Fluks Gas Dinitrogen Oksida N

pada sistem penanaman walik jerami – kedelai - padi gogo rancah diperkirakan sebesar 199,2 kghatahun dengan rataan 2,3 mgm 2 jam. Berbagai data hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa lahan kering yang ditanami oleh jagung, kacang tanah dan singkong yang diteliti memiliki total fluks CH 4 sangat kecil, bahkan mungkin dapat diabaikan bila dibandingkan dengan total fluks CH 4 yang terbentuk dari lahan-lahan yang tergenang anaerob.

4.1. Fluks Gas Dinitrogen Oksida N

2 O pada Lahan Jagung, Kacang Tanah, dan Singkong Berdasarkan hasil pengukuran, pengamatan dan analisis sampel udara yang dilakukan, terlihat fluks gas dinitrogen oksida N 2 O pada lahan jagung, kacang tanah dan singkong pada gambar 7, 8 dan 9. Gambar 7. Fluks N 2 O pada lahan jagung Keterangan = Hujan = Aplikasi Pupuk -5 5 10 15 20 25 30 35 40 1 8 15 22 29 36 43 50 57 Fluks N 2 O mg Nm 2d baris tanaman baris antar tanaman Hari Gambar 8. Fluks N 2 O pada lahan kacang tanah Gambar 9. Fluks N 2 O pada lahan singkong Pada Gambar 7, 8 dan 9 terukur range fluks untuk lahan jagung jauh lebih tinggi dibandingkan dengan range fluks dari lahan kacang tanah maupun lahan singkong. Pada lahan jagung fluks N 2 O dapat mencapai 20 mg N-N 2 Om 2 hari pada awal penanaman, lahan kacang tanah 0,52 mg N-N 2 Om 2 hari dan pada lahan singkong terlihat fluks N 2 O maksimal sebesar 5 mg N-N 2 Om 2 hari. Keterangan = Hujan = Aplikasi Pupuk Hari Hari -0,5 0,5 1 1,5 1 8 15 22 29 36 43 50 Fluks N 2 O mg N m2h r Rata-rata emisi -1 1 2 3 4 5 1 32 63 94 124 155 185 216 Fluks N 2 O mg Nm 2h r baris antar tanaman baris tanaman Pada lahan jagung terlihat fluks pada baris tanaman, terutama pada awal- awal penanaman, lebih tinggi dibandingkan pada baris antar tanaman. Fluks N 2 O pada baris tanaman di lahan singkong tidak terlihat perbedaan yang signifikan dengan fluks pada baris antar tanaman. Berdasarkan data tersebut Dapat dapat dilihat pula bahwa fluks N 2 O meningkat dengan penambahan pupuk, penambahan pupuk pada gambaryang ditunjukan dengan garis tegak lurus berwarna merah. Peningkatan fluks lebih signifikan terlihat setelah dilakukkan penambahan pupuk dan terjadi hujan,hal ini terjadi pada fluks N 2 O dilahan singkong.Peningkatan fluks N 2 O di lahan s ingkong lebih signifikan terlihat setelah dilakukan penambahan pupuk dan terjadi hujan. Tingginya fluks N 2 O pada baris tanaman dimasa awal penanaman jagung dapat diakibatkan oleh pemupukan yang biasa dilakukkan pada baris tanaman saja. Hal ini menyebabkan konsentrasi unsur N lebih tinggi pada baris tanaman dibandingkan dengan baris antar tanaman . Pemupukan juga menyebabkan peningkatan produksi N 2 O pada lahan . Suprihati 2007 mendapatkan pula bahwa fluks N 2 O pada lahan jagung tertinggi pada masa-masa awal penanaman, hal ini disebabkan karena pada masa awal penanaman petani biasa mengaplikasikan pupuk organik serta pupuk N sehingga menciptakan lingkungan yang sesuai untuk pembentukan N 2 O. Hal serupa diunkapkan oleh Pathak 1999, bahwa produksi N 2 O meningkat, baik melalui proses nitrifikasi maupun melalui proses denitrifikasi ketika tanah diberi aplikasi pupuk-N. Pada lahan singkong terlihat peningkatan fluks yang signifikan setelah lahan singkong dipupuk dan terjadi hujan. Peningkatan ini terjadi karena hujan meningkatkan kadar air tanah. Air tanah ini dapat mempengaruhi proses denitrifikasi baik secara langsung maupun tidak langsung dengan cara : 1 air tanah membuat lingkungan yang sesuai untuk mikroorganisme berkembang dan beraktivitas; 2 membatasi tersedianya O 2 pada pori-pori mikro tanah; dan 3 mudahnya pelepasan substrat C dan N melalui siklus pembasahan dan pengeringan . ;namun Namun bagaimanapun yang terpenting dari peran air tanah yang terpenting adalah membatasi adanya O 2 pada pori tanah, sehingga N 2 O mudah terbentuk dalam keadaan sedikit anaerobik Pathak, 1999. Hujan menyeb ae bkan tanah lebih lembab sehingga aerasi menjadi buruk, keadaan ini mendorong terjadinya proses denitrifikasi yang menghasilkan N 2 O lebih tinggi. Wrage et. al. 2001 menyatakan bahwa NH 4 dapat teroksidasi dalam keadaan aerob melalui proses nitrifikasi menjadiNO 3 , pada proses perubahan iniN 2 O dapat terbentuk dalam jumlah yang kecilNH 4 + dapat teroksidasi menjadi NO 3 - melalui proses nitrifikasi dengan menghasilkan N 2 O dalam jumlah yang kecil. sedangkanSedangkan NO 3 - dapat tereduksi melalui proses denitrifikasi dalam keadaan sedikit aerob menjadi N 2 O, pada proses ini N 2 O banyak terbentuk.

4.2. Total Fluks Gas Dinitrogen Oksida N