Limbah Cair Kelapa Sawit Fermentasi Biogas gas methan.

1 kedalam lingkungan alam tanpa menimbulkan efek apapun yang merugikan Smith,1995.

2.5. Limbah Cair Kelapa Sawit

Limbah cair juga dihasilkan pada proses pengolahan kelapa sawit. Ini berasal dari kondensat, satsiun klarifikasi dan dari Hydrocyclone. Limbah kelapa sawit memiliki kadar bahan organik yang tinggi. Tingginya kadar bahan tersebut menimbulkan beban pencemaran yang besar, karena diperlukan degredasi bahan organik yang lebih besar pula. Lumpur sludge disebut juga lumpur primer yang berasal dari proses klarifikasi merupakan salah satu limbah cair yang dihasilkan dalam proses pengolahan kelapa sawit, sedangkan lumpur yang mengalami proses sedimentasi disebut lumpur sekunder. Kandungan bahan organiik lumpur juga tinggi yaitu pH berkisar 3-5. Fauzi,2004.

2.6. Undang Undang Lingkungan Hidup

Pencemaran lingkungan berakibat terhadap kesehatan manusia, tata kehidupan, pertumbuhan flora dan fauna yang berada dalam jangkauan pencemaran. Gejala pencemaran dapat terlihat pada jangka waktu singkat maupun panjang, yaitu pada tingkah laku dan pertumbuhan. Pencemaran dalam waktu yang relatif singkat, terjadi seminggu sampai dengan setahun sedangkan pencemaran dalam waktu yang panjang terjadi setelah masa 20 tahun lebih. Universitas Sumatera Utara 1 Tanda-tanda pencemaran ini gampang terlihat pada komponen lingkungan yang terkena pencemaran. Berbeda halnya dengan pencemaran yang terjadi dalam waktu yang cukup lama. Bahan pencemar sedikit demi sedikit terakumulasi. Jangkauan pencemar dalam jangka pendek maupun panjang tergantung pada sifat limbah, jenis, volume limbah, frekuensinya dan lamanya limbah berperan. Agusnar,2008. Peraturan keselamatan safety, keselamatan Health, dan lingkungan Hidup environmental dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu : • Peraturan Luar Negeri, dan penetapan ISO 14001 • Peraturan dalam negeri.

2.6.1. Peraturan luar negri sebagai pembanding

Beberapa contoh peraturan luar negeri dikeluarkan oleh pihak Amerika Serikat, yaitu: • Peraturan occupation safety and Health Act yang di terbit-kan di amerika serikat pada tanggal 29 Desember 1970 bertujuan untuk mengurangi kecelakan di tempat kerja menyebabkan luka-luka, sakit dan meninggal dunia. • Occupation safety and health standart bekerja sama dengan instansi Department of labour Occupation safety and Health Administration OSHA dan national Institute for Occupational safety and Health NIOSH. Universitas Sumatera Utara 1 Undang-undang lingkungan hidup di Amerika Serikat • National Enviromental Policy Act of 1970 NEPA • Clean Air Act of 1970 CAA • Federal Water Pollution Control Act of 1970 FWCPA • Comprehensive Environmental Response, Compensation and Liability Act of 1980 CERCLA. Undang undang Republik Indonesia UURI Nomor 4 Tahun 1982 tentang pokok-pokok pengelolaan lingkungan hidup dan diikuti beberapa Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, Peraturan Menteri, Surat Keputusan Menteri sampai dengan Peraturan Daerah tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup harus disosialisasikan dan ditaati oleh dunia industri, masyarakat, dan pengusaha. Undang- Undang UU Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 sebagai pembaruan UU RI Nomor 4 Tahun 1982, sehingga sehingga proses pembuktian dan Penentuan subyek Hukumnya sudah di atur dalam pasal 30 sd 48 mulai dari penyelesaian sengketa lingkungan hidup, tanggung jawab mutlak, penyidikan dan ketentuan pidananya. Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 1977 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup telah disahkan pada Tanggal 19 September 1997 merupakan Revisi Undang-Undang RI Nomor 4 tahun 1982 Suharto,2011. Universitas Sumatera Utara 1

2.6.2. Undang Undang Lingkungan Untuk Pabrik Kelapa Sawit

Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa pembuangan limbah segar kebadan air penerima akan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan, oleh karena itu perlu dikendalikan agar sesuai dengan dengan persyaratan bahan baku yang diperkenankan. Mutu limbah yang diperkenankan menurut Keputusan Menteri Negara KLH No.Kep.03MENKLHII1991 adalah seperti tabel berikut. Tabel 4. Baku Mutu Limbah Pabrik Kelapa Sawit. Parameter Beban Maksimum ___________________________________________________________________ _ pH 6-9 BOD,ppm 250 COD,ppm 500 TSS, ppm 300 NH 3 -N,ppm 20 Oil-grease, ppm 30 Naibaho,1998 Pengelolaan lingkungan hidup menjadi suatu keharusan bagi agribisnis kelapa sawit karena meningkatnya tekanan konsumen akan roduk yang ramah lingkungan green product . Landasan hukum yang digunakan untuk pengelolaan lingkungan hidup sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 1 1. Undang-undang Nomor 4 tahun 1982 tentang ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1993 sebagai penyempurnaan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1986 tentang pengelolaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan AMDAL. 3. Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 1990 tentang pembentukan badan Penanggulangan Dampak Lingkungan BAPEDAL. 4. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengolahan Lingkungan Hidup sebagai penyempurna UU No.4 tahun 1982. 5. Peratura Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 sebagai penyempurna PP No. 51 Tahun 1993, dimana telah diakomodir wacana otonomi daerah sehingga memungkinkan pembahasan dan penilaian AMDAL oleh Pemerintah Daerah. Menurut keputusan Kepala Badan Penanggulangan Dampak Lingkungan Hidup No.19 Tahun 2000 tentang Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup pada Lampiran II dikemukakan bahwa studi AMDAL, terdapat empat kelompok parameter komponen lingkungan hidup, sebagai berikut : • Fisik-Kimia iklim,kualitas udara,demografi,ruang ,lahan,tanah,dan hidrologi • Biologi flora dan fauna • Sosial budaya,ekonom,dan pertahanankeamanan • Kesehaan masyarakat. Pahan,2012. Universitas Sumatera Utara 1

2.7. Fermentasi Biogas gas methan.

Teknologi fermentasi dapat melibatkan sel-sel hidup yang lengkap mikroba, sel-sel hewan dan tumbuhan atau komponen sel Enzim dan diarahkan untuk menimbulkan perubahan kimiawi atau fisika yang spesifik pada substansi organik. Konversi bahan organik menjadi metana lewat fermentasi merupakan proses alami, yang menghasilkan energi dalam keadaan bersih, berenergi tinggi dan berbentuk gas. Produk metana terjadi secara alami pada rawa-rawa, pada endapan organik dalam sistem akuatik dan pada usus sapi. C ₆H₁₂O₆ → CH₄ + 3CO₂ Mikrobiologi produksi metana sangat kompleks dengan menggunakan berbagai campuran mikroorganisme anaerob. Pada prinsipnya, fermentasi anaerob dari campuran bahan organik yang kompleks diyakini akan berlangsung melalui tiga fase biokimiawi yang penting. Dengan masing-masing membutuhkan parameter mikrobiologi yang spesifik. Tahap permulaan memerlukan pelarutan molekul- molekul yang kompleks seperti molekul selulosa, lemak, dan protein, yang membentuk sebagian besar bahan organik mentah. Hasil tahap ini yang berupa produk yang dapat larut dengan berat molekul rendah kemudian diubah menjadi asam asam organik; dalam fase akhir aktifitas mikroba, asam-asam ini yang terutama asam-asam asetat mengalami penguraian spesifik oleh bakteri metanogen menjadi metana dan CO ₂. Universitas Sumatera Utara 1 Fase 1 fase 2 fase 3 Mikroorganisme dekomposisator lemak Mikroorganisme bakteri metana dekomposisatisator protein mikroorganisme dekomposisator selulosa Smith, 1988 proses digesti Anaerob Air Limbah merupakan suatu teknik yang sudah dipraktekkan sejak lama, dan banyak sistem pembuangan air limbah perkotaan memanfaatkan berbagai cara untuk menangkap metana serta mendapatkan energi bagi kebutuhan pabrik pengolahan air limbah tersebut. Pengembalian energi itu merupakan cara sederhana dan pengembangan berskala besar kelihatan tidak mungkin terlaksana. Smith,1988. lemak protein Selulosa SENYAWA TERLARUT C₆H₁₂O₆ → 3 CH₄ + 3CO₂ + 20 Kkal ASAM ORGANIK CH₄ + 3CO₂ Universitas Sumatera Utara 1

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1.Alat-Alat - Themometer - pH meter - Sensor - Pengukur tekanan - Pengukur volume - Pembakar gas Stabilizer - Filter gas - Aerator - Decanter 2 phase - Peralatan listrik - Blower - Tanki penampung sementara temporary tank storage Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Reaksi Transesterifikasi Degummed Palm Oil (DPO) untuk Menghasilkan Biodiesel Sawit Menggunakan Lipozyme TL IM sebagai Biokatalis

0 86 67

Reaksi Transesterifikasi DPO (Degummed Palm Oil) untuk Menghasilkan Biodiesel Sawit Menggunakan Lipozyme dalam Pelarut Ionic Liquid1-Butyl-3- Methylimidazolium Hexafluorophosphate ([Bmim][Pf6]

8 102 88

Pengaruh Jumlah Palm Oil Fly Ash Terhadap Microstruktur Dan Sifat Mekanis Metal Matrix Composite (MMC) Dengan Metode Stir Casting

1 49 105

Reaksi Transesterifikasi DPO (Degummed Palm Oil) untuk Menghasilkan Biodiesel Sawit Menggunakan Lipozyme dalam Pelarut Ionic Liquid1-Butyl-3-Methylimidazolium Hexafluorophosphate ([Bmim][Pf6])

0 49 85

Studi Eksperimental Pengaruh Persentase Palm Oil Fly Ash ( POFA ) Terhadap Kekerasan Dan Mikrostruktur Metal Matrix Composite ( MMC ) Menggunakan Metode Centrifugal Casting

1 40 105

Produksi biogas dari Palm Oil Mill Effluent (POME) dengan penambahan kotoran sapi potong sebagai aktivator

0 6 106

Pemanfaatan Mikroba Penghidrolisis Selulosa untuk Produksi Gas Metana dengan Bahan Dasar POME (Palm Oil Mill Effluent).

0 5 40

Pemanfaatan Biogas (Gas Methan) Dari Hasil Pengolahan Palm Oil Mill Effluent (Pome) Secara Anaerobic Sebagai Bahan Bakar Unit Oil Refinery Dan Pencegah Pencemaran Lingkungan Di Pt.Multimas Nabati Asahan, Batu Bara

0 9 58

PENGOLAHAN PALM OIL MILL EFFLUENT (POME) DENGAN METODE FENTON DAN KOMBINASI ADSORPSI-FENTON

0 0 8

Pabrik Compressed Methane Gas (CMG) dari Biogas Hasil Fermentasi Thermophilic Palm Oil Mill Effluent (POME) - ITS Repository

0 1 216