1 Pemberian insentif pajak misalnya: tax holiday, penyusutan dipercepat
dalam rangka meningkatkan investasi baik dalam negeri maupun investasi asing.
2 Pengenaan pajak ekspor untuk produk-produk tertentu dalam rangka
memenuhi kebutuhan dalam negeri. 3
Pengenaan Bea Masuk dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah untuk produk-produk impor tertentu dalam rangka melindungi produk-produk
dalam negeri. dalam Suandy , 2008:14
3. Pembagian Pajak Berdasarkan: Golongan, Kewenangan Pemungutannya dan sifatnya
Dalam rangka memungut pajak oleh pemerintah dari masyarakat, maka pemerintah dalam melaksanakannya, ada beberapa pembagian pajaknya.
Adapun pembagiannya, yaitu : a.
Berdasarkan Golongan 1
Pajak Langsung Adalah pajak yang dipikul sendiri oleh wajib pajak, dimana tidak dapat dibebankan dilimpahkan kepada pihak lain.
Misalnya: Pajak Penghasilan PPh. 2
Pajak Tidak Langsung Adalah pajak yang kewenangannya dilimpahkan oleh yang membayar pajak kepada orang lain konsumen .
Universitas Sumatera Utara
Misalnya: Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Penjualan Atas Barang Mewah.
b. Berdasarkan kewenangan Pemungutannya 1 Pajak yang Dipungut oleh Pusat Adalah pajak yang kewenangannya dipungut
oleh pemerintah pusat, yang digunakan untuk pembangunan dan pengeluaran negara baik di pusat maupun daerah.
Misalnya: Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Penjualan
Atas Barang Mewah, dan Bea Materai. 2 Pajak yang Dipungut oleh Daerah Adalah pajak yang kewenangannya dipungut
oleh pemerintah daerah, untuk kepentingan pembiayaan rumah tangga daerah tersebut.
Misalnya: Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Di Atas Air, Bea Balik Nama
Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Di Atas Air, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air bawah Tanah
dan Air Permukaan, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan
C, Pajak Parkir dan Pajak Bumi dan Bangunan.
Universitas Sumatera Utara
c. Berdasarkan Sifatnya 1 Pajak Subjektif Adalah pajak yang patokannya pada subjeknya, yaitu kepada
wajib pajak itu sendiri. Caranya: dimulai dari penetapan orang preibadinya dulu.
Misalnya: Pajak Penghasilan. 2 Pajak Objektif Adalah pajak yang patokannya kepada objek yang di kenai
pajaknya, yaitu ditemukan dulu objeknya apa. Misalnya:
Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Penjualan Atas Barang Mewah. dalam Fidel, 2008:4
Menurut Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 tentang Pajak Penghasilan, Penghasilan adalah setiap tambahan ekonomis yang diterima atau
diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan
Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun. Pajak Penghasilan yang terutang ini disebut juga dengan PPh Pasal 21 yang
merupakan Pajak Penghasilan yang Subjek Pajaknya adalah Orang Pribadi, Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan mengganti
yang tidak berhak Badan. dalam Fidel, 2008:21
Universitas Sumatera Utara
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri
Dalam hal ini Mahasiswa melakukan PKLM di KPP Medan Polonia. untuk mendapatkan serta mempelajari data tentang:
1. Tata cara penghitungan PPh 21 atas pegawai tetap di KPP Pratama Medan
Polonia. 2.
Tata cara pengadministrasian pemotongan PPh 21 atas pegawai tetap di KPP Pratama Medan Polonia.
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri PKLM
Dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan Mandiri maka Penulis menggunakan metode sebagai berikut:
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini Penulis melakukan persiapan yang dibutuhkan mulai dari pengajuan judul, penetapan judul oleh Program Studi Diploma III Administrasi
perpajakan, pembuatan proposal, seminar proposal, dan berkonsultasi dengan dosen pembimbing yang ditunjuk oleh Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan.
2. Pelaksanaan PKL
Kegiatan Praktik Kerja Lapangan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia dimulai sejak tanggal 1 Maret 2012 sampai dengan 27 April 2012. Selama
Universitas Sumatera Utara