Jenis Data Pengambilan data Pengolahan data

kadar air dan berat kering umumya memerlukan proses laboratorium Dadun 2009.

3.3.2 Jenis Data

Data pohon yang diambil adalah tinggi pohon, diameter pohon, luas tajuk pohon, luasan cakupan akar, berat basah pohon yang terbagi dalam bagian akar, bagian batang, bagian ranting, dan bagian daun untuk metode destruktif. Selain data pohon, diambil juga data berat basah serasah. Berat basah serasah diambil setiap selang 10 m dengan mengunakan plot contoh 0,5×0,5 m yang diletakan berseling pada poros jalur.

3.3.3 Pengambilan data

Pengukuran karbon dilakukan dengan metode destruktif, dilakukan pada satu pohon di setiap umur pohon. Jumlah karbon total didapat dengan memasukan semua data diameter pohon ke dalam model penduga potensi karbon yang dibuat dari data destruktif pohon contoh. Prosedur umum untuk membuat mengukur diameter pohon adalah menukur pada ketinggian setinggi dada dbh. Pengukuran dbh dilakukan pada pohon yang mencapai tinggi yang mencukupi, sedangkan untuk mengukur diameter anakan pengukuran diameter dilakukan dengan cara mengukur RCD Root Collar Diameter. Pengukuran untuk pohon pinus diilustrasikan pada Gambar 1 Grift.T.E dan R.Oberti 2006. Gambar 1 Ilustrasi pengukuran diameter anakan pinus. 50 m 0,5m x 0,5m Jumlah plot akan ditentukan oleh luasan lahan tersebut dengan intensitas sampling sebanyak 5. Data yang diambil pada plot tersebut adalah data diameter pohon yang akan digunakan untuk menghitung rata-rata diameter pohon dan pembuatan model penduga potensi karbon. Pengambilan data serasah diambil setiap plot ukur. Ukuran plot yang digunakan untuk pengambilan data serasah ialah 0,5×0,5 m diletakan berselang- seling pada poros jalur seperti berikut Gambar 2 Ilustrasi plot ukur pohon.

3.3.4 Pengolahan data

Perhitungan biomassa pohon dilakukan dengan metode destruktif. Pohon akan dibagi menjadi empat 4 bagian yaitu daun, batang, ranting dan akar. Bagian bagian pohon tersebut akan ditimbang berat basah dari masing masing bagian, setelah itu akan ditimbang berat keringnya, yang artinya kita harus melakukan pengovenan di labolatorium selama 24 jam pada suhu 103±2 C.. Kadar air yang ada dalam masing masing bagian dihilangkan, sehingga diperoleh berat kering. Perhitungan metode destruktif antara lain: 1. Perhitungan Biomassa dimana B = Biomassa g KA = Persentase Kadar Air BB = Berat Basah g 20 m Perhitungan kadar air tiap bagian dapat dilakukan dengan mengunakan rumus sebagai berikut Haygreen dan Bowyer 1986: dimana KA = Persentase Kadar Air BK = Berat Kering g BB = Berat Basah g 2. Perhitungan Karbon Pohon C pohon Perhitungan jumlah karbon tersimpan dalam hutan dihitung dengan persamaan Brown yang menyatakan bahwa 50 biomassa dari vegetasi hutan tersusun atas karbon Brown 1997. Sehingga untuk perhitungan karbon dari hasil perhitungan biomassa dapat diubah dalam bentuk karbon tonha yaitu dengan mengalikan nilai biomassa dengan faktor konversi 0.5, dinyatakan dalam rumus sebagai berikut: C pohon = 0,5 Y dimana C = Jumlah karbon tersimpan kgha Y = Total Biomassa kgha 3. Perhitungan Karbon Serasah C serasah Untuk perhitungan karbon serasah, dapat diperoleh dengan mengalikan biomassa serasah dengan faktor konversi 0,4 karena kandungan karbon dalam serasah yaitu 40 Hariah et al 2001. C serasah = 0,4 Y dimana C = Jumlah karbon tersimpan kgha Y = Total Biomassa kgha Perhitungan serapan karbon dilakukan dengan menjumlahkan hasil perhitungan total serapan karbon serasah dan total serapan karbon pada pohon pinus. Pendugaan serapan karbon pada pohon pinus menggunakan persamaan yang didapat dari dua belas pohon contoh diambil dua pohon contoh pada setiap umurnya. Setelah persamaan didapat, maka data diameter setiap pohon pada plot ukur dimasukan kedalam untuk mendapatkan jumlah serapan karbon setiap plot, yang akan dikonversikan menjadi jumlah serapan karbon per hektar. Pendugaan serapan karbon pada serasah dilakukan dengan membuat rata-rata karbon dari setiap plot sampel serasah, setelah itu dikonversi menjadi rata-rata karbon serasah setiap hektar. Dari jumlah rata-rata karbon pohon per hektar dan rata rata karbon serasah per hektar, maka didapat jumlah rata-rata serapan karbon total per hektar yang dibagi berdasarkan tahun tanam tegakan. Secara bagan, dijelaskan pada Gambar 3. Gambar 3 Ilustrasi bagan alur penelitian. Tegakan Hutan Pinus Diameter Pohon Di setiap plot 12 Pohon Contoh Pendugaan Karbon serasah per hektar Persamaan Alometrik Pendugaan Karbon Pohon Pinus per hektar Pendugaan Karbon Total Tegakan Pinus per hektar IV. KEADAAN UMUM LOKASI

4.1 Letak dan Luas