Pengertian Ijarah Dasar Hukum Ijarah

yang mendakwa orang lain atas sesuatu tidak akan ditanggapi hingga ia bisa menunjukkan suatu bukti Al-Minhaj Syarh Shahih Muslim bin al-Hajjaj, 123. Artinya, setiap orang yang berpegang pada sesuatu yang menyelisihi zahir atau hukum asal sesuatu, lalu ingin menetapkan status hukum baru atas hukum asal tersebut, maka ia disebut sebagai pendakwa. Sehingga ia harus menunjukkan bukti atas dakwaannya. Sedangkan orang yang berpegang pada hukum asal sesuatu dan menegasikan adanya status hukum baru, maka ia disebut sebagai terdakwa. Ia cukup mengucapkan sumpah karena telah menegasikan dan menafikannya. Karena tidak mungkin orang yang menafikan sesuatu untuk dipaksa mendatangkan bukti.

3. Ijarah

a. Pengertian Ijarah

Al-ljarah berasal dari kata al-ajru yang arti menurut bahasanya ialah al-’iwadh yang arti dalam bahasa Indonesianya ialah ganti dan upah. 7 Sedangkan menurut istilah, para ulama berbeda-beda mendefinisikan ijarah, antara lain adalah sebagai berikut: 1 Menurut Hanafiyah bahwa ijarah ialah: Akad untuk membolehkan pemilikan manfaat yang diketahui dan disengaja dan suatu zat yang disewa dengan imbalan. 8 2 Menurut Malikiyah bahwa ijarah ialah: 7 Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, Jakarta: Rajawali Press, 2011, h.114 8 Ibid., h.114 Nama bagi akad-akad untuk kemanfaatan yang bersifat manusiawi dan untuk sebagian yang dapat dipindahkan. 9 3 Menurut Syaikh Syihab Al-Din dan Syaikh Umairah bahwa yang dimaksud dengan ijarah ialah: Akad atas manfaat yang diketahui dan disengaja untuk memberi dan membolehkan dengan imbalan yang diketahui ketika itu”. 4 Menurut Muhammad Al-Syarbini al-Khatib bahwa yang dimaksud dengan ijarah adalah: “Pemilikan manfaat dengan adanya imbalan dan syarat-syarat” 10 5 Menurut Sayyid Sabiq bahwa ijarah ialah suatu jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian”. 6 Menurut Hasbi Ash-Shiddiqie bahwa ijarah ialah: 9 Ibid, h.114 10 Ibid., h. 114 “Akad yang objeknya ialah penukaran manfaat untuk masa tertentu, yaitu pemilikan manfaat dengan imbalan, sama dengan menjual manfaat” 11 7 Menurut Idris Ahmad bahwa upah artinya mengambil manfaat tenaga orang lain dengan jalan memberi ganti menurut syarat- syarat tertentu. Berdasarkan definisi-definisi di atas, penulis menyimpulkan ijarah adalah merupakan suatu perjanjian atau akad sewa menyewa suatu barang atau jasa dalam kurun waktu tertentu, yang dilakukan atas dasar suka sama suka antara pihak yang melakukan akad dengan syarat- syarat tertentu.

b. Dasar Hukum Ijarah

Dasar-dasar hukum atau rujukan ijarah adalah Alquran, Al-S unnah dan Al-Ijma’ Dasar hukum ijarah dalam Al-Quran adalah: 12 “Jika mereka telah menyusukan anakmu, maka berilah upah mereka Al-Thalaq: 6” 11 Ibid., h.116 12 Ibid, h.116-117 Salah seorang dan wanita itu berkata: Wahai bapakku, ambillah dia sebagai pekerja kita karena orang yang paling baik untuk dijadikan pekerja adalah orang yang kuat dan dapat dipercaya Al-Qashash: 26. Dasar hukum ijarah dan Al-Hadis adalah: “Berikanlah olehmu upah orang sewaan sebelum keringatnya kering” Riwayat Ibnu Majah. “Berbekamlah kamu, kemudian berikanlah olehmu upahnya kepada tukang bekam itu” Riwayat Bukhari dan Muslim. “Dahulu kami menyewa tanah dengan jalan membayar dan tanaman yang tumbuh. Lalu Rasulullah melarang kami cara itu dan memerintahkan kami agar membayarnya dengan uang mas atau perak” Riwayat Ahmad dan Abu Dawud. Landasan Ijma’nya ialah semua umat bersepakat, tidak ada seorang ulama pun yang membantah kesepakatan ijma’ ini, sekalipun ada beberapa orang di antara mereka yang berbeda pendapat, tetapi hal itu tidak dianggap.

c. Rukun dan Syarat Ijarah