Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Pada Pelayanan Rawat Inap Dalam Meningkatkan Efesiensi Di Rumah Sakit Mitra Sejati Medan

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM S-1 EKSTENSI MEDAN

S K R I P S I

ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM RAWAT INAP UNTUK MENINGKATKAN EFESIENSI PADA RUMAH SAKIT

UMUM MITRA SEJATI MEDAN

OLEH

NAMA : Rey Nelda Siregar

NIM : 080522149

DEPARTEMEN : AKUNTANSI

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi


(2)

(3)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul ”Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Pada Pelayanan Rawat Inap Dalam Meningkatkan Efesiensi Di Rumah Sakit Mitra Sejati Medan”.

Skripsi ini adalah benar hasil karya sendiri dan judul dimaksud diatas belum pernah dimuat, dipublikasi atau diteliti mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program S-1 Ekstensi Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber dan data informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas benar apa adanya. Apabila kemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi yang diterapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 08 Januari 2011 Yang membuat peryataan

Rey Nelda Siregar NIM : 080544149


(4)

Dewasa ini perkembangan bisnis suatu perusahaan tergantung dari kecanggihan teknologi informasi yang dimiliki perusahaan dan kecakapan sumber daya manusia dalam menggunakan teknologi tersebut. Rumah sakit adalah suatu lembaga pelayanan kesehatan sekaligus suatu unit usaha baik usaha pemerintah maupun swasta yang mempunyai dua peranan yaitu sebagai lembaga sosial dan sebagai suatu unit badan usaha. Sistem informasi akuntansi memberikan kemudahan bagi rumah sakit untuk menjalankan kegiatannya dengan efisien dan efektif dan pada akhirnya akan meningkatkan pengendalian intern pada pelayanan rawat inap dirumah sakit tersebut.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan data-data yang diperoleh kemudian menguraikan dan menganalisa sehingga dapat menghasilkan informasi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah. Untuk memperoleh data yang diperlukan penulis menggunakan metode deskriptif dan metode komperatif. Jenis data yang digunakan adalah jenis data primer yaitu data yang belum diolah oleh pihak rumah sakit dan data sekunder yang diperoleh dari data laporan rumah sakit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur organisasi rumah sakit yang telah diterapkan dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur rumah sakit maka dapat mencerminkan dan membantu pelaksanaan pengendalian intern pada pelayanan rawat inap dan dalam memberikan pelayanan yang baik pada pasien rawat inap.

Kata Kunci : Sistem Informasi, Pengendalian Intern, Proses Pelayanan Rawat Inap.


(5)

Nowdays, the business development of company depend on the advanced information technology awned by company and the skill of human resources in apply the technology. Hospital is a health care institution in addition state or private owned business unit with two role, i.e as social agent and as business unit. Accounting information system provide the hospital with easiness to do any activities efficiently and will increase the internal controlling on the inpatient health service on the hospital.

Research method applied in this research is a descriptive method, i.e by collecting the data and the data is processes and analyzed to have any information used in problem solving. In order to collect the required data, the writer apply the descriptive and comparative methode. The required data is a primary data, i.e data has not yet processed by hospital and secondary from the hospital report.

The result or research show that organization structure of hospital had be applied accurately based on the hospital procedure that depict and support the implementation of internal control on the inpatient health service and in provide the inpatient with qualified health care.


(6)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... v

ABSTRACT... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian……….. ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi ... 5

B. Sistem Pengolahan Data Elektronik ... 17

C. Hubungan Antara Sistem Informasi Akuntansi Terkomputerisasi Dengan Struktur Pengendalian Intern.. 20

D. Sistem Informasi Akuntansi Dalam Jasa pelayanan ... 25

1. Struktur Organisasi ... 25

2. Manual Prosedur Rawat Inap Rumah Sakit………….. 27

3. Pengendalian Intern ... 31


(7)

F. Penelitian Terdahulu...38

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ………. 39

B. Jenis Data ………. 39

C. Teknik Pengumpulan Data ………... 39

D. Teknik Analisa Data ... 40

E. Tempat dan Waktu Penelitian ... 40

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Data Penelitian ... 41

1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 41

2. Ruang Lingkup Kegiatan Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan ... 43

3. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas ... 44

4. Sistem Pengolahan Data Elektonik ... 51

5. Sistem Informasi Akuntansi Pada Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan... 55

6. Pengendalian Intern Pada pelayanan Rawat Inap... 65

B. Analisis Hasil Penelitian ... 67

1. Struktur Organisasi... 67

2. Sistem Pengolahan Data Elektronik ... 69

3. Sistem Informasi Akuntansi Pada Prosedur Pelayanan Rawat Inap ... 69


(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan... 80 B. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1. Proses Sistem... 6

Gambar 2.2 Proses Sistem Informasi... 7

Gambar 2.3 Model Umum Sistem Informasi Akuntansi... 17

Gambar 2.4 Prosedur Sederhana Rawat Inap ... 30

Gambar 2.5 Kerangka Konseptual... 37


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

Lampiran 1 : Prosedur Pendaftaran Pasien Rawat Inap Lampiran 2 : Prosedur Pelayanan dan Pembebanan Pasien

Rawat Inap

Lampiran 3 : Prosedur Penagihan dan Pembayaran Lampiran 4 : Struktur Organisasi

Lampiran 5 : Laporan Bulan Lampiran 6 : Laporan Data Piutang Lampiran 7 : Laporan Hutang Dagang Lampiran 8 : Laporan Data / Stok Obat


(11)

Dewasa ini perkembangan bisnis suatu perusahaan tergantung dari kecanggihan teknologi informasi yang dimiliki perusahaan dan kecakapan sumber daya manusia dalam menggunakan teknologi tersebut. Rumah sakit adalah suatu lembaga pelayanan kesehatan sekaligus suatu unit usaha baik usaha pemerintah maupun swasta yang mempunyai dua peranan yaitu sebagai lembaga sosial dan sebagai suatu unit badan usaha. Sistem informasi akuntansi memberikan kemudahan bagi rumah sakit untuk menjalankan kegiatannya dengan efisien dan efektif dan pada akhirnya akan meningkatkan pengendalian intern pada pelayanan rawat inap dirumah sakit tersebut.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, yaitu dengan mengumpulkan data-data yang diperoleh kemudian menguraikan dan menganalisa sehingga dapat menghasilkan informasi yang dapat digunakan dalam memecahkan masalah. Untuk memperoleh data yang diperlukan penulis menggunakan metode deskriptif dan metode komperatif. Jenis data yang digunakan adalah jenis data primer yaitu data yang belum diolah oleh pihak rumah sakit dan data sekunder yang diperoleh dari data laporan rumah sakit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur organisasi rumah sakit yang telah diterapkan dengan baik dan benar sesuai dengan prosedur rumah sakit maka dapat mencerminkan dan membantu pelaksanaan pengendalian intern pada pelayanan rawat inap dan dalam memberikan pelayanan yang baik pada pasien rawat inap.

Kata Kunci : Sistem Informasi, Pengendalian Intern, Proses Pelayanan Rawat Inap.


(12)

Nowdays, the business development of company depend on the advanced information technology awned by company and the skill of human resources in apply the technology. Hospital is a health care institution in addition state or private owned business unit with two role, i.e as social agent and as business unit. Accounting information system provide the hospital with easiness to do any activities efficiently and will increase the internal controlling on the inpatient health service on the hospital.

Research method applied in this research is a descriptive method, i.e by collecting the data and the data is processes and analyzed to have any information used in problem solving. In order to collect the required data, the writer apply the descriptive and comparative methode. The required data is a primary data, i.e data has not yet processed by hospital and secondary from the hospital report.

The result or research show that organization structure of hospital had be applied accurately based on the hospital procedure that depict and support the implementation of internal control on the inpatient health service and in provide the inpatient with qualified health care.


(13)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pelayanan Rumah Sakit di era sekarang tidak terlepas dari perkembangan ekonomi masyarakat . Hal ini tercermin pada perubahan fungsi klasik Rumah Sakit yang pada awalnya hanya memberi pelayanan yang bersifat penyembuhan saja terhadap pasien melalui rawat inap dan rawat jalan bergeser ke pelayanan yang lebih komprehensif meliputi promotif,

preventif, kuratif dan rehabilitatif. Rumah Sakit adalah suatu lembaga pelayanan kesehatan

dan sekaligus sebagai suatu unit usaha (baik pemerintah maupun swasta), dimana lembaga kesehatan ini dari waktu ke waktu semakin lama akan semakin berkembang, baik dari segi kuantitas maupun dari segi kualitas dan dilihat dari berbagai macam bentuk Rumah Sakit kecil maupun besar yang ada di seluruh penjuru tanah air.

Seiring dengan perkembangan negara dan rakyat Indonesia, Rumah Sakit di Indonesia pun semakin lama semakin berkembang. Perkembangan Rumah Sakit tersebut bukan hanya penambahan jumlah staff karyawan dan jumlah Rumah Sakit lainnya tetapi juga peningkatan pelayanan kesehatan yang menjadi lebih lengkap dan memuaskan baik dari segi pelayanan maupun dari segi peralatan rumah sakit. Rumah Sakit merupakan suatu tempat yang mempunyai dua peranan yaitu sebagai lembaga sosial dan sebagai unit badan usaha. Hal ini dapat menjadi dilema yang cukup serius dimana sebagai lembaga sosial Rumah Sakit harus memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama yang kurang mampu sehingga dapat mengurangi pendapatan yang diterima sesuai dengan tujuan didirikannya suatu Rumah Sakit adalah untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terpadu sesuai dengan kebutuhan pasien dan keluarga pasien, sehingga pasien merasa puas dengan pelayanan yang diberikan setiap Rumah Sakit. Tujuan tersebut dapat tercapai apabila didukung dengan menciptakan tenaga ahli atau sumber daya manusia dengan perkembangan pengetahuan dan kemajuan


(14)

teknologi sekarang ini. Namun sebagai badan usaha Rumah Sakit harus meningkatkan pendapatan untuk melakukan pengembangan fasilitas dan menutup semua biaya operasi, seperti gaji dokter, gaji perawat, pembelian obat-obatan, biaya pemeliharaan gedung dan lain-lain.

Rumah Sakit merupakan salah satu perusahaan jasa, dimana perusahaan jasa ini adalah perusahaan jasa yang memasarkan produk tidak nyata yang tidak dapat kita lihat atau raba melainkan hanya dapat kita rasakan saja. Jasa adalah setiap tindakan atau aktivitas dan bukan benda yang dapat ditawarkan oleh seseorang kepada orang lain atau suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik). Misalnya rumah sakit, kantor pangacara, perusahaan teknik, perusahaan arsitektur.

Rumah Sakit merupakan suatu lembaga yang padat karya, padat modal dan teknologi maupun padat waktu. Disebut padat karya karena Rumah Sakit bergerak dibidang jasa yang melibatkan relatif banyak tenaga kerja, yaitu di bidang medis, paramedis perawatan, paramedis non perawatan dan tenaga non medis.

Pada Rumah Sakit Umum Mitra Sejati adanya proses pencatatan transaksi yang tumpang tindih, sehingga sulitnya memperoleh data – data lama yang telah dicatat karena tidak terstukturnya pencatatan proses akuntansi. Untuk menjalankan kegiatannya dengan efektif dan efisien, sebuah Rumah Sakit memerlukan suatu sistem pengolahan data informasi yang mendukungnya. Salah satu sistem yang dibutuhkan adalah Sistem Informasi Akuntansi. Dengan sistem informasi yang memadai diharapkan akan meningkatkan efektifitas dan efisiensi kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan efisiensi pada rawat inap rumah sakit tersebut. Dimana dalam pelayanan rawat inap sistem dan prosedur harus disusun sedemikian rupa sehingga terlihat langkah-langkah yang jelas dari segenap aktivitas mulai dari prosedur pendaftaran pasien, prosedur tindakan perawatan rawat inap sampai prosedur pasien pulang.


(15)

B. Perumusan Masalah

Berpangkal dari uraian diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. sejauh mana pengaruh sistem informasi akuntansi dapat membantu manajemen dalam mengendalikan pelayanan rawat inap ?

2. bagaimana penerapan sistem informasi akuntansi pada pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan ?

Berdasarkan uraian diatas, mengingat pentingnya peranan sistem informasi akuntansi terhadap perusahaan, maka penulis tertarik untuk membuat skripsi mengenai ”Analisis Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Pada Pelayanan Rawat Inap Dalam Meningkatkan Efesiensi di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penulis mengadakan penelitian adalah :

1. untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai penerapan sistem informasi akuntansi dalam pelayanan rawat inap di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan, 2. untuk mengetahui apakah sistem informasi akuntansi yang diterapkan dapat

membantu manajemen dalam meningkatkan efisiensi pada pelayanan rawat inap Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukannya penelitian adalah :

1. menambah pengetahuan dan wawasan berfikir penulis tentang sistem informasi akuntansi yang diterapkan secara nyata di perusahaan,


(16)

2. memberi masukan dan saran bagi perusahaan untuk penyempurnaan sistem informasi dalam meningkatkan pelayanan rawat inap,

3. memberi informasi bagi pihak yang ingin menggunakannya sebagai bahan pembanding, pelengkap dan menambah kepustakaan.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Informasi Akuntansi

Akuntansi dan sistem informasi sangat berkaitan erat dimana kaitan yang erat ini tercermin dalam pengunaan istilah informasi akuntansi yang menyangkut semua kegiatan dan semua pihak yang terlibat dalam perusahaan. Akuntansi sebagai sistem informasi ekonomi dan keuangan mampu memberikan manfaat bagi pemakai, agar informasi akuntansi dapat diolah secara baik, diperlukan suatu mekanisme atau kegiatan yang baik pula. Sistem pengolahan yang baik terdiri dari prosedur, metode atau cara dan teknik yang memungkinkan data ini akan melibatkan manusia sebagai penunjang pencapaian tujuan.

Menurut Hall dalam (Thomson 2003: 5) sistem adalah ”sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan (interrelated) atau susb sistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama (common purpose)”, sedangkan menurut Hansen & Mowen dalam (Fitriasari 2000 : 31) sistem adalah ”seperagkat bagian-bagian yang saling berhubungan yang melakukan satu atau lebih proses untuk mencapai tujuan-tujuan khusus”. Menurut Mulyadi ( 2001 : 2) mendefenisikan sistem sebagai ”sekelompok unsur yang erat hubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu”.

Menurut pengertian diatas jelaslah apa yang dimaksud dengan sistem yang pada prinsipnya merupakan sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahap yaitu input, proses dan output dimana sistem tersebut harus terorganisasi, mempunyai hubungan, berintegrasi/ berpadu dan terpusatnya tujuan-tujuan. Dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini :


(18)

TUJUAN

Mekanisme Pengendalian

Masuk Transformasi Keluaran

Input Proses Output

Gambar 2.1 Proses Sistem Sumber : Hall : 2003

Sumberdaya input diubah menjadi sumberdaya output, dimana sumberdaya mengalir dari elemen input, melalui elemen transformasi ke elemen output. Suatu mekanisme pengendalian memantau proses transformasi untuk menyakinkan bahwa sistem tersebut memenuhi tujuannya. Mekanisme pengendalian ini dihubungkan pada arus sumberdaya dangan memakai suatu lingkaran umpan balik (feedback loup) yang mendapatkan informasi dari output dan menyediakan informasi bagi mekanisme pengendalian.

Pengertian sistem akuntansi secara manual menurut Mulyadi (2001 : 3) dapat didefenisikan sebagai ”organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan manajemen”, sedangkan menurut Hall dalam (Thomson 2003: 7) sistem informasi adalah ”sebuah serangkaian prosedur dimana data dikumpulkan, diproses menjadi informasi dan didistribusikan kepada para pemakai”.

Sistem informasi menerima output, disebut sebagai transaksi, yang kemudian dikonversi melalui berbagai proses menjadi output informasi yang akan didistribusikan kepada para pemakai informasi.


(19)

Transaksi Keuangan

Sistem Informasi Keputusan -

Informasi keputusan Pemakai Transaksi

Non keuangan

Gambar 2.2 Proses Sistem Informasi Sumber : Hall : 2003

Setiap organisasi harus menyesuaikan sistem informasi dengan kebutuhan pemakainya. Oleh karena itu, tujuan sistem informasi yang spesifik dapat berbeda dari satu perusahaan keperusahaan lain. Namun demikian, terdapat tiga tujuan utama yang umum bagi semua sistem, yaitu :

1. untuk mendukung fungsi kepengurusan (stewardship) manajemen

kepengurusan merujuk ke tanggungjawab manajemen untuk mengatur sumberdaya perusahaan secara benar. Sistem informasi menyediakan informasi tentang kegunaan sumberdaya ke pemakai eksternal melalui laporan keuangan tradisional dan laporan-laporan yang diminta lainnya. Secara internal, pihak manajemen menerima informasi kepengurusan dari berbagai laporan pertanggungjawaban,

2. untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen, sistem informasi memberikan memberikan para manajer informasi yang mereka perlukan untuk melakukan tanggungjawab pengambilan keputusan,

3. untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan hari demi hari, sistem informasi menyediakan informasi bagi personel operasi untuk membantu mereka melakukan tugas mereka setiap hari dengan efisien dan efektif.

Berdasarkan pada defenisi tersebut diatas maka semua sistem, apakah itu sistem komputer atau manual mempunyai tiga karakteristik, antara lain :


(20)

a. bagian-bagian/ komponen atau sejenisnya yang dapat dilihat, didengar dan dirasakan, b. proses yang akan membuat bagian-bagian/ komponen-komponen tersebut terkoordinasi

dengan baik,

c. sasaran atau sejumlah tujuan yang ingin dicapai melalui pengkoordinasian komponen-komponen tersebut.

Dari pengertian diatas diketahui bahwa sistem merupakan suatu entitas yang terdiri dari bagian-bagian atau subsistem-subsistem yang saling berhubungan dan mendorong untuk mencapai sebuah tujuan atau lebih sedangkan entitas itu sendiri merupakan suatu unit yang terpisah dari pertanggungjawaban.

Informasi adalah data yang telah tersaring, terorganisir, terealisasi dan saling berhubungan sehingga berguna untuk mencapai tujuan organisasi atau informasi merupakan data yang berguna bagi perusahaan untuk keputusan-keputusan bisnis/ perusahaan atau informasi merupakan suatu kumpulan informasi yang lebih luas dan tersedia untuk mempermudah laporan ke pihak luar dan mengkomunikasikan serta meningkatkan pengaturan atas pengambilan keputusan dan mengontrol perusahaan.

Bahan dasar dalam pengambilan keputusan adalah informasi. Agar informasi dapat berguna ada beberapa karakteristik dari informasi, yaitu :

a). relevan (relevan)

Informasi yang relevan adalah informasi yang memberikan nilai tambah bagi pembuat keputusan berupa pengurangan tingkat ketidakpastian atau penambahan pengetahuan atau nilai pembuat keputusan,

b). akurat

Ketepatan informasi dan dapat diandalkan atau informasi yang bebas dari kesalahan dan menggambarkan aktifitas atau kejadian perusahaan,


(21)

Informasi yang lengkap adalah informasi yang mencantumkan seluruh informasi penting yang diperlukan oleh pembuat keputusan,

d). tepat waktu (real time)

Informasi telah tersedia saat dibutuhkan, e). dapat dimengerti (understandable)

Informasi yang dapat dimengerti adalah informasi yang tidak membingungkan penggunanya dan ditampilkan secara sederhana sesuai dengan kebutuhan pembuat keputusan,

f). dapat diperiksa (verifiable)

Informasi dikatakan verifable adalah jika dua orang dengan kemampuan yang sama dapat menghasilkan informasi yang sama secara independen.

Akuntansi dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu defenisi dari sudut pemakai dan dari sudut kegiatannya. Akuntansi dari sudut pemakai adalah suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi, sedangkan akuntansi dari sudut kegiatan adalah proses pencatatan, penggolongan, pengikhtisaran, pelaporan dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi/ perusahaan.

Bagi pihak intern, antara lain setiap tingkat manajemen, informasi yang dihasilkan akan digunakan dalam perencanaan, pengendalian operasi perusahaan dan proses pengambilan keputusan. Sedangkan bagi pihak ekstern yaitu pemerintah, investor, kreditur dan pihak lainnya, informasi keuangan yang berupa laporan keuangan tersebut dapat digunakan sebagai bahan analisis penetapan pajak bagi pemerintah, keputusan investasi oleh investor dan lain-lain.

Berkembangnya kebutuhan informasi telah mendorong perkembangan akuntansi sebagai suatu sistem akuntansi moderen. Perkembangan ini juga mengakibatkan adanya perubahaan


(22)

beberapa istilah dan teknik yang digunakan. Jika pemrosesan data akuntansi menjadi informasi dengan sistem akuntansi, maka dewasa ini relevan dengan sebutan sistem informasi akuntansi yang disebabkan oleh perkembangan ilmu akuntansi dengan penerapan teknologi yang dapat merubah data menjadi informasi yang dibutuhkan setiap perusahaan. Pengertian akuntansi menurut Hansen & Mowen dalam (Fitriasari 2000 : 32-33), sistem akuntansi dijelaskan dengan pola umum yang sama ”(1) bagian-bagian yang saling berhubungan, (2) proses, (3) tujuan”. Bagian yang saling berhubungan terdiri dari hal-hal seperti pemasaran dan penjualan, piutang yang ditagih dan penerimaan tunai, persediaan, buku besar umum dan akuntansi biaya. Proses terdiri dari hal-hal seperti pengumpulan, pencatatan, pengikhtisaran dan pengolahan data.

Jenis-jenis sistem informasi adalah sebagai berikut :

a. sistem pemrosesan data – electronic data processing (EDP)

Adalah pemanfaatan teknologi komputer untuk melakukan pemrosesan data transaksi-transaksi dalam suatu organisasi. EDP adalah aplikasi sistem informasi akuntansi paling dasar dalam setiap organisasi,

b. sistem informasi manajemen (SIM)Menguraikan penggunaan teknologi komputer untuk menyediakan informasi bagi pengambilan keputusan para manager. SIM menyediakan beragam informasi menyadari bahwa para manajer dalam organisasi menggunakan dan membutuhkan informasi dalam pengambilan keputusan sehingga sistem informasi berbasis komputer dapat menyediakan informasi yang bersangkutan kepada para manajer, c. sistem penunjang keputusan – decision support system (DSS)

Dalam sistem penunjang keputusan, data di proses ke dalam format pengambilan keputusan bagi kepentingan pemakai akhir. DSS menyarankan penggunaan model-model keputusan dan database khusus dan benar-benar terpisah dari sistem pemrosesan data,


(23)

d. sistem ahli – export system (ES)

Export system adalah sistem informasi berbasis pengetahuan yang memanfaatkan

pengetahuan tentang bidang aplikasi tertentu untuk bertindak seperti seorang konsultan ahli bagi para pemakainya,

e. sistem informasi eksekutif - executive information system (EIS)

Sistem informasi eksekutif dibuat bagi kebutuhan informasi strategik manajemen tingkat puncak,

f. sistem informasi akuntansi (SIA)

Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mengubah data akuntansi menjadi informasi.

Sistem informasi akuntansi adalah suatu kerangka kerja dengan mana sumber daya (manusia, komputer) dikoordinasikan untuk mengubah masukan (data) menjadi keluaran (Informal) guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan”.

Tujuan dari sistem informasi akuntansi adalah sebagai berikut : a). kegunaan

Sistem harus menghasilkan catatan yang tepat waktu dan relevan untuk digunakan dalam pengambilan keputusan,

b). Ekonomis

Semua komponen sistem akuntansi harus menyumbang nilai manfaat minimal bagi pengadaan sistem,

c). kehandalan

Output atau laporan yang dihasilkan harus mempunyai tingkat ketelitian tinggi dalam sistem, harus mampu bersaing secara efektif,

d). pelayanan pelanggan


(24)

e). kapasitas

Kapasitas atau kemampuan harus memadai, untuk menangani prosedur-prosedur operasi perusahaan,

f). kesederhanaan

Sistem harus cukup sederhana atau simpel sehingga struktur operasinya dapat dengan mudah dimengerti,

g). fleksibilitas

Sistem harus cukup fleksibel untuk menampung perubahan-perubahan kepentingan yang cukup beralasan dalam kondisi apapun pada saat sistem beroperasi.

Menurut Hall (2001 : 18) ada tiga tujuan utama bagi sistem informasi akuntansi, yaitu :

a. Untuk mendukung fungsi kepengurusan manajemen. Pengurusan merujuk ke tanggung jawab manajemen untuk mengatur sumber daya perusahaan secara benar. Sistem informasi menyediakan informasi tentang kegunaan sumber daya ke para pemakai informasi melalui laporan keuangan yang dibutuhkan.

b. Untuk mengambil keputusan manajemen. Sistem informasi akuntansi ini akan memberikan informasi kepada para manajer yang mereka perlukan untuk melakukan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan tersebut.

c. Untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan hari demi hari. Sistem informasi menyediakan informasi bagi personil operasi untuk membantu mereka melakukan tugas mereka setiap hari secara efisien dan efektif.

Kebutuhan informasi yang semakin besar memerlukan perhatian yang cukup besar dalam penggunaannya. Hal ini disebabkan untuk para pemakai informasi baik pihak intern maupun ekstern selalu dihadapakan pada situasi ketidakpastian yaitu keadaan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor dan kondisi yang selalu berubah. Berdasarkan sistem informasi akuntansi tersebut diatas dapat ditarik suatu kesimpulan mengenai karakteristik dari suatu sistem informasi akuntansi, yaitu :

1. sistem informasi akuntansi merupakan suatu frame work yang terintegrasi dan terorganisasi didalam suatu perusahaan,


(25)

2. melakukan kegiatan mulai dari mengumpulkan data, mencatat, mengklasifikasi, memproses, menganalisa hingga menjadi informasi keuangan yang relevan dan mengkomunikasikan kepada pihak yang berkepentingan,

3. informasi keuangan yang dihasilkan menggambarkan kegiatan operasional dan manajemen perusahaan serta prestasi yang dicapai.

Dalam sistem informasi akuntansi terdiri atas elemen-elemen yang terintegrasi dan terorganisasi dimana ada saling ketergantungan antara elemen tersebut, oleh karena itu sistem informasi akuntansi akan berjalan dengan baik apabila elemen-elemen bekerja sebagaimana mestinya. Elemen-elemen sistem informasi akuntansi terdiri atas :

a. pemakai akhir (end user)

Pemakai akhir dibagi dalam dua kelompok umum eksternal dan internal. Pemakai eksternal meliputi para kreditur, pemengang saham, investor potensial, agen-agen pembuat peraturan, otorisasi pajak, para pemasok dan pelanggan. Para pemakai internal adalah pihak manajemen disetiap tingkat organisasi juga personel operasi. Berlawanan dengan pelaporan eksternal, organisasi memiliki cukup kebebasan dalam memenuhi kebutuhan pemakai internal,

b. sumber data

Sumber data adalah transaksi keuangan yang memasuki sistem informasi dari sumber eksternal dan internal. Transaksi keuangan eksternal adalah pertukaran ekonomis dengan entitas bisnis lainnya dan individu dari luar perusahaan,

c. pengumpulan data

Merupakan tahap operasional pertama dalam sistem informasi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa data-data peristiwa yang memasuki sistem itu sah (valid),


(26)

Setelah data-data terkumpul maka perlu diproses untuk menghasilkan informasi. Tugas dalam tahap pemrosesan data bervariasi dari yang sederhana sampai yang kompleks, e. manajemen database

Database organisasi merupakan tempat penyimpanan fisik data keuangan dan non

keuangan. Database dapat berupa filling cabinet atau sebuah disket komputer. Tanpa memperhatikan bentuk fisik, dapat ditampilkan isinya dalam hierarki logis. Tingkat-tingkat hierarki data : atribut, record dan file,

f. penghasil informasi

Penghasil informasi merupakan proses mengumpulkan, mengatur, memformat dan menyajikan informasi untuk para pemakai. Informasi dapat berupa dokumen operasional seperti pesanan penjualan, suatu laporan yang terstruktur atau pesan di layar komputer, g. umpan balik

Umpan balik adalah suatu bentuk output yang dikirimkan kembali ke sistem sebagai suatu sumber data. Umpan balik dapat bersifat eksternal atau internal dan digunakan untuk memulai atau mengubah suatu proses.

Lingkungan Eksternal

Gambar 2.3

Model Umum Sistem Informasi Akuntansi Sumber : Hall (2001)

Sistem Informasi Umpan Balik Organisasi Bisnis Manajemen Database Pemrosesan Data Penghasil Informasi Pengumpulan Data Pemakai Akhir Eksternal Pemakai Akhir Informasi Pemakai Akhir Informasi Sumber Data Eksternal


(27)

B. Sistem Pengolahan Data Elektronik

Sebagian besar perusahaan menggunakan komputer atau sarana elektronik dalam pemrosesan data. Pemrosesan data elektronik adalah serangkaian kegiatan secara elektronik yang terdiri dari proses pemasukan data (inputting), proses penyimpanan data (storing), proses pengolahan data menjadi informasi (Processing), proses pengeluaran (outputting), serta proses pengendalian atas keempat proses sebelumnya (controlling). Dalam penerapan sistem informasi akuntansi yang berbasis komputer dibutuhkan beberapa perangkat yang sangat berhubungan dalam rangka pengolahan data sehingga dapat menjadi suatu informasi dalam pengambilan keputusan. Sistem komputer adalah sebuah kombinasi terintegrsi dari perangkat keras, perangkat lunak, komunikasi, sumber daya manusia, sumber daya informasi dan prosedur pemrosesan.

Adapun perangkat-perangkat dalam komputer tersebut adalah : 1. jaringan komunikasi

Jaringan komunikasi timbul jika suatu komputer berkomunikasi dengan komputer yang lain. Wide Area Network (WAN) biasanya mencakup lebih dari satu wilayah metropolitan.

Local Area Network (LAN) mencakup wilayah kecil seperti sebuah gedung atau kelompok

gedung yang berdekatan satu sama lain

2. hardware (perangkat keras)

Hardware atau Perangkat keras komputer adalah komponen dasar yang membentuk suatu

sistem komputer dan peralatannya memungkinkan komputer untuk melaksanakan tugasnya..

3. software (perangkat lunak)

Software ini biasanya terdiri dari program yang berfungsi untuk memberikan

instruksi-instruksi pada komputer untuk melaksanakan kegiatan yang ada dalam program itu sendiri dan dokumentasi yang merupakan catatan-catatan serta penjelasan atas program yang sudah dibuat, agar program tersebut dipahami oleh pengguna dan pembaca program.


(28)

4. brainware (perangkat pelaksana)

Peranan manusia pemakaian sistem komputerisasi sangat diperlukan karena komputer adalah suatu alat yang dapat menghasilkan sebuah informasi. Individu sebagai pengolah data akuntansi menjadi informasi memiliki peranan sebagai analisis dan perancang sistem,

programmer, operator komputer dan data pustaka serta informasi.

Secara umum tipe pengolahan data pada sistem informasi akuntansi dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara, yaitu :

a. batch processing system

Pada sistem ini semua transaksi dikumpulkan dalam suatu tumpukan tertentu yang dilakukan dari transaksi sehari, seminggu atau tergantung pada volume transaksi atau pertimbangan-pertimbangan lainnya. Dengan pengolahan data secara program batch ini efisien dapat ditingkatkan terutama dalam hal berkaitan dengan penyiapan data dan pengolahan data transaksi, terutama apabila pengolahan data yang menggunakan model pengorganisasian sequential file, selain itu pengawasan terhadap pengolahan data lebih terjamin. Dalam pengoperasian data pada sistem batch dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :

1). local batch processing

Semua data dikumpulkan secara berkelompok kemudian dikirim langsung ke komputer untuk diproses kemudian laporan akan dikirim kepada pengguna dan tidak ada peralatan komunikasi data,

2). remote batch processing

Dalam remote batch processing, sistem komunikasi data dipakai untuk memproses data yang terjadi pada masing-masing yang jauh dari pusat komputernya,


(29)

Transaksi atau data yang tersedia langsung diproses oleh komputer. Terminal yang merupakan alat masukan (input unit) juga dipakai sebagai alat keluaran (output unit), dengan demikian data yang diproses akan selalu up to date. Sebelum data diproses biasanya terlebih dahulu diadakan pengecekan validitas, hal ini dilakukan untuk menghindari adanya kesalahan-kesalahan. Apabila transaksi tidak sah (invalid) maka pesan terhadap kesalahan akan muncul di layar dan kesalahan akan dipakai langsung oleh user.

Seperti halnya pada sistem manual, siklus pengolahan data akuntansi dengan sistem komputerisasi dapat dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu :

1). data collection

Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan pencatatan data dengan menggunakan sumber-sumber yang ada seperti faktur penjualan, kwitansi dan dokumen-dokumen lainnya. Selain itu juga dapat dicatat langsung dan dimasukkan ke dalam program komputer pada saat transaksi terjadi berdasarkan dokumen yang ada,

2). data classification

Transaksi yang timbul dalam suatu waktu tertentu mungkin bervariasi menurut kegiatan perusahaan, dimana transaksi tersebut dapat terjadi berulang kali dan karenanya data tersebut perlu diklasifikasikan dengan baik agar kesalahan yang timbul dapat dihindari guna mempersiapkan data untuk diproses lebih lanjut,

3). data maintenance and summarization

Setelah data selesai di klasifikasi dengan tepat dan benar, maka data tersebut telah siap untuk dimasukkan kedalam sistem komputer untuk diproses lebih lanjut,

4). report generation

Report generatian ini merupakan hasil transformasi data yang sudah diproses ke dalam


(30)

Bentuk media yang sering digunakan dalam report generation seperti laporan menurut langganan dan laporan salesman yang merupakan dokumen perusahaan serta laporan laba rugi yang dipakai untuk menganalisa dan sebagai dasar bagi manajemen untuk membuat keputusan.

C. Hubungan Antara Sistem Informasi Akuntansi Terkomputerisasi Dengan Struktur Pengendalian Intern

Apabila struktur pengendalian intern suatu perusahaan lemah, maka akan timbul kesalahan, ketidakakuratan serta kerugian yang cukup besar bagi perusahaan. Seorang auditor mempunyai perhatian pada pengontrolan terhadap sistem yang dirancang. Pengontrolan akan menjamin bahwa pemrosesan data dilakukan secara akurat. Suatu sistem informasi juga mencakup pengendalian/ kontrol secara internal, antara lain sistem informasi akuntansi memberikan dukungan atas pengamanan aktiva perusahaan melalui pencatatan aktiva (misalnya persediaan obat-obatan) tersebut secara memadai sehingga sewaktu-waktu dapat diperbandingkan dengan informasi yang diperoleh dari hasil inventarisasi fisik (stock

opname) rumah sakit.

Menurut Mulyadi (2002 : 189) ”Pengendalian atas sistem biasanya ditentukan berdasarkan ruang lingkup yang dipengaruhi oleh sistem tersebut. Oleh karena itu pengendalian dibagi menjadi dua macam yaitu Pengendalian Umum (General Controls) dan Pengendalian Aplikasi (Application Controls). Pengendalian umum (general control) merupakan pengendalian atas sistem yang mempengaruhi semua aplikasi komputer yang berada diperusahaan. Misalnya kebijakan, prosedur-prosedur, prektek-praktek yang mencegah atau mendeteksi kesalahan atas semua sistem akuntansi sedangkan pengendalian aplikasi (application control) merupakan kebijakan-kebijakan, prosedur dan praktek-praktek


(31)

yang berhubungan dengan tugas-tugas khusus yang dilakukan oleh Electronic Data

Processing” .

1. Pengendalian Umum (General Control) :

Pengendalian umum sering melibatkan pengawasan terhadap pengembangan modifikasi dan perawatan program-program komputer. Pengawasan ini terdiri dari:

a. organizational and operation control, yang terbagi lagi menjadi pemisahan tugas dan

fungsi atas analisa sistem dan program, pemakaian struktur organisasi, pengoperasian pusat data dan pengendalian atas data dan perpustakaan,

b. aplication system development and maintenance controls, pengendalian ini menjamin

bahwa sistem dikembangkan dan dipelihara menurut kebijakan perusahaan yang membutuhkan otorisasi formal dan persetujuan. Untuk itu diperlukan dukungan dari para pemakai, sistem, bagian akuntansi serta bagian auditor internal perusahaan, adanya formal review dan otorisasi serta pengujian yang memadai atas berbagai sistem baru sebelum dijalankan oleh pihak-pihak yang berwenang dan dokumentasi yang memadai dari manual ke program files,

c. hardware controls, pengendalian ini disediakan oleh pabrik pembuat komputer untuk

mendeteksi dan mencegah kesalahan yang akan mengakibatkan kekeliruan dalam pemrosesan data,

d. access controls, dalam mengakses keperangkat keras dan perangkat lunak setiap

pemakai menggunakan kode akses yang berbeda dan tidak dapat mengakses kesemua program atau file, mereka hanya dapat mengakses ke program atau files tertentu saja,

e. data centre operations controls, pengendalian ini antara lain menetapkan duplikat file

dari prosedur-prosedur penting, menyediakan asuransi atas kerugian akibat bencana yang dapat merusak pusat data dan mendesain alternatif-alternatif lokasi pemrosesan data.


(32)

2. Pengendalian Aplikasi (Application Control)

Pengendalian aplikasi berhubungan dengan tugas-tugas khusus yang dilakukan oleh EDP dimana fungsi dari pengawasan aplikasi ini adalah untuk memberi jaminan yang cukup bahwa pencatatan, pemrosesan dan pelaporan data sudah dilaksanakan dengan benar.

Pengendalian aplikasi ini sering dikelompokkan menjadi :

a. pengawasan masukan (input control), yang merupakan pendesainan pengendalian agar tercapai kecermatan, kelengkapan dan validitas data yang diterima dengan menggunakan teknik-teknik control totals yaitu rangkuman yang diambil dari semua transaksi didalam suatu batch, pass word, check digits yaitu sebuah digit yang ditambahkan ke sebuah account number, data validation yang mendeteksi kesalahan data ketika data tersebut dimasukkan kesistem dan mencegah sistem memposting data yang salah ke master file, serta prosedur memasukkan data secara langsung dari sumbernya. Pengendalian masukan ini terdiri dari :

1). pengawasan dokumen sumber

Dalam sistem yang menggunakan dokumen sumber untuk memulai transaksi harus dilakukan tindakan korektif yang cermat. Dokumen-dokumen sumber harus diberi nomor melalui printer dengan nomor urut untuk setiap dokumen. Nomor dokumen sumber memungkinkan perhitungan-perhitungan dokumen secara lebih akurat dan sekaligus menjadi jejak audit untuk menelusuri transaksi melalui catatan-catatan akuntansi. Dokumen sumber harus didistribusikan ke pemakai dan digunakan secara berurutan. Hal ini memerlukan pengamanan fisik yang memadai terhadap persediaan dokumen sumber.,

2). otorisasi yaitu pembatasan pengenalan transaksi atau kinerja proses untuk individu-individu tertentu,


(33)

4). penandaan yaitu pemberian tanda pada formulir atau dokumen untuk menyetujui atau tidak menyetujui pemrosesan lanjutan,

5) pembatalan yaitu mengidentifikasikan dokumen-dokumen sumber dan transaksi untuk mencegah penggunaan ulang setelah digunakan sesuai fungsinya,

6). pemberian password yaitu otorisasi untuk memungkinkan akses ke data atau pemrosesan dengan cara memberikan kode-kode yang hanya diketahui oleh orang yaitu otorisasi untuk memungkinkan akses ke data atau pemrosesan dengan cara memberikan kode-kode yang hanya diketahui oleh orang yang diberi hak untuk mengotorisasi.

b. pengawasan pemrosesan (processing controls), merupakan pengendalian untuk memberikan keyakinan bahwa pengolahan data sudah dilakukan dengan akurat dan sesuai dengan aplikasi yang diinginkan antara lain dilakukan dengan cara check

sequence atau pemerikasan atas serangkaian pemrosesan data sehingga data dapat

diproses secara teratur. Pengendalian pemrosesan mencakup hal-hal sebagai berikut :

1). control run-to-run yaitu mengunakan angka-angka batch untuk mengawasi batch

seakan-akan ia bergerak dari satu prosedur yang terprogram (run) ke prosedur program lainnya. Run-to-Run adalah pemanfaatan pengendali total keluaran yang berasal dari suatu proses sebagai pengendali total masukan bagi proses selanjutnya. Pengendali total digunakan sebagai penghubung dalam rantai untuk mengaitkan satu proses dengan lainnya dalam urutan proses selama satu periode usaha,

2). penyajian saldo, yaitu pengujian kesamaan antara nilai-nilai dari dua pos yang ekuivalen atau satu pos dengan total pengendalian,

3). pemadanan yaitu memadankan pos-pos dengan pos-pos yang lain yang diterima dari sumber yang independen untuk mengendalikan pemrosesan transaksi,


(34)

4). koreksi kekeliruan secara otomatis yaitu koreksi kesalahan otomatis atau transaksi atau catatan yang melanggar pengendalian efektif.

c. pengendalian keluaran (output controls), pengawasan keluaran memastikan bahwa

output sistem tidak hilang, tidak salah arah dan hak pribadi (privasi) tidak dilanggar. Eksposur untuk jenis ini dapat menimbulkan gangguan serius bagi kegiatan operasi

dan membuat perusahaan rugi dari sudut keuangan. Pengendalian keluaran ini direncanakan untuk menjamin ketelitian hasil dari data yang diproses dan untuk menjamin bahwa keluaran itu hanya diterima oleh pihak yang berhak, keluaran

(output) yang merupakan produk dari pengolahan data dapat disajikan dalam bentuk

laporan yang dicetak dengan alat cetak (printer). D. Sistem Informasi Akuntansi dalam Jasa Pelayanan 1. Struktur Organisasi

Rumah sakit merupakan salah satu perusahaan jasa, dimana perusahaan jasa ini adalah perusahaan yang memasarkan produk tidak nyata yang tidak dapat kita lihat atau raba melainkan hanya dapat kita rasakan saja. Jasa adalah setiap tindakan atau aktivitas dan bukan benda yang dapat ditawarkan oleh seseorang kepada orang lain atau suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik). Misalnya Rumah sakit, Kantor pangacara, perusahaan teknik, perusahaan arsitektur. Rumah sakit merupakan organisasi profesional atau organisasi perawatan kesehatan, yaitu organisasi yang padat karya dan karyawan – karyawannya adalah orang-orang yang khusus karena organsasi layanan kesehatan ini berurusan dengan nyawa manusia, jadi kualitas layanan yang diberikan merupakan hal yang paling penting.

Rumah sakit berdasarkan WHO (World Health Organization), sebagai berikut:

Rumah sakit adalah suatu usaha yang menyediakan pemondokan yang memberikan jasa pelayanan medis jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri atas tindakan observasi, diagnostik dan rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita sakit, terluka dan untuk


(35)

mereka yang mau melahirkan. Bisa juga disamping itu menyediakan atau tidak menyediakan pelayanan atas dasar berobat jalan kepada pasien-pasien yang biasa lansung pulang.

Pengertian Rumah Sakit menurut Departemen Kesehatan, adalah ”Rumah sakit suatu kompleks, rumah atau ruangan yang dipergunakan untuk menampung orang sakit dan atau bersalin atau kamar-kamar untuk orang sakit yang berada dalam suatu perumahan khusus, seperti Rumah Sakit Bersalin, Rumah Sakit Khusus, Rumah Sakit Lembaga Masyarakat”. Menurut defenisi tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa Rumah Sakit adalah suatu kompleks atau rumah, atau ruang untuk menampung orang sakit atau bersalin yang memberikan pelayanan berobat jalan, perawatan menginap dengan fasilitas diagnostik dan terapi yang lengkap atau Rumah sakit adalah sebuah intitusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya disediakan oleh dokter, perawat dan tenaga ahli kesehatan lainnya.

Rumah sakit selain sebagai salah satu jenis lembaga sosial, dituntut pula pengelolaannya berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi (efisiensi pengelolaan). Pengelolaan yang efisiensi akan membawa peningkatan mutu pelayanan yang sekaligus akan meningkatkan pendapatan yang nantinya dapat untuk mengembalikan investor atau keperluan pengembangan disamping membawa peningkatan mutu pelayanan. Selain dari mutu dan pelayanan, struktur organisasi juga sangat berpengaruh dalam meningkatkan mutu rumah sakit. Dimana dalam struktur organisasi harus ada pembagian tugas-tugas di tiap bagian yang sesuai dengan kemampuan dan pendidikan, hal ini berguna untuk membantu pelaksanaan tugas masing-masing dengan baik dan menghindari adanya pembagian tugas yang tidak sesuai dengan tingkat pendidikan masing-masing.

Struktur organisasi mencerminkan distribusi tanggung jawab, otoritas dan akuntabilitas (pertanggungjawaban) seluruh organisasi. Organisasi adalah sekumpulan orang yang bekerjasama dalam wujud pembagian kerja, guna mencapai suatu tujuan bersama/ tertentu. Menurut Hall dalam (Amir Abadi Yusuf 2001 : 19)


(36)

”Struktur organisasi dapat diartikan sebagai otorisasi serta pemberian tanggung jawab pada tiap-tiap bagian dalam suatu organisasi atau perusahan”.

Ada 3 (tiga) macam struktur organisasi yang dipakai saat ini yaitu organisasi fungsional, divisional dan matriks. Organisasi fungsional didasarkan pada tujuan untuk melakukan organisasi. Organisasi fungsional ini membagi organisasi kedalam fungsi atau kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh organisasi seperti produksi, pemasaran, personalia dan lain-lain. Organisasi divisional dibentuk berdasarkan output yang dihasilkan organisasi. Output dalam hal ini dapat berupa produk, program atau letak geografis. Setiap unit yang dibentuk dikepalai oleh seorang kepala divisi yang bertanggung jawab atas investasi perusahaan dalam fasilitas dan modal, pegawai dan kinerja serta pengembangan unit.

Menurut Sabarguna (2007 : 2) Organisasi matriks merupakan organisasi yang berstruktur antara fungsional dan divisional. Input sebagai prinsip dari organisasi fungsional digabung dengan output sebagai dasar organisasi divisional. Organisasi ini menunjukkan adanya prinsip satu komando walaupun dalam prakteknya satu orang mempunyai dua pimpinan.

Struktur organisasi rumah sakit adalah gabungan dari organisasi fungsional dan divisional. Rumah sakit mempunyai departemen atau bagian keuangan, administrasi, gudang dan marketing yang sebagai cerminan dari organisasi fungsional. Dilain pihak rumah sakit juga mempunyai bagian atau unit divisional seperti unit rawat inap, emergency yang merupakan suatu unit-unit yang menghasilkan profit. Dari gambaran diatas maka perlu disadari dan dipahami, bahwa rancangan organisasi harus benar-benar dibuat secara efektif dan jelas, hal ini untuk menghindari adanya kesalahan dalam melakukan tugas dan wewenang.

Menurut Sabarguna ( 2007 : 8 ) ”ciri – ciri organisasi yang efektif adalah :

Struktur organisasi yang secara jelas dapat mengembangkan hubungan antar bagian, Kejelasan pendelegasian wewenang , Pemilihan orang yang tepat pada jabatan yang tepat, Menyediakan pelayanan sesuai kebutuhan, Menjalankan pelayanan yang murah dengan mutu yang terjamin, Pengembangan petugas yang potensial”

2. Manual Prosedur Rawat Inap Rumah Sakit


(37)

Pengertian Rawat Inap menurut Peraturan Depkes RI (2004), Rawat inap adalah pelayanan terhadap pasien masuk rumah sakit yang menempati tempat tidur perawatan untuk keperluan observasi, diagnosa, terapi, rehabilitasi medis atau pelayanan medis lainnya. Pelayanan rawat inap merupakan sumber utama pendapatan operasional pengendalian manajemen rumah sakit. Oleh karena itu semakin besar rumah sakit tersebut maka memerlukan pengelolahan sistem informasi akuntansi yang baik agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan dalam pembebanan biaya perawatan yang akan mempengaruhi kepuasan pasien dan pada akhirnya membuat citra buruk rumah sakit tersebut dalam memberikan pelayanan kesehatan pada pasien.

Kegiatan pelayanan rawat inap itu sendiri meliputi : a. penerimaan pasien,

b. pelayanan medis/ penunjang medis, c. pelayanan perawatan,

d. pelayanan obat,

e. pelayanan administrasi keuangan.

Model proses manual adalah bentuk yang paling tua dan tradisional dari sistem akuntansi. Sistem manual ini membentuk peristiwa – peristiwa fisik, sumber daya dan personal yang mencirikan kebanyakan proses bisnis. Dalam hal ini termasuk tugas-tugas seperti pengambilan pesanan, penyimpanan bahan baku. Pendekatan flat file seringkali berkaitan dengan sistem yang disebut sebagai sistem warisan (legacy systems). Sistem ini merupakan sistem kerangka utama dalam sistem mainframe besar yang diterapkan pada akhir tahun 1960 sampai 1980-an.

Terdapat tiga tujuan pokok dari perancangan sistem informasi akuntansi untuk rumah sakit menurut manual sistem akuntansi dan prosedur keuangan untuk rumah sakit, dalam buku manajemen operasional rumah sakit ( 2004 : 10), yaitu :


(38)

1). untuk membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan operasional rumah sakit. Misalnya kegiatan pelayanan untuk pasien rawat jalan dan pelayanan untuk pasien rawat inap, 2). untuk melaksanakan proses dan menghasilkan laporan akuntansi yang ditujukan untuk

kepentingan pihak luar atau pertanggungjawaban pimpinan rumah sakit terhadap pihak luar (pihak ekstern),

3). untuk melaksanakan proses dan menghasilkan laporan akuntansi untuk kepentingan berbagai pimpinan dalam rumah sakit dalam menjalankan fungsi-fungsi manajerialnya. Sistem informasi akuntansi yang ada pada rumah sakit harus dapat mengidentifikasikan keadaan pasien-pasien sebelum diberikan pelayanan kesehatan. Informasi yang diperlukan dari pasien tergantung dari rumah sakit yang bersangkutan dan peraturan lainnya yang berlaku. Informasi awal yang dibutuhkan oleh rumah sakit adalah :

- nama pasien, alamat tempat tinggal dan identitas lainnya yang berhubungan dengan pasien

- umur, jenis kelamin dan tempat tanggal lahir - pekerjaan

- informasi penanggung jawab, kepada siapa biaya perawatan pasien ditagih

- nama dan alamat keluarga, sahabat dekat atau alamat lain yang dapat dihubungi bila pasien dalam keadaan gawat.

Informasi awal tersebut diperlukan oleh rumah sakit dengan tujuan sebagai berikut: a). memudahkan mengetahui kepada siapa jasa akan diberikan,

b). memudahkan untuk menghubungi keluarga pasien, sahabat atau teman dekat apabila terjadi sesuatu yang gawat dan memerlukan tindakan segera yang perlu persetujuan dari keluarga pasien,

c). Memudahkan penagihan biaya perawatan pasien, kepada siapa tagihan tersebut dapat diberikan untuk dibayar,

d). Memudahkan untuk mengumpulkan informasi lainnya yang berhubungan dengan pasien yang mungkin berguna untuk kepentingan rumah sakit pada umumnya atau untuk keperluan penyelidikan ilmu kedokteran,


(39)

Pada umumnya prosedur dasar rumah sakit yang pertama adalah prosedur pendaftaran pasien, kedua adalah prosedur ruangan perawatan dan pelayanan medis serta penunjang medis yang merupakan pemberian pelayanan dengan menggunakan segala sumber daya dan prosedur yang terakhir adalah prosedur penyiapan dan penagihan piutang sebagai akibat kegiatan perawatan pasien karena pelayanan tersebut telah diberikan atau tidak diperlukan lagi.

Bagian-bagian yang terlibat dalam pencatatan transaksi jasa pelayanan kesehatan di rumah sakit dalam menyusun sejumlah prosedur-prosedurnya, yaitu :

1. bagian penerimaan pasien, yaitu suatu tempat penerimaan pasien yang mencatat data pasien seperti yang tersebut diatas,

2. bagian rekam medis, yaitu bagian yang mengawasi ketertiban pembuatan catatan-catatan medis seluruh rumah sakit sesuai dengan ketentuan termasuk catatan-catatan pelayanan penerimaan pasien agar sesuai dengan sistem pencatatan yang telah ditentukan,

3. bagian akuntansi, yaitu bagian yang memproses semua laporan yang masuk dari bagian-bagian di rumah sakit sehingga menjadi laporan keuangan yang diperlukan oleh pihak manajemen rumah sakit maupun pihak luar rumah sakit yang berkepentingan,

4. bagian keuangan, yaitu bagian yang menangani penerimaan dan pengeluaran uang dalam rumah sakit, juga menangani masalah piutang rumah sakit sehingga rumah sakit tidak mengalami kerugian karena bertumpuknya piutang jasa pelayanan yang diberikan rumah sakit kepada pasien jaminan. Bagian-bagian tersebut sangat erat kaitannya satu sama lain dan sangat penting peranannya didalam menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh pihak intern dan ekstern rumah sakit.


(40)

Prosedur sederhana rawat inap, dapat kita lihat pada gambar 2.3 :

Kirim ke poli, pelayanan berbahaya dilayani di gawat darurat

Pasien datang untuk dilayani Gawat Pasien pulang Observasi, pasien masuk rawat inap Gambar 2.4

Prosedur Sederhana Rawat Inap Sumber : Sabarguna : 2007

3. Pengendalian Intern

Sistem informasi akuntansi menyediakan informasi bagi para pemakainya baik sebagai pihak intern maupun pihak ekstern perusahaan. Perusahaan menjalankan kebijakan dan prosedur-prosedur atau pengendaliannya untuk menjaga keakuratan informasi dan memastikan bahwa sistem dapat beroperasi dengan baik. Kebijakan dan prosedur ini merupakan bagian dari keseluruhan struktur pengendalian intern suatu perusahaan. Pengendalian intern dalam suatu sistem informasi meliputi struktur organisasi, metode umum yang dikoordinasikan untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Mulyadi (2001 : 163) ”pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen”. Romney dan Steinbart dalam (Fitriasari 2004 : 229) mendefenisikan pengendalian intern, yaitu ”rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk

Pendaftaran Awal Triase

Gawat Darurat Evaluasi dokter di Gawat Darurat dan manajemen kebutuhan Pulang Laboratorium Radiologi


(41)

menjaga asset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan”.

Definisi diatas bahwa pengendalian intern meliputi struktur organisasi dan semua metode serta ketentuan yang terkoordinir yang diterapkan dalam perusahaan dengan fungsi untuk mengamankan harta kekayaan perusahaan dari tindakan yang merugikan, memeriksa ketepatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi operasi serta mendorong dipatuhinya setiap kebijakan manajemen yang telah ditetapkan, sehingga dari pengertian tersebut diatas, pengendalian intern dapat dibagi dua bagian, yaitu :

a. pengendalian akuntansi

Meliputi rencana dan prosedur serta catatan yang berkenaan dengan pengamanan harta atau kekayaan dan keandalan catatan keuangan dan dengan sendirinya didesain atau disusun untuk memberikan jaminan bahwa :

1). transaksi dilaksanakan sesuai dengan pengesahan manajemen umum maupun yang khusus,

2). transaksi – transaksi dicatat untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau kriteria – kriteria lain yang perlu untuk laporan – laporan tersebut dan menunjukkan pertanggungjawaban atas aktiva,

3). akses aktiva hanya diperbolehkan bila sesuai dengan otorisasi manajemen,

4). tanggung jawab atas aktiva (menurut catatan) dibandingkan dengan aktiva yang ada pada waktu tertentu dan diambil tindakan yang perlu bila ada perbedaan – perbedaan. b. pengendalian administratif

Pengendalian administratif meliputi rencana organisasi dan prosedur serta catatan yang berkaitan dengan proses keputusan yang mengarah pada otorisasi manajemen atas


(42)

transaksi. Otorisasi ini merupakan suatu fungsi manajemen yang secara langsung berhubungan dengan tanggung jawab untuk mencapai tujuan organisasi dan merupakan titik awal untuk pembentukan pengendalian akuntansi atas transaksi.

Menurut Willkinson yang diterjemahkan oleh Mulyadi (2001 : 190 – 193), membagi pengendalian intern kedalam 6 (enam) bagian yaitu :

1). pengendalian organisasi

Pengendalian organisasi dapat tercapai apabila ada pemisahan tanggung jawab yang tegas. Pemisahaan ini dapat berupa pemisahan tugas dan tanggung jawab diantara departemen dan didalam departemen pemrosesan data, yaitu pemisahan diantara fungsi-fungsi bagian penggontrol data dan bagian pemprograman dan pengembangan sistem. Pemisahan tugas dan tanggung jawab tersebut berupa :

a). pemisahan tugas dan devisi, seperti antara pemberi wewenang dengan bagian yang menyimpan aktiva yang bersangkutan, antara bagian yang menyimpan aktiva yang bersangkutan dengan bagian pelaksana dan dengan bagian yang melakukan pengolahan data.

b). pemisahan tugas dan tanggung jawab didalam fungsi sitem informasi akuntansi di bagian pengontrol data yang berfungsi sebagai penengah antara departemen dengan departemen EDP dan bagian yang mempersiapkan data.

2). pengendaliaan dokumentasi

Dokumentasi ini dianggap sebagai materi tertulis atau sesuatu yang menyediakan informasi tentang suatu subjek. Semua elemen sistem informasi bersama-sama dengan organisasi dan kebijakan perusahaan yang terkait dengannya harus didokumentasikan. Dokumen yang lengkap dan dapat dimengerti dapat membantu dalam pelaksanaan pengendalian.

3). pengendalian perangkat keras

Pengendalian ini merupakan pengendalian yang sudah dipasang didalam komputer oleh pabrik pembuatnya. Pengendalian perangkat keras yang biasanya digunakan adalah pengecekan baca sesudah tulis untuk memeriksa kecermatan data yang ditulis pada penyimpan pita magnetik atau disk magnetik, pengecekan baca ganda yang digunakan untuk memastikan apakah menggunakan label check yang secara otomatis memberitahu operator komputer isi dari label internal pada media penyimpanan.

Adapun pengawasan perangkat keras yang dilakukan adalah :

a). alat-alat apa saja yang telah dibeli berupa bagian-bagian dari komputer sebagai hardware harus dicatat dan dibandingkan.

b). kapan saja ada penggantian atau perbaikan pada bagian komputer harus dicatat. Pencatatan berupa apa yang rusak, apa yang diganti dan siapa yang mengganti.

c). laporan dari apa-apa saja yang diminta oleh komputer sebagai alat untuk perbaikan atau pengantian dari komputer yang ada kemudian dibandingkan dengan alat-alat yang ada sesudah adanya perbaikan.

4). tindakan pengamanan

Bila pengendalian ini tidak dilakukan akan mengakibatkan menurunnya operasi kegiatan, membahayakan sistem, menurunnya pelayanan kepada pelanggan dan hilangnya harta kekayaan miliki perusahan.

Penyebab tidak amannya fisik karena adanya pencurian, sabotase, kegagalan arus listrik, api, temperatur, debu dan bencana alam. Teknik pengendalian diterapkan pada kekayaan


(43)

fisik, fasilitas perangkat keras dan data pengendalian tersebut dilakukan guna melindungi dari pencurian, bencana alam dan melindungi dari kerusakan. Khusus untuk pengendalian data juga dimaksudkan untuk perlindungan terhadap kehilangan suatu pengubahan deteksi atas usaha akses dan rekonstruksi arsip yang hilang. Untuk perlindungan terhadap pencurian dapat dilakukan dengan adanya satpam, daerah pagar, alarm, asuransi, pemantauan dengan monitor, tanda pengenal pasword, mesin penghancur kertas dan penguncian otomatis. Perlindungan terhadap bencana alam dapat dilakukan dengan sistem penyemprotan air, lemari tahan api, alat pengatur kelembaban udara dan sumber listrik cadangan. Perlindungan terhadap kerusakan dan penghentian usaha dapat dilakukan dengan pemeliharaan preventif dan peralatan cadangan.

5). pengendalian praktek manajemen

Pengendalian prosedur manajemen memudahkan dalam pencapaian suatu sasaran. Pengendalian prosedur ini terdiri dari prosedur untuk perubahan, pengembangan sistem baru.

6). pengendalian transaksi a). pengendalian masukan

Pengendalian masukan mempunyai tugas untuk menyakinkan bahwa data transaksi yang valid telah lengkap, terkumpul semuannya serta bebas dari kesalahan dilakukan proses pengolahan.

b). pengendalian pemrosesan

Tujuan dari pengendalian pengolahan ini adalah untuk mencegah kesalahan-kesalahan yang terjadi selama proses pengolahan data yang dilakukan setelah data dimasukan ke komputer.

c). pengendalian keluaran

Keluaran yang dihasilkan oleh sistem informasi harus lengkap, terpercaya dan disampaikan kepada pemakai yang berkepentingan. Pengendalian ini dibagi menjadi 2 (dua) yaitu untuk laporan berbentuk hardcopy (keluaran yang dicetak oleh printer) dan yang berbentuk softcopy (tampilan layar).

Pengendalian intern suatu organisasi terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk memberi jaminan yang memadai agar tujuan organisasi dapat dicapai. Kebijakan adalah pedoman yang dibuat oleh manajemen untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen puncak suatu perusahaan menentukan kebijakan penentuan harga jual produk dan pemberian kredit kepada pelanggan. Sedangkan prosedur adalah langkah – langkah tertentu yang harus diamati dalam pelaksanaan suatu kebijakan.

Sebuah sistem pengendalian intern tidak dimaksudkan untuk meniadakan semua peluang terjadinya kesalahan atau penyelewengan, akan tetapi sebuah sistem pengendalian intern yang baik dapat menekan terjadinya kesalahan dan penyelewengan dalam batas-batas yang dapat dianggap layak, serta seandainya kesalahan atau penyelewengan itu terjadi maka akan


(44)

segera dapat diketahui dan diatasi secara cepat. Pengendalian intern merupakan metode yang berguna bagi pihak manajemen untuk menjaga kekayaan organisasi, meningkatkan efektifitas dan efisiensi kinerja. Selain itu juga pengendalian intern ini dapat mengendalikan ketelitian dan akurasi pencatatan data akuntansi.

Menurut Mulyadi (2002 : 189 ) Kegunaaan dari pengendalian intern ini adalah 1. Menjaga kekayaan harta milik perusahaan dan catatan organisasi

Kekayaan fisik suatu perusahaan dapat dicuri, disalahgunakan atau hancur karena kecelakaan kecuali jika kekayaan tersebut dilindungi dengan pengendalian yang memadai. Begitu juga dengan kekayaan perusahaan yang tidak memiliki wujud fisik seperti piutang dagang akan rawan oleh kekurangan jika dokumen penting dan catatan tidak dijaga.

2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi

Manajemen memerlukan informasi keuangan yang teliti dan andal untuk menjalankan kegiatan usahanya. Banyak informasi akuntansi yang digunakan oleh manajemen untuk dasar pengambilan keputusan penting. Pengendalian intern dirancang untuk memberikan jaminan proses pengolahan data akuntansi untuk menghasilkan informasi keuangan yang teliti dan andal, karena data akuntansi mencerminkan perubahan kekayaan perusahaan.

3. Mendorong efisiensi

Pengendalian intern ditujukan untuk mencegah duplikasi usaha yang tidak perlu atau pemborosan dalam segala kegiatan bisnis perusahaan dan untuk mencegah penggunaaan sumber daya perusahaan yang tidak efisien.

4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Untuk mencapai tujuan perusahaan, manajemen menetapkan kebijakan dan prosedur. Pengendalian intern ini ditujukan untuk memberikan jaminan yang memadai agar kebijakan manajemen dipatuhi oleh karyawan.

Untuk mencapai kegunaan dan tujuan pengendalian intern tersebut diatas maka diperlukan adanya Sistem informasi akuntansi yang benar, hal ini dapat memberikan bantuan yang utama terhadap kekayaan perusahaan dengan cara penyelenggaraan pencatatan aktiva yang baik. Apabila struktur pengendalian intern suatu perusahaan lemah, maka akan timbul kesalahan, ketidakakuratan serta kerugian yang cukup besar bagi perusahaan. Sistem informasi akuntansi meliputi sumber-sumber keuangan rumah sakit. Sumber-sumber tersebut harus dilindungi dari kerugian, pemborosan dan pencurian oleh para pegawai rumah sakit ataupun oleh orang-orang diluar rumah sakit. Dalam melindungi asset rumah sakit dibutuhkan pengembangan dan penerapan struktur pengendalian internal (internal auditor)


(45)

dalam lingkungan rumah sakit tersebut. Sehingga internal auditor harus dapat berfungsi antara lain untuk membantu memastikan reliabilitas dari pemrosesan data akuntansi oleh sistem informasi akuntansi tersebut dan membantu menghasilkan efisiensi dalam kegiatan operasional sebuah rumah sakit.

Sebenarnya suatu sistem informasi juga mencakup pengendalian secara internal, antara lain sistem informasi akuntansi memberikan dukungan atas pengamanan aktiva perusahaan melalui catatan aktiva (misalnya persediaan obat, peralatan-peralatan rumah sakit) secara memadai sehingga sewaktu-waktu dapat diperbandingkan dengan informasi yang diperoleh dari hasil inventarisasi stock fisik. Apabila ditemukan perbedaan dapat langsung diambil tindakan perbaikan dan pencegahan agar tidak terulang kembali. Pada fungsi pengendalian lainnya, dukungan diberikan melalui rekonsiliasi bank yang akan mendeteksi kesalahan karena jumlah uang kas di bank akan dibandingkan dengan jumlah kas diperusahaan serta pemakaian sistem tata buku berpasangan, yaitu mengharuskan bahwa jumlah antara kolom debet dengan kredit harus sama.

Rumah Sakit yang telah memiliki sistem pengendalian internal yang baik akan memberikan hasil yang baik dari proses operasional rumah sakit dan dapat dipertanggung jawabkan hal tersebut terlihat dari sistem prosedur yang ada telah memiliki pengendalian yang memadai seperti pengendalian organisasi, pengendalian dokumentasi, pengendalian input, pengendalian proses, dan pengendalian output. Pengendalian organisasi dapat tercapai apabila adanya pemisahaan tanggung jawab yang jelas dari pimpinan perusahaan. Setiap organisasi, bagaimanapun selaras strukturnya dengan strategi pilihannya tidak dapat secara efektif menerapkan strateginya tanpa sistem pengendalian manajemen yang konsisten. Sementara struktur organisasi menentukan hubungan pelaporan serta tanggung jawab dan wewenang dari manajer yang berbeda, hal ini memerlukan sistem pengendalian yang dirancang dengan memadai agar dapat berfungsi secara efektif. Manajemen dalam rumah


(46)

sakit pada umumnya bukanlah hal yang sederhana dimana para petugas yang bekerja di rumah sakit telah dibekali ilmu kedokteran dan kesehatan dalam pendidikannya, sehingga tidak terjadi adanya keterlambatan dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

Menurut Mulyadi (2002 : 216) Unsur pengendalian intern adalah ”lingkungan pengendalian, penaksiran resiko, informasi dan komunikasi, aktivitas pengendalian dan pemantauan. Lingkungan pengendalian terdiri dari enam unsur yaitu nilai integritas dan etika, komitmen terhadap kompetensi, berfungsinya dewan komisaris dan komite audit, struktur organisasi, pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab”.

E. Kerangka Konseptual

Sistem pelayanan rawat inap merupakan salah satu layanan kesehatan yang diberikan oleh Rumah Sakit yang juga merupakan sumber pendapatan yang penting bagi rumah sakit. Selain itu Sistem informasi juga sangat diperlukan di suatu entinitas perusahaan salah satunya dalam Rumah Sakit

Oleh sebab itu pelayanan rawat inap tersebut haruslah di dukung oleh sistem informasi akuntansi dan dengan prosedur yang baik. Dalam pelayanan rawat inap banyak transaksi yang terjadi mulai dari pasien mendaftar, pasien mendapatkan pelayanan rawat inap sampai pasien sembuh dan diperbolehkan pulang dimana semua itu akan menimbulkan catatan-catatan atau dokumen yang merekam semua transaksi diatas. Bahwa dengan Sistem Informasi akuntansi diharapkan tidak ada lagi penduplikatan data yang terjadi nantinya. Sehingga dapat meningkatkan efesiensi dalam rumah sakit tersebut.

Gambar 2.5

Kerangka Konseptual

RSU Mitra Sejati Medan

Sistem Informasi Akuntansi

Rawat Inap


(47)

F. Tinjauan Peneliti Terdahulu

No Penelitian dan Tahun Penelitian Metode Penelitian Hasil penelitian 1 Pengembangan Sistem Registrasi

Pasien rawat Inap di Rumah Sakit Haji Medan tahun 2009

Deskriptif Lebih menekankan ke perancangan sistem informasi pasien yang keluar dan pasien yang masuk

2 Evaluasi Atas Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Dalam meningkatkan Efesiensi Pada Pelayanan Rawat Inap Di RSU Bina Kasih Medan, 2009

Deskriptif Penerapan Sistem

Informasi Akuntansi yang ditekankan kepada Organisasi pelaksana RSU tersebut sehingga dilakukan pelatihan SDM agar SIA Rawat Inap menghasilkan data

yang akurat. 3.

Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada PT. Indosat Tbk

Deskriptif Sistem Informasi Akuntansi lebih menekankan pada Penerimaan dan Pengeluaran Kas


(48)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain Penelitian yang digunakan analisa deskriptif, dimana dalam penelitian ini yang dilakukan adalah menguraikan sifat-sifat dari karakteristik, gambaran secara sistematis pada suatu objek penelitian.

B. Jenis Data

Jenis data yang digunakan penulis dalam penulisan skripsi adalah :

1. data primer, yaitu data yang belum diolah perusahaan, seperti hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan orang yang berhubungan langsung dengan perusahaan tersebut,

2. data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari laporan dan data perusahaan, seperti struktur organisasi serta bahan kuliah yang berhubungan dengan sistem informasi akuntansi,

C. Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data dilakukan dengan :

1. tehnik wawancara, dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung dengan pihak perusahaan khususnya pada bagian yang berkaitan dengan penelitian,

2. tehnik observasi, dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data primer yang berupa sikap/ pendapat atau penilaian responden yang relevan dengan variabel-variabel penelitian.


(49)

D. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menganalisa data yang diperoleh dengan menggunakan dua cara, yaitu

1. metode deskriptif, yaitu metode penganalisan data dimana data dikumpulkan, disusun, diintepretasikan, dianalisis sehingga memberikan keterangan bagi perumusan masalah yang di hadapi,

2. metode komperatif, yaitu metode dengan menggunakan data – data yang diperoleh dari objek penelitian dengan teori yang diperoleh dari perkuliahaan sehingga dapat diketahui gambaran penyimpangan dan membuat kesimpulan yang sebenarnya dari masalah yang telah diteliti.

E. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan di Jalan Abdul Haris Nasution No. 7 Pangkalan Mansyhur Medan. Penelitian dilaksanakan sejak Bulan Agustus 2010 sampai dengan selesai.


(50)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Data Peneliian

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Berdirinya Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan diawali dari niat tulus untuk membantu orang lain dalam membantu meringankan beban penderitaan orang sakit. Dimana awal pendirian Rumah Sakit Umum Mitra Sejati dimulai dengan tempat praktek dokter umum, dokter bersama dokter spesialis dan dokter sub spesialis, serta didukung oleh dokter jaga 24 jam dan apotik.

Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan, kemudian tercetus rencana untuk mengembangkan praktek bersama dokter spesialis ini menjadi sebuah rumah sakit umum, dengan tujuan utama melayani masyarakat dalam hal kesehatan.

Maka dibentuklah sebuah yayasan yang diketuai oleh dr. Parambir Singh yang diberi nama Yayasan Mitra Sejati dan disahkan secara hukum oleh Nur Eny Ginting, SH, Notaris/PPAT,

Akte Tanggal : 10 Oktober 2001

Nomor : 14

Nama : Yayasan Mitra Sejati

Alamat : Jl. Jend. Besar A. H. Nasution No. 7 Medan

Atas berkat dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, dari Yayasan Mitra Sejati terbentuklah sebuah rumah sakit umum,

Nama : Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Alamat : Jl. Jend. Besar A. H. Nasution No. 7


(51)

Medan

Tipe : C

Dengan komitmen yang teguh dalam pelayanan kesehatan masyarakat pada umumnya, Rumah Sakit Umum Mitra Sejati semakin maju dengan pesat, dan selalu berusaha memberikan yang terbaik bagi pasiennya. Komitmen ini menjadikan Rumah Sakit Umum Mitra Sejati berkembang mengikuti kemajuan zaman saat ini dan terus mengutamakan Sumber Daya Manusia yang terampil dan berkualitas, ramah dalam pelayanan serta mengutamakan kepuasan bagi pasien. RSU Mitra Sejati juga ikut dalam program pemerintah dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat.

Dengan berdirinya RSU Mitra Sejati, maka dibentuklah manajemen Rumah Sakit yang dipimpin oleh dr. Parambir Singh sebagai Direktur. Dalam waktu relatif singkat Rumah Sakit berkembang dan membutuhkan lahan untuk mengembangkan sarana dan fasilitas. Mengingat perkembangan tidak memungkinkan ke bagian depan ataupun ke samping, maka yayasan berinisiatif berkembang ke area belakang Rumah Sakit.

Saat ini sudah mempunyai akses jalan tembus ke Jl. M. Basyir dan memiliki lahan parkir seluas 1000 m2. Sesuai dengan standar layaknya sebuah rumah sakit, kami telah melengkapi UKL-UPL sesuai dengan standarnya dan juga telah melaksanakan pemusnahan limbah medis menurut peraturan yang berlaku berdasarkan Perjanjian Kerjasama dengan RSUP H. Adam Malik tentang pemusnahan limbah medis sehingga pada hari lingkungan hidup sedunia tahun 2008 RSU Mitra Sejati dianugerahi sebuah piagam dalam keberhasilannya dalam melaksanakan penataan lingkungan hidup yang bersih tanpa pencemaran. Dalam rangka menjunjung program pemerintah dengan usulan Good Government, khususnya di sektor kesehatan maka kami RSU Mitra Sejati dalah salah satu Rumah Sakit yang mendukung penuh program Pemerintah.


(52)

Ditilik dari sisi bahwa fungsi utama Rumah Sakit merupakan fungsi sosial, maka RSU Mitra Sejati banyak melaksanakan kegiatan sosial dan kesehatan masyarakat, seperti membentuk Poskeskel (Pos Kesehatan Kelurahan), pengobatan massal, sunatan massal, men-support klinik-klinik non-profit.

2. Ruang Lingkup Kegiatan Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan

Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan memberikan berbagai macam pelayanan kesehatan, antara lain:

a. rawat jalan

Bagian rawat jalan ini memberikan jenis pelayanan antara lain Gawat Darurat, Poliklinik Umum, Poliklinik Umum, Poliklinik Gigi, Poliklinik Diabetes, Poliklinik Spesialis dan Sub Spesialis yang meliputi Spesialis Bedah dan Sub Spesialis Bedah, Spesialis Syaraf, Spesialis Mata, Spesialis Jantung, Spesialis Penyakit Dalam dan Sub Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis Anak dan Sub Spesialis Penyakit Anak, Spesialis Paru dan Saluran Pernapasan, Spesialis Obstetri dan Ginekologi ( Kandungan ), Spesialis Kulit dan Kelamin, Spesialis Ginjal dan Hiperensi, Spesialis Telinga Hidung dan tenggorokan.

b. rawat inap

Pelayanan Rawat Inap dikelompokkan dalam ruangan – ruangan rawat inap mulai dari Suite Room, VIP, Kelas 1 Plus, Kelas 1 A, Kelas 1 B, Kelas II, Kelas III, Kelas III ( khusus Kebidanan ), ruang rawat bayi, kamar bedah (OK), Intensive Care Unit (ICU), Kamar Besalin. Dengan pengelompokan ruang rawat inap dilakukan pemisahan anatara pasien laki – laki dan perempuan


(53)

d. pelayanan penunjang yang mencakup laboratorium lengkap, radiologi, farmasi dan apotik, rehabilitas serta nutrisi,

e. pelayanan imunisasi untuk BCG, DPT, Polio, MMR dan hepatitis A dan B, f. pelayanan ambulance selama 24 jam,

g. klinik gizi.

1. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

Semua organisasi ataupun perusahaan yang didirikan mempunyai misi dan visi dalam mencapai tujuannya, dimana dalam pencapaian visi dan misi tersebut tercermin dari sturktur organisasi dan uraian tugas. Struktur organisasi tersebut haruslah disusun dengan baik beserta dengan uraian tugas-tugasnya, hal ini menghindari adanya kesalahan dalam pelaksanaan tugas dan tanggung jawab di setiap bagian. Struktur organisasi dapat menggambarkan bagian-bagian yang ada dalam perusahaan serta koordinasi antar bagian-bagian dan pembagian-bagian tugas masing-masing sehingga tiap anggota dapat bekerja sama antara satu dengan yang lainnya secara efektif dan efisien.

Struktur organisasi menetapkan bagaimana tugas akan dibagi, siapa dan mekanisme koordinasi formal serta pola interaksi yang akan diikuti. Struktur organisasi merupakan susunan dan hubungan antar komponen bagian-bagian dan posisi-posisi dalam suatu perusahaan. Struktur organisasi merinci pembagian aktivitas kerja dan menunjukkan bagaimana berbagai tingkatan aktivitas berkaitan satu sama lain sampai tingkat tertentu, juga menunjukkan tingkat spesialisasi dari aktivitas kerja.

Struktur organisasi Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan, terdiri dari : a. Direktur

b. Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Penelitian c. Wakil Direktur Penunjang Medis dan Pendidikan d. Wakil Direktur Umum dan Keuangan


(54)

e. Komite Medis dan Staff Medis Fungsional a. Direktur

Direktur merupakan pimpinan puncak dalam suatu perusahaan, dimana seorang direktur mempunyai tugas memimpin, merumuskan kebijaksanaan pelaksanaan, membina pelaksanaan, mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan tugas rumah sakit sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan. Direktur ini dibantu oleh 4 Wakil Direktur yaitu Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Penelitian, Wakil Direktur Penunjang Medis dan Pendidikan, Wakil Direktur Umum dan Keuangan, Komite Medis dan Staff Medis Fungsional.

b. Wakil Direktur Pelayanan Medis

Wakil Direktur Pelayanan Medis membawahi 3 bidang, 8 instalasi yang masing-masing bidang membawahi 3 Seksi. Tugas Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Penelitian Meliputi pengolahan pelayanan medis, asuhan dan pelayanan keperawatan kepada instalasi Rawat Jalan, Rawat Inap, Rawat Intensif, Bedah, Diagnostik Noninvasif dan pencitraan, Diagnostik Invasif dan Intervensi Nonbedah, Rehabilitas Medis, serta kegiatan penelitian dan pengembangan pada instalasi penelitian dan pengembangan.

Bidang Pelayanan Medis mempunyai tugas mengkoordinasikan seluruh kebutuhan Instalasi Rawat Jalan, Rawat Inap, Rawat Intensif, Diagnostik Noninvasif dan pencitraan, Diagnostik Invasif dan intervensi nonbedah serta Rehabilitasi Medis. Bidang Keperawatan mempunyai tugas melakukan bimbingan pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan, logistik keperawatan serta etika dan mutu keperawatan. Bidang Penelitian dan Pengembangan mempunyai tugas mengkoordinasikan seluruh kebutuhan fasilitas dan kegiatan penelitian dan pengembangan dibidang pelayanan medis, pelayanan penunjang dan keperawatan.


(55)

Dalam pelaksanaan tugasnya Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Penelitian membawahi :

1). bidang pelayanan medis, terdiri dari :

a). seksi ketenagaan dan mutu pelayanan medis

b). seksi bangunan dan pemeliharaan fasilitas pelayanan medis

Tugas dan tanggung jawabnya adalah membantu atau mewakili Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Penelitian dalam bidang pelayanan medis, yang meliputi perencanaan, pengkoordinasian, pengaturan pelaksanaan dan pengaturan norma-norma serta pengawasan dibidang pelayanan medis.

2). bidang keperawatan, terdiri dari :

a). seksi asuhan dan profesi keperawatan b). seksi logistik keperawatan

Tugas dan tanggung jawabnya adalah membantu atau mewakili Wakil Direktur Pelayanan Medis dan Penelitian dibidang pelayanan dan merencanakan, mengkoordinir, melaksanakan, membina dan mengawasi segala kegiatan yang berkaitan dengan perawatan baik rawat inap maupun rawat jalan.

c. Wakil Direktur Penunjang Medis dan Pemasaran

Wakil Direktur Penunjang Medis dan Pemasaran, membawahi 6 instalasi, 2 bidang yang terdiri dari Bidang Penunjang Medis dan Pemasaran. Masing – masing bidang membawahi sebanyak – banyaknya 2 seksi. Tugas Wakil Direktur Penunjang Medis dan Pendidikan adalah membina dan mengelola pelayanan penunjang medis pada Instalasi Radiologi, Patologi Klinik dan Bank Darah, Farmasi dan Sterilisasi Sentral serta Gizi, Kardiologi Sosial serta kegiatan pendidikan dan pelatihan pada Instalasi Pendidikan dan Pelatihan.


(56)

Bidang Penunjang Medis mempunyai tugas mengkoordinasikan seluruh kebutuhan pelayanan penunjang medis pada Instalasi Radiologi, Patologi Klinik dan Bank Darah, Farmasi dan Sterilisasi Sentral serta Gizi. Bidang Pendidikan dan Pelatihan mempunyai tugas mengkoordinasikan seluruh kebutuhan fasilitas dan kegiatan pendidikan dan pelatihan tenaga serta organisasi masyarakat. Dalam pelaksanaan tugasnya Wakil Direktur Penunjang Medis dan Pemasaran, membawahi :

1). Kepala Pemasaran

Tugas dan tanggung jawabnya adalah membuat rancangan berupa iklan, brosur dan memperkenalkan Rumah sakit baik berupa pelayanan rumah sakit serta pelayanan dari Dokter-dokter yang profesional kepada masyarakat,

2). Kepala Instalasi Farmasi

Tugas dan tanggung jawabnya adalah membantu atau mewakili Wakil Direktur Penunjang Medis dan Pemasaran dalam mempersiapkan keperluan baik untuk operasional pelayanan rumah sakit maupun untuk kebutuhan pasien,

3). Kepala Instalasi Radiologi

Tugas dan tanggung jawabnya adalah membantu atau mewakili Wakil Direktur Penunjang Medis dan Pemasaran dalam mempersiapkan alat-alat dan sumber daya untuk menunjang dan mendukung terapi yang dilakukan oleh Dokter-dokter melalui bidang Radiologi,

4). Kepala Instalasi Laboratorium

Tugas dan tanggung jawabnya adalah membantu atau mewakili Wakil Direktur Penunjang Medis dan Pemasaran dalam mempersiapkan alat-alat dan sumber daya untuk menunjang dan mendukung terapi yang dilakukan oleh Dokter-dokter malalui bidang Laboratorium,


(1)

medis dan penunjang medis yaitu biaya ruangan perawatan, biaya tindakan dokter, obat – obatan dll yang sudah dibuat akan didistribusikan ke Arsip Pasien, Billing dan Bagian Akuntansi ; (3). Prosedur Penagihan dan Pembayaran yaitu pencatatan oleh admisi menyiapkan surat pemulangan pasien yang akan dikirimkan ke beberapa unit yaitu bagian billing dan rekam medis sehingga jika ada pencatatan yang salah atau kekurangan maka dilakukan penambahan atau perbaikan dengan menelepon ke unit masing – masing.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis ingin memberikan saran, yaitu :

1. dibutuhkan adanya suatu pelatihan kepada para pegawai dalam menggunakan perangkat komputer sehingga dapat membantu dan mempercepat proses pelayananan administrasi kepada pasien dan keluarganya,

2. Struktur organisasi yang ada sebaiknya juga dilengkapi dengan uraian tugas. Dengan adanya uraian tugas dalam bentuk tertulis, terperinci dan mencakup seluruh bagian yang terkait dirumah sakit ini yang kemudian didistrubusikan ke seluruh bagian sehingga dapat dipakai sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan sehari – hari. Prosedur – prosedur administrasi dan keuangan pada pelayanan kesehatan untuk pasien rawat inap dan rawat jalan perlu segera dibuat secara tertulis seperti prosedur medis yang telah ada dan telah dilaksanakan agar efektifitas dan efisiensi kerja bertambah baik.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Aditama, Candra Yoga, 2003. Manajemen Administrasi Rumah Sakit, Edisi Kedua, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta

Anthony, Robert N, 2001. Management Control System, Terjemahan Tjakrawala, F,X, Kurniawan, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Bodnar, George H., William S. Hopwood, 2000. Sistem Informasi Akuntansi, Terjemahan Amir Abadi Jusuf, Buku Satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Hall, James A, 2003. Sistem Informasi Akuntansi, Terjemahan Oleh Amir Abadi Yususf, Edisi Pertama, Jilid II, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Hansen,Don R & Moryanne M. Mowen, 2000. Manajemen Biaya, Terjemahan Dewi Fitriasari, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

... , 2002. Auditing, Cetakan Pertama, Penerbit Salemba Empat, 2002, Jakarta

Romney, Marshall B., Paul J. Steinbart, 2004. Sistem Informasi Akuntansi, Terjemahan Dewi Fitriasari Dan Denny Aenos Kwary, Edisi Sembilan, Jilid Satu, Salemba Empat, Jakarta.


(3)

Sabarguna, H.Boy S., 2004. Manajemen Keuangan Rumah Sakit, Cetakan Kedua, Kosarium, Yogyakarta

..., 2007. Manajemen Rumah Sakit, Cetakan Pertama, Kosarium, Yogyakarta

Soemarso S.R., 2002. Akuntansi Suatu Pengantar , Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, cetakan pertama, Alfabeta

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, 2004. Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal Penelitian dan Penulisan Skripsi.


(4)

Laporan Pesediaan Barang

RSU Mitra Sejati Medan

Per Juli 2009

Sumber : Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan

No Nama Barang Nilai

1 Alkes Rp. 260.000.000,-

2 Laboratorium Rp. 160.000.000,-

3 Obat - Obatan Rp. 200.000.000,-

4 Radio farmasi Rp. 95.000.000,-

5 Gas Medis Rp. 85.000.000,-

6 ATK Rp. 25.000.000,-

7 Barang Cetakan Rp. 17.000.000,-

8 RT Rp. 28.000.000,-

Jumlah Rp. 870.000.000,-


(5)

Laporan Piutang Dagang

RSU Mitra Sejati Medan

Per Juli 2009

No Nama Perusahan Rekanan Nilai

1 PT. Socfindo Rp. 82.244.000 ,-

2 PT. Cessa Wood working Industri Rp. 4.465.000,-

3 PT. Soltech Utama Rp. 2.895.000,-

4 MPKS - HMO Rp. 3.583.000,-

5 BNI Life Rp. 6.044.000,-

6 YKP – BTN Rp. 6.504.000,-

7 PT. BRI (Persero) Tbk Rp. 3.649.000,-

8 PT. PLN (Persero) Rp. 6.381.000,-

Jumlah Rp. 115.765.000,-


(6)

Laporan Hutang Dagang

RSU Mitra Sejati Medan

Per Juli 2009

No Nama Barang Nilai

1 Mesin Rotgen Rp. 200.000.000,-

2 Mesin Laboratorium Rp. 400.000.000,-

3 Obat dan Alat Kesehatan Rp. 1.100.000.000,-

4 Barang Cetakan Rp. 50.000.000,-

Jumlah Rp. 1.750.000.000,-

Sumber : Rumah Sakit Umum Mitra Sejati Medan