Rukun dan Syarat Ijarah Pembatalan dan Berakhirnya Ijarah

c. Rukun dan Syarat Ijarah

Rukun-rukun dan syarat-syarat ijarah adalah sebagai berikut : 1 Mu’jir dan musta’jir, yaitu orang yang melakukan akad sewa menyewa atau upah-mengupah. Mu’jir adalah yang memberikan upah dan yang menyewakan, musta’jir adalah orang yang menerima upah untuk melakukan sesuatu dan yang menyewa sesuatu, disyaratkan pada mu’jir dan musta’jir adalah baligh, berakal, cakap melakukan tasharruf mengendalikan harta, dan saling meridhai. Allah SWT. berfirman: “Hal orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan bathil, kecuali dengan perniagaan secara suka sama suka Al-Nisa: 29. Bagi orang yang berakad ijarah juga disyaratkan mengetahui manfaat barang yang diakadkan dengan sempurna sehingga dapat mencegah terjadinya perselisihan. 2 Shighat ijab kabul antara mu’jir dan musta’jir, ijab kabul sewa- menyewa dan upah-mengupah. 3 Ujrah, disyaratkan diketahui jumlahnya oleh kedua belah pihak, baik dalam sewa-menyewa maupun dalam upah-mengupah. 4 Barang yang disewakan atau sesuatu yang dikerjakan dalam upah- mengupah, disyaratkan pada barang yang disewakan dengan beberapa syarat berikut ini : a Hendaklah barang yang menjadi objek akad sewa-menyewa dan upah-mengupah dapat dimanfaatkan kegunaannya. b Hendaklah benda yang menjadi objek sewa-menyewa dan upah-mengupah dapat diserahkan kepada penyewa dan pekerja berikut kegunaannya khusus dalam sewa-menyewa. c Manfaat dan benda yang disewa adalah perkara yang mubah boleh menurut Syara’ bukan hal yang dilarang diharamkan. d Benda yang disewakan disyaratkan kekal ‘ain zat-nya hingga waktu yang ditentukan menurut perjanjian dalam akad.

d. Pembatalan dan Berakhirnya Ijarah

Ijarah adalah jenis akad lazim, yaitu akad yang tidak membolehkan adanya fasakh pada salah satu pihak, karena ijarah merupakan akad pertukaran, kecuali bila didapati hal-hal yang mewajibkan fasakh. Ijarah akan menjadi batal fasakh bila ada hal- hal sebagai berikut : 1 Terjadinya cacat pada barang sewaan yang terjadi pada tangan penyewa; 2 Rusaknya barang yang disewakan, seperti rumah menjadi runtuh dan sebagainya; 3 Rusaknya barang yang diupahkan ma’jur ‘alaih, seperti baju yang diupahkan untuk dijahitkan; 4 Terpenuhinya manfaat yang diakadkan, berakhirnya masa yang telah ditentukan dan selesainya pekerjaan; 5 Menurut Hanafiyah, boleh fasakh ijarah dan salah satu pihak, seperti yang menyewa toko untuk dagang, kemudian dagangannya ada yang mencuri, maka ia dibolehkan memfasakhkan sewaan itu. 13

4. Konsep Tanggung jawab