4. Ditukar dengan aktiva tetap yang lain Aktiva tetap yang diperoleh dengan cara tukar menukar, atau sering
disebut “tukar tambah”, dimana aktiva lama digunakan untuk membayar harga aktiva baru, baik seluruhnya atau sebagian serta
kekurangannya dibayar tunai. Dalam hal ini, prinsip harga perolehan tetap harus digunakan, yaitu aktiva baru dikapitalisasikan dengan
jumlah sebesar harga pasar aktiva lama ditambah uang yang dibayarkan atau dikapitalisasikan sebesar harga pasar aktiva baru
yang diterima. Dalam hal pertukaran ini akan dipisahkan menjadi dua yaitu pertukaran aktiva yang tidak sejenis dan pertukaran aktiva
tetap yang sejenis.
5. Diperoleh dari hadiah donasi Aktiva tetap yang diperoleh dari hadiah donasi, pencatatannya
dilakukan dengan mencatat sebesar harga pasar yang wajar atau berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh pihak perusahaan penilai
yang independent.
6. Aktiva yang dibuat sendiri Dalam pembuatan aktiva, semua biaya yang langsung biaya variabel ,
yaitu bahan dan upah langsung serta overhead pabrik digunkan untuk pembangunan ini harus dikapitalisasi.
D. Metode Penyusutan Aktiva Tetap
Menurut Fakultas Ekonomi USU penyusutan adalah alokasi biaya-biaya tetap berwujud ke dalam beban selama periode tertentu. Menurut Baridwan
2000 : 310 penyusutan adalah suatu proses alokasi biaya aktiva berwujud dan merupakan suatu penurunan dalam potensi pelayanan dari aktiva bersangkutan
sepanjang umur kegunaaannya. Dari uraian diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa penyusutan menurut Zaki Baridwan yaitu proses pengalokasian biaya
aktiva tetap berwujud dan penurunan perolehan aktiva selama masa manfaat dari aktiva yang bersangkutan.
Menurut Warren, Reeve, dan Fess 2005 : 395 penyusutan merupakan kemampuan aktiva tetap untuk menyediakan manfaat dan diidentifikasikan
sebagai penyusutan fisik atau penyusutan fungsional antara lain :
Universitas Sumatera Utara
1. Penyusutan fisik phisical depreciation
Penyusutan ini terjadi akibat kerusakan dan keusangan ketika digunakan karena pengaruh cuaca.
2. Penyusutan fungsional functional depreciation
Penyusutan ini terjadi jika aktiva tetap yang dimaksud tidak lagi mampu menyediakan manfaat seperti yang diharapkan.
Semua aktiva tetap, kecuali tanah, akan semakin berkurang kemampuannya untuk memberikan jasa bersamaan dengan berlalunya waktu yang mengakibatkan
terjadinya penurunan nilai aktiva tersebut. Penurunan tersebut antara lain disebabkan oleh faktor- faktor sebagai berikut :
1. Biaya harga perolehan aktiva tetap Biaya yang dimaksud adalah seluruh pengeluaran yang berkaitan dengan
perolehan dan penyiapannya untuk dapat digunakan. 2. Nilai residual
Nilai residual merupakan jumlah yang diperkirakan dapat direlisasikan pada saat aktiva sudah tidak digunakan lagi.
3. Masa manfaat Aktiva tetap selain tanah memiliki masa manfaat terbatas karena faktor-faktor
fisik dan fungsional tertentu. 4. Pola penggunaan
Untuk menandingkan harga perolehan aktiva tetap terhadap pendapatan, beban penyusutan periode harus mencerminkan setepat mungkin pola penggunaan.
Metode penyusutan yang diterapkan oleh Fakultas Ekonomi USU didasarkan pada PSAP No.7, yaitu metode penyusutan yang digunakan atas aktiva
Universitas Sumatera Utara
Badan Usaha Milik Negara BUMN antara lain metode garis lurus, metode saldo menurun , dan metode unit produksi. Namun pada umumnya cara yang digunakan
pemerintah adalah metode garis lurus, karena dinggap lebih sederhana, mudah diterapkan, dan sering digunakan secara luas oleh berbagai instansi. Metode garis
lurus menghasilkan jumlah beban penyusutan yang sama setiap tahun sepanjang umur manfaat suatu aktiva tetap. Alasan pemerintah melakukan pencatatannya
dengan metode ini ditetapkan dalam undang-undang yaitu Standar Akuntansi Pemerintahan SAP No.24 Tahun 2005 yang mengatur tentang pencatatan
pelaporan keuangan akuntansi di tingkat pemerintahan. Pelaporan unit aktiva tetap dilakukan oleh Departemen Keuangan RI dengan
sistematika sebagai berikut :
Gambar 1.1 Pelaporan unit aktiva tetap Fakultas Ekonomi USU Menteri Keuangan sebagai Bendahara Umum Negara
Diknas
Dikti
USU
Fakultas Ekonomi USU
Universitas Sumatera Utara
Menurut Soemarso S.R. 2005 : 25 metode penyusutan diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Metode garis lurus
Dalam metode garis lurus, beban penyusutan dialokasikan berdasarkan berlalunya waktu, dalam jumlah yang sama, sepanjang masa manfaat
aktiva tetap. b.
Metode Saldo Menurun Metode garis lurus menganggap bahwa beban penyusutan akan merata
sepanjang umur aktiva tetap dan menghasilkan beban periodik yang terus menurun sepanjang estimasi umur manfaat aktiva.
c. Metode jumlah angka tahunan
Metode jumlah angka tahunan akan menghasilkan jadwal penyusutan yang sama dengan metode saldo menurun. Jumlah penyusutan akan
makin menurun dari tahun ketahun. Tetapi cara perhitungan penyusutan berbeda dengan metode saldo menurun.
d. Metode unit produksi
Dalam metode unit produksi taksiran manfaat dinyatakan dalam kapasitas produksi yang dapat dihasilkan. Kapasitas produksi itu
sendiri dapat dinyatakan dalam bentuk unit produksi, jam pemakaian, kilometer pemakaian.
E. Penggantian Aktiva Tetap