Kandungan Ayat Penafsiran QS. Ibrahim Ayat 37
{ }
“Maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka
”. Kata menurut Quraish Shihab
terambil dari kata hawa yang bermakna meluncur dari atas kebawah dengan sangat cepat, makhsudnya menuju kesatu arah didorong oleh keinginan dan
kerinduan. Menurut Al- Biqa‟I sebagaimana yang dikutip oleh Quraish Shihab,
agaknya doa Nabi Ibrahim as inilah yang menjadikan setiap muslim selalu merindukan untuk datang ke Mekkah bahkan untuk kembali dan kembali lagi
kesana walaupun telah berulang kali mengunjunginya.
27
Dan tentang penggalan ayat ini, Abu Zahra mengutip pendapat Zamaksyari yang menerangkan bahwa terdapat bacaan lain untuk kata
, yaitu
yang merupakan isim fa‟il dari yang berarti para manusia
secara berbondong-bondong akan silih berganti mendatanginya dan tidak menjadikan habis segala kebaikan di tempat tersebut.
28
Ibnu Abbas dan mujahid berkata, “jika dia mengatakan hati manusia, maka Baitullah akan
dipenuhi oleh semua orang, baik dari Persia, Romawi, Turki, India, Yahudi, Nasrani dan Majusi. Akan tetapi Ibrahim ketika itu menggunakan ungkapan,
“sebagian manusia,” yaitu kaum muslimin.
29
{ }
“Dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-
mudahan mereka bersyukur.” Abu Zahra menjelaskan, di sini berkedudukan sebagai penjelas
karena ia menjelaskan bahwa mereka akan dikaruniakan buah-buahan walaupun di tanah yang tidak
memungkinkan tumbuhnya. Dan juga di sini bisa memiliki arti sebagian
27
M.Quraish Shihab, Tafsir Al- Mishbah; Kesan, Pesan Dan Keserasian Al- Qur’an …. , h.
71
28
Abu Zahra, Zahra at Tafasir Beirut: Dar Fikr Araby, tt Juz. 8, h. 4039
29
Abu Hayyan al Andalusi, Bahr Muhit Juz 5, h. 433
dengan penjelasan bahwa mereka kelak akan dikaruniakan sebagian dari bermacam-macam buah-buahan.
Nabi Ibrahim berdo‟a seperti ini bertujuan agar anak keturunannya senantiasa bersyukur atas segala nikmat ini
dengan cara terus menyembah kepada Allah SWT.
30
Kemudian Allah mengabulkan do‟a Nabi Ibrahim dan menumbuhkan buah-buahan untuk
mereka di Thaif, dan ditambah dengan buah-buahan yang didatangkan dari berbagai tempat. Hal ini terbukti dengan terdapatnya hadits riwayat Ibnu
Abbas yang menceritakan keadaan tersebut sebagaimana dinukil oleh Syeikh Imam Qurthubi dalam tafsirnya dari kitab Shahih Bukhari:
“Ibrahim datang setelah Ismail menikah untuk melihatnya dan barang-barang miliknya, akan tetapi dia tidak menjumpai Ismail. Dia
lalu bertanya kepada istrinya tentang Ismail, dan dia berkata, “Dia
pergi mencari rezeki buat kami.” Ibrahim kemudian bertanya kepadanya tentang kehidupan dan keadaan mereka, lalu istrinya
menjawab, “kami adalah manusia, dan kami sangat susah.” Dia kemudian mengadukannya kepada Ibrahim. Mendengar itu, Ibrahim
lantas berkata, “Jika suamimu datang, sampaikan salamku kepadanya dan katakan kepadanya agar dia merubah pintu gerbang rumahnya.”
Ketika Ismail datang, dia seolah-olah merasakan sesuatu, lalu berkata,
“Apakah ada seseorang yang datang kepadamu?” Istrinya menjawab,“iya, seseorang yang sudah tua begini dan begitu datang
kepada kami,
dan dia
bertanya kepadaku,
lalu aku
memberitahukannya. Dia juga bertanya kepadaku, bagaimana kehidupan kita, lalu aku memberitahukannya bahwa kita sedang
kesusahan.” Selanjutnya Ismail bertanya, “Apakah dia menitip pesan kepadamu?” Istrinya menjawab, “Dia menyuruhku untuk
menyampaikan salamnya kepada mu dan dia menyarankan untuk me
rubah pintu gerbang rumahmu ” Mendengar itu, Ismail berkata,
30
Abu Zahra, Zahra at Tafasir Beirut: Dar Fikr Araby, tt Juz. 8, h. 4039
“Itulah ayahku, dia menyuruhku untuk menceraikanmu. Pulanglah kamu ke keluargamu.” Maka Ismail pun menceraikannya.
Ismail kemudian menikahi wanita lain dari kalangan mereka. Setelah beberapa lama Ibrahim menunggu, dia kemudian datang lagi
kepada mereka, akan tetapi Ibrahim tidak bertemu dengan Ismail. Dia lalu menemui Istrinya dan bertanya kepadanya tentang Ismail. Dia
menjawab, “dia keluar mencari rezeki untuk kami.” Ibrahim lalu bertanya lagi, “Bagaimana keadaanmu?” dia menanyakan tentang
kehidupan dan keadaa nnya, dan istri Ismail menjawab, “kami dalam
keadaan baik dan lapang serta memuji Allah.” Ibrahim bertanya lagi, “Apa yang kalian makan?” dia menjawab, “Daging.” Ibrahim
bertanya lagi, “Apa yang kalian minum”, dia menjawab, “Air”. Ibrahim lalu berdo’a, “Ya Allah, berkatilah mereka dalam daging dan
air.”
31
Dari ayat ini dapat disimpulkan bahwa perlunya berhijrah kesuatu tempat yang aman bagi kelangsungan pendidikan agama untuk anak, dan
pemeliharaan akidahnya. Karena itu, sebagian ulama mengharamkan keluarga seorang muslim untuk hidup menetap ditengah masyarakat non muslim bila
keberadaan mereka disana dapat mengakibatkan kekaburan ajaran agama atau kedurhakaan kepada Allah swt, baik untuk dirinya maupun sanak
keluarganya.
32
Adapun nilai pendidikan yang bisa disimpulkan dari ayat ini yaitu dalam sebuah pendidikan, lingkungan sangat memberikan pengaruh yang
sangat penting kepada pertumbuhan seorang anak, sehingga perlu diadakannya pengkondisian dan penempatan seorang anak sesuai dengan
tujuan pendidikan yang ingin dicapai oleh sang pendidik. Selain itu, para pendidik pun harus berusaha mencukupi segala sandang pangan yang
merupakan sumber kehidupan.
31
Abu Abdullah Muhammad al Qurthubi, Tafsir Qurthubi, Juz 9 Kairo: Daar Kitab al Misriyah, 1964 Cet. II. h. 373-374
32
M.Quraish Shihab, Tafsir Al- Mishbah; Kesan, Pesan Dan Keserasian Al- Qur’an … ,
h.71