Potensi Simpanan Karbon Berdasarkan Biomassa Pohon Sampel pada Hutan Tanaman

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Deskripsi Tegakan Pinus merkusii

Luas BKPH Cianjur seluas 7.541,63 ha terbagi dalam 4 empat Resort Pemangkuan Hutan RPH yaitu RPH Puncak, RPH Cijedil, Gunung Kancana dan Cikondang. Potensi wilayah sebagian besar merupakan wilayah hutan lindung, hutan produksi terbatas dan hutan produksi dengan tegakan sebagian besar adalah jenis rimba lain, tanaman pinus dan rasamala. Penelitian ini dipusatkan pada KP Pinus dengan metode destruktif dilakukan pada 6 tahun tanam, yaitu tahun tanam 2001, 2005, 2006, 2007, 2008, dan 2009. Sampel yang digunakan diambil sejak tahun 2001 karena pohon tahun tanam 2001 merupakan umur pohon yang memungkinkan dilakukannya metode destruktif dan merupakan pohon prasadap, sehingga karbon yang dikandungnya dapat dikatakan belum berkurang karena kegiatan penyadapan, sedangkan pohon dengan tahun tanam 2002 sd 2004 tidak ada sampelnya, dikarenakan pada tahun itu lebih digalakan pada tumbuhan rasamala, sehingga tidak diadakan penanaman pohon Pinus merkusii. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, tegakan Pinus merkusii yang menjadi tempat penelitian memiliki jarak tanam 3×3 m sebelum penjarangan dan 5×5 m setelah penjarangan. Kerapatan tumbuhan bawah dominan tergolong rapat, walaupun dalam pengambilan data, terdapat tegakan pinus yang terletak di perkebunan rakyat, sehingga tidak ada tumbuhan bawah sama sekali. Beberapa jenis tumbuhan bawah yang mendominasi tegakan tersebut adalah harendong, putri malu, pakis-pakisan, saliara, kirinyuh, dan rumput.

5.2 Potensi Simpanan Karbon Berdasarkan Biomassa Pohon Sampel pada Hutan Tanaman

Pinus merkusii Biomassa didefinisikan sebagai total jumlah materi hidup di atas permukaan pada suatu pohon dan dinyatakan dengan satuan ton berat kering per satuan luas Brown 1997. Biomassa vegetasi merupakan berat bahan vegetasi hidup yang terdiri dari bagian atas dan bagian bawah permukaan tanah pada suatu waktu tertentu Roberts et all 1993. Biomassa hutan dapat digunakan untuk menduga potensi serapan karbon yang tersimpan dalam vegetasi hutan karena 50 biomassa tersusun oleh karbon Brown 1997. Biomassa dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu biomassa atas permukaan tanah above ground biomass dan bawah permukaan tanah below ground biomass. Pada penelitian ini, pengukuran biomassa atas permukaan mencakup seluruh benda organik diatas tanah, yaitu serasah, tumbuhan bawah, dan organik tanah, sedangkan biomassa di bawah permukaan tanah diukur pada bagian akar pohon. Umumnya biomassa diduga secara tidak langsung mengunakan persamaan alometrik, tetapi pada penelitian ini biomassa diduga dengan metode langsung secara destruktif dengan mencabut sampel pohon sampai ke akar, sedangkan untuk tumbuhan bawah hanya diambil contoh sampel. Hasil sampel yang diambil, akan ditimbang berat basah, berat kering tanur, dan kadar air. Dari data yang tersebut, dapat diperhitungkan biomassanya, dan dari data biomassa, dapat memperhitungkan potensi simpanan karbon. Pengambilan contoh pohon dilakukan pada RPH Cijedil dan RPH Puncak didapatkan total jumlah pohon contoh sebanyak 12 pohon dari tahun tanam 2001 dan tahun tanam 2005 sd 2009. Data pengamatan berupa jumlah pohon pada satu plot, luas plot, diameter pohon dalam satu plot dan berat basah per pohon sampel. Diameter pohon digunakan untuk menghitung biomassa dalam plot ukur, luas wilayah digunakan untuk menentukan jumlah plot ukur yang akan diukur dengan intensitas sampling 5, dan berat basah total per umur pohon digunakan untuk menghitung biomassa yang akan digunakan untuk mengukur jumlah karbon per pohon. Data hasil pengamatan lapang yang didapat ditampilkan pada tabel 1 sebagai berikut: Tabel 1 Data hasil pengamatan lapang Tahun Jumlah Luas Jumlah Jumlah Diameter Tanam Pohon Wilayah Plot Pohon Rata-Rata ha Sampel cm 2009 5.108 4,6 3 324 0,58 2008 5.450 4,91 3 315 1,50 2007 4.969 4,48 3 329 2,90 2006 21.423 19,29 10 1.085 3,40 2005 3.313 3 2 220 5,10 2001 4.532 13,4 7 225 7,53 Pada pohon yang berumur 9 tahun tahun tanam 2001 terjadi penjarangan, sehingga jumlah pohon berkurang yang mengakibatkan berkurangnya jumlah potensi karbon per hektar pada umur tersebut. Setelah mendapatkan data berat kering dan berat basah, maka data akan dimasukan kedalam perhitungan biomassa. Dalam menghitung jumlah karbon dalam satuan kgha, dihitung terlebih dahulu jumlah biomassa kgha dengan menggunakan model penduga biomassa yang didapat dari pohon sampel.

5.3 Perhitungan Biomassa Pohon Sampel