DAFTAR ISI KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR BAB I
PENDAHULUAN A.
Latar Belakang 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
9 C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian 10
D. Review Studi Terdahulu
11 E.
Metode Penelitian 14
F. Sistematika Penulisan
15
BAB II KAFALAH
A. Pengertian
17 1.
Penerapan Kafalah Dalam Perbankan 22
2. Rukun dan Syarat Kafalah
24 3.
Macam-Macam Bank Garansi Dan Kafalah 25
4. Fungsi dan Tujuan Kafalah
29 B.
Dasar Hukum 30
BAB III PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdiri
36 B.
Visi dan Misi 37
C. Struktur Organisasi
37 D.
Produk-Produk Bank Mega Syariah 38
E. Prestasi Bank Mega Syariah
41 F.
Perkembangan Bank Garansi di Bank mega Syariah 42
BAB IV ANALISIS KONSEP AKAD DAN PELAKSANAAN BANK
GARANSI PADA BANK MEGA SYARIAH A.
Bank Garansi Menurut Peraturan Bank Indonesia 44
B. Konsep Akad Bank Garansi dan Pelaksanaannya pada
Bank Mega Syariah 46
C. Analisa
62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
63 B.
Saran 64
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 39
Tabel 2 61
DAFTAR GAMBAR
Daftar gambar 1 21
Daftar gambar 2 40
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar keuangan syariah merupakan elemen baru di Indonesia, namun dalam 10 tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang cukup pesat. Hal itu dapat dilihat
dari tumbuhnya perbankan syariah, asuransi syariah, dan reksadana syariah. Perbankan syariah di Indonesia, dipelopori oleh Bank Muamalat Indonesia. Meski
pertumbuhan aset perbankan syariah mampu mencatatkan pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu 35,6 dari 2007 yang sebesar Rp 36,5 triliun. Namun dengan total aset
Rp 49,5 triliun pada 2008, pangsa pasar bank syariah baru mencapai 2,08 dari total asset perbankan konvensional. Pencapaian ini masih jauh dari target yang ditetapkan
Bank Indonesia BI sebesar 5 dari bank konvensional. Dengan demikian perkembangan kinerja bank syariah nasional hingga kini belum optimal, mengingat
pangsa pasarnya masih relatif kecil. Pada tahun ini BI mematok target pertumbuhan aset perbankan syariah menjadi Rp 80-90 triliun pada tahun 2009. Hal ini
dimaksudkan untuk meraih target pangsa pasar sebesar 5. Pencapaian target tersebut diharapkan akan tercapai menyusul mulai beroperasinya dua bank syariah
baru tahun ini, yaitu BRI Syariah dan Bukopin Syariah awal tahun ini. Untuk BRI
2
saja unit desanya ada 4.000 lebih, jika 1.000 saja dimanfaatkan untuk bank syariah maka bisa mendongkrak pertumbuhan bank syariah di Indonesia.
1
Undang undang No. 21 tahun 2008 yang disahkan pada tanggal 16 Juli 2008 memiliki beberapa ketentuan umum yang menarik untuk dicermati. Ketentuan umum
dimaksud Pasal 1 adalah merupakan sesuatu yang baru dan akan memberikan implikasi tertentu, meliputi:
1. Istilah Bank Perkreditan Rakyat yang diubah menjadi Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Perubahan ini untuk lebih menegaskan adanya perbedaan antara kredit
dan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. 2. Definisi Prinsip Syariah. Dalam definisi dimaksud memiliki dua pesan penting
yaitu 1 prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dan 2 penetapan pihaklembaga yang berwenang mengeluarkan fatwa yang menjadi dasar prinsip
syariah. 3. Penetapan Dewan Pengawas Syariah sebagai pihak terafiliasi seperti halnya
akuntan publik, konsultan dan penilai. 4. Definisi pembiayaan yang berubah secara signifikan dibandingkan definisi yang
ada dalam UU sebelumnya tentang perbankan UU No. 10 tahun 1998. Dalam definisi terbaru, pembiayaan dapat berupa transaksi bagi hasil, transaksi sewa
menyewa, transaksi jual beli, transaksi pinjam meminjam dan transaksi sewa menyewa jasa multijasa.
1
Perkembangan Bank Syariah, diakses pada http:www.google.com
pada tanggal 12 Januari 2011.
3
UU No 21 tahun 2008 ini telah memberikan kesempatan yang luas untuk pengembangan jaringan perbankan syariah. Dalam undang-undang tersebut diatur
secara rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. Undang- undang tersebut juga membeikan
arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang syariah atau bahkan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah.
2
Perkembangan Bank Syariah dimotori oleh bank umum pertama yang menggunakan system syariah di Indonesia yaitu PT Bank Muamalat Indonesia
BMI yang mulai beroperasi pada 1992. Perkembangan bisnis bank syariah berlangsung lambat, sampai dengan lima tahun kedepan belum ada pertambahan bank
baru. BMI masih menjadi satu-satunya bank syariah.
3
Baru pada 1998 pasar bank syariah mulai diramaikan dengan hadirnya PT. Bank Syariah Mandiri BSM anak perusahaan Bank Mandiri, bank BUMN terbesar
di Indonesia. Selanjutnya menyusul kemunculan PT. Bank Mega Syariah pada 2001. Memasuki tahun 2009 ini ada dua bank baru memasuki pasar perbankan syariah yaitu
PT. Bank Bukopin Syariah dan PT. BRI Syariah. Saat ini, jumlah BUS yang beroperasi menjadi 5 bank yaitu Bank Muamalat
Indonesia, Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank Bukopin Syariah dan Bank BRI Syariah. Bank umum syariah BUS menerapkan sistem independent pada
sistem perbankan syariahnya.
2
M. Syafi’I Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik, Jakarta: Gema Insani Press, 2001, Cet. 1 h. 26.
3
Perkembangn Bank Syarah, Ibid, h.3.
4
Sementara itu jumlah kantor bank syariah saat ini tercatat sebanyak 908 kantor ditambah channeling sebanyak 1.452 kantor. Bank Syariah diperbolehkan
untuk mendirikan unit pelayanan dalam satu wilayah kantor Bank Indonesia atau satu provinsi. Dengan ini diharapkan terjadi proses efisiensi dan penyederhanaan skala
jaringan kantor bank syariah. Misalnya BPD Jabar yang telah memiliki kantor cabang di Jakarta, maka akan dapat mendirikan kantor cabang pembantu syariah di wilayah
seluruh Jakarta yang melayani penyaluran pembiayaan dan tabungan.
4
Saat ini terdapat sekitar 12 bank konvensional yang mendiversifikasikan bisnisnya dengan memberikan layanan syariah dengan membuka UUS. Diantaranya
adalah PT Bank IFI, PT. Bank Negara Indonesia, Bank Jabar, Bank Danamon, Bank Internasional Indonesia, dan HSBC, BTN dan Bank Permata.
Sementara itu, berdasarkan survei BI selama dua tahun terakhir ini minat masyarakat terhadap bank syariah di daerah cukup besar. Dalam tiap provinsi yang
mayoritas muslim, hampir saparuhnya menghendaki pelayanan perbankan syariah. Sekitar 11 sudah mengerti produk dan layanan yang ditawarkan.
5
Besarnya kebutuhan layanan syariah di daerah, mendorong sejumlah bank daerah membuka UUS. Saat ini terdapat 16 BPD sudah membuka cabang syariah,
yaitu Bank NTB, Bank Sumut, Bank Aceh, Bank Sumsel dan lain-lain Sebelumnya
4
Ibid, h.3.
5
Ibid, h.4
5
sudah ada unit syariah BPD DKI Jakarta, BPD Jabar, BPD Riau, BPD Kalbar, BPD Kalsel dan BPD Sulsel.
Pada 2009 ini UUS berkurang 2, karena Bukopin dan BRI melakukan spin off dari unit usaha ke bank umum. Kedua UUS tersebut kini masing-masing menjadi
PT. Bank Bukopin Syariah dan PT. BRI Syariah. Perkembangan aset perbankan syariah dalam periode lima tahun terakhir
pada 2004 - 2007 terus meningkat dengan pertumbuhan rata-rata 34,1 per tahun. Total aset bank syariah mencapai Rp 49,5 triliun pada 2008 melonjak dibandingkan
2004 yang hanya Rp 15,3 triliun.
6
Sehingga pada 2009 ini BI mentargetkan pertumbuhan asset secara pesimistis akan mencapai Rp 57 triliun atau terjadi peningkatan 25. Disamping itu,
BI menetapkan target moderat adalah Rp68 triliun tumbuh 37 dan target optimistis Rp87 triliun tumbuh 75 . Selanjutnya pada 2010 BI memperkirakan
aset perbankan syariah naik menjadi Rp 124 triliun dengan angka pertumbuhan industri 81..
7
Pada dasarnya produk yang ditawarkan bank ada tiga bagian besar, yaitu: Pertama, penyaluran dana. Dalam penyaluran dana kepada nasabah, secara garis besar
produk pembiayaan syariah terbagi kedalam 4 kategori yang dibedakan menurut tujuan penggunaanya, yaitu pembiayaan dengan prinsip jual beli, sewa bagi hasil,
akad pelengkap. Kedua, penghimpunan dana. Penghimpunan dana di bank syariah
6
Perbankan Syariah Indonesia, diakses pada http:www.wikipedia.com
pada tanggal 11 Januari 2011.
7
Ibid.
6
dapat berbentuk giro, tabungan, dan deposito. Prinsip operasional syariah yang ditetapkan dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip wadiah dan
mudharabah. Ketiga, jasa. Selain fungsinya sebagai intermediasi antar pihak yang membutuhkan dana dengan kelebihan dana, bisa dapat pula melakukan berbagai
pelayanan jasa perbankan kepada nasabah dengan mendapat imbalan berupa sewa. Salah satu produk jasa perbankan yaitu jasa penjaminan atau bank garansi kafalah.
Perihal jasa jaminan atau bank garansi ini yang akan menjadi fokus utama dalam pembahasan skripsi ini.
Dalam dunia usaha modal merupakan hak mutlak yang diperlukan untuk berbagai tahapan kegiatan. Modal dalam bentuk uang dapat diberikan dalam bentuk
uang tunai, ataupun juga bisa melalui jaminan dalam bentuk surat berharga. Terkadang pengusaha lebih memilih mengunakan surat berharga, karena untuk
memperoleh uang tunai bukanlah hal yang mudah, surat-surat berharga tersebut dapat dijadikan jaminan untuk membiayai suatu usaha atau proyek. Jaminan semacam ini
biasanya diberikan untuk bank dengan catatan telebih dahulu magar nasabah menyediakan jamianan lawan dimana besarnya jaminan lawan baisanya melebihi
nilai proyek yang dijanjikan. Hal ini dilakukan guna menjamin nasabah apabila mengerjakan proyek. Jaminana yang diberikan nasabah mamiliki sejumlah uang
sehingga si pemberi proyek akan merasa yakin tidak akan dirugikan jika proyek yang
7
dijalankan oleh si pengusaha tersebut. Jaminan ini dikenal dengan nama Bank Garansi.
8
Kebutuhan akan likuiditas dana dalam bisnis akan sangat mempengaruhi kelancaran aktivitas usaha. Adanya kepastian pencairan transaksi kuangan dari pihak
perbaankan melalui penerbitan garansi bank memberikan kontribusi yang urgen bagi kesinambungan kinerja dunia usaha.
Eksistensi lembaga keuangan seperti perbankan dalam sistem perekonomian adalah untuk menghimpun dan menyalurkan dana dari dan untuk masyarakat
termasuk kalangan dunia bisnis. Namun dalam pelaksanaannya pihak perbankan harus tetap tegas pada prinsip prudential banking untuk meminimalisasi resiko bagi
pihak bank dalam menyalurkan dana masyarakat tanpa harus mengurangi efisiensi dan efektifitas penyaluran dana termasuk dalam penerbitan garansi bank bagi pelaku
bisnis yang memerlukan fasilitas tersebut. Dalam ajaran islam konsep bank garansi dikenal dengan konsep kafalah yang
termasuk juga didalam jenis dhamaan tanggungan
9
. kafalah adalah jaminan dari penjamin pihak ketiga, baik berupa jaminan diri maupun harta kepada pihak kedua
sehubungan dengan adanya hak dan kewajiban pihak kedua tersebut kepada pihak lain pihak pertama. Konsep ini agak berbeda dengan konsep rahn yang juga bermakna
8
Kashmir, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2004, Cet. 1, h. 194.
9
Ahmad Isa Asyhur, Fikih al-Muyassar fil-Muamalah terjemahan, Solo : Pustaka Mantiq, 1995, h. 65.
8
barang jaminan, namun barang jaminannya dari orang yang berhutang. Ulama madzhab fikih membolehkan kedua jenis kafalah tersebut, baik diri maupun barang.
Berbagai kemajuan dan perkembangan seperti yang s telah terjadi belakangan ini mendorong timbulnya rising demand pada nasabah bank. Disamping peermintaan
yang semakin bertambah jumlahnya, mereka juga menuntut perbaikan kualitas jasa perbankan yang akan dikonsumsinya. Bahkan nasabah tidak hanya memerlukan
keamanan dan ketepatan, dan ketelitian dari pelayanan yang diberikan, tetapi juga menuntut kecepatan layanan serta kebesaran nama suatu bank.
10
Pada skripsi ini penulis melakukan penelitian pada Bank Syariah Mega Indnersia. Hal ini dikarenakan BSMI ingin mendongkrak pendapatan dari fee based
yang merupakan salah satu pendapatan yang menggiurkan dari pelayanan perbankan. Bank Mega Syariah targetkan pendapatan dari fee based sebesar Rp 20 miliar hingga
akhir tahun 2008. Hingga akhir Mei pendapatan Bank Mega Syariah dari fee based mencapai Rp 9 miliar. Salah satu untuk mengejar target tersebut Bank Mega Syariah
melakukan kerjasama dengan Telkom dalam jasa pembayaran telekomunikasi. Untuk fee based BSMI bekerjasama dengan Telkom, Indosat, Telkomsel dan PLN, akhir
2008 targetkan bisa mencapai Rp 15 miliar hingga Rp 20 miliar, sampai posisi bulai Mei itu sudah setengahnya yaitu Rp 9 miliar
11
.
10
Tim IBI Institute Bankir Indonesia, “Konsep Dan Implementasi Operasional Bank Syariah” Jakarta: Djambatan, 2001. H. 28.
11
Perkembangan Bank Syariah di Indonesia, diakses di httpwww.bi.go.idpada tanggal 12 Januari 2011.
9
Pada dasarnya produk bank garansi pada bank syariah dengan bank konvensional tentu memiliki karakteristik tersendiri yang membedakan antara
keduanya. Apa dan bagaimana konsep akad bank garansi dan pelaksanaannya pada bank syariah inilah yang akan menjadi bahasan dalam skripsi ini dengan mengambil
contoh dari akad dan pelaksanaan bank garansi pada Bank Mega Syariah tbk selaku bank bersistemkan syariah.
Bertitik tolak pada masalah tersebut, maka penulis menganggap penting untuk
membahasnya dalam sebuah skripsi yang berjudul ”Konsep Akad Bank Garansi dan Pelaksanaannya pada Bank Mega Syariah”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan masalah
Mengingat luasnya pembicaran mengenai bank garansi, penulis membatasi masalah pada konsep akad bank garansi dan pelaksanaan bank garansi pada
bank Mega Syariah. 2.
Perumusan masalah Berdasarkan apa yang telah dikemukakan di atas, maka pokok masalah
akan dirumuskan ke dalam beberapa pertanyaan sebagai berikut: a.
Bagaimana konsep akad bank garansi pada Bank Mega Syariah ? b.
Bagaimana pelaksanaaan bank garansi pada Bank Mega Syariah ? c.
Apakah konsep akad dan pelaksanaan bank garansi pada Bank Mega Syariah sudah sesuai dengan PBI No. 919PBI2007 ?
10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui konsep akad bank garansi pada Bank Mega Syariah.
b. Untuk mengetahui pelaksanaaan bank garansi pada Bank Mega Syariah.
c. Untuk mengetahui konsep akad dan pelaksanaan bank garansi pada Bank
Mega Syariah sudah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia. 2.
Manfaat penelitian a.
Bagi penulis Sebagai media pengembangan dan aplikasi ilmu pengetahuan mengenai
konsep akad bank garansi dan pelaksanaannya pada Bank Mega Syariah yang telah didapat di bangku kuliah sekaligus memberikan tambahan
pengetahuan dan pengalaman pada bidang tersebut. b.
Bank, dapat dijadikan tolak ukur dalam proses yang telah dilaksanakan dan dapat dijadikan sumbangan pikiran untuk keudahan dalam transaksi
bank garansi dalam sistem kafalah kedepan. c.
Secara akademisi skripsi ini menjadi tanggung jawab penulis pada Fakultas Syariah Jurusan Muamalah dalam rangka untuk memenuhi
persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Strata Satu S1 Ekonomi islam. Dan sebagai rujukan dan referensi untuk penulisan skripsi
berikutnya.
11
d. Bagi pihak lain
Sebagai bahan yang bermanfaat untuk menambah pengetahuan tentang konsep akad bank garansi dan pelaksanaannya pada Bank Mega Syariah
dapat digunakan sebagai bahan perbandingan bagi yang tertarik sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut.
D. Review Studi Terdahulu
Untuk menghindari penelitian dengan objek yang sama, maka diperlukan kajian terhadap kajian-kajian terdahulu. Terdapat beberapa penelitian yang dilakukan
baik oleh praktisi ataupun oleh mahasiswa mengenai fenomena yang berkaitan dengan penelitian. Di bawah ini terdapat beberapa penelitian berhubungan dengan
penelitian yang dilakukan oleh penulis pada saat ini, yang dimuat dalam matriks berikut :
Judul Penulis
Metode Penelitian
Isi Tolak
ukur
Tinjauan Hukum
Islam Tentang
Konsep dan
Operasional Kafalah
dalam Sistem Perbankan
Syariah Studi
Winniati Rosia
Deskriptif Menjelaskan bagaimana
konsep kafalah
yang diterapkan di Bank BNI
Syariah. Skripsi ini lebih menekankan
pada tinjauan hukum kafalah
Fatwa DSN
No.11- MUIIV
2000
12
Kasus Praktek
Garansi Bank di Bank BNI Syariah
Teori Kafalah dan Aplikasinya pada
Perbankan Syariah Studi Kasus pada
Bank Muamalat
Indonesia Sri Marni
Francois Deskriptif
Analisis Membahas teori Kafalah
di bank muamalat dan teori
Kafalah di
perbankan syariah
Konsep Kafalah
dalam Bank
Syariah dan Bank Garansi
dalam Bank
Konvensional Studi
Perbandingan Terhadap
Sistem Jasa Pelayanan di
Lembaga Perbankan
Nur Arifiah
Deskriptif Komparatif
Membandingkan Antara konsep bank garansi pada
bank syariah
dengan konsep bank garansi pada
bank konvensional
namun hanya membahas dari segi teorinya saja
13
Kafalah, jaminan dalam konsep fikih
dan aplikasinya
dalam perbankan
syariah Isa Ansori deskriptif
Jurnal ini
membahas bank garansi dari segi
fikihnya, yang
mana kafalah
dilakukan masyarakat secara urf
juga dapat ditemukan dasar-dasarnya
secara syar’iyyah sebagaimana
ditemukan dalam Al-
qur’an, Hadits serta Ijma’ ulama.
Dari Matriks diatas dominan skripsi yang sudah ada isi dari skripsinya hanya bertumpu pada teori bank garansi baik teori syariah maupun kovensional. Hal ini
berbeda dengan skripsi ini yang menjelaskan tentang bagaimana akad bank garansi dan aplikaasi bank garansi pada Bank Mega Syariah dan kemudian dianaliss apakah
akad dan aplikasi bank garansi pada bank mega syariah sudah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia yang pada kali ini yang menjadi tolak ukurnya adalah PBI
N0 919PBI2007, yang merupakan peraturan tebaru yang mengatur tentang bank garansi secara gamblang dan jelas.
14
E. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan motode deskriptif analitis. Metode deskriptif yaitu suatu metode dalam meneliti sekelompok manusia, suatu objek, suatu
kondisi, suatu pemikiran, atau suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Penelitian analitis merupakan penelitian yang ditujukan untuk meneliti secara
teperinci suatu aktifitas atau kejadian, dan hasil penelitian tersebut dapat memberikan rekomendasi untuk keperluan yang akan datang.
Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta,
sifat-sifat seerta hubungan antara fenomena yang diselidiki kemudian dianalisis.
12
2. Jenis Data. a.
Data Primer 1
Observasi, yaitu dengan mengamati langsung ke tempat penelitian berlangsung, yaitu Bank Mega Syariah.
2 Dokumen Peraturan Bank Indonesia No. 919PBI2007.
b. Data Sekunder
1 Dokumentasi atau arsip yang berhubungan dengan penelitian.
12
Iqbal Hasan, Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002, h. 61.
15
2 Penelitian kepustakaan library research dari buku, artikel, dan karya
ilmiah yang berkaitan dengan penelitian. 3
Data dari teknologi internet. 3. Teknik Pengumpulan Data
a. Studi dokumenter, penulis menggunakan dokumentasi-dokumentasi dan arsip
yang berhubungan dengan penelitian. b.
Wawancara, penulis mewawancarai beberapa orang terkait dengan tema yang penilis bahas.
c. Browsing melalui internet.
F. Sistematika Penulisan
Dalam skiripsi ini penulis berpedoman pada buku pedoman skripsi UIN tahun 2007. Penulis menyusun lima bab uraian, dimana dalam tiap-tiap bab dilengkapi
dengan sub-sub bab masing-masing yaitu sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat, tinjauan pustaka, kerangka
teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II KONSEP BANK GARANSI
Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang pengertian bank garansi, dasar hukum bank garansi, unsur-unsur bank garansi, bentuk dan jenis bank garansi, fungsi
dan tujuan bank garansi.
16
BAB III PROFIL PERUSAHAAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang gambaran umum perusahaan, dalam hal ini Bank Mega Syariah yang terdiri dari sejarah berdiri, Visi dan Misi,
produk dan jasa, konsep dan operasional bank garansi.
BAB IV ANALISIS KONSEP AKAD DAN PELAKSANAAN BANK GARANSI PADA BANK MEGA SYARIAH
Dalam bab ini penulis menjelaskan tentang konsep akad bank garansi pada Bank Mega Syariah, mekanisme pelaksanaan bank garansi, PBI No 919MUI2007,
dan apakah bank garansi pada Bank Mega Syariah sudah sesuai dengan syariah.
BAB V PENUTUP