3.7. Bahan dan Alat Ukur
Bahan yaitu model stuai gigi Klas II divisi 1 dan Klas I yang dalam keadaan baik, alat ukur yang digunakan yaitu digital kaliper merek Krisbow dengan
ketepatan dua digit dibelakang koma Gambar 7, pinsil wax berwarna kuning untuk Klas I dan merah untuk Klas II divisi1 Gambar 8.
Gambar 7. Alat ukur digital caliper merek Krisbow USA.
Gambar 8. Alat tulis wax berwarna yang digunakan untuk menentukan titik yang akan diukur.
Nazruddin : Perbedaan Ukuran Lebar Lengkung Gigi Dan Lebar Lengkung Alveolar Maloklusi Klas Ii Divisi 1 Dan Klas I Oklusi Normal, 2009
3.8. Cara Pengukuran
Cara pengukuran dilakukan menurut metode Tancan Uysal dimana dilakukan pengukuran pada dua belas regio pengukuran pada setiap pasang model yaitu:
Pengukuran pada maksila Gambar 9: a. Lebar interkaninus UC-C
b. Lebar interpremolar UP-P c.
Lebar intermolar UM-M d.
Lebar alveolar kaninus UAC-C e.
Lebar alveolar premolar UAP-P f.
Lebar alveolar molar UAM-M
Gambar 9. Cara pengukuran untuk maksila.
Nazruddin : Perbedaan Ukuran Lebar Lengkung Gigi Dan Lebar Lengkung Alveolar Maloklusi Klas Ii Divisi 1 Dan Klas I Oklusi Normal, 2009
Pengukuran pada mandibula Gambar 10 : a.
Lebar interkaninus LC-C b.
Lebar interpremolar LP-P c.
Lebar intermolar LM-M d.
Lebar alveolar kaninus LAC-C e.
Lebar alveolar premolar LAP-P f.
Lebar alveolar molar LAM-M
Gambar 10. Cara pengukuran untuk mandibula.
Setiap pengukuran dilakukan oleh dua operator untuk menghindari kesalahan dalam pengukuran, kemudian dilakukan uji statistik untuk menentukan batas
kesalahan dalam pengukuran itu dengan menggunakan rumus Dahlberg.
26
Sx = N
D 2
2
∑
D = perbedaan diantara pengukuran pertama dan ke dua N = jumlah ke dua subjek yang diukur
Nazruddin : Perbedaan Ukuran Lebar Lengkung Gigi Dan Lebar Lengkung Alveolar Maloklusi Klas Ii Divisi 1 Dan Klas I Oklusi Normal, 2009
Bila nilai hasil pengukuran yang didapatkan berada antara 0.35 sampai 0.94 berarti nilai tersebut masih dapat diterima.
3.9. Defenisi Operasional dalam mm