22
menjadi kewajiban nasabah dan kapan kewajiban tersebut harus dipenuhi sehingga jelas dan kemungkinan permasalahannya yang akan timbul dapat
diperkecil. Dengan adanya surat perjanjiankontrak berarti kedua belah pihak penerima dan yang dujamin sudah mempunyai kesepakatan sesuai dengan
perjanjian tersebut.
1. Penerapan Kafalah Dalam Perbankan
Sebagaimana dimaklumi, bahwa kafalah bank garansi adalah jaminan yang diberikan bank atas permintaan nasabah untuk memenuhi kewajibannya
kepada pihak lain apabila nasabah yang bersangkutan tidak memenuhi kewajibannya.
Di samping itu, jaminan penanggungan tersebut bisa bersifat kebendaan, seperti hak tanggungan dan jaminan fiducia serta jaminan perorangan personal
guarantee. Jaminan perorangan termasuk di dalamnya badan hukum = company guarantee dalam praktek perbankan diberikan dalam bentuk bank garansi,
sebagaimana diatur dalam SE Dir BI nomor: 237UKU, tanggal 18 Maret 1991. Bank garansi yang diterbitkan suatu bank merupakan. pernyataan tertulis
untuk mengikatkan diri kepada penerima jaminan apabila di kemudian hari pihak terjamin tidak memenuhi kewajibannya kepada penerima jaminan sesuai dengan
jangka waktu dan syarat-syarat yang telah ditentukan. Oleh karena itu, di dalam mekanisme bank garansi terdapat tiga pihak yang terkait, yaitu bank sebagai
penjamin, nasabah sebagai terjamin atas permintaannya, dan penerima jaminan. Bank dalam pemberian garansi ini, bisaanya meminta setoran jaminan sejumlah
23
tertentu sebagian atau seluruhnya dari total nilai obyek yang dijaminkan. Di samping itu, bank memungut biaya sebagai jualah dan biaya administrasi.
Secara umum, aplikasi kafalah dalam sistem perbankan syariah dapat digambarkan dalam skema sebagai berikut:
Daftar gambar 1
4 1
3 5 2
6
Penjelasan gambar : 1. Nasabah mengajukan tender 2. Nasabah mengajukan bank garansi kepada Bank
3. Bank menerbitkan bank garansi kepada tertanggung 4. Tertanggung memberikan uang kepada nasabah tender
disetujui 5. Tertanggung mengajukan klaim kepada bank.
6. Bank menagih kepada nasabah.
BANK TERTANGGUNG
BOUHEER NASABAH
24
2. Rukun dan Syarat Kafalah
Menurut Madzhab Hanafi bahwa rukun al-kafalah adalah satu, yaitu ijab dan qobul . sedangkan menurut para ulama yang lainnya, bahwa rukun dan
syarat al-kafalah adalah sebagai berikut:
25
a. Dhamin, kafil atau za’im, yaitu orang yang menjamin di mana ia disyaratkan
sudah baliqh, berakal, tidak dicegah membelanjakan harta dan dilakukan dengan kehendaknya sendiri.
b. Madmun lah, yaitu orang yang berpiutang, syaratnya ialah bahwa orang yang
berpiutang diketahui oleh orang yang menjamin. Madmun lah disebut juga dengan makful lah, madmun lah disyartkan dikenal oleh penjamin karena
manusia tidak sama dalam hal tuntutan, hal ini dilakukan demi kemudahan dan kedisiplinan.
c. Madmun ‘anhu atau makful ‘anhu adalah orang yang berhutang.
d. Madmun bih atau makful bih adalah utang, atau barang atau orang,
disyaratkan pada makful bih dapat diketahui dan tetap keadaanya, baik sudah tetap maupun akan tetap.
e. Lafadz, disyaratkan keadaan lafadz itu berarti menjamin, tidak digantungkan
pada sesuatu dan tidak berarti sementara.
25
AH. Azharudin Lathif, Fiqh Muamalat, Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005, h. 163.
25
3. Macam-macam Bank Garansi dan Kafalah