Zooplankton adalah hewan kecil yang mengapung secara bebas pada kolom perairan danau, sungai dan laut dimana distribusinya dipengaruhi oleh
faktor utama yakni arus dan percampuran massa air Paterson, 2007. Zooplankton meliputi hewan-hewan dari kelompok Protozoa, Coelenterata,
Ctenophora, Chaetognatha, Annelida, Arthropoda, Urochordata, Mollusca, dan beberapa larva hewan-hewan vertebrata. Secara teoritis adanya konsentrasi
fitoplankton yang besar di laut maka terdapat banyak zooplankton sebagai konsumen primer bagi ikan pelagis kecil, udang-udangan dan sebagainya
Wiadnyana, 1998.
Gambar 2. Zooplankton Wardhana, 2003
2.2.2 Kelimpahan dan distribusi plankton
Odum 1971 menyatakan bahwa kelimpahan plankton di suatu perairan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan yang meliputi faktor fisika,
kimia dan biologi. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah suhu, kekeruhan, kecerahan, pH, gas-gas terlarut, unsur hara dan adanya interaksi dengan
organisme lain. Faktor fisik dapat disebabkan oleh turbulensi atau adveksi
pergerakan massa air yang besar yang mengandung plankton didalamnya. Angin dapat pula menyebabkan terkumpulnya plankton pada tempat tertentu
seperti daerah sepanjang pantai. Faktor biologi terjadi apabila terdapat perbedaan pertumbuhan antara laju pertumbuhan fitoplankton dan kecepatan difusi untuk
menjauhi kelompoknya, zooplankton yang memangsa fitoplankton mempengaruhi pengelompokkan fitoplankton. Sebagai akibat adanya proses fisik dan kimia di
perairan pantai, berkelompoknya plankton lebih sering dijumpai di perairan neritik terutama perairan yang dipengaruhi oleh estuari dari pada perairan oseanik
Arinardi et al. 1997. Produktivitas perairan pantai neritik ditentukan oleh beberapa faktor
seperti arus pasang surut, morfo-geografi setempat dan proses fisik dari lepas pantai. Adanya pulau-pulau akan menyumbangkan produksi hayati yang lebih
tinggi karena terjadinya pengayaan yang disebabkan oleh turbulensi pengadukan air, penaikan massa air di selat antara dua pulau atau lebih dan aliran air sungai
ke perairan pantai. Lingkungan yang tidak menguntungkan bagi plankton dapat menyebabkan jumlah individunya berkurang, sehingga keadaan ini akan
mempengaruhi kesuburan perairan. Di suatu perairan sering didapatkan adanya jumlah individu plankton yang
berlimpah pada suatu stasiun sedangkan pada stasiun lainnya di perairan yang sama jumlah tersebut sangat sedikit. Hal ini menunjukkan bahwa distribusi
horizontal plankton di suatu perairan tidakm merata. Perbedaan distribusi kelimpahan plankton bukan saja terjadi secara horizontal tetapi juga secara
vertikal Arinardi et al. 1997.
Di perairan tropis terutama perairan Indonesia, penurunan dan peningkatan kelimpahan plankton berlangsung sepanjang tahun. Penyebab perubahan ini
belum dapat diketahui dengan pasti, kelimpahan maksimum dan minimum ini juga tidak mencolok serta terjadi beberapa kali secara bergantian sepanjang tahun
Arinardi et al. 1997.
2.3 Kondisi Umum Perairan Pangkep Sulawesi Selatan