Kondisi Fisik, Curah Hujan, dan Tutupan Lahan Deskripsi Tegakan Pinus merkusii

IV. KEADAAN UMUM LOKASI

4.1 Letak dan Luas

Perum Perhutani KPH Cianjur memiliki luas hutan 70.110,27 ha yang terdiri dari dua Kelas Perusahaan KP yaitu KP Jati seluas 23.486,96 ha dan KP Pinus 46.623,31 ha. Menurut fungsinya hutan tersebut terbagi ke dalam Hutan Produksi 45.804,64 ha dan Hutan Lindung 24.305,63 ha. Kawasan hutan yang dikelola oleh KPH Cianjur terdapat pada wilayah administratif Pemerintahan Kabupaten Cianjur seluas 69.177,80 ha 98,67, Kabupaten Sukabumi seluas 701,17 ha 1,10 dan Kabupaten Purwakarta seluas 161,25 ha 0,23. Batas-batas kawasan hutan KPH Cianjur adalah sebagai berikut: a. sebelah utara berbatasan dengan KPH Purwakarta dan KPH Bogor; b. sebelah timur berbatasan dengan KPH Bandung Utara, KPH Garut, dan KPH Bandung Selatan; c. sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia; d. sebelah barat berbatasan dengan KPH Sukabumi dan KPH Bogor; Secara pembatasan wilayah, kawasan KPH Cianjur dibagi beberapa BKPH Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan, antara lain BKPH Cianjur, BKPH Ciranjang Utara, BKPH Ciranjang Selatan, BKPH Gede Timur, BKPH Sukanagara Utara, BKPH Sukanagara Selatan, BKPH Tanggeung, BKPH Cibarengkok dan BKPH Sindangbarang, penelitian ini dilakukan di BKPH Cianjur Perhutani 2010.

4.2 Kondisi Fisik, Curah Hujan, dan Tutupan Lahan

Kawasan hutan yang ada di KPH Cianjur sebagian besar mempunyai bentuk lapangan berupa daerah pegunungan, berbukit bukit dengan lereng lapangan miring, bergelombang dan landai. Ketinggian tempat berkisar antara 5 –2.829 mdpl dengan kemiringan antara 15 –40. Pada KP Pinus terdapat tanah enclave tanah masyarakat yang berada di dalam kawasan hutan yang sebagian besar adalah pemukiman penduduk, lahan untuk bercocok tanam, dan lahan perkebunan. Menurut peta tinjau tahun 1996, jenis tanah di kawasan KPH Cianjur adalah latosol merah. Kondisi tanah agak dalam, sarang, mudah longsor, dan sedikit berbatu Perhutani 2010. Wilayah hutan KPH Cianjur terletak pada suatu daerah dengan musim hujan dan musim kemarau yang jelas. Pada beberapa tempat disekitar wilayah hutan terdapat beberapa stasiun hujan, sehingga data dari stasiun hujan tersebut dapat diketahui adanya bulan basah, bulan lembab dan bulan kering. Menurut buku register inventarisasi hutan KPH Cianjur Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten 1997, BKPH Cianjur memiliki tipe iklim A dengan curah hujan rata-rata 2.700 mmtahun. Suhu udara rata - rata antara 19 o - 21 o C. Suhu udara maksimum rata-rata bulanan mencapai 22 o –24 o C, sedangkan suhu minimum berkisar antara 15 o –17 o C. V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Tegakan Pinus merkusii

Luas BKPH Cianjur seluas 7.541,63 ha terbagi dalam 4 empat Resort Pemangkuan Hutan RPH yaitu RPH Puncak, RPH Cijedil, Gunung Kancana dan Cikondang. Potensi wilayah sebagian besar merupakan wilayah hutan lindung, hutan produksi terbatas dan hutan produksi dengan tegakan sebagian besar adalah jenis rimba lain, tanaman pinus dan rasamala. Penelitian ini dipusatkan pada KP Pinus dengan metode destruktif dilakukan pada 6 tahun tanam, yaitu tahun tanam 2001, 2005, 2006, 2007, 2008, dan 2009. Sampel yang digunakan diambil sejak tahun 2001 karena pohon tahun tanam 2001 merupakan umur pohon yang memungkinkan dilakukannya metode destruktif dan merupakan pohon prasadap, sehingga karbon yang dikandungnya dapat dikatakan belum berkurang karena kegiatan penyadapan, sedangkan pohon dengan tahun tanam 2002 sd 2004 tidak ada sampelnya, dikarenakan pada tahun itu lebih digalakan pada tumbuhan rasamala, sehingga tidak diadakan penanaman pohon Pinus merkusii. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, tegakan Pinus merkusii yang menjadi tempat penelitian memiliki jarak tanam 3×3 m sebelum penjarangan dan 5×5 m setelah penjarangan. Kerapatan tumbuhan bawah dominan tergolong rapat, walaupun dalam pengambilan data, terdapat tegakan pinus yang terletak di perkebunan rakyat, sehingga tidak ada tumbuhan bawah sama sekali. Beberapa jenis tumbuhan bawah yang mendominasi tegakan tersebut adalah harendong, putri malu, pakis-pakisan, saliara, kirinyuh, dan rumput.

5.2 Potensi Simpanan Karbon Berdasarkan Biomassa Pohon Sampel pada Hutan Tanaman