Pembatasan dan Rumusan Masalah

11

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian Pendidikan Akhlak Anak

Untuk mendapatkan pengertian pendidikan akhlak anak secara komprehensif, maka terlebih dahulu mencari pengertian perkata agar terjadi kesepahaman sesuai yang peneliti maksudkan.

1. Pendidikan

Pendidikan merupakan Istilah yang dipakai oleh banyak orang ketika melihat sebuah kegiatan yang berunsurkan guru dan murid atau orang tua dan anak. Dijelaskan dalam kamus bahasa Indonesia 1991 : 232 bahwa “pendidikan berasal dari kata didik, lalu kata ini mendapat awalan me sehingga menjadi mendidik yang artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai Akhlak dan kecerdasan fikiran.” Istilah kegiatan ini juga telah menghasilkan banyak definisi dari para akademisi sesuai dengan disiplin ilmu yang mereka anut, mulai dari ilmuan terdahulu seperti Plato filosof yunani yang hidup dari tahun 429 SM – 346 M hingga para ilmuan terkini baik dari barat maupun timur seperti John Dewey, M. J Langeveld, Ibnu Muqaffa seorang tokoh bangsa arab yang hidup pada tahun 106 H – 143 H, pengarang kitab killah dan daminah, Prof. Richey dalam bukunya Planning Of Teaching dan tak tertinggal praktisi pendidikan dari Indonesia Ki Hajar Dewantara dan Mahmud Yunus. Ramayulis mendefinisikan pendidikan melalui pendekatan etimologis. Dalam bahasa Inggris “education” yang berarti pengembangan atau bimbingan , dan dalam bahasa Arab “tarbiyah” yang berarti pendidikan. Jadi, pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap peserta didik oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. 1 Ngalim Purwanto, menjelaskan bahwa “pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasma ni dan rohaninya ke arah kedewasaan”. 2 M. Alisuf Sabri dalam bukunya “Ilmu Pendidikan” memaparkan, bahwa yang dimaksud dengan “Pendidikan adalah usaha sadar dari orang dewasa untuk membantu atau membimbing pertumbuhan dan perkembangan anak peserta didik secara teratur dan sistematis ke arah kedewasaan”. 3 Lebih jauh, Azumardi Azra mengemukakan “pendidikan merupakan suatu proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien” 4 . Pendidikan lebih sekedar pengajaran yang terakhir ini dapat dikatakan sebagai suatu proses transfer ilmu belaka, bukan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Dengan demikian, pengajaran hanya sekedar proses pemberian materi pelajaran kepada anak didik yang hanya akan membentuk para spesialis, yang terkurung pada bidangnya saja. Sedangkan pendidikan, lebih dari itu, di samping proses transfer ilmu dan keahlian, juga lebih menekankan pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik, sehingga menjadikan 1 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 1994, Cet. I, h.1. 2 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1993, Cet. VI, h. 11. 3 Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan, Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1999, Cet. I, h.5. 4 Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru, Jakarta: Ogos Wacana Ilmu, 2002, h. 3-4.