Analisis Pengaruh Faktor Kepribadian, Lingkungan Dan Demografis Terhadap Minat Kewirausahaan Mahasiswa Strata Satu Universitas Sumatera Utara

(1)

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPRIBADIAN,

LINGKUNGAN DAN DEMOGRAFIS TERHADAP MINAT

KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA STRATA SATU

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TESIS

Oleh

R U D Y

087019043/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

S

E

K O L A

H

P A

S C

A S A R JA

N


(2)

ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPRIBADIAN,

LINGKUNGAN DAN DEMOGRAFIS TERHADAP MINAT

KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA STRATA SATU

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

Oleh

R U D Y

087019043/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(3)

Judul Tesis : ANALISIS PENGARUH FAKTOR KEPRIBADIAN, LINGKUNGAN DAN DEMOGRAFIS TERHADAP MINAT KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA STRATA SATU UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Nama Mahasiswa : Rudy

Nomor Pokok : 087019043

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Amrin Fauzi) Ketua

(Dr. Parapat Gultom, MSIE) Anggota

Ketua Program Studi,

(Prof. Dr. Rismayani, SE, MS)

Direktur,

(Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)


(4)

Telah diuji pada Tanggal : 21 Juni 2010

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Amrin Fauzi

Anggota : 1. Dr. Parapat Gultom, MSIE 2. Prof. Dr. Rismayani, SE., MS 3. Drs. Syahyunan, M.Si


(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul:

Analisis Pengaruh Faktor Kepribadian, Lingkungan dan Demografis terhadap Minat Kewirausahaan Mahasiswa Strata Satu Universitas Sumatera Utara.

Adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya, kecuali yang secara tertulis diacu dalam tesis ini dan disebutkan di dalam daftar pustaka. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, Juni 2010 Yang Membuat Pernyataan,


(6)

ABSTRAK

Lulusan perguruan tinggi di Indonesia membutuhkan waktu yang relatif panjang untuk mendapatkan pekerjaan sehingga terjadi banyak pengangguran lulusan perguruan tinggi. Kewirausahaan merupakan kunci untuk menangani pengangguran lulusan perguruan tinggi oleh sebab itu kewirausahaan perlu ditumbuhkan di dalam kampus.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) sejauhmana pengaruh variabel kepribadian, lingkungan dan demografis terhadap variabel minat kewirausahaan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara, 2) sejauhmana pengaruh variabel kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri terhadap variabel kepribadian pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara, 3) sejauhmana pengaruh variabel ketersediaan informasi kewirausahaan, akses kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial terhadap variabel lingkungan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh variabel kepribadian, lingkungan dan demografis terhadap variabel minat kewirausahaan, 2) mengetahui dan menganalisa pengaruh variabel kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri terhadap variabel kepribadian, 3) mengetahui dan menganalisa pengaruh variabel ketersediaan informasi kewirausahaan, akses kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial terhadap variabel lingkungan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara ?

Hipotesis penelitian ini adalah 1) variabel kepribadian, lingkungan dan demografis berpengaruh terhadap minat kewirausahaan mahasiswa, 2) variabel kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri berpengaruh terhadap variabel kepribadian, 3) variabel ketersediaan informasi kewirausahaan, akses kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial berpengaruh terhadap variabel lingkungan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara.

Jenis penelitian adalah survey. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara yang menjadi peserta program mahasiswa wirausaha tahun 2009. Jumlah sampel dalam penelitian ini sejumlah 100 orang. Pengumpulan data menggunakan daftar pertanyaan, wawancara dan studi dokumentasi. Daftar pertanyaan menggunakan skala Likert 5 skala. Data dianalisis dengan menggunakan analisis jalur dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau á

sebesar 5%.

Hasil penelitian menemukan bahwa variabel kepribadian, lingkungan dan demografis secara serempak berpengaruh terhadap minat kewirausahaan mahasiswa. Variabel yang paling dominan adalah variabel kepribadian. Dari penelitian ini


(7)

diperoleh besar koefisien determinasi sebesar 0,481 artinya variabel kepribadian, lingkungan dan demografis mampu menjelaskan variabel minat kewirausahaan mahasiswa sebesar 48,1%. Variabel kepribadian dan lingkungan secara parsial berpengaruh terhadap minat kewirausahaan mahasiswa, sedangkan variabel demografis secara parsial tidak berpengaruh terhadap minat kewirausahaan mahasiswa. Kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri secara serempak dan parsial berpengaruh terhadap variabel kepribadian. Ketersediaan informasi kewirausahaan, akses kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial berpengaruh secara serempak dan parsial variabel lingkungan pada mahasiswa strata satu Universitas Sumatera Utara.


(8)

ABSTRACT

Universities’ graduates in Indonesia need relatively long time to get jobs, consequently unemployment can not be avoided against university graduates. Entrepreneurship is the key to settle the unemployment, hence entrepreneurship should be developed in campus.

The problem statements of this research are 1) how strong is the influence of variables of personality, environment and demography towards entrepreneurship intention of students, 2) how strong is the influence of variables of needs of achievement and self efficacy towards variable of personality of students, 3) how strong is the influence of variables of the availability of entrepreneurship information, the possession of social networking and access to capital towards environment variable of North Sumatera University’s students.

The objectives of this research are 1) to know and analyse the influences of variables of personality, environment and demography towards entrepreneurship intention, 2) to know and analyze the influences of needs of achievement and self efficacy towards the variable of personality, 3) to know and analyze the influences of variables of the availability of entrepreneurship information, the possession of social networking and access to capital towards environment variable of North Sumatera University’s students.

Hypotesis of this research are 1) variables of personality, environment and demography have influence towards the intention of entrepreneurship of students, 2) variables of needs of achievement and self efficacy have influence towards variable of personality, 3) variables of the availability of entrepreneurship information, the possession of social networking and access to capital have influences towards the variable of environment towards stratum-1 students of North Sumatera University.

This is a survey research. Population of this research is all stratum-1 students of North Sumatera University who became the members of 2009 Student Entrepreneurship Center. Total respondents is 100. Data collection used questionnaires, interview and documentation study. The questionnaires used Likert scale of 5 points. Data were analyzed using path analysis with 95% level of significance or 5% á.

This research found that the variables of personality, environment and demography simultaneously influenced the entrepreneurship intention of students. Personality variable is the dominant variable. Coefficient of determinant from this research is 0.481, meant that variables of personality, environment and demography could explain variable of entrepreneurship intention of students as big as 48.1 %.


(9)

Variables of personality and environment partially influenced the variable of entrepreneurship intention of students, in other hand variable of demography did not influence the entrepreneurship intention of students. Needs of achievement and self efficacy simultaneously and partially influenced the variable of personality. The variables of the availability of entrepreneurship information, the possession of social networking and access to capital simultaneously and partially influenced the variable of environment of North Sumatera University’s students.


(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melindungi dan memberkahi penulis selama melakukan penelitian dan kuliah di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara sehingga dapat menyelesaikan kuliah dan penulisan tesis ini dengan baik.

Selama melakukan studi, penulisan dan penelitian ini penulis mendapatkan banyak sekali bantuan baik secara moril maupun materil. Pada kesempatan yang baik ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya dan setulus-tulusnya kepada pihak-pihak berikut ini:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc (CTM), SpA (K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara, Medan.

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B.,M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.

3. Ibu Prof. Dr. Rismayani, SE., MS, selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan juga selaku Anggota Komisi Pembanding atas saran dan kritik yang membangun dan memperbaiki tesis ini.


(11)

5. Bapak Dr. Parapat Gultom, MSIE, sebagai Anggota Komisi Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan bantuan sampai selesainya penulisan tesis ini.

6. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan juga selaku Anggota Komisi Pembanding yang banyak memberikan masukan dan perbaikan atas tesis ini.

7. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA, selaku Anggota Komisi Pembanding yang banyak memberikan masukan dan perbaikan atas tesis ini.

8. Bapak dan Ibu dosen serta pegawai Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan yang telah berjasa membimbing dan membantu peneliti selama kuliah dan penulisan tesis ini.

9. Kedua orang tua penulis yaitu Ayahanda Ali Paul dan Ibunda Halimah serta kakak dan adik penulis yang telah memberikan banyak dukungan moril selama penulis menempuh pendidikan di Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.

10.Istri tercinta Lanny Caulestari dan putra-putri tercinta penulis yakni Dharmawan Phanjaya, Hermawan Phanjaya dan Visakha Phanjaya atas waktu, kesabaran, motivasi, dukungan dan doa yang selalu kalian berikan kepada suami dan ayahmu


(12)

selama kuliah, terutama selama masa-masa sulit penulisan tesis sampai selesainya pendidikan.

11.Seluruh rekan-rekan mahasiswa angkatan XIV di Program Studi Magister Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara atas bantuan, kerjasamanya, persahabatan dan persaudaraan yang kalian berikan kepada penulis selama menempuh pendidikan hingga selesainya penulisan tesis ini.

Penulis hanya bisa mendoakan semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala kepada Bapak, Ibu dan teman-teman semuanya.

Medan, 22 Juni 2010 Penulis,


(13)

RIWAYAT HIDUP

Rudy, dilahirkan di Medan pada tanggal 30 Mei 1967, anak ketiga dari empat bersaudara dari Ayahanda Ali Paul dan Ibunda Halimah. Telah menikah dengan Lanny Caulestari pada tahun 1995 dan dikaruniai tiga orang anak yakni Dharmawan Phanjaya, Hermawan Phanjaya dan Visakha Phanjaya.

Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN Nagatimbul, Deli Serdang, tamat dan lulus pada tahun 1980, menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Husni Thamrin Medan, tamat dan lulus pada tahun 1983, menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di SMA Husni Thamrin Medan, tamat dan lulus pada tahun 1986. Melanjutkan kuliah di Universitas Sumatera Utara pada Fakultas Teknik Jurusan Teknik Kimia pada tahun 1986, tamat dan lulus pada tahun 1992, kuliah Diploma-3 pada Sekolah Tinggi Bahasa Asing Harapan Medan Jurusan Sastra Inggris pada tahun 1989, tamat dan lulus pada tahun 1991. Pada tahun 2008 melanjutkan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Saat ini bekerja sebagai seorang wirausaha di Medan.


(14)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK……… i

ABSTRACT……….... iii

KATA PENGANTAR………. v

RIWAYAT HIDUP……….……… viii

DAFTAR ISI………... ix

DAFTAR TABEL………... xiii

DAFTAR GAMBAR……….. xv

DAFTAR LAMPIRAN……… xvi

BAB I PENDAHULUAN………. 1

I.1. Latar Belakang….………... 1

I.2. Perumusan Masalah………... 3

I.3. Tujuan Penelitian……….. 4

I.4. Manfaat Penelitian……….……… 4

I.5. Kerangka Berpikir.……… 5

I.6. Hipotesis……….. 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA……… 12

II.1. Penelitian Terdahulu……… 12

II.2. Teori tentang Kepribadian……….……….. 16

II.2.1. Kebutuhan Akan Prestasi.……….. 19

II.2.2. Efikasi Diri….……… 22

II.3. Teori tentang Lingkungan……….……….. 24


(15)

II.3.2. Akses Kepada Modal……….. 27

II.3.3. Kepemilikan Jaringan Sosial………. 29

II.4. Teori tentang Demografi……….. 32

II.5. Teori tentang Minat Kewirausahaan………. 38

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN.……… 45

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian………. 45

III.2. Metode Penelitian……… 45

III.3. Populasi dan Sampel……… 45

III.4. Metode Pengumpulan Data……… 46

III.5. Jenis dan Sumber Data………... 46

III.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Penelitian……. 47

III.6.1. Identifikasi Variabel……… 47

III.6.1.1. Identifikasi Variabel Hipotesis Pertama……… 47

III.6.1.2. Identifikasi Variabel Hipotesis Kedua……….. 47

III.6.1.3. Identifikasi Variabel Hipotesis Ketiga……….. 47

III.6.2. Definisi Operasional Variabel………. 47

III.6.2.1. Definisi Operasional Variabel Hipotesis I.……… 47

III.6.2.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis II…………... 48

III.6.2.3. Definisi Operasional Variabel Hipotesis III………….. 49

III.7. Metode Analisis Data……… 53

III.8. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen……… 59

III.8.1. Uji Validitas Instrumen….……… 59

III.8.2. Uji Reliabilitas Instrumen.……… 60

III.9. Pengujian Asumsi Klasik.……….……….. 60

III.9.1. Uji Normalitas.………..… 60


(16)

III.9.3. Uji Heteroskedastisitas……… 61

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.……… 63

IV.1. Sejarah Berdirinya Universitas Sumatera Utara.……… 63

IV.2. Karakteristik Responden.……… 67

IV.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……… 67

IV.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.… 68 IV.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan……… 69

IV.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Kewirausahaan………. 70

IV.2.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja………. 71

IV.3. Karakteristik Responden Atas Variabel Penelitian….………… 72

IV.3.1. Penjelasan Responden Atas Variabel Kepribadian……. 72

IV.3.2. Penjelasan Responden Atas Variabel Kebutuhan Akan Prestasi……… 73

IV.3.3. Penjelasan Responden Atas Variabel Efikasi Diri……... 73

IV.3.4. Penjelasan Responden Atas Variabel Lingkungan…….. 74

IV.3.5. Penjelasan Responden Atas Variabel Ketersediaan Informasi Kewirausahaan……… 74

IV.3.6. Penjelasan Responden Atas Variabel Kepemilikan Jaringan Sosial... 75

IV.3.7. Penjelasan Responden Atas Variabel Akses Kepada Modal ………. 75

IV.3.8. Penjelasan Responden Atas Variabel Demografis…….. 76

IV.3.9. Penjelasan Responden Atas Variabel Minat Kewirausahaan ……… 77

IV.4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas...………. 78


(17)

IV.4.2. Uji Reliabilitas Instrumen……… 81

IV.5. Hasil Pengujian Asumsi Klasik……….……….. 82

IV.5.1. Hasil Uji Normalitas……… 82

IV.5.2. Hasil Uji Multikolinearitas……….. 83

IV.5.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas………... 84

IV.6. Pembahasan………. 85

DAFTAR PUSTAKA..………... 108

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN….………. 105

V.1. Kesimpulan……… 105

V.2. Saran…..……… 106


(18)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

III.1 Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama………. 50

III.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua..………. 51

III.3 Definisi Operasional Variabel Hipotesis Ketiga……… 52

IV.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia……… 68

IV.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin……… 68

IV.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan……… 69

IV.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Kewirausahaan.. 70

IV.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pengalaman Kerja………… 72

IV.6. Hasil Pengujian Validitas Instrumen Kepribadian……… 78

IV.7 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Kebutuhan Akan Prestasi…… 79

IV.8 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Efikasi Diri……….... 79

IV.9 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Lingkungan.………... 79

IV.10 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Ketersediaan Informasi Kewirausahaan..……… 79

IV.11 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Kepemilikan Jaringan Sosial…80 IV.12 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Akses Kepada Modal.……… 80

IV.13 Hasil Pengujian Validitas Instrumen Demografis……….... 80


(19)

IV.15 Hasil Pengujian Reliabilitas Instrumen.……… 81

IV.16 Hasil Uji Multikolinearitas……… 83

IV.17 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama secara Serempak……… 86

IV.18 Nilai Koefisien Determinasi (R2)……… 87

IV.19 Hasil Pengujian Hipotesis Pertama secara Parsial………. 89

IV.20 Korelasi Kepribadian, Lingkungan dan Demografis.………... 92

IV.21 Hasil Pengujian Hipotesis Kedua secara Serempak……… 94

IV.22 Nilai Koefisien Determinasi (R2)………. 94

IV.23 Hasil Pengujian Hipotesis Kedua secara Parsial……… 95

IV.24 Korelasi Variabel Kebutuhan akan Prestasi dan Efikasi Diri……... 96

IV.25 Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga secara Serempak………... 97

IV.26 Nilai Koefisien Determinasi (R2)………. 98

IV.27 Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga secara Parsial……… 99

IV.28 Korelasi Variabel Ketersediaan Informasi Kewirausahaan, Kepemilikan Jaringan Sosial dan Akses Kepada Modal…………. 102


(20)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

I.1. Kerangka Berpikir……… 10

III.1. Model Diagram Jalur Hipotesis Pertama………... 53

III.2. Model Diagram Jalur Hipotesis Kedua……… 55

III.3. Model Diagram Jalur Hipotesis Ketiga……….. 57

IV.1. Hasil Uji Normalitas……… 82

IV.2. Hasil Uji Heteroskedastisitas………. 84

IV.3. Model Diagram Jalur Penelitian………. 85

IV.4. Model Diagram Jalur Hipotesis Pertama………... 86

IV.5 Model Diagram Jalur Hipotesis Kedua……….. 92


(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

I : Rekapitulasi Hasil Penelitian : Variabel Kepribadian………. 113 II : Rekapitulasi Hasil Penelitian : Variabel Lingkungan……….. 115 III : Rekapitulasi Hasil Penelitian : Variabel Demografis……….. 117 IV : Rekapitulasi Hasil Penelitian : Variabel Minat Kewirausahaan……….. 119 V : Hasil Uji Validitas Instrumen……….. 121 VI : Hasil Regresi………. 124


(22)

ABSTRAK

Lulusan perguruan tinggi di Indonesia membutuhkan waktu yang relatif panjang untuk mendapatkan pekerjaan sehingga terjadi banyak pengangguran lulusan perguruan tinggi. Kewirausahaan merupakan kunci untuk menangani pengangguran lulusan perguruan tinggi oleh sebab itu kewirausahaan perlu ditumbuhkan di dalam kampus.

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) sejauhmana pengaruh variabel kepribadian, lingkungan dan demografis terhadap variabel minat kewirausahaan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara, 2) sejauhmana pengaruh variabel kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri terhadap variabel kepribadian pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara, 3) sejauhmana pengaruh variabel ketersediaan informasi kewirausahaan, akses kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial terhadap variabel lingkungan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara.

Tujuan penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh variabel kepribadian, lingkungan dan demografis terhadap variabel minat kewirausahaan, 2) mengetahui dan menganalisa pengaruh variabel kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri terhadap variabel kepribadian, 3) mengetahui dan menganalisa pengaruh variabel ketersediaan informasi kewirausahaan, akses kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial terhadap variabel lingkungan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara ?

Hipotesis penelitian ini adalah 1) variabel kepribadian, lingkungan dan demografis berpengaruh terhadap minat kewirausahaan mahasiswa, 2) variabel kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri berpengaruh terhadap variabel kepribadian, 3) variabel ketersediaan informasi kewirausahaan, akses kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial berpengaruh terhadap variabel lingkungan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara.

Jenis penelitian adalah survey. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara yang menjadi peserta program mahasiswa wirausaha tahun 2009. Jumlah sampel dalam penelitian ini sejumlah 100 orang. Pengumpulan data menggunakan daftar pertanyaan, wawancara dan studi dokumentasi. Daftar pertanyaan menggunakan skala Likert 5 skala. Data dianalisis dengan menggunakan analisis jalur dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% atau á

sebesar 5%.

Hasil penelitian menemukan bahwa variabel kepribadian, lingkungan dan demografis secara serempak berpengaruh terhadap minat kewirausahaan mahasiswa. Variabel yang paling dominan adalah variabel kepribadian. Dari penelitian ini


(23)

diperoleh besar koefisien determinasi sebesar 0,481 artinya variabel kepribadian, lingkungan dan demografis mampu menjelaskan variabel minat kewirausahaan mahasiswa sebesar 48,1%. Variabel kepribadian dan lingkungan secara parsial berpengaruh terhadap minat kewirausahaan mahasiswa, sedangkan variabel demografis secara parsial tidak berpengaruh terhadap minat kewirausahaan mahasiswa. Kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri secara serempak dan parsial berpengaruh terhadap variabel kepribadian. Ketersediaan informasi kewirausahaan, akses kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial berpengaruh secara serempak dan parsial variabel lingkungan pada mahasiswa strata satu Universitas Sumatera Utara.


(24)

ABSTRACT

Universities’ graduates in Indonesia need relatively long time to get jobs, consequently unemployment can not be avoided against university graduates. Entrepreneurship is the key to settle the unemployment, hence entrepreneurship should be developed in campus.

The problem statements of this research are 1) how strong is the influence of variables of personality, environment and demography towards entrepreneurship intention of students, 2) how strong is the influence of variables of needs of achievement and self efficacy towards variable of personality of students, 3) how strong is the influence of variables of the availability of entrepreneurship information, the possession of social networking and access to capital towards environment variable of North Sumatera University’s students.

The objectives of this research are 1) to know and analyse the influences of variables of personality, environment and demography towards entrepreneurship intention, 2) to know and analyze the influences of needs of achievement and self efficacy towards the variable of personality, 3) to know and analyze the influences of variables of the availability of entrepreneurship information, the possession of social networking and access to capital towards environment variable of North Sumatera University’s students.

Hypotesis of this research are 1) variables of personality, environment and demography have influence towards the intention of entrepreneurship of students, 2) variables of needs of achievement and self efficacy have influence towards variable of personality, 3) variables of the availability of entrepreneurship information, the possession of social networking and access to capital have influences towards the variable of environment towards stratum-1 students of North Sumatera University.

This is a survey research. Population of this research is all stratum-1 students of North Sumatera University who became the members of 2009 Student Entrepreneurship Center. Total respondents is 100. Data collection used questionnaires, interview and documentation study. The questionnaires used Likert scale of 5 points. Data were analyzed using path analysis with 95% level of significance or 5% á.

This research found that the variables of personality, environment and demography simultaneously influenced the entrepreneurship intention of students. Personality variable is the dominant variable. Coefficient of determinant from this research is 0.481, meant that variables of personality, environment and demography could explain variable of entrepreneurship intention of students as big as 48.1 %.


(25)

Variables of personality and environment partially influenced the variable of entrepreneurship intention of students, in other hand variable of demography did not influence the entrepreneurship intention of students. Needs of achievement and self efficacy simultaneously and partially influenced the variable of personality. The variables of the availability of entrepreneurship information, the possession of social networking and access to capital simultaneously and partially influenced the variable of environment of North Sumatera University’s students.


(26)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan jumlah penduduk diperkirakan sebesar 231 juta jiwa pada tahun 2009 menurut perkiraan Badan Pusat Statistik Indonesia, 2009 dan merupakan negara nomor empat terbesar di dunia dalam hal jumlah penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan salah satu keuntungan jika ditinjau dari segi pasar yang besar untuk menopang perkembangan industri di dalam negeri dan merupakan kekuatan yang besar jika sumber daya manusia yang ada dikembangkan secara tepat. Di sisi lain dengan jumlah penduduk yang besar menyebabkan Pemerintah Indonesia menghadapi berbagai permasalahan sosial yang besar yakni menyediakan sarana pendidikan, pangan dan sandang, lapangan pekerjaan yang besar dan masalah lainnya.

Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah setiap tahunnya akan menambah jumlah tenaga kerja sehingga jumlah lapangan pekerjaan yang harus disediakan harus terus ditingkatkan. Masalah utama dalam dunia ketenagakerjaan yang dihadapi adalah tingginya tingkat pengangguran karena pertambahan jumlah tenaga kerja yang lebih besar dibandingkan jumlah lapangan kerja yang tersedia. Data Badan Pusat Statistik Sumatera Utara tertanggal 02 Januari 2008 menunjukkan bahwa


(27)

jumlah penduduk Sumatera Utara menempati urutan keempat di Indonesia setelah Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Pada bulan Agustus 2007 di Sumatera Utara terdapat 571.334 orang penganggur.

Napitupulu (2009) menyatakan bahwa sampai saat ini sebanyak 82,2 persen lulusan perguruan tinggi bekerja sebagai pegawai. Lulusan perguruan tinggi cenderung menjadi pencari kerja dan sangat sedikit yang menjadi pencipta lapangan kerja. Masa tunggu lulusan perguruan tinggi untuk mendapatkan pekerjaan adalah selama enam bulan hingga tiga tahun hal ini menyebabkan terjadinya pengangguran terdidik yang tidak terhindarkan. Lebih lanjut Napitupulu menyatakan bahwa berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, pada bulan Februari 2008 tercatat 9,3 juta orang penganggur atau sebanyak 8,46 persen dari total penduduk Indonesia. Pengangguran di tingkat SD-SMP berjumlah 4,8 juta orang dan pengangguran jenjang sekolah menengah atas - universitas mencapai 4,5 juta orang. Hendarman

dalam Siswoyo (2009) menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang

semakin rendah kemandirian dan semangat kewirausahaannya.

Universitas Sumatera Utara merupakan salah satu universitas terkemuka di luar pulau Jawa yang telah berdiri sejak tanggal 04 Juni 1952 dan telah melahirkan banyak alumni sejak berdirinya sampai saat ini. Universitas Sumatera Utara mempunyai 13 fakultas dan 47 program studi. Mata kuliah kewirausahaan telah diajarkan kepada mahasiswa di 21 program studi dari total 47 program studi yang ada.


(28)

Mata kuliah kewirausahaan diajarkan kepada mahasiswa dengan harapan mahasiswa akan tertarik untuk menjadi wirausaha selama atau setelah menyelesaikan kuliahnya sehingga mereka bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi diri sendiri dan masyarakat. Dari jumlah mahasiswa Strata-1 yang aktif sampai saat ini sebanyak 20.742 0rang (data Biro Rektor USU, 2010) tercatat 156 orang mahasiswa yang menjadi peserta program kewirausahaan mahasiswa (Student Entrepreneurship

Center, 2009) atau hanya 0,752 % dari total mahasiswa Universitas Sumatera Utara.

Jumlah ini relatif kecil dibandingkan dengan jumlah seluruh mahasiswa Universitas Sumatera Utara dan menunjukkan bahwa minat mahasiswa terhadap kewirausahaan masih rendah dan perlu ditingkatkan.

Untuk menangani masalah pengangguran lulusan perguruan tinggi maka perlu dikembangkan kewirausahaan di dalam kampus, oleh karena itu perlu diteliti variabel-variabel yang dominan mempengaruhi minat para mahasiswa terhadap kewirausahaan sehingga dapat dikembangkan program dan kurikulum yang sesuai untuk melahirkan banyak wirausaha dari kampus Universitas Sumatera Utara.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang permasalahan, maka dirumuskan masalah-masalah sebagai berikut:


(29)

1. Sejauhmana pengaruh variabel kepribadian, lingkungan dan demografis terhadap variabel minat kewirausahaan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara?

2. Sejauhmana pengaruh variabel kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri terhadap variabel kepribadian pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara?

3. Sejauhmana pengaruh variabel ketersediaan informasi kewirausahaan, akses kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial terhadap variabel lingkungan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara?

I.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel kepribadian, lingkungan dan demografis terhadap variabel minat kewirausahaan mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri terhadap variabel kepribadian pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara.

3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel ketersediaan informasi kewirausahaan, akses kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial terhadap variabel lingkungan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara.


(30)

I.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak berikut:

1. Sebagai masukan bagi pimpinan Universitas Sumatera Utara agar dapat membuat kebijakan dan kurikulum yang mendorong dan meningkatkan minat kewirausahaan bagi para mahasiswa sehingga para mahasiswa dapat menjadi pencipta lapangan pekerjaan selama atau setelah lulus kuliah.

2. Sebagai masukan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan dan program yang tepat untuk meningkatkan minat berwirausaha para lulusan perguruan tinggi sehingga dapat membantu pemerintah menciptakan lapangan pekerjaan, mengurangi angka pengangguran masyarakat, menggerakkan perekonomian dan lain-lain.

3. Sebagai masukan bagi para mahasiswa sehingga mahasiswa bisa tertarik menjadi wirausaha dan dapat mempersiapkan diri dengan baik dan memadai sebelum terjun menjadi wirausaha.

4. Sebagai kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dalam penelitian di bidang kewirausahaan.

5. Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang sama di masa mendatang.


(31)

I.5. Kerangka Berpikir

Jalal dalam Napitupulu (2009) mengatakan bahwa tingginya angka pengangguran pada lulusan perguruan tinggi menunjukkan proses pendidikan di perguruan tinggi kurang menyentuh persoalan-persoalan nyata di dalam masyarakat. Lebih lanjut Jalal menyatakan bahwa persoalan ini harus serius diatasi, salah satunya dengan pendidikan dan pelatihan kewirausahaan di kampus-kampus agar para sarjana tidak berpikir hanya menjadi pencari pekerjaan, tetapi mereka bisa menciptakan peluang usaha baik bagi diri sendiri maupun orang lain karena mereka sudah dilatih di kampus. Ciputra dalam Siswoyo (2009) menyatakan agar mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu jangan hanya diajarkan bagaimana bisa bekerja dengan baik, tetapi harus dipacu untuk bisa menjadi pemilik dari usaha-usaha yang sesuai dengan latar belakang ilmu yang mereka miliki. Lebih lanjut Ciputra menyatakan bahwa pendidikan kewirausahaan seharusnya membekali mahasiswa untuk menjadi mandiri dan tidak berorientasi menjadi pencari kerja ketika para mahasiswa menyelesaikan studinya. Siswoyo (2009) menyatakan bahwa di luar negeri banyak universitas yang kewalahan memenuhi permintaan mahasiswa terhadap mata kuliah kewirausahaan yang terus meningkat dan hal ini mengindikasikan bahwa meningkatnya minat lulusan perguruan tinggi untuk menjadi wirausaha.

Siswoyo (2009) menyatakan bahwa di negara maju pertumbuhan jumlah wirausaha telah menyebabkan peningkatan perekonomian yang luar biasa. Para


(32)

wirausaha baru ini telah memperkaya pasar dengan produk-produk baru yang inovatif. Siswoyo lebih lanjut menyatakan setidaknya terdapat dua manfaat besar yang diberikan wirausaha terhadap pembangunan bangsa, yakni pertama sebagai pengusaha mereka memberikan sumbangsih dalam melancarkan proses produksi, distribusi dan konsumsi, ikut mengatasi kesulitan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat. Kedua, sebagai pejuang bangsa dalam bidang ekonomi, para wirausaha meningkatkan ketahanan nasional dan mengurangi ketergantungan kepada bangsa asing.

Menurut Siswoyo (2009) pentingnya peranan kewirausahaan dapat dilihat dari kenyataan bahwa pada tahun 1980-an di Amerika telah lahir sebanyak 20 juta wirausaha baru yang menciptakan banyak sekali lapangan pekerjaan baru. Bahkan wirausaha mulai bermunculan di Negara-negara Eropa Timur yang dulunya mempunyai paham sosialisme yang kuat. China, yang menganut paham komunis pun mulai membuka diri terhadap lahirnya wirausaha-wirausaha di negaranya sehingga menyebabkan negara tersebut saat ini perekonomiannya tumbuh dengan sangat cepat dan mengagumkan. Pentingnya pengembangan kewirausahan juga ditunjukkan oleh Chang (2009) yang menyatakan bahwa pemerintahan Inggris menerbitkan buku putih nasionalnya yang berjudul “Our Competitive Future: Building the Knowledge Driven Economy 1997”, yang berisi alasan mengapa kewirausahaan bergitu penting dan bahwa kewirausahaan dan inovasi merupakan insentif kritis untuk pertumbuhan dan


(33)

pengembangan perekonomian, keduanya dapat meningkatkan produktivitas dan kesempatan kerja. Di Amerika Serikat para wirausaha berhasil menciptakan 34 juta kesempatan kerja baru.

McClelland dalam Ciputra (2008) menyatakan bahwa agar suatu negara bisa menjadi makmur dibutuhkan minimum 2% jumlah wirausaha dari total jumlah penduduknya. Amerika Serikat pada tahun 2007 telah memiliki 11,5% jumlah wirausaha, Singapura telah memiliki 7,2% wirausaha sampai pada tahun 2005 sementara Indonesia diperkirakan hanya memiliki 0,18% wirausaha atau sekitar 440.000 orang dari yang seharusnya berjumlah 4,4 juta orang. Oswari (2005) menyatakan bahwa kurangnya jumlah wirausaha di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor yakni kurangnya pengetahuan tentang kewirausahaan, etos kerja yang kurang menghargai kerja keras, cepat merasa puas dengan hasil kerja yang telah dicapai, pengaruh penjajahan negara asing yang terlalu lama terhadap rakyat Indonesia dan kondisi ekonomi yang buruk.

Shastri (2009) menyatakan bahwa setiap wirausaha yang sukses memberikan manfaat tidak hanya bagi dirinya sendiri tetapi juga memberikan manfaat kepada komunitas, daerah dan negaranya. Manfaat-manfaat yang bisa diberikan adalah sebagi berikut:

1. Manfaat keuangan.


(34)

3. Menciptakan perkembangan bagi dunia industri.

4. Mendukung pemanfaatan sumber daya lokal menjadi produk-produk jadi untuk konsumsi domestik dan ekspor.

5. Menciptakan pendapatan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. 6. Menciptakan produk dan jasa yang lebih banyak dan inovatif. 7. Menciptakan pasar yang lebih besar.

8. Merangsang perkembangan lebih banyak riset, mesin-mesin dan peralatan yang baru.

9. Meningkatkan pendapatan bagi pemerintah melalui pembayaran pajak.

Yohnson (2003) menyatakan bahwa universitas berperan penting dalam memotivasi lulusannya menjadi wirausaha muda. Dengan meningkatnya wirausaha dari kalangan sarjana, maka jumlah pengangguran akan berkurang dan menambah jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. Pentingnya peranan perguruan tinggi didukung oleh Zimmerer dalam Yohnson (2003) yang menyatakan bahwa salah satu faktor pendorong pertumbuhan kewirausahaan adalah pendidikan kewirausahaan. Gray dalam Yohnson (2003) menyarankan untuk memulai usaha atau kegiatan kewirausahaan sejak dini misalnya pada waktu masih kuliah.

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk meneliti variabel-variabel yang bisa meningkatkan minat kewirausahaan bagi mahasiswa. Indarti et al. (2008) menyatakan bahwa minat kewirausahaan dipengaruhi oleh sejumlah faktor yakni kepribadian,


(35)

lingkungan atau kesiapan instrumen dan demografis. Scarborough dan Zimmerer (1993) menyatakan bahwa kepribadian merupakan salah satu hal yang dimiliki wirausaha sukses. Lebih lanjut Scarborough dan Zimmerer mengemukakan delapan karakteristik kepribadian yang merupakan ciri-ciri kepribadian dari seorang wirausaha sukses yang membedakannya dari orang lain. Pentingnya variabel kepribadian juga didukung oleh Scriber dalam Alma (2001) yang menyatakan bahwa keberhasilan seseorang yang ditentukan oleh pendidikan formal hanya sebesar 15% dan selebihnya (85%) ditentukan oleh sikap mental atau kepribadian orang tersebut. Muhyi (2007) menyatakan bahwa kepribadian yang mempengaruhi kewirausahaan adalah motif berprestasi, komitmen, nilai-nilai kepribadian, pendidikan dan pengalaman.

Crant dalam Saud et al. (2009) menemukan bahwa minat kewirausahaan dipengaruhi oleh variabel demografis seperti jender, tingkat pendidikan dan orang tua yang memiliki bisnis. Pentingnya variabel demografis juga ditunjukkan oleh Mazzarol et al. yang menyatakan bahwa variabel jender, umur, pendidikan dan pengalaman bekerja seseorang berpengaruh terhadap keinginannya untuk menjadi seorang wirausaha.

Muhyi (2007) menyatakan bahwa variabel lingkungan mempengaruhi minat kewirausahaan, dari faktor lingkungan ini yang mempengaruhi faktor lingkungan adalah peluang, model peran dan aktivitas. Pengaruh kepemilikan jaringan sosial


(36)

terhadap minat kewirausahaan ditunjukkan oleh Mazzarol et al. dalam Indarti et al. (2008).

Dari berbagai hasil penelitian dan pendapat para ahli di atas terlihat bahwa minat kewirausahaan dipengaruhi oleh banyak faktor yaitu kepribadian, lingkungan dan demografis.

Gambar I.1. Kerangka Berpikir I.6. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka dibuat hipotesis sebagai berikut: 1. Variabel kepribadian, lingkungan dan demografis berpengaruh terhadap variabel

minat kewirausahaan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara. 2. Variabel kebutuhan akan prestasi dan efikasi diri berpengaruh terhadap variabel


(37)

3. Variabel ketersediaan informasi kewirausahaan, kepemilikan jaringan sosial dan akses kepada modal berpengaruh terhadap variabel lingkungan pada mahasiswa Strata-1 Universitas Sumatera Utara.


(38)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Penelitian Terdahulu

Indarti et al. (2008) meneliti minat mahasiswa Indonesia, Jepang dan Norwegia selama 2002 – 2006 dengan judul “Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia”. Sampel penelitian berjumlah 332 orang mahasiswa dengan rincian 130 orang mahasiswa Indonesia, 81 orang mahasiswa Jepang dan 121 orang mahasiswa Norwegia. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa sarjana (S-1) dari Universitas Gadjah Mada-Indonesia, Agder University College-Norwegia dan Hiroshima University of Economics (HUE)-Jepang. Lebih dari 50% responden dari ketiga negara adalah laki-laki (66% responden Indonesia, 79% responden Jepang, 62,8% responden Norwegia). Dari segi usia, lebih dari 50% responden berusia di bawah 25 tahun (84% responden Indonesia, 97,5% responden Jepang, 50,4% responden Norwegia). Lebih dari 50% responden Indonesia belum pernah memiliki pengalaman kerja, 96,3% mahasiswa Jepang tidak memiliki pengalaman kerja, hanya 19,8% mahasiswa Norweiga yang belum pernah bekerja. Sampel diambil dengan teknik judgement atau purposive sampling. Seluruh butir pertanyaan diukur dengan menggunakan skala Likert 7-poin. Data dikumpulkan dengan wawancara dan daftar pertanyaan (kuesioner). Metode analisis data


(39)

diperoleh kesimpulan bahwa 1) kebutuhan akan prestasi tidak berpengaruh terhadap minat kewirausahaan mahasiswa pada mahasiswa ketiga Negara, 2) efikasi diri mempengaruhi minat kewirausahaan mahasiswa Indonesia dan Norwegia tetapi tidak mempunyai pengaruh pada mahasiswa Jepang, 3) kesiapan instrumen atau lingkungan hanya mempengaruhi minat kewirausahaan mahasiswa Norwegia dan tidak mempengaruhi pengaruh terhadap minat kewirausahaan mahasiswa Indonesia dan Jepang, 4) jender dan usia yang lebih muda tidak mempunyai pengaruh terhadap minat kewirausahaan mahasiswa ketiga negara, 5) latar belakang pendidikan ekonomi dan bisnis tidak mempunyai pengaruh terhadap minat kewirausahaan mahasiswa Indonesia dan Jepang, sebaliknya minat kewirausahaan pada mahasiswa Indonesia dengan latar belakang pendidikan bisnis dan ekonomi malah lebih rendah, 6) pengalaman kerja mempengaruhi minat kewirausahaan pada mahasiswa Norwegia, tetapi tidak mempunyai pengaruh terhadap mahasiswa Indonesia dan Jepang.

Morello et al. (2003) mengadakan studi di Ekuador dengan judul Entrepreneurial Intention of Undergraduates at ESPOL in Equador” dengan sampel berjumlah 852 orang mahasiswa. 61,4% responden adalah lelaki dan sisanya 38,6% adalah wanita, 75% responden adalah mahasiswa teknik, 10,9% adalah mahasiswa ekonomi dan sisanya 14,10% adalah mahasiswa teknologi. 72% responden adalah mahasiswa yang sedang bekerja, 32,5% memiliki ibu yang memiliki bisnis, 48,6% memiliki ayah yang seorang pebisnis. Hasil penelitian mendapatkan fakta bahwa


(40)

1) mahasiswa yang memiliki orang tua sebagai pengusaha memiliki minat kewirausahaan yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak memiliki orang tua yang berprofesi sebagai pengusaha, 2) minat kewirausahaan mahasiswa ekonomi berbeda dengan minat kewirausahaan mahasiswa teknik dan teknologi, 3) mahasiswa teknik memiliki minat kewirausahaan yang jauh lebih tinggi dibandingkan mahasiswa ekonomi, 4) mahasiswa yang bekerja memiliki minat kewirausahaan yang lebih tinggi dibandingkan mahasiswa yang tidak bekerja, 5) usia akademi tidak mempunyai korelasi dengan minat kewirausahaan mahasiswa.

Setiyorini (2009) meneliti minat berwirausaha mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan judul “Pengaruh Faktor Personal dan Lingkungan terhadap Keinginan Berwirausaha” dengan jumlah responden 100 orang. Responden berusia di antara 20-23 tahun dengan usia mayoritas antara 21-22 tahun. 22 orang responden adalah laki-laki dan sisanya 78 orang responden adalah perempuan. 19 orang responden memiliki pengalaman kerja dan sisanya 81 orang responden tidak memiliki pengalaman kerja. Pengambilan sampel dilakukan secara proportional random

sampling, data dikumpulkan dengan kuesioner skala Likert 4 poin. Metode analisis

data yang digunakan adalah regresi berganda. Dari hasil penelitian Setiyorini ini didapat kesimpulan bahwa 1) efikasi diri mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta adalah moderat, 2) mahasiswa memiliki motivasi berprestasi yang tinggi dan locus of control yang moderat, 3) akses terhadap modal yang rendah,


(41)

4) kemampuan mengakses informasi yang moderat dan 5) kepemilikan hubungan sosial yang moderat. Dari uji R2 diperoleh kesimpulan bahwa faktor personal dan lingkungan dapat menjelaskan minat kewirausahaan mahasiswa Universitas Sebelas Maret sebesar 44%, sisanya sebesar 56% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti. Secara umum minat kewirausahaan mahasiswa Universitas Sebelas Maret Surakarta yang diteliti adalah moderat.

Basu et al. (2009) meneliti minat mahasiswa terhadap kewirausahaan dengan judul “Assessing Entrepreneurial Intentions Among Students: A Comparative Study”

di Universitas San Jose State terhadap mahasiswa dari berbagai fakultas. Sampel penelitian sebesar 122 orang dengan usia rata-rata responden sebesar 23,4 tahun, 12 orang mahasiswa (9,80%) telah pernah mengikuti mata kuliah kewirausahaan. Responden terdiri atas 77% mahasiswa jurusan manajemen, 8,9% mahasiswa jurusan teknik, 2,4% jurusan keuangan, 1,6% jurusan hukum dan sisanya 1,6% jurusan bisnis internasional. 65,6% responden adalah mahasiswa dan sisanya 34,4% adalah mahasiswi. 77% dari responden telah bekerja dan memiliki pengalaman kerja rata-rata empat tahun. 17% responden berasal dari keluarga pebisnis dan 26 orang mahasiswa telah memulai usahanya di masa lalu. 28% dari responden memiliki ayah yang bekerja sendiri (self employed) dan 21% ibu yang bekerja sendiri (self

employed). Data dikumpulkan melalui kuesioner. Metode analisa data menggunakan


(42)

kewirausahaan mempunyai pengaruh positif terhadap minat kewirausahaan mahasiswa, 2) mahasiswa yang memiliki ayah yang bekerja sendiri (self employed) mempunyai sikap yang lebih positif terhadap kewirausahaan, 3) mahasiswa yang memiliki pengalaman berwirausaha memiliki sikap yang lebih positif terhadap kewirausahaan.

Harpowo et al. (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Budaya Wirausaha pada Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang”, dengan populasi 77 orang mahasiswa Fakultas Pertanian. Sampel diambil dengan teknik

accidental sampling, data dikumpulkan melalui kuesioner dan metode analisa data

menggunakan korelasi dari Fisher. Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa 1) 51,9% mahasiswa sangat antusias mengikuti mata kuliah kewirausahaan, 2) sebanyak 50,9% mahasiswa yang mengikuti mata kuliah kewirausahaan mulai berpikir untuk menjadi wirausaha setelah mengikuti mata kuliah kewirausahaan, 3) tidak ada korelasi antara pekerjaan orang tua dengan minat mahasiswa untuk berwirausaha.

II.2. Teori tentang Kepribadian

Fromm dalam Alma (2005) menyatakan bahwa kepribadian adalah keseluruhan kualitas psikis seseorang yang diwarisinya dan membuat orang tersebut menjadi unik dan berbeda dengan yang lainnya. Kepribadian bersifat unik dan


(43)

dengan individu lainnya. Keunikan inilah yang menjadikan kepribadian sebagai variabel yang sering digunakan untuk menggambarkan diri individu yang berbeda dengan individu lainnya.

Alisyahbana dalam Alma (2005: 64) menyatakan bahwa kepribadian adalah keseluruhan karakteristik diri seseorang, bisa berbentuk pikiran, perasaan, kata hati, temperamen dan watak. Seorang wirausaha yang sukses memiliki karakteristik kepribadian yang khusus yang membedakannya dari orang lain. Scarborough dan Zimmerer dalam Suryana (2006: 24) mengemukakan delapan karakteristik kepribadian dari seorang wirausaha sukses yakni:

1. Desire for responsibility yakni memiliki rasa tanggung jawab atas usaha-usaha

yang dilakukannya.

2. Preference for moderate risk yakni memilih resiko yang moderat dan telah

diperhitungkan dan tidak mengambil resiko yang terlalu rendah atau terlalu tinggi. 3. Confidence in their ability to succees yakni percaya bahwa dirinya bisa meraih

kesuksesan yang diinginkannya.

4. Desire for immediate feedback yakni memiliki keinginan untuk segera

mendapatkan umpan balik.

5. High level of energy yakni memiliki semangat dan energi yang tinggi untuk

bekerja keras mencapai tujuannya.


(44)

7. Skill of organizing yakni mempunyai ketrampilan mengorganisir sumber-sumber

daya untuk mencapai tujuannya.

8. Value of achievement over money yakni lebih menghargai prestasi dibandingkan

uang, karena uang akan mengalir masuk dengan sendirinya jika seorang wirausaha mempunyai prestasi yang bagus.

Harris dalam Suryana (2006) menyatakan bahwa wirausaha yang sukses pada umumnya adalah mereka yang memiliki kompetensi yaitu memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan dan kualitas individu yang meliputi sikap, motivasi, nilai-nilai pribadi serta tingkah laku yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan.

Cuningham dalam Riyanti (2003: 30) yang melakukan wawancara terhadap 178 wirausaha dan manajer profesional Singapura menyatakan bahwa kepribadian merupakan salah satu faktor penyebab keberhasilan usaha. Pentingnya kepribadian bagi seorang wirausaha juga didukung oleh Miner dalam Riyanti (2003: 13) yang menyatakan bahwa tipe kepribadian sangat menentukan bidang usaha apa yang bakal mendatangkan kesuksesan dalam kewirausahaan. Stoltz dalam Riyanti (2003: 14) menyatakan ada tiga tipe kepribadian yakni the climber, the champer dan the quitter.

The climber adalah orang yang memiliki ketahanan tinggi dalam menghadapi

rintangan, ia tidak mudah menyerah dan terus bertahan meskipun gagal berkali-kali.

The champer adalah orang yang mendaki pada ketinggian tertentu dan berhenti


(45)

lagi agar bisa lebih berhasil. Tipe quitter adalah orang yang mudah menyerah bila menghadapi kegagalan, ia penakut dan tidak mau mengambil resiko untuk mulai berusaha lagi. Rintangan membuatnya tidak mau mencoba lagi.

Penelitian oleh Mazzarol et al. dalam Saud et al. (2009) yang meneliti 93 responden wirausaha di Australia Barat, menemukan bahwa faktor kepribadian (sikap pribadi dan latar belakang responden) mempengaruhi dorongan untuk mendirikan usaha.

II.2.1. Kebutuhan Akan Prestasi

Konsep kebutuhan akan prestasi pertama-tama dikemukan oleh McClelland

dalam Alma (2006: 81). Kebutuhan akan prestasi merujuk pada keinginan seseorang

terhadap prestasi yang tinggi, penguasaan keahlian, pengendalian atau standar yang tinggi. McClelland dalam Alma (2006: 81) menyatakan bahwa ada tiga motif sosial yang mempengaruhi tingkah laku seseorang jika ia berhubungan dengan orang lain di dalam suatu lingkungan yakni:

1) Motif afiliasi (affiliation motive)

Keinginan untuk bergaul dengan orang lain secara harmonis, penuh keakraban, dan disenangi. Orang ini akan berbahagia jika ia bisa diterima lingkungannya dan mampu membina hubungan yang harmonis dengan lingkungannya. Orang seperti ini biasanya merupakan teman yang baik dan menyenangkan.


(46)

Orang yang memiliki motivasi berkuasa tinggi suka menguasai dan mempengaruhi orang lain, ia mau orang lain melakukan apa yang diminta /diperintahkannya, ia cenderung tidak mempedulikan perasaan orang lain, baginya keharmonisan bukanlah hal yang utama, ia memberikan bantuan kepada orang lain bukan atas dasar belas kasihan akan tetapi supaya orang yang dibantunya menghormati dan kagum kepadanya sehingga ia bisa menunjukkan kelebihannya kepada orang lain dan agar orang lain mau terpengaruh oleh mereka sehingga bisa diperintah dan diaturnya.

3) Motif berprestasi (achievement motive)

Orang yang memiliki motif berprestasi fokus pada cara-cara untuk mencapai prestasi yang lebih tinggi. McClelland melakukan penelitian terhadap mahasiswa Harvard University dan membuktikan adanya korelasi antara tinggi rendahnya kebutuhan berprestasi pada mahasiswa yang diukur semasa kuliah dengan pemilihan karier/pekerjaan setelah mereka lulus kuliah dan terjun ke masyarakat. Dari hasil penelitian itu ditunjukkan bahwa mereka yang memiliki motif berprestasi tinggi sekitar 66% memilih karier sebagai pengusaha, sementara 34% lainnya memilih pekerjaan di bidang lain. Pada mahasiswa yang memiliki motif berprestasi rendah, hanya 10% yang memiliki pekerjaan sebagai pengusaha dan 90% memilih pekerjaan di bidang lain.


(47)

McClelland kemudian mengembangkan penelitian lainnya terhadap orang-orang di luar kampus yang terdiri atas beragam profesi antara lain dokter, pengacara, pekerja bank, guru, pengusaha, dan lain-lain. Hasilnya para pengusaha (entrepreneur) secara umum mendapatkan nilai n-ach (need for achievement) yang tinggi dibandingkan dengan profesi lainnya. McClelland juga melakukan penelitian untuk mengetahui hubungan antara perkembangan ekonomi suatu negara dengan nilai n-ach. Hasilnya ada hubungan antara tingkat perkembangan ekonomi suatu negara dengan nilai n-ach negara tersebut.

Oosterbeek (2008) menemukan bahwa wirausaha yang sukses memiliki nilai/ skor yang tinggi pada uji terhadap kebutuhan akan prestasi karena mereka akan berjuang untuk memperoleh prestasi yang tinggi, mereka mendirikan perusahaannya secara profesional dan menentukan target yang tinggi dan berusaha mencapai target tersebut. Oosterbeek juga menemukan bahwa wirausaha yang sukses memiliki kebutuhan akan kekuasaan/the need of power yang tinggi untuk mengendalikan orang lain yang mengindikasikan bahwa mereka tahu apa yang mereka inginkan dan cara mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuannya.

McClelland dalam Zarkasyi (2006) menyatakan bahwa orang-orang yang memiliki kebutuhan berprestasi (n-Ach) yang tinggi mempunyai karakteristik sebagai berikut:


(48)

1. Memilih untuk menghindari tujuan prestasi yang terlalu mudah dan terlalu sulit, mereka memilih tujuan yang moderat yang mampu mereka capai.

2. Memilih dan menyukai umpan balik sehingga mereka dapat menggunakan umpan balik itu untuk menemukan cara-cara yang kreatif dan inovatif agar dapat mencapai prestasi yang mereka inginkan.

3. Menyukai tanggung jawab untuk memecahkan permasalahan. Mereka akan bertanggung jawab atas kegagalan dan kesuksesan yang mereka raih tanpa suka menyalahkan pihak lainnya.

Lebih lanjut McClelland menyatakan bahwa orang yang memiliki kebutuhan prestasi yang tinggi berbeda dengan para penjudi/gamblers atau pengambil resiko/ risk takers. Orang-orang dengan kebutuhan prestasi yang tinggi menetapkan tujuan yang bisa dicapai yang dapat mereka pengaruhi dengan usahanya sendiri.

Faisol dalam Mudjiarto (2006: 28) menyatakan bahwa orang-orang yang berprestasi tinggi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

1) Berani mengambil resiko. 2) Kreatif dan inovatif. 3) Mempunyai visi.

4) Mempunyai tujuan yang berkelanjutan. 5) Percaya diri.


(49)

7) Aktif, enerjik dan menghargai waktu. 8) Memiliki konsep diri yang positif. 9) Berpikir positif.

10)Bertanggung jawab secara pribadi.

11)Selalu belajar dan menggunakan umpan balik.

Penelitian Scapinello dalam Indarti et al. (2008) menunjukkan bahwa seseorang dengan tingkat kebutuhan akan prestasi yang tinggi kurang dapat menerima kegagalan daripada mereka dengan kebutuhan akan prestasi yang rendah. Sengupta dan Debnath dalam Indarti et al. (2008) dalam penelitiannya di India menemukan bahwa kebutuhan akan prestasi berpengaruh besar terhadap tingkat kesuksesan seorang wirausaha.

II.2.2. Efikasi Diri

Bandura dalam Chowdhury (2009) menyatakan bahwa efikasi diri adalah keyakinan seseorang terhadap kemampuan dirinya untuk melakukan sesuatu pekerjaan dan mendapatkan prestasi tertentu. Lebih lanjut Bandura menyatakan bahwa efikasi diri akan menentukan cara seseorang untuk berpikir, bertindak dan memotivasi diri mereka menghadapi kesulitan dan permasalahan. Sukses atau gagalnya seseorang ketika melakukan tugas tertentu ditentukan oleh efikasi dirinya. Orang yang memiliki efikasi diri yang tinggi akan bisa menghadapi kegagalan dan


(50)

hambatan yang mereka hadapi, stabil emosinya, bersikap dan memiliki internal locus

of control yang tinggi.

Cromie dalam Indarti et al. (2008) menjelaskan bahwa efikasi diri mempengaruhi kepercayaan seseorang pada tercapai atau tidaknya tujuan yang sudah ditetapkan. Lebih lanjut Cromie menyatakan bahwa efikasi diri yang positif adalah keyakinan seseorang bahwa ia mampu mencapai pekerjaan atau prestasi yang diinginkannya. Tanpa adanya efikasi diri seseorang tidak akan memiliki keinginan untuk melakukan perilaku tertentu. Penelitian yang dilakukan Boyd dan Vozikis

dalam Chowdhury (2009) menemukan adanya hubungan antara efikasi diri wirausaha

dengan kegiatan menjalankan usaha.

Betz dan Hacket dalam Indarti et al. (2008) menyatakan bahwa efikasi diri akan karir seseorang dapat menjadi faktor penting dalam penentuan apakah minat kewirausahaan seseorang sudah terbentuk pada tahapan awal seseorang memulai karirnya. Lebih lanjut Betz dan Hacket menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat efikasi diri seseorang pada kewirausahaan di masa-masa awal seseorang dalam berkarir, semakin kuat minat kewirausahaan yang dimilikinya.

Oosterbeek (2008) menyatakan bahwa efikasi diri merupakan keyakinan seseorang akan kemampuan dirinya. Wirausaha sukses selalu yakin bahwa mereka mampu membuat semua kegiatannya menjadi berhasil. Mereka juga merasa mampu mengendalikan kesuksesan mereka yang tidak tergantung kepada orang lain.


(51)

Wirausaha sukses memiliki ketahanan yang tinggi, kemampuan mengambil resiko dan menanggung kerugian dan menangani ketidakpastian.

Bandura menjelaskan bahwa ada empat cara untuk mencapai efikasi diri yakni: 1) Pengalaman sukses atau kegagalan yang terjadi berulang kali.

Pengalaman sukses akan memperkuat kepercayaan seseorang bahwa dirinya memang mempunyai kemampuan untuk mencapai prestasi yang baik, sebaliknya pengalaman gagal berulang kali dapat membuat seseorang meragukan kemampuan dirinya sehingga menurunkan kepercayaan pada dirinya sendiri. 2) Melihat orang lain melakukan perilaku tersebut dan kemudian mencontoh atau

belajar dari pengalaman tersebut. Jadi ada suatu model yang menjadi panutan seseorang, model ini memiliki kemampuan yang mirip dengan dirinya. Melihat model bisa sukses dengan melakukan usaha tertentu, maka seseorang menjadi yakin ia juga bisa berhasil sama seperti model tersebut.

3) Persuasi verbal yakni memberikan semangat atau menjatuhkan performa seseorang agar seseorang berperilaku tertentu.

4) Apa perasaan seseorang tentang perilaku yang dimaksud (reaksi emosional).

II.3. Teori tentang Lingkungan

Minat seseorang terhadap suatu obyek diawali dari perhatian seseorang terhadap obyek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan tumbuh dan


(52)

berkembang sesuai dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Minat dapat berubah-ubah tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya di antaranya adalah faktor lingkungan. Menurut Lupiyoadi (2007: 12) faktor lingkungan yang mempengaruhi minat meliputi lingkungan keluarga, lingkungan pendidikan dan lingkungan masyarakat. Indarti et al. (2008) menyatakan ada tiga faktor lingkungan yang mempengaruhi wirausaha sukses yakni ketersediaan informasi, akses kepada modal dan kepemilikan jaringan sosial.

Dewanti (2008: 11) menyatakan bahwa kewirausahaan dipicu oleh faktor pribadi, lingkungan dan sosiologi. Faktor lingkungan yang berpengaruh menurut Dewanti adalah peluang yaitu situasi yang menguntungkan, model peranan, aktivitas, pesaing dengan industri yang sama, inkubator sebagai sumber ide, sumber daya alam dan manusia, teknologi dan kebijakan pemerintah.

Penelitian oleh Mazzarol et al. dalam Saud et al. (2009) menemukan bahwa faktor lingkungan (faktor sosial, ekonomi, politik dan perkembangan infrastruktur) mempengaruhi dorongan untuk mendirikan usaha.

Zimmerer (2004) menyatakan bahwa faktor lingkungan seperti faktor ekonomi dan kependudukan, pergeseran dari ekonomi industri ke ekonomi jasa, kemajuan teknologi, perkembangan e-Commerce dan the world wide web, terbuka lebarnya peluang internasional dan perubahan gaya hidup masyarakat mempengaruhi minat kewirausahaan.


(53)

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa minat kewirausahaan secara garis besar dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang timbul karena pengaruh dari dalam diri individu itu sendiri seperti kebutuhan akan pendapatan, harga diri, perasaan senang, dan lain-lain. Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi individu karena pengaruh dari luar dirinya sendiri yang meliputi lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan internasional, perubahan teknologi, kondisi ekonomi, budaya dan sosial.

Jadi pengertian lingkungan dalam penelitian ini adalah faktor luar/eksternal yang menimbulkan dan mendorong minat kewirausahaan seseorang yang meliputi kepemilikan jaringan sosial, akses kepada modal dan ketersediaan informasi kewirausahaan.

II.3.1. Ketersediaan Informasi Kewirausahaan

Informasi adalah data yang telah dibentuk ke dalam format yang bermanfaat bagi manusia. Informasi mempunyai peranan yang sangat penting di dalam kewirausahaan sebagaimana pentingnya informasi dalam bidang-bidang lainnya. Minat kewirausahaan bisa muncul dan berkembang jika terdapat informasi yang memadai yakni keberhasilan sebuah usaha, peluang usaha, pasar yang tersedia, dukungan pemerintah dan badan-badan yang berhubungan dengan kewirausahaan,


(54)

dukungan dari perguruan tinggi berupa pelatihan dan pendidikan tentang kewirausahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Singh dan Krishna dalam Indarti et al. (2008) di India membuktikan bahwa keinginan yang kuat untuk memperoleh informasi adalah salah satu karakter utama seorang wirausaha. Mujianto (2009) menyatakan bahwa informasi dan ide untuk melakukan kegiatan kewirausahaan dapat berasal dari berbagai sumber seperti pekerjaan dan ketrampilan yang dimiliki saat ini, minat dan hobi, pengalaman kerja, pengamatan terhadap lingkungan, informasi dari media massa, melalui berbagai pameran, dan jejaring sosial dengan orang lain.

Muhyi (2007) menyatakan ada banyak cara untuk mendapatkan informasi untuk memulai kegiatan kewirausahaan, yakni:

a. Melalui pendidikan formal.

b. Melalui seminar-seminar kewirausahaan. c. Melalui pelatihan.

d. Otodidak.

Pengertian ketersediaan informasi kewirausahaan dalam penelitian ini adalah tersedianya informasi yang dibutuhkan dan mendukung kegiatan kewirausahaan secara memadai.


(55)

II.3.2. Akses Kepada Modal

Modal merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk memulai usaha. Penelitian oleh beberapa peneliti seperti Marsden, Meier dan Pilgrim, Steel dalam Indarti et al. (2008) menyatakan bahwa kesulitan dalam mendapatkan akses modal, skema kredit dan kendala sistem keuangan dipandang sebagai hambatan utama dalam kesuksesan usaha menurut calon-calon wirausaha di negara-negara berkembang. Kristiansen dalam Indarti et al. (2008) menyatakan bahwa akses kepada modal menjadi salah satu penentu kesuksesan suatu usaha. Menurut Indarti et al. (2008) akses kepada modal merupakan hambatan klasik terutama dalam memulai usaha-usaha baru, setidaknya terjadi di negara-negara berkembang dengan dukungan lembaga-lembaga penyedia keuangan yang tidak begitu kuat.

Kasmir (2007: 85) menyatakan bahwa ada dua jenis modal yang dibutuhkan seorang wirausaha, yakni:

1. Modal investasi

Modal investasi bersifat jangka panjang dan dapat digunakan secara berulang-ulang dan umumnya berumur lebih dari satu tahun. Modal investasi dipakai untuk membeli aktiva tetap seperti tanah, gedung, mesin-mesin, peralatan, kendaraan, dan lain-lain. Modal ini biasanya diperoleh dari perbankan selain modal sendiri. 2. Modal kerja


(56)

Modal kerja merupakan modal yang dipakai untuk membiayai operasional perusahaan pada saat perusahaan beroperasi. Modal ini bersifat jangka pendek dan biasanya hanya dipakai sekali atau beberapa kali dalam proses produksi, membeli bahan baku, membayar gaji karyawan, biaya pemeliharaan, dan lain-lain.

Kasmir lebih lanjut menyatakan sumber-sumber modal untuk kegiatan usaha dapat berupa:

1. Modal sendiri

Modal sendiri diperoleh dari pemilik usaha karena pemilik usaha bisa mengeluarkan saham sebagai modal sendiri.

2. Modal asing (pinjaman)

Modal asing/pinjaman adalah modal yang diperoleh dari luar perusahaan dan biasanya diperoleh sebagai pinjaman.

Manurung (2008: 13) menyatakan bahwa modal usaha adalah dana yang digunakan untuk menjalankan usaha agar dapat berlangsungnya usaha tersebut. Lebih lanjut Manurung menyatakan ada beberapa sumber modal, yakni:

1. Dana milik sendiri.

2. Menggadaikan barang yang dimiliki ke lembaga formal atau non-formal. 3. Meminjam dari lembaga formal atau non-formal.


(57)

5. Bermitra dengan mitra kerja agar modal kerja yang dibutuhkan dapat dibagi bersama.

6. Melakukan pinjaman dari bank.

7. Mendapatkan modal dari pasar modal dengan menerbitkan obligasi, saham, dll.

8. Mendapatkan bantuan dari pemerintah, perusahaan baik swasta maupun BUMN, universitas, dan lain-lain.

Akses kepada modal dalam penelitian ini adalah kemampuan wirausaha untuk mendapatkan modal untuk menjalankan usahanya.

II.3.3. Kepemilikan Jaringan Sosial

Membentuk jaringan sosial dapat diartikan sebagai proses dua arah di mana di antara dua orang atau lebih melakukan pertukaran informasi dan sumber daya untuk saling mendukung kegiatan masing-masing. Dengan membentuk jaringan sosial maka semua kesempatan bisnis yang ada, permasalahan modal kerja, teknologi produksi, informasi bisnis, investasi, perubahan kebijakan dan peraturan, dan lain-lain dapat dibagi sehingga usaha akan lebih efektif dan efisien dan mengurangi resiko usaha.

Mazzarol dalam Indarti et al. (2008) menyatakan bahwa jaringan sosial mempengaruhi minat kewirausahaan. Gregoire et al. dalam Gadar dan Yunus (2009) menyatakan jaringan sosial merupakan faktor yang paling berpengaruh pada


(58)

wirausaha wanita. Penelitian oleh Gadar dan Yunus (2009) menemukan bahwa jaringan sosial merupakan faktor kelima terpenting pada wirausaha wanita di Malaysia. Gadar dan Yunus juga menemukan bahwa hubungan dengan elit politik yang kuat dan dengan pemimpin bisnis, dukungan suami merupakan faktor yang mendukung para wirausaha wanita di Malaysia. Kristiansen dalam Indarti et al. (2008) menjelaskan bahwa jaringan sosial terdiri dari hubungan formal dan informal antara pelaku utama dan pendukung dalam satu lingkaran terkait dan menggambarkan jalur bagi wirausaha untuk mendapatkan akses kepada sumber daya yang diperlukan dalam pendirian, perkembangan dan kesuksesan usaha.

Menurut Rosenblatt, de Mik, Anderson dan Johnson dalam Greve (2003) anggota keluarga memainkan peranan yang penting ketika seorang calon wirausaha merencanakan dan mendirikan usaha karena anggota keluarga dan jaringannya selalu

dilibatkan untuk dimintai bantuan dan dukungan. Penelitian yang dilakukan oleh

McClelland dalam Muhandri (2002) di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 50% pengusaha yang menjadi sampel yang diambil secara acak dalam penelitiannya berasal dari keluarga pengusaha dan faktor lingkungan keluarga mempengaruhi minat kewirausahaan. Penelitian McClelland didukung oleh penelitian Crant dalam Saud et

al. (2009) yang menemukan fakta bahwa minat kewirausahaan dipengaruhi oleh

faktor kepemilikan bisnis oleh orang tua. Mathews dan Moser dalam Cotleur (2009) juga menyatakan bahwa pengaruh keluarga sangat signifikan dalam mengembangkan


(59)

minat kewirausahaan, hal ini terutama berlaku untuk laki-laki. Adanya model peran/

role model juga merupakan faktor yang menentukan minat kewirausahaan seseorang.

Davidsson and Honig dalam Marshall (2005) menemukan hubungan yang kuat antara kewirausahaan dan kepemilikan orang tua yang mempunyai bisnis. Dalam studi itu ditemukan bahwa dukungan teman dekat atau tetangga di dalam usaha juga mempunyai pengaruh positif pada minat kewirausahaan seseorang. Staw dalam Riyanti (2003: 38) menemukan bukti kuat adanya hubungan antara minat kewirausahaan dengan profesi orang tua yang bekerja mandiri atau sebagai wirausaha. Kemandirian dan fleksibilitas dapat ditularkan oleh orang tua kepada anaknya sejak dini dan menjadi sifat yang melekat kepada anak-anaknya. Pendapat Staw didukung oleh Duchesneau dalam Riyanti (2003: 38) yang menemukan bahwa wirausaha yang berhasil adalah mereka yang dibesarkan oleh orang tua yang juga wirausaha. Aldrich dan Zimmer dalam Greve (2003) menyatakan bahwa wirausaha membutuhkan jaringan sosial yang kuat selain informasi, modal, ketrampilan, tenaga kerja untuk memulai usaha. Menurut Hansen dalam Greve (2003) jaringan sosial ini bisa berupa jaringan profesional, teman-teman, rekan-rekan kerja sebelumnya mulai dari dalam organisasi, kumpulan perusahaan, atau orang-orang yang membantu menjalankan dan mendirikan usaha.

Marshall (2005) mendukung pendapat Aldrich dan Zimmer dengan menyatakan bahwa kegiatan kewirausahaan membutuhkan modal sosial/social capital


(60)

selain modal manusia/human capital dan modal keuangan/financial capital. Marshall membagi modal sosial menjadi dua jenis yakni jaringan keluarga dan jaringan yang dibentuk dari pertemanan atau kenalan. Chrisman, Chua dan Steier dalam Marshall (2005) menyatakan bahwa pengaruh keluarga pada pembentukan usaha baru lebih penting dibandingkan faktor budaya yang lain.

II.4. Teori tentang Demografi

Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yakni ’demos’ yang berarti rakyat atau penduduk dan ’grafein’ yaitu menulis. Jadi demografi adalah tulisan atau karangan mengenai rakyat atau penduduk. Bogue dalam Yasin (2007: 1) menyatakan bahwa demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistika dan matematika tentang besar, komposisi, dan distribusi penduduk serta perubahan-perubahannya sepanjang masa melalui bekerjanya 5 komponen demografi yaitu kelahiran, kematian, perkawinan, migrasi dan mobilitas sosial. Barclay dalam Yasin (2007: 2) menyatakan bahwa demografi adalah ilmu yang memberikan gambaran yang menarik dari penduduk yang digambarkan secara statistika. Demografi mempelajari tingkah laku keseluruhan dan bukan tingkah laku perorangan.

Riyanti (2003: 33) menyatakan bahwa demografi sangat penting dikaji karena demografi adalah faktor yang melekat pada wirausaha dan mempengaruhi keberhasilan seorang wirausaha. Mazzarol dalam Indarti et al. (2008) menyatakan


(61)

bahwa faktor-faktor demografi seperti jender, umur, pendidikan dan pengalaman bekerja seseorang berpengaruh terhadap keinginan seseorang untuk menjadi seorang wirausaha. Crant dalam Saud et al. (2009) menyatakan bahwa sikap kewirausahaan dipengaruhi oleh jender, tingkat pendidikan dan orang tua yang memiliki bisnis.

Penelitian oleh Mazzarol et al. dalam Saud et al. (2009) menemukan bahwa faktor demografi (etnisitas, status perkawinan, tingkat pendidikan, ukuran keluarga, status dan pengalaman kerja, usia, jender, status sosio-ekonomi, agama dan sifat kepribadian) mempengaruhi minat mendirikan usaha. Penelitian Indarti et al. (2008) pada mahasiswa Indonesia, Jepang dan Norwegia menemukan bahwa jender dan usia yang lebih muda tidak mempunyai pengaruh terhadap minat kewirausahaan mahasiswa, pengalaman kerja mempengaruhi minat kewirausahaan pada mahasiswa Norwegia, tetapi tidak mempunyai pengaruh pada mahasiswa Indonesia dan Jepang. Shapero dalam Basu et al. (2009) menyatakan bahwa minat terhadap kewirausahaan tergantung pada faktor-faktor eksogen seperti demografi, karakter, ketrampilan, budaya, sosial dan dukungan keuangan.

Demografi dalam penelitian ini hanya meneliti variabel latar belakang pendidikan kewirausahaan dan pengalaman kerja yang mempengaruhi minat kewirausahaan. Hisrich (2008: 75) menyatakan bahwa pendidikan sangatlah penting dalam perjalanan wirausaha. Pentingnya pendidikan tidak hanya tercermin dalam tingkat pendidikan yang dicapai, tetapi juga dalam kenyataan bahwa pendidikan


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Alma, Buchari, 2003. Kewirausahaan. Penerbit Alfabeta, Bandung.

Ciputra, 2008. Quantum Leap: Bagaimana Entrepreneurship Dapat Mengubah Masa Depan Anda dan Masa Depan Bangsa, Cetakan Pertama, Penerbit PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Dewanti, Retno, 2008. Kewirausahaan, Edisi Pertama, Penerbit Mitra Wacana Media, Jakarta.

Friedman, Howard S. dan Miriam W. Schustack, 2008. Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern, Alih Bahasa: Benedictine Widyasinta, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta.

Hisrich, Robert D., Michael P.Peters dan Dean A. Shepherd, 2008. Kewirausahaan, Edisi 7, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Kasmir, 2007. Kewirausahaan, Edisi 1, Penerbit PT RajaGrafindo Persada, Jakarta. Lupiyoadi, Rambat, 2007. Entrepreneurship From Mindset To Strategy, Cetakan

Ketiga, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Manurung, Adler Haymans, 2008. Modal untuk Bisnis UKM, Cetakan Kedua,

Penerbit PT Kompas Media Nusantara, Jakarta.

Meredith, Geoffrey G, 2002. Kewirausahaan: Teori dan Praktek, PPM, Jakarta. Mudjiarto dan Aliaras Wahid, 2006. Membangun Karakter dan Kepribadian

Kewirausahaan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Graha Ilmu dan UIEU University Press, Yogyakarta dan Jakarta.

Riduwan, 2007. Metode dan Teknik Menyusun Tesis, Cetakan Kelima, Penerbit Alfabeta, Bandung.


(2)

Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro, 2008. Cara Menggunakan dan Memaknai Analisis Jalur, Cetakan Kedua, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Riyanti, Benedicta Prihatin Dwi, 2003. Kewirausahaan Dipandang dari Sudut Pandang Psikologi Kepribadian, Cetakan Pertama, Penerbit PT Grasindo, Jakarta.

Sarwono, Jonathan, 2007. Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS, Penerbit Andy, Yogyakarta.

Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Cetakan Keempat, Penerbit Alfabeta, Bandung.

Sunyoto, Danang, 2009. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis, Cetakan Pertama, Penerbit Medpress, Yogyakarta.

Suryana, 2006. Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses, Edisi Ketiga, Penerbit Salemba, Jakarta.

Tarmudji, Tarsis, 1996. Prinsip-prinsip Kewirausahaan, Liberti, Yogyakarta. Tunggal, Amin Wijaya, 2008. Pengantar Kewirausahaan, Edisi Revisi, Penerbit

Harvarindo, Jakarta.

Zimmerer, Thomas W. dan Norman Scarborough, 2004. Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil, Gramedia, Jakarta.

Yasin dkk, 2007. Dasar-dasar Demografi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI, Jakarta.

Jurnal:

Bandura, Albert, (1977). Self Efficacy: Toward a Unifying Theroy of Behavioral Change, Phsycological Review, 84 (2), 191 - 215.

Basu, Anurudha et.al, (2009). Assessing Entrepreneurial Intentions Amongst Students: A Comparative Study, San Jose State University (tidak dipublikasikan). http://nciia.org.


(3)

Chang, Yuan Chieh, Ming Huei Chen and Phil. Y.Yang, Factors Influencing Academic Entrepreneurship: The Case of Taiwan, Yuan-Ze University and National Chi Nan University, Taiwan

Charney, Alberta, et.al., (2000). The Impact of Entrepreneurship Education: An Evaluation of the Berger Entrepreneurship Program at the University of Arizona, 1985-1999, University of Arizona Tucson, Arizona.

Chowdhury, Sanjib, (2009). Gender Difference and The Formation of Entrepreneurial Self efficacy. Michigan.

Colambatto, Enrico et.al, Early Work Experience and Transition Into Entrepreneurship, University of Torino dan University of Haifa, (tidak dipublikasikan).

Coutleur, Catherine Ashley dan Sandra King, (2009). Parental and Gender Influences on Entrepreneurial Intentions, Motivations and Attitudes, Frostburg State University dan California State Polytechnic University, (tidak dipublikasikan). http://usasbe.org.

Cromie, S. dan O’Donaghue, (1992). Research Note: Assessing Entrepreneurial Inclinations, International Small Business Journal, 10 (2).

Din, Mohd Salleh Hj, (1992). Entrepreneurship and Enterprise: The Influence of Work Experience on Enterprising Tendency An Empirical Tendency, Malaysian Management Journal, 1 (1), 1 – 7.

Frazier, Barbara J. dan Linda S. Niehm, Predicting The Entrepreneurial Intentions Of Non-Business Majors: A Preliminary Investigation, Western Michigan University dan Iowa State University (tidak dipublikasikan).

Gadar, Kamisan dan Nek Kamal Yeop Yunus, (2009). The Influence of Personality and Socio-Economic Factors on Female Enterpreneurship Motivations in Malaysia, International Review of Business Research Papers, January, 5 (1), 149 - 162

Garcia, Elizabeth Arteaga dan Virginia Lasio Morello, (2003). Entrepreneurial Intentionsof Undergraduates at ESPOL in Equador, Espae Espol (tidak dipublikasikan).


(4)

Greve, Arentdan Janet W. Salaff, (2003). Social Networks and Entrepreneurship, Entrepreneurship, Theory & Practice, 28(1): 1-22.

Harpowo dan Sri Wibawani Wa, (2009). Budaya Kewirausahaan Pada Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang. Lembaga Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang.

Indarti, Nurul dan Rokhima Rostianti, (2008). Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia, Ekonomika dan Bisnis Indonesia, Oktober, 23 (4).

Jones, Colin dan Jack English, (2009). A Contemporary Approach to Entrepreneurship Education.

Kolbre, Ene, Toomas Piliste dan Urve Venesaar, Students Attitudes and Intentions toward Entrepreneurship at Tallinn University of Technology, TUTWPE No 154.

Marshall, Maria I. dan Whitney N. Oliver, (2005). The Effects of Human, Financial, and Social Capital on the Entrepreneurial Process for Entrepreneurs in Indiana, Allied Social Science Associations Annual Meeting, Philadelphia, Pennsylvania.

Morello, Virginia Lasio, Dirk Deschoolmeester dan Elizabeth Arteaga Garcia, (2003). Entrepreneurial Intention of Undergraduates at ESPOL in Equador, CICYT-ESPOL.

Muhandri, Tjahja, (2002). Strategi Penciptaan Wirausaha (Pengusaha) Kecil Menengah yang Tangguh, Program Pasca Sarjana S3, Institut Pertanian Bogor (tidak dipublikasikan).

Muhyi, Herwan Abdul, (2007). Menumbuhkan Jiwa dan Kompetensi Kewirausahaan, Universitas Padjadjaran. Bandung (tidak dipublikasikan). Napitupulu, Ester Lince, (2009). Lulusan Perguruan Tinggi Hanya Berorientasi

Jadi Pencari Kerja, Kompas.Com, Jakarta.

Oosterbeek, Hessel, Mirjam C. Van Praag dan Auke Ijsselstein, (2008). The Impact of Entrepreneurship Education On Entrepreneurship Competencies and


(5)

Intentions. TI 2008-038/3, Tinbergen Institute dan University of Amsterdam. http://www.economist.ne.

Oswari, Teddy, (2005). Membangun Jiwa Kewirausahaan (Entrepreneurship) Menjadi Mahasiswa Pengusaha (Entrepreneur Students) Sebagai Modal Untuk Menjadi Pelaku Usaha Baru, Proceeding Seminar Nasional PESAT, Agustus.

Saud, Mohammad Basir dan Mohd Noor Sharrif, (2009). An Attitude Approach to the Prediction of Entrepreneurship on Students at Institution of Higher Learning in Malaysia, International Journal of Business and Management. July, 4 (4), 129 – 135.

Setiyorini, Mamik, (2009). Pengaruh Faktor Personal dan Lingkungan terhadap Keinginan Berwirausaha. Universitas Sebelas Maret Surakarta (tidak dipublikasikan)

Shastri, Rajesh Kumar, Surendra Kumar dan Murad Ali, (2009). Entrepreneurship Orientation Among Indian Professional Students. Journal of Economics and Internatioanl Finance Vol.1(3), pp 085-087, August 2009.

Siswoyo, H. Bambang Banu, (2009). Pengembangan Jiwa Kewirausahaan di Kalangan Dosen dan Mahasiswa, Jurnal Ekonomi Bisnis, Tahun 14 No 2, Juli.

Situmorang, Jamisten, (2007). Program Diklat Enterpreneurship, DisainTek Vol. 01, No. 01 Desember.

Verheul, Ingrid, Roy Thurik dan Isabel Grilo, (2009). Explaining Preferences and Actual Involvement in Self-Employment: New Insights into the Role of Gender. Erasmus Research Institute of Management, Holland.

Wijaya, Tony, (2008). Kajian Model Empiris Perilaku BerwirausahaUKM DIY dan Jawa Tengah, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, September, 10 (2), 93 – 104.

Yohnson, (2003). Peranan Universitas dalam Memotivasi Sarjana Menjadi Young Entrepreneurs, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, 5 (2), September, 97 – 111.


(6)

Yuwono, Susatyo dan Partini, (2008). Pengaruh Pelatihan Kewirausahaan Terhadap Tumbuhnya Minat Berwirausaha, Jurnal Penelitian Humaniora, Vol 9 No 2, Agustus, 119 - 127

Zarkasyi, Srihadi W, (2006). Mahasiswa dan Motivasi Berprestasi, Universitas Padjadjaran (tidak dipublikasikan) http://pustaka.unpad.ac.id.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Faktor Kepribadian, Lingkungan, Dan Demografis Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

7 112 106

Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan, Faktor Keluarga dan Faktor Kepribadian terhadap Minat Berwirausaha pada Mahasiswa Konsentrasi Kewirausahaan S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 31 104

Pengaruh Kepribadian Wirausaha dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

5 18 94

Pengaruh Kepribadian Wirausaha dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 8

Pengaruh Kepribadian Wirausaha dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 1

Pengaruh Kepribadian Wirausaha dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 7

Pengaruh Kepribadian Wirausaha dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 23

Pengaruh Kepribadian Wirausaha dan Pengetahuan Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 2

I. Identitas Responden - Pengaruh Faktor Kepribadian, Lingkungan, Dan Demografis Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 21

Pengaruh Faktor Kepribadian, Lingkungan, Dan Demografis Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 19