Pemodelan dan Aplikasi Model SWAT

6.2. Perubahan Luas Hutan terhadap Jumlah Blue Water dan Green Water

Pengaruh perubahan penutupan lahan terhadap hasil air dari suatu DAS dapat digambarkan dengan water yield, karena hal ini akan menggambarkan jumlah air netto setelah dikurangi dengan laju evapotranspirasi. Hubungan antara debit sungai di Sub DAS Cisadane Hulu dengan water yield bersifat linier dengan R 2 = 0,996, seperti yang disajikan pada Gambar 52, sehingga kalau ingin debit dan sumber daya air meningkat maka hakekatnya yang paling murah adalah mengatur water yield karena air akan tersimpan di dalam DAS. Gambar 54. Hubungan jumlah water yield dengan jumlah debit sungai Qout flow Pola hubungan total debit Qout flow yang dihasilkan oleh Sub DAS Cisadane dengan proporsi luas hutan disajikan pada Gambar 55. Hubungan antara jumlah water yield dengan proporsi luas hutan terhadap luas Sub DAS Cisadane Hulu ditunjukkan pada Gambar 56. Hubungan terbaik ditunjukkan pola polynomial quadratik R 2 = 0,77. QOutflow = 13,653WYLD + 115,39 R² = 0,9926, n=11 4000 5000 6000 7000 8000 9000 10000 11000 12000 13000 14000 400 500 600 700 800 900 1000 Ju m lah QOu tfl ow T ah u n m 3s Jumlah WYLDTahun mm Gambar 55. Hubungan antara persen luas hutan dengan debit sungai di Sub DAS Cisadane Hulu Gambar 56. Hubungan persen luas hutan dengan water yield di Sub DAS Cisadane Hulu Pola hubungan yang ditunjukkan oleh water yield ataupun debit sungai memberikan informasi bahwa terdapat nilai proporsi luas hutan optimum untuk menghasilkan water yield yang berkorelasi dengan debit sungai. Nilai optimum QOutFlow = -0,0126FRST2 + 1,0954FRST + 565,51 R² = 0,7712, n=11 500 520 540 560 580 600 620 640 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Jum lah Q O ut fl ow T ahun m 3 s FRST WYLD = -0.0583FRST 2 + 5.1441FRST + 2712.5 R² = 0.7691, n=11 2550 2600 2650 2700 2750 2800 2850 2900 2950 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Ju m lah WY LDT ah u n m m FRST tersebut merupakan puncak dari pola hubungan tersebut. Dari Gambar 55 dan 56 di atas terlihat bahwa luasan hutan di Sub DAS Cisadane Hulu untuk menghasilkan water yield yang paling optimal pada luasan 44,1 dari total DAS 799 ha. Dengan bertambahnya proporsi luas hutan akan meningkatkan water yield sampai dengan optimum 44,1 , dan debit sungai rata-rata sebesar 0,1135 mmtahun atau 0,0652 ldet. Keadaan sebaliknya terjadi jika proporsi luas hutan bertambah melebihi nilai optimumnya, rata-rata penurunannya sebesar 0,226 mmtahunha atau 0,121 ldetha, kondisi optimum ini adalah untuk tujuan mengasilkan air, sementara untuk tujuan pengurangan erosi dan sedimentasi adalah makin luas hutan semakin baik. Hasil ini memberikan informasi bahwa hutan di daerah tropis berbeda dibandingkan dengan hasil penelitian oleh Hamilton 1982 dan Rowe 2003 yang menyatakan bahwa luasan hutan berkorelasi negatif dengan hasil air. Lokasi di Sub DAS Gumbasa dengan pola curah hujan dan kondisi topografi yang berbeda dengan Sub DAS Cisadane, pola hubungan antara proporsi luasan hutan dengan water yield disajikan pada Gambar 57. Gambar 57. Hubungan antar luasan hutan alam dengan water yield di Sub DAS Gumbasa WYLD = -0.09FRSE2 + 11.86FRSE + 541.16 R² = 0.899, n=11 300 400 500 600 700 800 900 1000 1100 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 Jum lah WY L D Tahun m m Luas FRSE