runtuhnya nilai-nilai yang dipegangnya. orang yang demikian tentu akan mempertanggung jawabkan segala sesuatunya kepada Tuhan,
Dia tidak tampak tapi Ia menggerakkan dunia ini dan mengaturnya. jadi orang semacam ini akan bertanggung jawab kepada Tuhannya.
b. Macam-macam Tanggung jawab
Kita telah mengetahui bersama bahwasanya manusia itu adalah makhluk yang selalu dapat berinteraksi dengan lingkungannya yang
tempatinya. Dengan demikian dimana manusia berada secara tidak langsung manusia di tuntut untuk dapat bertanggung jawab atas apa
yang ada pada lingkungan sekitarnya. Oleh sebab itu ada beberapa tanggung jawab yang perlu diketahui dalam kehidupan manusia,
dalam hal ini kami mengupas masalah tanggung jawab menurut Islam. 1 Tanggung jawab terhadap diri sendiri.
Tanggung jawab pada diri sendiri berkaitan dengan kewajiban yang mendasar pada diri pribadi. Manusia dalam hidup
dan kehidupannya sangat membutuhkan bantuan manusia lain manusia di lahirkan dalam keadaan suci tanpa dosa bagaikan
selembar kertas putih yang belum tergores noda tinta sedikitpun. Dengan demikian pada dasarnya perbuatan baik dan buruk ada
pada manusia, kendatipun telah ada qadha dan qadar Allah sebagai Khalik, namun manusia mampu merubah sikap dan perbuatan
tersebut dengan ikhtianya yang ada.
Segala perbuatan manusia juga harus dapat bertanggung jawab pada dirinya sendiri, dengan kata lain manusia harus
memenuhi segala yang dibutuhkan jasmani dan rohaninya demi mencukupi kodratnya sebagai makhluk hidup. Dapat kita con-
tohkan dari kebutuhan manusia akan pangan. Hal ini didukung oleh firman Allah dalam surat Al-An’am ayat 142.
“Dan diantara binatang ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih. Makanlah dari rizki
yang telah diberikan Allah kepadamu dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata
bagimu”
Dari dalil diatas dapat kita artikan bahwasanya Allah telah memberikan beraneka ragam tanaman, tumbuh-tumbuhan dan
buah-buahan, kemudian macam-macam binatang ternak yang berbeda-beda manfaatnya, yang pada dasarnya untuk dimanfaat
kan bagi manusia, itulah rizki yang di berikan Allah kepada manusia Ahmad dkk,1991:39-41. Agar manusia mendapatkan
pangan yang cukup di dalam memenuhi kebutuhan jasmaninya, sehingga tanggung jawab pada dirinya tercapai. Dengan adanya
pangan yang cukup bagi tubuh manusia maka manusia mampu bertahan hidup. Manusia mencari makan, tidak lain adalah karena
adanya rasa tanggung jawab terhadap dirinya sndiri agar dapat melangsungkan hidupnya Mustopo, 1988:192.
Selain pangan manusia juga butuh papan dan sandang, ini juga penting di dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia
didalam tanggung jawab pada dirinya sendiri. Apabila kebutuhan terebut telah terpenuhi menurut prinsipnya, maka dapat dikatakan
manusia terebut telah memenuhi tanggung jawab pada dirinya sendiri. Namun dalam memenuhi tanggung jawab hidup
pribadinya itu, ia juga bertanggung jawab terhadap apa yang ia lakukan. Hal ini di tegaskan dalam surat Al-Mudatsir ayat 38.
“Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang di perbuatnya.” 2 Tanggung jawab terhadap keluarga.
Keluarga merupakan bagian terpenting dalam kehidupan seorang manusia, dengan adanya keluarga manusia dapat hidup
tentram terarah. Kelurga adalah bagian hidup manusia yang juga perlu di pertanggung jawabkan. Allah berfirman dalam surat At
Tahrim : 6. “Hai orang-orang yang beriman peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malikat yang kasar, yang keras,
yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan mengerjakan apa yang
diperintahkan.”
Makna dalil diatas, seseorang manusia harus mampu menjaga diri dan keluarganya dari ancaman api neraka, dengan
kata lain tanggung jawab seseorang dalam keluarganya sangat besar, ia harus mampu merubah kepad hal yang baik dan mence-
gah agar keluarga tersebut tidak terjerumus dalam kesesatan, karena Allah telah mengingatkan akan azab api neraka bagi orang
yang melanggar perintah-Nya. Keluarga hidup tentram dan sejahtera merupakan tanggung
jawab setiap manusia dalam keluarga tersebut. Ia harus mampu menjaga keberadaan keluarganya untuk dapat bertahan dalam
kehidupan ini, dengan memenuhi kebutuhan jasmani dan rohani para keluarganya, karena Allah sangat membenci orang-orang
yang melalaikan keluaganya dalam kelemahan dan kesusahan. “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang sean-
dainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak ang lemah yang mereka khawatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh
sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar.”Q.S. An
Nisa’: 9. Menjaga keluarga dari kefakiran lebih di utamakan di
banding menjaga orang lain. Jangan sampai keluarganya terlantar sepeninggal mereka jika kebetulan mereka menjada orang kaya.
Drs.Abdul Rahman Muis dkk,1988 : 94 98. Begitu besar
tanggung jawab seseorang terhadap keluarganya, demi kelangsungan hidupnya serta menyangkut harga diri, kehormatan
atau nama baik keluarganya, keselamatan, pendidikan dan kehidupan yang layak. Oleh karena itu setiap onggota keluarga
sesuai dengan fungsi dan kedudukannya di tuntut dan wajib bertanggung jawab terhadap keluarganya.
3 Tanggung jawab terhadap masyarakat. Kehidupan seorang manusia akan terasa hampa jika tidak
ada orang lain yang dapat membantu, menolong dan menghibur. Antara individu dengan individu yang lain hendaknya terjalin
manusia membutuhkan komunikasi dengan manusia lain. Seorang manusia dimana ia bertempat tinggal harus mampu
bertanggung jawab terhadap masyarakat sekitarnya agar dapat melangsungkan kehidupannya di tengah-tengah masyarakat
tersebut. Situasi dan kondisi seorang anggota masyarakat sangat
terkait dengan keadaan masyarakt tersebut. Tingkah laku dan perbuatan yang membentuk jiwa para generasi muda dalam
lingkungan masyarakat menjadi baik dan buruk adalah terletak pada tangung jawab warga dan inidvidu masyarakat itu sendiri.
Firman Allah dalam surat Ali Imran ayat 104.
“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan yang menyeru kepada kebajikan dan menyuruh kepada ma’ruf dan mencegah
dari yang mungkar, merekalah orang-orang yang beruntung” Kandungan dalil diatas menjelaskan jika ada segolongan
umat yang dapat mengajak, menetru orang lain pada kebaikan dan mencegah untuk berbuat kemungkaran adalah umat yang
beruntung, dengan kata lain kepedulian tersebut di dasari oleh rasa tanggung jawab terhadap masyarakatnya. Dimana rasa tanggung
jawab tersebut menjadikan kehidupan masyarakat yang harmonis, selaras antara sesama warga masyarakat. Sikap yang bertanggung
jawab tersebut dapat di wujudkan denagn pembinaan sikap, memelihara kerukunan antara sesama anggota masyarakat dan
menjaga keamanan serta ketentraman masyarakat dimana ia bertempat tinggal. Dengan demikian segala keberadaan dan
kepribadian seseorang harus dapat mencerminkan sikap dan tingkah laku yang bertanggung jawab kepada masyarakatnya.
4 Tanggung jawab terhadap lingkungan. Pada hakikatnya suatu lingkungan yang aman, tentram dan
damai di dukung oleh keadaan masyarakat dan jiwa individu yang ada dalam masyarakat tersebut. Masyarakat yang mampu menjaga
dan memelihara lingkungannya sedemikian rupa merupakan masyarakat yang telah bertanggung jawab kepada lingkungannya,
dengan kata lain masing-masing individu dalam masyarakat
tersebut mampu menjaga terciptanya keamanan dan ketertiban lingkungannya.
Setiap individu harus sadar bahwa lingkungan sekitarnya harus tetap di jaga kestabilannya. Lingkungan yang baik dengan
masyarakat yang berbudi baik akan melahirkan orang-orang yang baik pula, namun sebaliknya keadaan masyarakat dengan
lingkungan yang buruk serta moral yang rendah akan menghasilkan manusia-manusia yang tidak berpotensi dengan
moral yang buruk dan mengkhawatirkan. Jadi lingkungan meru- pakan wadah yang paling vital untuk diperhatikan dalam
masyarakat, dengan kata lain keadaan lingkungan suatu msyarakat berpengaruh besar didalam pembentukan jiwa mansuianya.
Dengan demikian memelihara lingkungan sekitarnya menunjukkan adanya rasa tanggung jawab seseorang pada
lingkungannya. Dalam hal ini pengertian lingkungan bukan hanya masya-
rakatnya saja tetapi semua unsur-unsur yang mencakup didalam lingkungan itu. Pada dasarnya Allah telah memelihara lingkungan
alam semesta dengan begitu indah, namun manusialah yang merusak keindahan lingkungan tersebut, dan ini merupakan
perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab. Firman Allah dalam surat Ar Ruum ayat 41.
“Telah nampak kerusakan didarat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan kepada
mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka kembali kejalan yang benar.”
Dalil di atas menunjukkan betapa manusia telah merusak kestabilan lingkungan alam yang Allah ciptakan bagi mereka.
Dengan kata lain manusia tersebut tidak memiliki rasa tanggung jawab sedikitpun. Manusia dengan kemodrenan teknologi mereka
telah melepas tanggung jawabnya untuk sekedar berlomba dalam mencapai kepuasan di dunia. Akibat dari pada itu banyak terjadi
bencana alam, tanah longsor, banjir yang diakibatkan penggundulan hutan, wabah penyakit merajalela akibat
pencemaran air dan udara, semuanya menjadikan keresahan dalam lingkungan masyarakat Ahmad.dkk,1991 : 29.
Oleh sebab itu hendaklah setiap individu masyarakat mampu memelihara lingkungannya dan menjaga hal-hal yang
dapat merugikan orang banyak, dimana usaha terebut merupakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan
terlebih-lebih rasa tanggung jawab kepada Allah swt. 5 Tanggung jawab terhadap Tuhan.
Manusia adalah makhluk yang mulia di bandingkan dengan makhluk ciptaan Tuhan lainnya, dimana kedudukan manusia di
muka bumi adalah sebagai khalifah. Firman Allah dalam surat Al- Baqarah ayat 30.
“Dan sesungguhnya Allah berkata kepada para Malaikat, ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malikat;
“Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi, mereka berkata; “Mengapa Engkau ingin menjadikan
khalifah di muka bumi itu orang yang membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa
bertasbih dan memuji Engkau ? Tuhan berfirman ;” sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
Makna dalil di atas menunjukkan bahwa keberadaan manusia di angkat Allah sebagai khalifah di atas makhluk lainnya.
Kendatipun demikian manusia tidak lepas dari tanggung jawabnya kepada Tuhan atas semua perbuatannya, sebab kebesaran dan
kekuasaan manusia masih dalam kekuasaan Allah. Semua pekerjaan dan usaha yang di lakukan manusia seluruhnya harus di
pertanggung jawabkan kepada Tuhan. Tanggung jawab kepada Tuhan menurut kesadaran manusia
adalah untuk memenuhi kewajiban dan pengabdiannya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, manusia
harus bersyukru atas karunia-Nya yang menciptakan manusia dan memberikan rizki-rizki kepadanya. Oleh sebab itu manusia wajib
mengabdi kepada Tuhan sesuai dengan firman Allah dalam surat Al-Dzariat ayat 56.
“Tidaklah Aku jadikan jin dan manusia melainkan supaya mereka itu menyembah kepada- Ku.
Begitu mendasar tanggung jawab yang harus diberikan manusia kepada Allah swt. Dengan adanya rasa tanggung jawab
kepada Allah maka seorang manusia akan merasa berhati-hati di dalam setiap aktifitas kehidupannya. Manusia di harapkan mampu
meeninggalkan semua larangan dan mengerjakan semua perintah yang di berikan Allah kepada manusia. Allah membe-rikan
kewajiban kepada manusia untuk dilaksanakan yang mana kewajiban tersebut adalah untuk mendapatkan hak manusia
sendiri, dengan kata lain kewajiban terhadap Allah telah di laksanakan maka hak manusia adalah untuk hidup bahagia di
dunia dan akhirat dan semua ini terpulang kepada diri manusia serta kehendak Allah swt.
Menyembah itu dalam arti mengabdi kepada Tuhan sebagai wujud tanggung jawab kepada Tuhan. Tanggung jawab di sini erat
kaitannya dengan kewajiban. Kewajiban adalah merupakan sesuatu yang di bebankan kepada seseorang, namun Allah hanya
membebankan sesuatu itu berdasarkan atas kemampuannya. Firman Allah dalam surat Al-Baqarah 286.
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala dari kebajikan yang di
usahakannya dan ia mendapat siksa dari kejahatan yang di kerjakannya.
Kesanggupan dan kemampuan seseorang tidak di paksakan oleh kewajiban yang di bebankan kepadanya. Namun
kewajiban-kewajiban tersebutlah yang harus di pertanggung jawabkan kepada Tuhan, sebagai akhir dari proses untuk
mendapatkan hak. 6 Tanggung Jawab Dalam Melaksanakan Tugas
Bekerja adalah bagian dari kehidupan. Bekerja itu ada berbagai macam, dari sekolah, belajar, menyapu, memasak,
mengemudikan mobil, merawat pasien dan banyak lainnya. Sedangkan pekerjaan atau profese ada bermacam macam pula
seperti pegawai negeri, pekerja swasta, buruh, dokter, insinyur, pengusaha dan masih banyak lainnya.
Islam telah mengajarkan kepada umatnya agar dalam mengerjakan suatu pekerjaan haruslah dilakukan dengan kerja
keras baik dalam kepentingan dunia maupun akhirat. Hadist Nabi Muhammad SAW. berbunyi :
ﺍدبﺍﺶيﻌﺘﻚنﺎﻜﻚﺎيﻧدلﻞمعﺍ ٬
ﻏﺖﻭمﺗﻚنﺎﻜﻙﺗﺭﺠﻻﻞﻣعﺍﻮ ﺍد
٠
Artinya : “Bekerjalah kamu untuk urusan duniamu seolah olah kamu akan
hidup selamanya, dan berbuatlah kamu untuk urusan akhiratmu seolah olah kamu akan mati esok hari. HR Baihaqi.”
Orang orang yang melakukan suatu pekerjaan kerena adanya ikatan dengan orang lain disebut pekerja. Pekerja yang
baik adalah pekerja yang dapat melakukan pekerjaannya mendekati sempurna. Orang yang melakukan ikatan bearti ia telah
melakukan pekerjaan. Menepati janji itu telah diperintahkan oleh Allah SWT. dalam firmanNya :
دﻭﻗﻌلﺎبﺍﻭﻔﻮﺍﺍﻮيمﺍنيﺫلﺍﺎﺤيﺎي ٠٠٠
ﺓدﺋﺎملﺍ﴿ ١
﴾ Artinya :
“Hai orang orang yang beriman, penuhilah akad-akad itu...Al Maidah 1”
Melaksanakan pekerjaan bedasarkan rangka memenuhi janji, berarti telah melaksanakan perintah Allah SWT. dan
haruslah dipenuhi oleh rasa tanggung jawab yang penuh dan hati yang ikhlas. Sebaliknya, orang-orang yang bermalas malasan
bearti melalaikan perintah Allh SWT. Nabi Muhammad SAW. mengajarka do’a agar terhindar
dari sikap negatif termasuk bermalas-malasan.
ﻞﺴﻜلﺍﻮﻞﻧﺠﺑلﺍﻮنﺑﺟلﺍﻮﻡﻬلﺍنمﻚﺑﺬﻮعﺃﯽنﺍﻡﻬللﺍ ٠
Artinya : “Ya Allah, sungguh saya berlindung kepadaMu dari sempit hati,
sedih, lemah, rasa takut, kikir dan malas. HR Bukhari dan Muslim dari Anas.”
Orang yang bertanggung jawab terhadap pekerjaannya akan senantiasa tekun dalam bekerja sekecil apapun pekerjaan itu. Tiada
pekerjaan yang hina selain pekerjaan maksiat.
G. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang mana lebih menekankan realitas sosial sebagai suatu yang utuh atau komplek dinamis
serta bersifat interaktif untuk meneliti kondisi objek yang alamiah. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan field research dimana data
yang diperoleh pada penelitian ini didapatkan langsung dari kegiatan di lapangan.
14
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian adalah ilmu yang digunakan dalam menganalisis pelaksanaan penelitian baik dalam perencanaan maupun
pengambilan data.
14 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif dan R D Bandung : Alfabeta, 2008, h.399