informasi yang berhubungan dengan kegiatan yang diperiksa.

2.1.2. Ruang Lingkup Audit Intern

Woolf (1973:6) menyatakan daur transaksi dari suatu perusahaan melewati tiga tahap. Tahap pertama adalah tahap perencanaan, yang biasanya berakhir pada otorisasi dari level tertentu dalam organisasi. Tahap kedua adalah tahap akuntansi, yaitu tahap pelaksanaan dan pencatatan dalam buku perkiraan. Ini adalah tahap yang paling sederhana, karena hanya untuk ketepatan dan klasifikasi dari tahap pertama tadi. Sedangkan tahap yang terakhir adalah tahap penelaahan transaksi, dan tahap ini menjadi perhatian audit intern. Karyawan yang bertanggung jawab pada tahap ini tidak mempunyai hubungan dengan karyawan yang mempunyai tanggung jawab pada tahap pertama dan tahap kedua. Oleh karena itu, audit intern merupakan suatu fungsi tersendiri dan terpisah dari tanggung jawab otorisasi dan pencatatan, yaitu berkenaan dengan verifikasi dan penilaian tentang prosedur transaksi. Penentuan fungsi audit


(27)

intern menjadi wewenang dari manajemen perusahaan, sedangkan ruang lingkup audit intern dalam suatu perusahaan bergantung pada apa fungsi audit intern yang telah ditentukan oleh manajemen perusahaan, dan mungkin bersama-sama dengan dewan komisaris.

Pemeriksa Intern harus menelaah keandalan dan integritas informasi keuangan dan operasi serta cara-cara untuk mengidentifikasi, mengukur, mengelompokkan, dan melaporkan informasi tersebut. Pemeriksa intern harus menilai sistem yang telah ditetapkan untuk menjamin kesesuaiannya dengan kebijakan, rencana, prosedur, hukum, dan peraturan yang mungkin dapat berpengaruh terhadap operasi dan laporan. Pemeriksa Intern harus menilai cara-cara untuk melindungi harta perusahaan dari berbagai kemungkinan kehilangan, seperti pencurian, kebakaran, penggelapan, dan sebagainya. Untuk itu pemeriksa intern harus melakukan verifikasi atas eksistensi harta perusahaan dengan menggunakan prosedur audit yang sesuai. Pemeriksa intern harus pula menilai apakah sumber daya telah digunakan secara efisien dan ekonomis. Akhirnya pemeriksa intern harus pula menilai operasi atau program untuk memastikan apakah hasil yang diperoleh dari operasi atau program tersebut sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ditetapkan, dan apakah pelaksanaannya telah sebagaimana yang direncanakan.

Namun, pemeriksa intern dapat juga menyelenggarakan fungsi yang selain fungsi pelaporan, seperti yang dikemukakan oleh Greenspan et.al (1994:78), Pemeriksa Intern secara regular menyelenggarakan berbagai fungsi pelaporan yang tidak rutin. Mereka melakukan pekerjaan konsultasi yang meningkat dibandingkan


(28)

dengan pekerjaan audit, mereka lebih terlibat dengan proses pembuatan keputusan manajemen, memberi nasehat pembuatan keputusan objektif kepada manajemen puncak pada penawaran tender, menentukan merger, akuisisi dan sebagainya.

2.1.3. Standar Audit Intern

Pemeriksa intern memerlukan pedoman atau standar dalam menjalankan fungsinya. Institute of Internal Auditors (IIA) telah menetapkan standar praktek bagi pemeriksa intern yang mengikat para anggotanya. Standar itu menetapkan ukuran bagi operasi suatu audit intern yang memberi pengukuran konsisten tentang kinerja audit. (Sawyer, 1991:39). Kriteria yang ditetapkan dalam standar itu dapat diterapkan pada semua perusahaan dan bagian audit intern merupakan kekuatan yang dapat menyatukan pemeriksa intern seluruh dunia; mendorong peningkatan praktek audit intern; mengenal segala sesuatu yang berkenaan dengan peran baru, objektivitas, ruang lingkup, dan kinerja audit intern; dan mempromosikan pengakuan terhadap audit intern sebagai suatu profesi.


(29)

Kerangka lengkap standar audit intern adalah sebagi berikut : (Miller, critied by Kell and Boynton, 1992:810).

Tabel 2.1 Kerangka Lengkap Standar Audit Intern

NAMA DOKUMEN PENGESAH KETERANGAN

Statement of

Responsibilities of Internal Auditing

IIA Board of Directors

Membicarakan peran dan tanggung jawab audit intern

Code of Ethics IIA Board of Directors

Menetapkan standar prilaku professional untuk anggota IIA dan/ atau pemeriksa intern berijazah

Standards for the Professional Practice of Internal Auditing (Standards)

General Standards IIA Board of Directors

Menetapkan lima standar umum audit intern yang harus diikuti untuk memenuhi standar itu. Spesific Standards Professional

standards

Committee (PSC)

Menetapkan 25 standar khusus yang harus diikuti untuk memenuhi standar umum.

Guidelines PSC Menetapkan pedoman yang paling

berterima umum untuk memenuhi standar umum dan standar khusus. Statement on Internal

Auditing Standards (SIAS)

PSC Memberi Interpretasi tentang standar umum, standar khusus dan pedoman yang telah ditetapkan. Sebagai tambahan, SIAS

digunakan untuk menambah atau merubah pedoman yang ada. Practice Directives (PD) PSC Menentukan kebijakan dan

prosedur lembaga IIA menyusul pengelolaan standar professional. Professional Standards

Bulletins (PSB)

PSC Chairperson Membicarakan permasalahan yang dihasilkan dari aplikasi pernyataan standar IIA PSB bukan merupakan pernyataan resmi dari IIA. Untuk pedoman resmi, pemeriksa intern harus merujuk pada standar IIA tersebut diatas.


(30)

Di Indonesia, standar audit intern belum ditetapkan secara resmi yang berlaku bagi seluruh perusahaan. Kalaupun ada, yaitu acuan yang dikeluarkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan (BPKP) berupa standar audit SPI BUMN/D yang meliputi standar umum, standar audit, standar pelaporan, dan standar tindak lanjut. (Forum Komunikasi Satuan Pengawasan Intern (FK-SPI) BUMN/D, 1996:57). Sepertinya Standar Audit SPI BUMN/D tersebut mengadaptasi Standards for

Professional Practice of Internal Auditing yang dikeluarkan oleh Institute of Internal Auditors (IIA).

2.1.4. Jenis-Jenis Audit Intern

Reeve (1988:11) menyatakan ada berbagai pendapat mengenai jenis audit intern, terutama antara audit operasional dan audit manajemen. Sebagian pendapat mengatakan bahwa audit operasional identik dengan audit manajemen dan beranggapan bahwa audit intern yang berada diluar lingkup bidang audit keuangan disebut dengan audit operasional. Sementara pendapat lain mengatakan bahwa tidak semua audit yang berada di luar audit keuangan merupakan audit operasional dan ada bagian tertentu yang bukan audit operasional dan ada bagian tertentu yang bukan audit operasional tapi adalah audit manajemen. Audit intern dibagi atas audit keuangan, audit operasional, dan audit manajemen.

Audit operasional dan audit manajemen berbeda dalam hal luas auditnya. Audit manajemen sebenarnya merupakan perluasan dari audit operasional, sehingga meskipun teknik audit yang dipergunakan keduanya adalah sama, namun penilaian


(31)

lebih banyak dilakukan dalam audit manajemen dibandingkan dengan audit operasional. Jadi perbedaannya yaitu bahwa audit operasional itu penilaian yang dilakukan untuk manajemen (evaluation for management), sedangkan audit manajemen itu penilaian terhadap kegiatan manajemen (evaluation of management).

Berbagai penulis lain yang juga memberi kontribusi tentang jenis audit intern tersaji berikut ini. Cook dan Winkle (1976:262) menyebutkan ada dua jenis audit intern, yaitu Internal Financaial Auditing dan Internal Operational Auditing. Audit keuangan intern terutama berhubungan dengan audit dan penilaian kegiatan akuntansi atau keuangan suatu perusahaan, sedangkan audit operasional intern merupakan pengujian dan penilaian terhadap operasi perusahaan dengan tujuan menginformasikan kepada manajemen apakah operasi telah terselenggara sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Termasuk dalam audit operasional adalah penilaian terhadap efisiensi penggunaan sumber daya manusia dan fisik sebagaimana juga penilaian terhadap berbagai prosedur operasi, dan harus juga termasuk rekomendasi terhadap solusi masalah dan tentang metode meningkatkan efisiensi dan laba. Pendapat yang senada demikian pula oleh Stettler (1978:81), yang membagi kegiatan audit intern atas audit keuangan dan audit operasional/manajemen.

Ramanathan (1990: 298), tidak sepakat dengan pendapat yang mengatakan bahwa audit operasional identik dengan audit manajemen. Dengan tegas dia mengatakan bahwa audit operasional berbeda cakupannya dengan audit manajemen. Audit operasional hanya penilaian terhadap manajemen tingkat menengah dan bawah (middle and supervisory). Apabila audit tersebut dilakukan terhadap manajemen


(32)

puncak, maka hal ini tidak dapat disebut lagi sebagai audit operasional. Oleh karena itu, audit operasional dapat disebut dengan audit manajemen, tapi seluruh audit manajemen bukanlah audit operasional.

Gupta (1982:329) telah membagi audit intern atas traditional concept of

internal auditing, modern concept of internal auditing, dan management auditing.

Audit intern dalam konsep tradisional terutama berhubungan dengan pertanyaan, apakah harta organisasi dijaga dengan cukup dan dihitung dengan tepat; apakah akuntansi dan catatan terkait lainnya dapat dipercaya; dan apakah prosedur dan kebijakan organisasi telah dipatuhi. Pada audit intern dalam konsep modern, tugas pemeriksa intern terutama adalah untuk memeriksa operasi, oleh karenanya ia mengatakan bahwa audit intern dalam konsep modern lebih kurang sama artinya dengan audit operasi. Mengenai audit manajemen dia menjelaskan, untuk memeriksa, menelaah, dan menilai berbagai kebijakan dan tindakan manajemen berdasarkan standar tujuan tertentu, sehingga merupakan suatu telaah kritis dan menyeluruh tentang segala aspek manajemen.

2.1.5. Kedudukan Bagian Audit Intern dalam Perusahaan

Suatu hal yang dapat membentuk independensi bagian (department) audit intern adalah melalui status organisasi. Woolf (1973:21) menyatakan independensi departemen audit intern harus ditunjukkan dalam struktur formal organisasi. Status organisasi adalah tingkat dalam hirarki organisasi tempat bagian audit intern itu berada. Bagian audit intern hendaknya dapat memperoleh cakupan daerah audit yang


(33)

luas, dapat mengeluarkan pertimbangan memadai, dan tindakan yang efektif atas temuan audit serta rekomendasi audit. Dengan lain perkataan pimpinan bagian audit intern hendaknya bertanggungjawab pada pejabat yang memiliki pengaruh dan posisi yang cukup kuat sehingga kegiatan audit intern dapat mencapai ruang lingkup yang luas, dan pertimbangan, tindakan maupun rekomendasi hasil audit dapat dilakukan dengan baik.

Status organisasi dan dukungan dari manajemen merupakan faktor penentu atas nilai jasa yang diberikan oleh bagian audit intern. Idealnya, makin tinggi kepada siapa pemeriksa intern harus bertanggung jawab akan makin baik, namun ini tidak seluruhnya benar tergantung dari macam dan kegiatan itu sendiri. Ada yang bertanggung jawab kepada dewan komisaris, presiden direktur (direktur utama) atau controller dan sebagainya. Hartono (1979:294) menyatakan secara garis besarnya pemeriksa intern dapat bertanggung jawab kepada salah satu dari ketiga fungsionaris dibawah ini :

1. Langsung bertanggung jawab pada dewan komisaris. Hal ini banyak dilakukan dalam perusahaan-perusahaan bank dan asuransi. Dalam perusahaan ini internal auditor merupakan penjaga bagi dewan komisaris. Secara teoritis maka seluruh organisasi termasuk direktur utama dapat diteliti oleh internal auditor. Namun seperti dikatakan diatas, cara ini hanya terbatas pada perusahaan-perusahaan bank dan asuransi.

2. Bertanggung jawab pada direktur utama. Cara ini agak jarang dipakai mengingat bahwa direktur dengan tugas-tugasnya yang berat biasanya tidak mempunyai


(34)

waktu untuk mempelajari laporan internal auditor dan kemudian melakukan tindakan koreksi berdasarkan laporan tersebut.

3. Yang paling sering dilaksanakan adalah bahwa internal auditor bertanggung jawab pada fungsionaris keuangan tertinggi. Fungsionaris tersebut mungkin berfungsi sebagai direktur bidang keuangan, bendahara ataupun controller, yang penting adalah bahwa fungsionaris tersebut adalah yang bertanggung jawab atas koordinasi pada persoalan-persoalan keuangan dan akuntansi.

Namun menurut PPA-STAN (1984:1) ada pendapat bahwa keadaan yang paling baik adalah organisasi internal auditor bertanggung jawab kepada direktur utama. walaupun ini juga mempunyai kelemahan, minimal hendaknya organisasi pemeriksa intern bertanggung jawab atau melaporkan pekerjaannya kepada pejabat yang berdasarkan wewenangnya dapat segera memerintahkan perbaikan secara cepat atau mengambil langkah-langkah berdasrkan pendapat atau saran pemeriksa intern.

Apabila dihubungkan dengan perkembangan konsep audit intern, pada awalnya kedudukan pemeriksa intern adalah sebagai staf direktur keuangan. kemudian berkembang menjadi staf presiden direktur. Akhir-akhir ini pemeriksa intern juga berperan sebagai staf dewan komisaris. (PPA-STAN, 1984:1).

Masing-masing alternatif diatas tentunya berpengaruh terhadap fungsi audit intern. Hal ini disebabkan karena antara manajemen dan dewan komisaris memiliki kepentingan yang berbeda dengan kedudukan masing-masing di dalam perusahaan. Apabila bagian audit intern berada sepenuhnya dibawah wewenang manajemen, tentu


(35)

saja fungsi audit intern akan diarahkan sesuai dengan kepentingan manajemen semata. Begitu pula sebaliknya, andai kata bagian audit intern sepenuhnya berada dibawah wewenang dewan komisaris. Mengingat kondisi tersebut, mungkin alternatif yang baik adalah alternatif yang terakhir. Pemilihan alternatif terakhir ini mengundang masalah tentang seberapa jauh tanggung jawab bagian audit intern kepada manajemen dan seberapa jauh pula kepada dewan komisaris. Untuk itu terdapat tiga susunan yang dapat dilaksanakan. Pertama, bagian audit intern memiliki tanggung jawab primer kepada manajemen dan tanggung jawab sekunder kepada dewan komisaris. Kedua, merupakan kebalikan dari yang pertama, yaitu tanggung jawab primer kepada dewan komisaris dan tanggung jawab sekunder kepada manajemen. Ketiga, tanggung jawab primer diberikan baik kepada manajemen maupun dewan komisaris.

Setiap susunan diatas tentu saja tidak terlepas dari beberapa keuntungan dan kelemahannya. Akan tetapi yang jelas susunan yang dikemukakan terakhir terlihat kurang realistis, karena disini bagian audit intern bertanggung jawab secara penuh kepada dua administrator sekaligus. Namun Brink dan Witt (1982: 28) lebih cenderung untuk menempatkan bagian audit intern berada dibawah wewenang manajemen perusahaan dan memiliki tanggung jawab sekunder kepada dewan komisaris. Dalam hal ini sebaiknya bagian audit intern menyampaikan laporannya langsung kepada presiden direktur. Apabila presiden direktur tidak punya cukup waktu untuk meneliti laporan tersebut, penyampaiannya dapat kepada seorang


(36)

direktur yang mempunyai hubungan langsung dengan presiden direktur. (lihat Gambar 2.1).

Board of directors

Chief executive officer

Senior Vice president,

finance

Treasurer Controller General

Auditor

(Staff vice president)

Subsidiaries and divisions

Sumber : Brink and Witt (1982)

Keterangan : __________ = tanggung jawab primer --- = tanggung jawab sekunder

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Perusahaan dengan bagian Audit Intern memiliki Tanggung jawab primer kepada manajemen dan tanggung jawab sekun Der kepada dewan komisaris


(37)

2.1.6. Anggaran

Sawyer (2005) mendefenisikan Anggaran adalah sebuah pernyataan hasil-hasil yang diharapkan yang dinyatakan dalam bentuk numerik. Sebagai sebuah kontrol anggaran menetapkan masukan sumber daya dan hal-hal yang harus dicapai sebagai keluaran dan hasil. Sawyers (2005) juga menyatakan bahwa :

1. Orang-orang yang bertanggung jawab untuk memenuhi anggaran haruslah berpartisipasi dalam penyiapannya.

2. Orang-orang yang bertanggung jawab untuk memenuhi target anggaran haruslah dilengkapi dengan informasi yang memadai yang membandingkan anggaran dengan kejadian-kejadian aktual dan memberikan alasan-alasan untuk penyimpangan yang signifikan.

3. Semua anggaran khusus harus cocok dengan keseluruhan anggaran organisasi. 4. Anggaran harus menetapkan tujuan yang dapat diukur. Anggaran akan menjadi

tidak bermakna kecuali bila manajer tahu apa tujuannya.

5. Anggaran harus membantu mempertajam struktur organisasi karena standar anggaran yang obyektif sulit untuk ditetapkan dalam gabungan sub sistem yang membingungkan. Oleh karena itu, penganggaran merupakan bentuk disiplin dan koordinasi.

Winardi (1983:149) menyatakan peranan anggaran pada suatu perusahaan merupakan alat untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan, fungsi perencanaan, koordinasi, pengawasan dan juga sebagai pedoman kerja dalam menjalankan perusahaan untuk tujuan yang telah ditetapkan.


(38)

2.2.Penelitian Terdahulu

Sebagai pembanding perlu dikemukakan hasil penelitian sebelumnya yang mengkaji topik permasalahan yang hampir sama dengan penelitian ini. Studi tentang audit intern telah memberikan dorongan bagi para peneliti mengadakan penelitian lebih lanjut. Beberapa penelitian yang menyangkut audit intern antara lain dilakukan

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

Nama Peneliti

No (Tahun

Penelitian)

Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 2 3 4 6

1 Chambers (1978)

Perkembangan Peranan Audit Intern

Tidak Memiliki Variabel Independen dan Variabel Dependen

Peranan audit intern telah bergeser menuju seluruh operasi , tidak lagi hanya pada audit yang berhubungan dengan aspek keuangan semata

2 Maher dan Ramanan (1988)

Hubungan antara audit intern dengan prestasi manajemen

Variabel Independen: Audit Intern

Variabel Dependen: Prestasi Manajemen

Audit Intern dengan prestasi manajerial terdapat hubungan positif dan secara statistik hubungan tersebut signifikan

3 Jonhar (1992) Pengaruh Audit Intern terhadap profitabilitas perusahaan go public

Variabel Independen: Audit Intern

Variabel Dependen: Profitabilitas

perusahaan Go Public

Secara statistik berdasar analisis regresi berganda dengan pengujian pada tingkat keyakinan 95% menunjukkan pengaruh yang signifikan dari audit intern terhadap profitabilitas perusahaan go public di Indonesia.


(39)

Lanjutan

Nama Peneliti

No (Tahun

Penelitian)

Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

1 2 3 4 6

4 Kirjadi (1994) Hubungan berbagai Aspek Pemeriksaan Intern dengan Pencapaian anggaran pada perusahaan tekstil di Daerah Istimewa Yogyakarta

Variabel Independen: Aspek Pemeriksaan Intern

Variabel Dependen : Pencapaian target anggaran perusahaan tekstil di Daerah Istimewa Yogyakarta

Hasil Penelitian Menyimpulkan bahwa hanya penerapan standar audit intern dan pendidikan kepala audit intern yang mempunyai hubungan positif dengan pencapaian anggaran sedangkan independent variabel lainnya tidak mempunyai hubungan positif dengan pencapaian anggaran.

5 Bruce dan Kamal (1996) Pengaruh Budaya terhadap respon auditee terhadap auditor Variabel Independen: Pengaruh Budaya Variabel Dependen: Respon auditee terhadap auditor Hasil penelitian menyimpulkan tidak memperlihatkan perbedaan yang signifikan dalam prilaku yang

menyatakan tidak ada perubahan dalam proses audit internal yang dianggap perlu dalam lingkungan budaya

Penelitian ini merupakan modifikasi atas penelitian yang dilakukan oleh Kirjadi (1994) tentang hubungan berbagai aspek audit intern dengan pencapaian anggaran pada perusahaan tekstil di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kekhususan dalam penelitian ini terletak pada lokasi dan waktu pengamatan yang berbeda. Penelitian ini dilakukan selama periode Tahun 2006 pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit


(40)

yang ada di Sumatera Utara, sedangkan Kirjadi (1994) melakukan penelitian pada Perusahaan tekstil yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta selama periode Tahun 1992. dimana penulis ingin meneliti dengan adanya perbedaan budaya dari masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta dengan masyarakat di daerah Sumatera Utara, apakah mempunyai pengaruh terhadap hasil penelitian dari segi aspek audit intern pada pencapaian anggaran?

2.3.Kerangka Konseptual

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang memberi kesimpulan bahwa ada pengaruh audit intern dengan pencapaian target anggaran pada perusahaan tekstil di Daerah Istimewa Yogyakarata, maka penulis membuat kerangka konseptual atas penelitian ini adalah seperti yang digambarkan di dalam model berikut ini:


(41)

Independent Variable

Dependent Variable

Aspek Audit Intern (X)

Aspek Audit Manajemen (X7) Penerapan standar audit intern (X6)

Pemakaian alat dalam audit intern

(X5) Jumlah staf audit

intern (X4) Pendidikan Kepala Audit

Intern (X3) Usia Kepala Audit

Intern (X1)

Pengalaman Kerja Kepala Audit

Intern (X2)

Pencapaian Anggaran Pada Perusahaan Perkebunan Di Daerah

Sumatera utara (Y)

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Pengaruh Berbagai Aspek Audit Intern terhadap Pencapaian Anggaran Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di daerah Sumatera Utara


(42)

Penulis akan melakukan penelitian tentang pengaruh audit intern terhadap pencapaian target anggaran pada perusahaan perkebunan di daerah Sumatera Utara. Penelitian ini akan diuji dengan menggunakan regresi linier berganda melalui fasilitas paket program SPSS.

Dimana yang akan diteliti adalah pengaruh dari berbagai aspek audit intern / X (Independent Variable / Variabel Bebas) terhadap pencapaian anggaran pada perusahaan perkebunan Kelapa Sawit di daerah Sumatera Utara / Y ( Dependent Variable / Variabel Tidak Bebas).

Untuk aspek audit intern X (Independent Variable / Variabel Bebas) terdiri dari :

X1= Usia kepala audit intern

X2= Pengalaman kerja kepala audit intern X3 = Pendidikan kepala audit intern X4 = Jumlah staf audit intern

X5 = Pemakaian alat dalam audit intern X6 = Penerapan standar audit intern X7 = Pelaksanaan audit manajemen


(43)

2.4.Hipotesis

Bertitik tolak dari perumusan masalah yang diajukan dan tujuan penelitian yang dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : terdapat pengaruh berbagai aspek audit intern terhadap pencapaian anggaran pada perusahaan perkebunan kelapa sawit di Daerah Sumatera Utara secara simultan dan parsial.


(44)

3.1. Rancangan Penelitian

Penelitian ini akan membahas pengaruh audit intern terhadap pencapaian target anggaran dan sekaligus menguji hipotesis sehingga penelitian ini menggunakan tipe explanatory research, maka penelitian ini akan menjelaskan pengaruh antara variabel aspek audit intern terhadap pencapaian target anggaran.

Adapun rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian pengujian hipotesis, yaitu rancangan penelitian untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel. Tipe hubungan antar dua variabel atau lebih dapat berupa hubungan korelasional, komparatif dan sebab akibat.

3.2. Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini perlu adanya universe sebagai langkah dasar dalam penentuan populasi. Universe penelitian adalah seluruh perusahaan Perkebunan kelapa sawit di Indonesia, sedangkan populasi yang akan digunakan adalah seluruh perusahaan perkebunan kelapa sawit yang tercatat pada Biro Pusat Statistik di Daerah Sumatera Utara. Penelitian ini tidak menggunakan sampel, namun menggunakan semua anggota populasi. Populasi yang digunakan adalah seluruh perusahaan


(45)

Perkebunan Kelapa Sawit yang masih aktif dan tercatat di Biro Pusat Statistik di daerah Sumatera Utara sebanyak 43 perusahaan perkebunan kelapa sawit.

3.3.Variabel Penelitian 3.3.1. Klasifikasi Variabel

Dalam Penelitian ini ada 2 variabel yang digunakan untuk merumuskan hipotesis yaitu :

a. Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen atau merupakan variabel bebas, yaitu berbagai aspek audit intern, yang diberi simbol X. Aspek audit intern tersebut terbagi lagi dalam beberapa variabel yaitu usia kepala audit intern (X1), pengalaman kerja kepala audit intern(X2), pendidikan kepala audit intern (X3), jumlah staf audit intern (X4), pemakaian alat dalam pemeriksaan intern (X5), penerapan standar audit intern (X6) dan Pelaksanaan audit manajemen (X7)

Dasar pemikiran yang merupakan alasan pertimbangan pemilihan variabel-variabel tersebut adalah sebagai berikut :

1. Usia kepala audit intern sebagai variabel bebas secara hipotesis mempunyai hubungan positif dengan pencapaian anggaran, adalah cukup beralasan, karena usia pemeriksa internal memang merupakan keberadaan yang sebenarnya dari pemeriksa internal. Namun kaitannya dengan praktik audit perlu diformulasikan lebih lanjut, agar bisa dipakai sebagai dasar analisis


(46)

penelitian. Kriteria yang mendukung memasukkan usia pemeriksa internal akan semakin dewasa jiwanya, hal tersebut akan mempunyai pengaruh terhadap cara berfikir, berpendirian, berkomunikasi, dan dalam kepemimpinan. Kedewasaan pemeriksa internal tersebut mempunyai hubungan positif dengan pencapaian target anggaran, karena tingkat kedewasaan pemeriksa internal akan menentukan hasil audit yang lebih sempurna sesuai dengan tujuan dan tanggung jawab audit (Kirjadi, 1994). 2. Pengalaman kerja kepala audit intern dipilih sebagai variabel bebas adalah

semakin lama pengalaman kerja pemeriksa internal maka akan semakin luas pandangan (wawasan-wawasan) yang berhubungan dengan tugas audit. Pengalaman kerja tersebut memungkinkan pemeriksa internal lebih terlatih didalam praktek audit sehingga hasil audit bias lebih berkualitas, temuan-temuan di dalam menjalankan praktek audit bisa tepat, informasi yang disampaikan pada manajemen lebih akurat. Dengan informasi yang tepat dan akurat tersebut maka program-program, penganggaran, operasi dan pengukuran, pelaporan dan analisis yang merupakan siklus kegiatan pengendalian manajemen bisa dilaksanakan dengan lebih efektif dan tentunya

mempunyai hubungan positif dengan pencapaian target anggaran (Kirjadi, 1994).


(47)

3. Pendidikan kepala audit intern juga secara hipotesis mempunyai hubungan positif dengan pencapaian target anggaran, hal tersebut karena pemeriksa internal yang tingkat pendidikannya lebih tinggi, muatan ilmu yang ada pada diri pemeriksa internal akan lebih banyak, tentunya akan mendukung tugas audit, apalagi bila tingkat pendidikan tersebut didukung sesuai dengan bidangnya, maka akan semakin efektiflah pemeriksa internal melaksanakan tugas audit, hal ini mestinya akan mempunyai hubungan positif dengan pencapaian target anggaran. (Kirjadi, 1994).

4. Jumlah staf audit intern juga secara hipotesis mempunyai hubungan positif dengan pencapaian target anggaran, dasarnya adalah semakin banyak jumlah staff pemeriksa internal maka akan semakin sempurna pembagian tugas audit, spesialisasi sesuai dengan bidang-bidang audit, pekerjaan audit bisa diselesaikan tepat waktu, hasil audit juga akan lebih baik dan berkualitas. Oleh karenanya variabel tersebut layak dimasukkan dalam variabel bebas dalam penelitian. (Kirjadi,1994).

5. Memasukkan variabel bebas teknologi (alat) yang digunakan oleh pemeriksa internal dalam audit intern, adalah untuk membedakan audit yang dilakukan secara manual akan berbeda bila audit intern tersebut menggunakan computer akan lebih cepat, teliti, tepat dan akurat serta informasi yang dihasilkan pun demikian. Oleh karenanya logis kalau variabel teknologi (alat) yang digunakan mendukung keberadaan pemeriksa internal dalam kaitannya tugas


(48)

audit intern. Informasi yang tepat, cepat, teliti dan akurat tersebut akan disajikan oleh pemeriksa intern yang menggunakan teknologi computer dalam audit intern. Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa informasi yang cepat, tepat, teliti dan akurat secara hipotesis mempunyai hubungan positif dengan pencapaian target anggaran.

6. Variabel bebas penerapan standar audit intern oleh pemeriksa internal didalam praktek audit, merupakan aspek utama audit intern mendasarkan (berpedoman) pada Summary of Standards for Professional Practice of

Internal Auditing, by Institute of Internal Auditor. Standar tersebut rumusan

dari IIA Amerika, namun dalam penelitian menggunakan dasar standar tersebut sebagai tolak ukur. Karena di Indonesia belum ada rumusan yang baku sebagai pedoman audit intern dalam melaksanakan praktek audit dan standar tersebut banyak berhubungan dengan audit operasional. Kaitannya dengan aspek audit intern, maka penerpan standar tersebut merupakan pedoman oleh pemeriksa internal di dalam melaksanakan praktek audit. Kriteria yang digunakan dalam pennelitian adalah semakin sempurna penerapan standar audit intern oleh pemeriksa internal di dalam praktek audit, semakin baik pula praktik audit yang dilakukan oleh pemeriksa internal, hal tersebut akan memberikan hasil audit yang semakin berkualitas. Semakin berkualitas hasil audit oleh pemeriksa internal, maka akan semakin baik pula masukan informasi yang diterima manajemen. Lebih dari itu temuan audit


(49)

oleh pemeriksa internal lebih korektif, informatif dan lebih akurat, yang selanjutnya tindakan penyempurnaan pengendalian manajemen akan lebih tepat mempunyai hubungan positif dengan pencapaian target anggaran.

7. Pelaksanaan Audit manajemen. Audit Manajemen adalah evaluasi fungsi dan kinerja organisasi dan manajemen terkait dengan ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas area operasi, aktivitas dan hasil. (O’Leary, 1996:5; Kitindi, 1992:11; Reider, 2002). Variabel Pelaksanaan Audit Manajemen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat penerapan audit manajemen pada perusahaan perkebunan kelapa sawit.

b. Variabel Dependen adalah variabel yang variasinya ditentukan oleh variabel independen, yaitu pencapaian target anggaran yang diberi simbol Y.

Pencapaian target anggaran merupakan variabel tidak bebas, berkaitan dengan hipotesis mempunyai hubungan H0 dan H1, variabel inilah yang akan diuji dengan variabel-variabel tidak bebas di atas. Pengukurannya adalah menggunakan rasio persentase pencapaian hasil sesungguhnya / realisasi dari anggaran (budget) yang telah ditetapkan oleh manajer suatu unit. Alasannya adalah : (1) mendasarkan pada pengertian efektifitas adalah kemampuan untuk mencapai hasil yang di inginkan, (2) mendasarkan pada pengertian efisien adalah penghematan (irit).(Kirjadi, 1994). Dua pengertian tersebut dipakai sebagai tolak ukur bagi unit-unit yang ada pada perusahaan sebagai pusat pertanggung jawaban Karena pengelompokkan pusat pertanggung jawaban ke dalam pusat pendapatan, pusat


(50)

biaya, pusat laba, dan pusat investasi pada perusahaan perkebunan kelapa sawit masih belum jelas, oleh karenanya manajer-manajer yang membawahi suatu unit, merupakan pusat pertanggung jawaban. Unit-unit yang dimaksud adalah : (1) unit akuntansi dan keuangan sebagai pusat biaya, (2) unit operasional dan produksi sebagai pusat biaya, (3) unit penjualan sebagai pusat pendapatan, (4) unit pembelian sebagai pusat biaya, serta unit personalia dan administrasi sebagai pusat biaya.

3.3.2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

a. Aspek Audit Intern adalah sudut pandang pemeriksaan internal yang dilakukan oleh staf audit intern yang berada pada perusahaan itu sendiri. b. Pencapaian target anggaran adalah persentase realisasi dengan anggaran

(budget) yang telah ditetapkan.

Definisi operasional dan pengukuran variable dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini


(51)

Tabel 3.1 Definisi dan pengukuran variabel Jenis Variabel Nama Variabel Definisi Pengukuran Independen Aspek Audit Intern

(X)

Sudut pandang pemeriksaan internal yang dilakukan oleh audit intern pihak perusahaan tersebut

Interval

Usia Kepala Audit

Intern (X1)

Umur Kepala Yang membawahi Bagian Audit Intern

Interval

Pengalaman Kerja kepala Audit Intern

(X2)

Masa Kerja dan jabatan yang pernah dijabat oleh Kepala Audit Intern

Interval

Pendidikan kepala Audit Intern (X3)

Pendidikan Formal Kepala Audit Intern

Interval Jumlah Staff Audit

Intern (X4)

Jumlah Keseluruhan pegawai yang berada dibawah bagian Audit Intern

Interval

Pemakaian Alat dalam Audit Intern

(X5)

Penggunaan Perangkat seperti Komputer dalam bagian audit intern

Nominal

Penerapan Standar Audit Intern (X6)

Ukuran bagi operasi suatu audit intern yang memberi pengukuran konsisten tentang kinerja audit

Interval

Pelaksanaan audit manajemen (X7)

Pemeriksaan seluruh

kegiatan perusahaan Interval

Dependen Pencapaian Anggaran

(Y)

Persentase realisasi dengan budget / anggaran yang telah ditetapkan.


(52)

3.4. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan perkebunan kelapa sawit daerah Sumatera Utara, untuk dianalisis apakah terdapat pengaruh audit intern terhadap pencapaian target anggaran selama periode pengamatan Tahun Anggaran 2006.

3.5. Prosedur Pengambilan Data

Data yang diperlukan untuk penelitian ini bisa dikategorikan menjadi 2 (dua) kelompok, kelompok pertama data yang berhubungan dengan aspek audit intern. Kelompok kedua data yang berhubungan dengan pencapaian (realisasi) anggaran dari rencana yang telah ditetapkan masing-masing unit. Data tersebut diperoleh dari kuesioner yang dapat dijadikan bukti empiris mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengumpulan data sebagai berikut :

a. Kuesioner diantar langsung kepada responden.

Responden adalah kepala bagian (pimpinan) pemeriksa intern atau kontroler. b. Peneliti akan mengambil kembali kuesioner, setelah selesai kuesioner tersebut

dijawab dan paling lama satu minggu setelah kuesioner diserahkan.

Disamping itu peneliti juga akan mencari data dari instansi terkait (sumber lain) bila diperlukan, misalnya Dinas Perkebunan di Daerah Sumatera Utara.


(53)

3.6. Model dan Teknis Analisis Data 3.6.1. Pengujian Kualitas Data

3.6.1.1. Pengujian Keandalan (Test of Reliability)

Penerapan test ini untuk mengetahui apakah alat pengumpul data pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan atau konsisten alat tersebut dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu-waktu yang berbeda.

3.6.2. Pengujian Asumsi Klasik 3.6.2.1. Pengujian Normalitas

Uji normalitas perlu dilakukan untuk menentukan alat statistik yang dilakukan, Jika data yang diperoleh itu terdistribusi normal dan variansinya sama, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan alat statistik parametrik. Jika data yang diperoleh itu tidak terdistribusi normal dan/atau variansinya tidak sama, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan alat statistik nonparametrik.

Pengujian normalitas data dilakukan dengan melihat grafik penyebaran data dan melihat Histogram. Jika data menyebar disekitar garis diagonal, maka data itu terdistibusi normal.


(54)

3.6.2.2. Uji Heterokedastisitas

Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lainnya tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji heterokedastisitas dilakukan dengan melihat melihat grafik.

3.6.2.3. Uji Autokorelasi

Pada penelitian ini, uji autokorelasi dilakukan dengan Uji Durbin Watson, karena uji ini yang umum digunakan. Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat pertama (first order autokorelasi) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

a. Bila nilai Durbin-Watson (DW) terletak antara batas atas atau Upper Bound (DU) dan 4 – DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.

b. Bila nilai DW lebih rendah dari pada batas bawah atau Lower Bound (DL), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positip. c. Bila nilai DW lebih besar dari pada (4-DL), maka koefisien autokorelasi lebih


(55)

d. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (DU) dan batas bawah (DL) atau DW terletak antara (4-DU) dan (4-DL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.(Ghozali, 2001).

3.6.2.4. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independent). Menurut Ghozali (2001), multikolinieritas terjadi apabila nilai korelasi antar variabel bebas di dalam persamaan regresi di atas 0,7.

3.6.3 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis menggunakan uji statistik berdasarkan model analisis penelitian ini yaitu regresi linier berganda, pengolahan data menggunakan computer paket program statistik SPSS. Hipotesis dari penelitian ini dapat ditetapkan sebagai : H1 : Ada pengaruh yang signifikan dan positif dari berbagai aspek audit intern ter

hadap pencapaian target anggaran pada perusahaan perkebunan di daerah Su matera Utara secara simultan dan parsial.


(56)

4.1. Pengujian Validitas dan Realibilitas Data

Berdasarkan hasil uji validitas dan realibilitas data penelitian seluruh item pertanyaan dinyatakan valid dan reliabel dengan nilai crobach’s alpha sebesar 0.77. Ringkasan hasil pengujian validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini.

Tabel 4.1. Ringkasan hasil uji validitas dan reliabilitas

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

X 1 23.5703 9.966 .600 .469 .736

X 2 21.8481 8.626 .674 .545 .729

X 3 19.5425 12.965 .572 .415 .743

X 4 24.4869 10.870 .553 .429 .742

X 5 24.2092 14.117 .486 .376 .762

X 6 21.6889 15.004 .692 .812 .774

X 7 23.2703 14.188 .689 .832 .757


(57)

4.2. Pengujian Asumsi Klasik

Dalam analisis ini perlu dilihat terlebih dahulu apakah data tersebut bisa dilakukan pengujian model regresi. Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk menentukan syarat persamaan yang pada model regresi dan dapat diterima secara ekonometrik. Pengujian asumsi klasik ini terdiri pengujian normalitas, multikolineariti, autokorelasi, dan pengujian heteroskedastisitas.

4.2.1. Uji Normalitas

Berdasarkan hasil uji normalitas data dengan melihat uji grafik dan dengan melihat histogram, maka dapat disimpulkan bahwa data mempunyai distribusi normal. Hal ini dapat diketahui dengan melihat penyebaran data (titik) menyebar disekitar garis diagonal Hal ini juga didukung dengan histogram dimana kurva membentuk kurva diatas 0, maka semua data dalam penelitian ini adalah berdistribusi normal. Grafik uji normalitas dan histogram dapat dilihat pada pada gambar berikut ini.


(58)

1.0 0.8 0.6 0.4 0.2 0.0

Observed Cum Prob 1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Expected Cum Prob

Dependent Variable: Pencapaian Anggaran Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Gambar 4.1. Uji Normalitas Data 4.2.2. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian asumsi heteroskedastisitas menyimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. Dengan kata lain terjadi kesamaan varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Kesimpulan ini diperoleh dengan melihat penyebaran titik-titik yang menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas, serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hasil pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini.


(59)

2 1

0 -1

-2

Regression Standardized Predicted Value

3

2

1

0

-1

-2

-3

Regression Stud

e

n

tiz

e

d

Residual

Dependent Variable: Pencapaian Anggaran Scatterplot

Gambar 4.2. Uji Heteroskedastisitas

4.2.3. Uji Autokorelasi

Salah satu pengujian yang digunakan untuk menegtahui adanya autokorelasi adalah dengan memakai uji statistik Watson (DW-Test). Jika nilai Durbin-Watson terletak antara -2 sampai 2, maka tidak terjadi autokorelasi. Dari hasil pengujian terlihat bahwa nilai Durbin- Watson untuk variabel usia, pengalaman kerja, pendidikan formal, jumlah staff, pemakaian alat komputer, standar audit, audit manajemen dan variabel pencapaian anggaran mempunyai nilai sebesar 1,886. Ini


(60)

menunjukkan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada masing-masing variabel karena nilai Durbin-Watson terletak antara -2 sampai 2.

Tabel 4.2. Hasil Analisis koefisien Determinasi Model Summaryb

.933a .871 .839 .10603 1.886

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), Manajemen Audit, Jumlah Staff, Pendidikan Formal, Pemakaian Alat, Usia, Pengalaman Kerja, Norma Pemeriksaan a.

Dependent Variable: Pencapaian Anggaran b.

4.2.4. Uji Multikolinieritas

Pengujian asumsi multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Independent Variable). Uji multikolinieritas dapat dilihat dari nilai koefisien korelasi, dengan uji Pearson Correlation terlihat tidak ada nilai korelasi diatas 0,7. Ini menunjukkan bahwa tidak terjadinya multikolinieritas.


(61)

Tabel 4.3. Koefisien Korelasi Antar Variabel

Coefficient Correlationsa

4.3. Pengujian Hipotesis

Setelah dilakukan pengujian asumsi klasik dan diperoleh kesimpulan bahwa data sudah good dan fit sehingga dapat digunakan untuk melakukan pengujian analisa regresi berganda, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis. Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh berbagai aspek audit intern terhadap pencapaian anggaran pada perusahaan perkebunan kelapa sawit di Daerah Sumatera Utara. Besarnya hubungan dan sumbangan variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel pencapaian anggaran dapat diketahui dengan menggunakan analisis regresi berganda. Analisis ini bertujuan untuk mengungkapkan apakah hubungan antara variabel itu berupa hubungan prediktif atau tidak, sedangkan keberartiannya dapat diketahui dengan uji Analisis Varians yaitu uji F. Hasil analisis

1.000 .215 .119 -.219 -.212 -.342 -.650 .215 1.000 .016 -.091 -.318 -.507 -.039 .119 .016 1.000 -.087 -.131 -.233 -.321 -.219 -.091 -.087 1.000 .133 -.057 -.150 -.212 -.318 -.131 .133 1.000 .029 -.163 -.342 -.507 -.233 -.057 .029 1.000 .133 -.650 -.039 -.321 -.150 -.163 .133 1.000 .015 .001 .001 -.001 -.001 -.001 -.019 .001 .001 1.34E-005 .000 .000 .000 .000 .001 1.34E-005 .001 .000 .000 .000 -.003 -.001 .000 .000 .003 .000 -6.04E-005 -.002 -.001 .000 .000 .000 .000 1.19E-005 -.001 -.001 .000 .000 -6.04E-0051.19E-005 .000 .001 -.019 .000 -.003 -.002 -.001 .001 .057 Manajemen Audit Jumlah Staff Pendidikan Formal Pemakaian Alat Usia Pengalaman Kerja Norma Pemeriksaan Manajemen Audit Jumlah Staff Pendidikan Formal Pemakaian Alat Usia Pengalaman Kerja Norma Pemeriksaan Correlations Covariances Model 1 Manajemen

Audit Jumlah Staff

Pendidikan Formal Pemakaian Pengalaman Kerja Norma Pemeriksaan Alat Usia

Dependent Variable: Pencapaian Anggaran a.


(62)

koefisien determinasi dan uji keberartian koefisien korelasinya dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 4.4. Hasil Analisis Koefisien Determinasi dan Uji Keberartian Koefisien Korelasi

Model Summary(b)

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .933(a) .871 .839 .10603

Menurut Santoso (2001:354) untuk regresi linier berganda lebih dari dua variabel bebas digunakan Adjusted R² sebagai koefisien determinasi. Angka adjusted R-Square memberikan nilai 0,839 dimana nilainya diatas 0,5 (tabel 4.4). nilai ini memberikan pengertian bahwa 83,90% pencapaian anggaran dapat dijelaskan oleh variabel usia, pengalaman kerja, pendidikan formal, jumlah staff, pemakaian alat komputer, penerapan standar audit intern dan audit manajemen dan selebihnya 16,10% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa aspek usia kepala audit intern, pengalaman kerja kepala audit intern, pendidikan kepala audit intern, jumlah staff audit intern, pemakaian alat komputer dalam audit intern, penerapan standar audit intern dan audit manajemen secara bersama-sama berhubungan dan berkontribusi terhadap pencapaian anggaran pada perusahaan perkebunan kelapa sawit di Daerah Sumatera Utara. Maka hipotesis dalam penelitian ini terdapat


(63)

“hubungan yang signifikan antara aspek usia kepala audit intern, pengalaman kerja kepala audit intern, pendidikan kepala audit intern, jumlah staf audit intern, pemakaian alat komputer dalam audit intern, penerapan standar audit intern dan audit manajemen terhadap pencapaian anggaran perusahaan perkebunan kelapa sawit di Daerah Sumatera Utara”, telah teruji secara empiris dan dengan demikian H1 diterima.

4.3.1. Uji F (Analisis Varians)

Tabel 4.5. Analisis Varians (Anova) ANOVAb

2.124 7 .303 26.993 .000a

.315 28 .011

2.439 35

Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Manajemen Audit, Jumlah Staff, Pendidikan Formal, Pemakaian Alat, Usia, Pengalaman Kerja, Norma Pemeriksaan

a.

Dependent Variable: Pencapaian Anggaran b.

Dari uji F atau uji Anova diperoleh F hitung sebesar 29,993 pada g = 5% dengan tingkat signifikan 0,000. karena nilai probabilitas (0,000) jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi pencapaian anggaran. Atau dengan kata lain bahwa variabel bebas yakni aspek usia kepala audit intern , pengalaman kerja kepala audit intern, pendidikan kepala audit intern, jumlah staf audit intern, pemakaian alat komputer, penerapan standar audit inter dan audit


(64)

maanjemen secara simultan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pencapaian anggaran, karena F hitung > F tabel yakni 29,993 > 4,113

4.3.1. Uji t (Parsial)

Tabel 4.6. Koefisien-Koefisien Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

-1.737 .757 -2.294 .029

.014 .021 .062 .666 .511 .539 1.854 .002 .020 .008 .082 .936 .455 2.199 .014 .039 .032 .358 .723 .587 1.702 .002 .022 .010 .106 .916 .571 1.752 .003 .054 .005 .058 .745 .624 1.602 .726 .238 .413 3.051 .005 .251 3.983 .432 .121 .491 3.577 .001 .244 4.097 (Constant) Usia Pengalaman Kerja Pendidikan Formal Jumlah Staff Pemakaian Alat Norma Pemeriksaan Manajemen Audit Model 1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Dependent V

a. ariable: Pencapaian Anggaran

Collinearity Statistics

Hasil t hitung dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa terdapat dua variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pencapaian anggaran, karena nilainya di atas t tabel ( t tabel = 1,6882). Kedua variabel bebas tersebut yaitu aspek penerapan standar audit intern dengan nilai t hitung 3,051 dan tingkat signifikan sebesar 0,005 lebih kecil dari alpha 0,05, kemudian aspek audit manajemen memberikan nilai t hitung sebesar 3,577 dan tingkat signifikan 0,001 lebih kecil dari alpha 0,05. selanjutnya untuk variabel lainnya seperti (1) variabel aspek usia kepala audit intern secara parsial berpengaruh secara positif namun tidak signifikan terhadap pencapaian anggaran, hal ini djelaskan oleh nilai t hitung yang hanya sebesar 0,666 dan tingkat signifikan sebesar 0,511 lebih


(65)

besar dari alpha 0,05, (2) variabel pengalaman kerja kepala bagian audit intern dengan nilai t hitung sebesar 0,082 dan tingkat signifikan sebesar 0,936 lebih besar dari alpha 0,05, (3) variabel pendidikan formal dengan nilai t hitung sebesar 0,358 dan tingkat signifikan sebesar 0,723 lebih besar dari alpha 0,05, (4) variabel jumlah staff audit intern dengan nilai t hitung sebesar 0,106 dan tingkat signifikan sebesar 0,916 lebih besar dari alpha 0,05, (5) variabel pemakaian alat komputer dengan nilai t hitung sebesar 0,058 dan tingkat signifikan sebesar 0,745 lebih besar dari alpha 0,05

Dari hasil analisis dan pengujian data terhadap variabel bebas yang diduga memberikan pengaruh paling dominan terhadap pencapaian anggaran, terbukti bahwa aspek penerapan standar audit intern dan aspek audit manajemen mempunyai pengaruh yang paling dominan. Hal ini ditunjukkan dengan uji secara parsial semua variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengolahan data menunjukkan (Tabel 4.6) tingkat signifikan dari kedua variabel tersebut sebesar 0,005 dan 0,001 lebih kecil dari 0,05

4.4. Pembahasan Hasil Analisis

Berdasarkan hasil uji hipotesis yang telah dilakukan diperoleh model regresi sebagai berikut:

Y = -1.737 + 0.014 X1 + 0.002 X2 + 0.014 X3 + 0.002 X4 + 0.003 X5 + 0.726 X6 + 0.432 X7


(66)

Konstanta = -1,737 menyatakan bahwa jika variabel-variabel aspek usia kepala audit intern, aspek pengalaman kerja kepala audit intern, pendidikan kepala audit intern, jumlah staf audit intern, pemakaian alat dalam audit intern, penerapan standar audit intern dan audit manajemen tidak dijadikan pertimbangan pada audit intern untuk mencapai target anggaran pada perusahaan perkebunan kelapa sawit, maka target anggaran akan berkurang sebesar 173,7%,-. Apabila usia kepala audit intern bertambah 1 tahun, maka pencapaian anggaran naik sebesar 1,4 %,- kemudian semakin meningkatkan pengalaman kerja kepala audit intern selama 1 tahun akan meningkatkan pencapaian anggaran sebesar 0,2 %,- semakin tingginya pendidikan kepala audit intern ke jenjang yang lebih profesional, maka menambah pencapaian anggaran sebesar 1,4 %, selanjutnya semakin bertambahnya jumlah staff audit intern sebanyak 1 orang, akan menyebabkan kenaikan pencapaian anggaran sebesar 0,2%. Dengan bertambahnya peralatan seperti komputer untuk digunakan pada audit intern sebesar 1 unit komputer maka akan menambah pencapaian anggaran sebesar 0,3 % semakin berkualitasnya penerapan standar audit intern, akan menyebabkan bertambahnya pencapaian anggaran sebesar 72,6 % serta semakin baiknya pelaksanaan audit manajemen akan meningkatkan pencapaian anggaran sebesar 43,2 %.


(67)

5.1. Kesimpulan

Tujuan Penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh berbagai aspek audit intern terhadap pencapaian anggaran perusahaan perkebunan kelapa sawit di Daerah Sumatera Utara. Hasil penelitian ini memberi kesimpulan sebagai berikut:

1. Hipotesis dalam penelitian ini “terdapat pengaruh berbagai aspek audit intern terhadap pencapaian anggaran perusahaan perkebunan kelapa sawit di Daerah Sumatera Utara secara simultan dan parsial”, telah teruji secara empiris dan dengan demikian H1 diterima. Berdasarkan analisis pengujian hipotesis diatas dapat disimpulkan bahwa berbagai aspek audit intern secara bersama-sama berhubungan dan berkontribusi terhadap pencapaian anggaran pada perusahaan perkebunan kelapa sawit di Daerah Sumatera Utara.

2. berdasarkan uji F atau uji Anova diperoleh bahwa model regresi dapat dipakai untuk memprediksi pencapaian anggaran atau dengan kata lain bahwa variabel bebas yakni aspek usia kepala audit intern, pengalaman kerja kepala audit intern, pendidikan kepala audit intern, jumlah staf audit intern, pemakaian alat dalam audit intern, penerapan standar audit intern dan pelaksanaan audit manajemen secara simultan mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pencapaian anggaran


(68)

3. Hasil t-hitung dari hasil pengolahan data menunjukkan bahwa terdapat dua variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pencapaian anggaran. Kedua variabel tersebut yaitu aspek penerapan standar audit intern dan pelaksanaan audit manajemen. Selanjutnya untuk variabel bebas lainnya yaitu variabel usia kepala audit intern, variabel pengalaman kerja kepala audit intern, variabel pendidikan formal kepala audit intern, variabel jumlah staf audit intern, variabel pemakaian alat dalam audit intern secara parsial hanya berpengaruh secara positif namun tidak signifikan terhadap pencapaian anggaran. 4. Hasil dari penelitian oleh peneliti di Daerah Sumatera Utara pada perusahaan

perkebunan kelapa sawit adalah hampir sama dengan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Kirjadi pada tahun 1994 di Daerah Istimewa Yogyakarta pada perusahaan industri tekstil tentang hubungan berbagai aspek audit intern dengan pencapaian anggaran. Jadi berarti faktor budaya yang berbeda antara masyarakat di Daerah istimewa Yogyakarta tidak berpengaruh pada penelitian.

5.2. Keterbatasan Penelitian

1. Peneliti menyadari sepenuhnya penelitian yang telah dilakukan tidak terlepas dari keterbatasan. Pengantaran kuesioner ke perusahaan-perusahaan perkebunan kelapa sawit tanpa langsung berhadapan dengan responden merupakan salah satu keterbatasan dalam penelitian ini., dan juga ada kemungkinan responden salah menginterprestasikan pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam kuesioner walaupun


(69)

sudah terlebih dahulu dijelaskan cara pengisiannya. Keterbatasan lain adalah populasi penelitian yang hanya terbatas pada perusahaan perkebunan kelapa sawit dan jumlahnya tidak terlalu banyak di daerah Sumatera Utara.

2. Peneliti menyadari masih banyak variabel lain yang mempengaruhi pencapaian anggaran audit intern yang instrumen dirancang dan disusun belum sempurna yang diharapkan untuk dapat menjawab seluruh permasalahan dalam penelitian ini.

3. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa daftar pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner masih belum sepenuhnya dapat memenuhi sasaran yang diinginkan untuk menjawab seluruh permasalahan dalam penelitian ini. Maka disarankan kepada peneliti selanjutnya hendaknya membuat pertanyaan dalam kuesioner lebih mengarah ke penerapan sesungguhnya bukan hanya sebatas persepsi.

5.3. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan penelitian ini, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian ini yakni terdapat dua variabel bebas yang secara parsial mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pencapaian anggaran yakni aspek penerapan standar audit intern dan pelaksanaan audit manajemen. selanjutnya untuk variabel bebas lainnya yaitu variabel usia kepala audit intern, variabel pengalaman kerja kepala audit intern, variabel pendidikan kepala audit


(70)

intern, variabel jumlah staf audit intern, variabel pemakaian alat dalam audit intern dimana secara parsial hanya berpengaruh secara positif namun tidak signifikan terhadap pencapaian anggaran. Maka oleh sebab itu perusahaan perkebunan kelapa sawit harus lebih memperhatikan tentang variabel lain selain variabel penerapan standar audit intern dan audit manajemen agar dapat tercapainya suatu hasil audit intern yang semakin berkualitas dan akan semakin baik pula masukan informasi yang diterima manajemen. Jadi perusahaan perkebunan kelapa sawit di Daerah Sumatera Utara harus secara efektif dan efisien di dalam menerapkan aspek audit intern tersebut dalam pencapaian anggaran yang direalisasikan melalui unit penjualan (pusat pendapatan), unit akuntansi dan keuangan (pusat biaya), unit operasional dan produksi (pusat biaya), unit pembelian (pusat biaya), serta unit personalia dan administrasi (pusat biaya).

2. Hasil dari penelitian ini hanya terdapat dua variabel bebas yakni variabel penerapan standar audit intern dan variabel audit manajemen yang secara parsial mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pencapaian anggaran. Sedangkan variabel lainnya secara parsial hanya berpengaruh secara positif namun tidak signifikan terhadap anggaran. Hal ini mungkin disebabkan keterbatasan-keterbatasan yang ada, untuk itu peneliti menyarankan kepada peneliti yang akan datang agar dalam hal pengisian kuesioner sedapat mungkin


(71)

berhadapan langsung dengan responden. Perlu dilakukan perbaikan kuesioner untuk mengukur penerapan anggaran berbasis kinerja.

3. Jika pengiriman kuesioner menggunakan mail survey disarankan populasi yang diambil tidak hanya terbatas pada perusahaan perkebunan kelapa sawit di Daerah Sumatera Utara tetapi untuk Sumatera dan jika memungkinkan seluruh Indonesia.


(72)

Company.

A.R. Ramanathan, 1990Cost and Management Audit, New Delhi :tata Mc Graw Hill Publishing Company Limited.

Babbie, Earl. 1983.The Practice of Sicial Research. Third Edition. Belmont : Wadswordt Publishing Company.

Boutell, Wayne S. 1970. Contemporary Auditing. California Dichinson Publishing Inc..

Brink, Victor Z. 1988. Internal Auditing A Historical Perspective and Future

Directions. Dalam perspective in Auditing. D.r. Charmichael and John

J. Willingham. Fourth Edition. Singapore : McGraw Hill Book Company.

Bruce M. Woodworth, Said Kamal E., 1996. “Internal Auditing in a Multicultural Environment : The Saudi Arabia Experience” Managerial Auditing

Journal. Bradford.

Chambers, Richard F., ”Improving Integrity and Fighting Corruption With

Strong Internal Audit”, Intitute of Internal Auditor (IIA) Learning

Center, IIA, 2004.

Chambers, Andrew D. 1978 “The Changing Role of Internal Auditors”

Accountancy.

---. Internal Auditing. Pitman Books Limited. 1981.

Cook. John W., dan Gary M. Winkle, 1976. Auditing : Philosophy and

Technique, Boston: Houghton Mifflin Company.

Countemanche, Gil, 1986. The New Internal Auditing, New York: A Ronald Press Publication, John Wiley & Sons.


(73)

D. Hartanto,1979. Akuntansi Untuk Usahawan, Jakarta: Lembaga Penerbit FE-UI.

Dittenhofer Mort, 1997. “Behavioural Aspects of Internal Auditing” “Revisited”,

Managerial Auditing Journal. Bradford

E.H woolf, 1973. Internal Auditing, Fourth edition, London: H F L Publisher Ltd.

Emory , William C. 1980 Bussiness Research Methods. Illinois Richard D. Irwin.

Flesher, Dale L. and Stewart Siewert. 1982. Independent Auditors Guide to

Operational Auditing. John Willey & Sons.

Forum Komunikasi Satuan Pengawasan Intern (FK-SPI) BUMN/D, 1996.

“Meningkatkan Kualitas Aparat Pengawasan dalam Menghadapi Tantangan Bisnis Badan Usaha”, Internal Audit, Nomor 1.

Fred Pryor. 1978. Energetic Manager. Prentice Hall.

Ghozali, Imam. 2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gupta, Kanal. 1982 Contemporary Audit. Second Edition. New Delhi : Tata, Mc Graw Hill Publishing Company Limited.

Moeller, Robert , 2005“Brink’s Modern Internal Auditing”, 6th Edition, John Wiley & Sons.

Hiro Tugiman, 1996. “Perkembangan dan Tantangan Internal Auditing di Indonesia”, Internal Audit, No. 1

James W. Greenspann, David C. Burns, and Susan Ligtle, 1994 “Gauging The Internal Auditor’s Responsibility: The Case of a Tender Offer”,

Auditing: A Journal of Practice & Theory, Vol.13, No.2.

Jan Hoesda, 1996. “ Cetak Biru Organisasi SPI Modern”, Internal Audit, No.1. Jazid Adam, 1996. “Peluang dan Ancaman profesi Internal Audit Menghadapi


(1)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

.777 .891 8

Regression

Variables Entered/Removedb

Manajeme n Audit, Jumlah Staff, Pendidika n Formal, Pemakaia n Alat, Usia, Pengalam an Kerja, Norma Pemeriksa ana

. Enter Model

1

Variables Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: Pencapaian Anggaran b.


(2)

Model Summaryb

.933a .871 .839 .10603 1.886

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

Predictors: (Constant), Manajemen Audit, Jumlah Staff, Pendidikan Formal, Pemakaian Alat, Usia, Pengalaman Kerja, Norma Pemeriksaan a.

Dependent Variable: Pencapaian Anggaran b.

Coefficient Correlationsa

1.000 .215 .119 -.219 -.212 -.342 -.650

.215 1.000 .016 -.091 -.318 -.507 -.039

.119 .016 1.000 -.087 -.131 -.233 -.321

-.219 -.091 -.087 1.000 .133 -.057 -.150

-.212 -.318 -.131 .133 1.000 .029 -.163

-.342 -.507 -.233 -.057 .029 1.000 .133

-.650 -.039 -.321 -.150 -.163 .133 1.000

.015 .001 .001 -.001 -.001 -.001 -.019

.001 .001 1.34E-005 .000 .000 .000 .000

.001 1.34E-005 .001 .000 .000 .000 -.003

-.001 .000 .000 .003 .000 -6.04E-005 -.002

-.001 .000 .000 .000 .000 1.19E-005 -.001

-.001 .000 .000 -6.04E-005 .19E-005 .000 .001

-.019 .000 -.003 -.002 -.001 .001 .057

Manajemen Audit Jumlah Staff Pendidikan Formal Pemakaian Alat Usia Pengalaman Kerja Norma Pemeriksaa Manajemen Audit Jumlah Staff Pendidikan Formal Pemakaian Alat Usia Pengalaman Kerja Norma Pemeriksaa Correlations Covariances Model 1 Manajemen

Audit Jumlah Staff

Pendidikan Formal Pemakaian Alat Usia Pengalaman Kerja Norma Pemeriksaan

Dependent Variable: Pencapaian Anggaran a.

Coefficientsa

-1.737 .757 -2.294 .029

.014 .021 .062 .666 .511 .539 1.854

.002 .020 .008 .082 .936 .455 2.199

.014 .039 .032 .358 .723 .587 1.702

.002 .022 .010 .106 .916 .571 1.752

.003 .054 .005 .058 .745 .624 1.602

.726 .238 .413 3.051 .005 .251 3.983

.432 .121 .491 3.577 .001 .244 4.097

(Constant) Usia Pengalaman Kerja Pendidikan Formal Jumlah Staff Pemakaian Alat Norma Pemeriksaan Manajemen Audit Model 1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Pencapaian Anggaran a.


(3)

ANOVAb

2.124 7 .303 26.993 .000a

.315 28 .011

2.439 35

Regression Residual Total Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Manajemen Audit, Jumlah Staff, Pendidikan Formal, Pemakaian Alat, Usia, Pengalaman Kerja, Norma Pemeriksaan

a.

Dependent Variable: Pencapaian Anggaran b.

CHART

10

8

6

4

2

0

Frequency

Mean = 5.94E-15 Std. Dev. = 0.894 Dependent Variable: Pencapaian Anggaran


(4)

1.0 0.8

0.6 0.4

0.2 0.0

Observed Cum Prob 1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Expected Cum

Prob

Dependent Variable: Pencapaian Anggaran Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual


(5)

2 1

0 -1

-2

Regression Standardized Predicted Value 3

2

1

0

-1

-2

-3

Regression Studentized Resi

dual

Dependent Variable: Pencapaian Anggaran Scatterplot


(6)

Dalam rangka memenuhi tugas akhir kami sebagai mahasiswa Program Magister Sains Ilmu Akuntansi Universitas Sumatera Utara, maka kami akan melakukan penelitian ilmiah. Penelitian kami lebih difokuskan pada pengaruh berbagai aspek audit intern pada pencapaian anggaran perusahaan perkebunan kelapa sawit di daerah Sumatera Utara, kami yakin bahwa penelitian ini akan bermanfaat. Data-data yang telah kami peroleh akan kami jaga kerahasiaannya dan semata-mata kami gunakan untuk kepentingan akademis.

Sehubungan dengan maksud tersebut, kami mohon partisipasi Bapak/Ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Partisipasi Bapak/Ibu merupakan kunci keberhasilan penelitian kami. Atas kerja sama, dukungan, dan partisipasinya diucapkan banyak terima kasih.

Mengetahui Hormat kami,

Dosen Pembimbing I Peneliti

(Prof .DR. Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA.Ak) (Abdillah Arif Nst)

Mengetahui,


Dokumen yang terkait

Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Perusahaan (Studi pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Sumatera Utara)

17 169 94

Pengaruh Partisipasi Anggaran Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening Terhadap Kinerja Manajerial Pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Sumatera Utara

0 50 100

Pemanfaatan Hasil Perkebunan Kelapa Sawit Dalam Keluarga terhadap Pendidikan Anak (Studi Komparatif antara Keluarga Petani Kelapa Sawit Kelas Bawah dan Menengah ke Atas di Desa Sialang Pamoran, Kabupaten Labuhan Batu Terhadap Pendidikan Anak)

1 26 95

Efisiensi Terhadap Pengguna Tenaga Kerja Panen Pada Perkebunan Kelapa Sawit ( Studi Kasus : PT. Tapian Nadenggan Kec. Padang Bolak Kab. Tapsel).

0 30 86

Pengaruh Berbagai Aspek Audit Intern Terhadap Pencapaian Anggaran Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Daerah Sumatera Utara

1 35 103

Analisis Anggaran Biaya Produksi Kelapa Sawit Sebagai Alat Pengawasan Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Kebun Ambalutu

32 199 44

Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Perusahaan (Studi pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Sumatera Utara)

0 1 20

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Pengaruh Sistem Pengendalian Manajemen dan Budaya Organisasi terhadap Kinerja Perusahaan (Studi pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Sumatera Utara)

0 0 18

2. Kerahasiaan Jawaban - Pengaruh Partisipasi Anggaran Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening Terhadap Kinerja Manajerial Pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Sumatera Utara

0 0 36

Pengaruh Partisipasi Anggaran Melalui Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening Terhadap Kinerja Manajerial Pada Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit Di Sumatera Utara

0 0 11