1
2.2. Industri Minyak Kelapa Sawit.
Minyak dan lemak termasuk salah satu anggota golongan lipid, yaitu lipid netral. Lipid itu sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu 1 lipid netral,
2 fosfatida, 3 spingolipid, 4 glikolipid. Semua jenis lipid ini banyak terdapat di alam. Minyak kelapa sawit dapat dihasilkan dari inti kelapa sawit yang dinamakan
minyak inti kelapa sawit palam kernel oil dan sebagai hasil hasil samping ialah bungkil inti kelapa sawit palm kernel meal atau pellet.
Di indonesia pabrik yang menghasilkan minyak inti kelapa sawit dan bungkil inti kelapa sawit adalah pabrik Ekstaksi minyak kelapa sawit di Belawan-
Deli.sifat fisiko-kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau, dan flavour, kelarutan, dan polimorphism, titik didih boiling point, titik pelonakan, slipping
point, shot melting point; bobot jenis, indeks bias, titik kekeruhan turbidity poin, titk asap, titik nyala, titik api.
Universitas Sumatera Utara
1
Beberapa sifat fisiko-kimia dari kelapa sawit nilainya dapat dilihat pada tabel 12.18
Tabel 1. Nilai sifat fisiko-kimia Minyak Sawit Dan Minyak Inti sawit.
Sifat minyak sawit
minyak inti sawit
- ___________________________________________________________________
_ Bobot jenis pada suhu kamar
0,900 0,900-0,913
Indeks bias D 40ยบ C 1,4565-1,4585
1,495-1,415 Bilangan Iod
48-56 14-20
Bilangan penyabunan 196-205
224-254 Ketaren,2005
Salah satu tujuan pembangunan pertanian di Indonesia adalah meningkatkan produktifitas perusahaan dan nilai tambah produktivitasnya. Industri komoditas
miyak sawit memungkinkan terciptanya mata rantai pengolahan dari dalam negeri. Hal ini diharapkan berdampak positif terhadap perluasan kesempatan berusaha
disamping menciptakan tambahan lapangan kerja. Agroindustri merupakan salah satu cabang industri yang punya prospek
cerah dimasa yang akan datang. Hal ini didukung dengan adanya sumber daya alam
Universitas Sumatera Utara
1
dan sumber daya manusia serta tersedianya peluang pasar yang cukup besar baik di dalam maupun di luar negeri.
Pemasaran komoditas perkebunan selama ini masih terkonsentrasi pada upaya Ekspor berupa bahan mentah. Pola pemasaran seperti ini mempunyai posisi
yang lemah ditengah tengah ketatnya persaingan dalam perdagangan dunia. Posisi ini juga akan semakin sulit dengan banyaknya barang substitusi sebagai hasil
kemajuan teknologi di negara maju yang diciptakan untuk mengurangi ketergantungannya terhadap negara negara berkembang. Oleh karena itu
pemerintah telah memulai mengambil langkah-langkah kebijaksanaan untuk mengembangkan kegiatan agroindustri.
Beberapa pengembangan agroindustri yang sudah dilakukan oleh perkebunan kelapa sawit adalah Margarine, Oleochemical, Gliserin, Fatty Acid dan
lain-lain. risza,1993.
2.3. Komponen Kimia Minyak Kelapa Sawit.