kebaikan dan dapat dijadikan pedoman oleh seseorang dalam bersikap dan bertingkah laku.
b. Nilai-nilai Islam
Islam  adalah  agama  yang  diajarkan  oleh  Nabi  Muhammad  SAW  yang berpedoman pada kitab suci al-
Qur’an yang diturunkan ke dunian melalui wahyu Allah  SWT.  Berdasarkan  pengertian  ini,  maka  apabila  berbicara  tentang  Islam
pasti  akan  merujuk  pada  kitab  sucinya  yaitu  al- Qur’an.  Pembahasan  nilai-nilai
Islam  pasti  akan  terkait  dengan  al- Qur’an  sebagai  pedoman  bagi  ummatnya.
Dengan demikian nilai-nilai Islam merupakan sifat-sifat atau hal-hal yang ada di dalam  al-
Qur’an  sebagai  kitab  suci  agama  Islam  sebagai  dasar  penentu  tingkah laku  seseorang  yang  berguna  bagi  kemanusiaan  untuk  bekal  hidup  di  dunia  dan
akhirat.
33
Nilai-nilai  Islam  juga  merupakan  himpunan  akhlak  yang  membentuk kepribadian  muslim  yang  unggul,  seterusnya  berupaya  memberikan  sumbangan
kepada masyarakat, bekerjasama dan berusaha kea rah pembentukan diri, keluarga dan akidah. Nilai-nilai Islam pada hakekatnya merupakan kumpulan dari prinsip-
prinsip  hidup, ajaran-ajaran  tentang  bagaimana manusia  seharusnya  menjalankan kehidupannya di dunia ini.
34
Sebagaimana  diungkapkan  di  atas,  nilai-nilai  Islam  bersumber  pada  al- Qur’an  dan  al-Hadist.  Sebagai  sumber  pertama  adalah  al-Qur’an,  dan  sebagai
33
Syarah Padmawati, Kajian Filologis dan Nilai-nilai Islam dalam Hikayat Raja Rahib, Skripsi S1 Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, 2007, h. 24.
34
M. Musrin H.M, Sistem Nilai dan Pandangan Hidup serta Relasinya dengan Ilmu pengetahuan, Wardah, no. 8 Juni 2004 :  h. 64.
sumber kedua adalah al-Hadist. Nilai Islam berpedoman pada kitab suci al- Qur’an
mencakup  seluruh  persoalan  hidup  dan  kehidupan.    Al- Qur’an  adalah  petunjuk-
Nya  yang dipelajari akan membantu menemukan nilai-nilai yang dapat dijadikan pedoman  bagi  penyelesaian  berbagai  problem  hidup  dan  apabila  dihayati  serta
diamalkan  akan  menjadikan  pikiran,  rasa  dan  karsa  mengarah  kepada  realitas keimanan  yang  dibutuhkan  bagi  stabilitas  dan  ketentraman  hidup  pribadi  dan
masyarakat. Islam  adalah  agama  yang  menjadi  sumber  pendidikan  kemanusiaan.  Ia
mendidik  manusia  berkarakter  dan  berakhlak  yang  sumbernya  dari  aqidah. Sebagaimana  aqidah  itulah  yang  membina  manusia  beribadah  kepada  Allah
sebagai  kewajiban  hidupnya.  Agama  Islam  membicarakan  masalah  mendasar untuk kehidupan manusia  yaitu akhlak.Kemudian segi ini dihidupkannya dengan
kekuatan aqidah dan ibadah kepada Allah sebagai kewajiban dan tujuan hidup.
38
BAB III PROFIL GENERASI MUDA
aL-HIKMAH CIMANGGIS DEPOK
A. Sejarah  berdirinya  Masjid  dan  Generasi  Muda  al-Hikmah  Cimanggis
Depok
Bermula  pada  tahun  1950  yang  didirikan  oleh  lima  orang  tokoh  agama yaitu  H.Kasim,  H.Rusin,  H.Kami,  H.Umar,  dan  H.Syamsudin.  Hanya  satu  dari
kelima  tokoh  ini,  yang  bukan  asli  orang  kampung  areman.Beliau  adalah H.Syamsudin  asli  dari  daerah  Cijantung,  yang  mengajak  dari  keempat  tokoh  ini
dalam membangun sebuah tempat peribatan yang awalnya hanya sebuah musholla di mana muhsolla adalah sebuah tempat yang hanya dapat digunakan untuk shalat
sehari-hari,  namun  tidak  digunakan  untuk  pelaksanaan  shalat  Jumat.
1
Musolla lokasinya  tersebar  pada  pengelompokkan  umat  Islam  dengan  radius  pelayanan
sekitar 100-150 m.
2
S emakin banyaknya jama’ah dari tiga kampung yaitu kampung areman, pal
dan kelapa dua. Akhirnya dari kelima orang tokoh ini berusaha ingin menjadikan sebuah  musholla  menjadi  sebuah  masjid,  Tahap  demi  tahap  kelima  tokoh  ini
menggalang  sebuah  dana  untuk  pembangunan  sebuah  masjid.  Rencana  kelima tokoh  ini  dapat  terealisasikan  oleh  masyarakat  yang  ingin  menjadi  donatur,
1
H. Mahdi, Ketua DKM al-Hikmah, wawancara pribadi, tanggal 01-02-2011, jam 09.30 WIB
2
Nana Rukmana, Masjid  Dakwah, Jakarta: PT Al-Mawardi Prima, 2002, Cet. Ke-1 h. 89
musholla  yang  tadinya  berukuran  kecil  bisa  menjadi  sebuah  masjid.  Kemudian setelah menjadi masjid kelima tokoh ini belum memberi nama masjid tersebut.
Akhirnya memasuki tahun 1970, Regenerasi dari masjid ini barulah muncul berbagai tokoh penerus yaitu  Alm.KH.  M. Syafi’i,  H.  Mualim Misan dan tokoh
lainnya.  Mereka  memberikan  nama  untuk  masjid  ini  dengan  nama  masjid  al- Hikmah.  Melihat  kondisi  masjid  yang  masih  kurang  besar,  akhirnya  para  tokoh
penerus ini berembuk untuk merenovasi pembangunan masjid yang lama menjadi masjid yang cukup lumayan besar.Keinginan para tokoh penerus dapat terlaksana,
sehingga jama’ah dapat berleluasa untuk melakukan ibadah.
Kemudian  memasuki  tahun  1980-sekarang,  mesjid  saat  ini  berkembang pesat.  Masjid  tersebut  sering  mengadakan  kegiatan-kegiatan  yang  bcrsifat
keagaman dan para jamaahnya cukup banyak dan dirasa perlu ada yang mengurus keberadaan  masjid  tersebut  agar  lebih  tertata  rapi,  di  bentuklah  suatu  organisasi
kepengurusan  masjid  yang  bernama  Dewan  Keluarga  Masjid  DKM  al-Hikmah dan didalamnya ada berbagai bidang.Dewan Keluarga Masjid DKM al-Hikmah
telah berjalan selama kurang lebih 61tahun dengan urutan Ketua Dewan keluarga DKM pertama sd sekarang adalah:
1. Ketua DKM pertama : Ust. Dzulkarnain   1950sd 1960 2. Ketua DKM kedua     : Bapak Abu Bakar 1960 sd 1970
3. Ketua DKM ketiga     : Bapak Nanang   1970 sd 1985 4. Ketua DKM keempat : Ust. Kurniawan  1985 sd 1995
5. Ketua DKM kelima    : Ust Sofari, 1995 sd 2007