3
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Metode Hidroakustik
2.1.1 Definisi hidroakustik
Hidroakustik didefinisikan sebagai cara untuk mempelajari perairan dengan menggunakan suara. Teknologi hidroakustik menjadi penting dalam pendugaan
ekosistem danau dan laut, monitoring pergerakan ikan, bahkan kualitas perairan Haviland et al, 2010. Metode akustik memiliki beberapa keunggulan
komparatif dibandingkan dengan metode lain dalam eksplorasi sumberdaya hayati laut. Keunggulan tersebut antara lain adalah memiliki kecepatan yang tinggi
sehingga sering disebut dengan “quick assessment method”, estimasi atau
pendugaan stok ikan yang dapat dilakukan secara langsung terhadap target dari survei karena tidak bergantung dari statistik perikanan, percobaan tagging dll.,
perolehan dan pemrosesan data yang secara real time sehingga membantu dalam pengambilan keputusan, mempelajari perambatan suara di air laut, sifat-sifat
akustik air laut, target objek di air laut serta pendeteksian suara dan komunikasi di air laut Arnaya, 1991.
2.1.2 Kelimpahan plankton secara akustik
Pendeteksian kelimpahan plankton menggunakan metode hidroakustik dapat dilihat dari nilai Sv plankton itu sendiri. Lurton 2002 menyatakan bahwa
Volume Backscattering Strength Sv merupakan rasio antara intensitas yang direfleksikan oleh suatu group single target dimana target berada pada suatu
volume air. Nilai Sv merupakan suatu indikator yang berbanding lurus dengan
densitas sehingga nilai Sv saja mampu mewakili data akustik dalam memberikan informasi kelimpahan plankton. Nilai Sv yang tinggi mengindikasikan
kelimpahan plankton yang tinggi pula pada suatu perairan. Pengukuran densitas plankton atau larva dapat didasarkan pada nilai Sv, karena nilai Sv merupakan
fungsi dari populasi densitas dan target strength TS yang dapat diformulasikan Xie dan Jones, 2009.
Penelitian mengenai plankton yang menggunakan metode hidroakustik pada umumnya menggunakan sistem split beam. Sistem akustik split beam adalah
sebuah transduser yang dibagi kedalam empat kuadran yakni fore bagian depan, aft buritan kapal, port sisi kiri kapal dan starboard sisi kanan kapal.
Transduser split beam ini memiliki bim yang sangat tajam 10º Simrad, 1993. Penelitian mengenai plankton dengan menggunakan metode hidroakustik
menggunakan sistem split beam telah banyak dilakukan, seperti penelitian yang dilakukan oleh Vivian 2010 mengenai pemanfaatan metode akustik untuk
melihat hubungan antara plankton dan ikan pelagis di perairan Arafura tahun 2006. Pada penelitian tersebut mengukur dan membandingkan densitas, TS dan
Sv ikan pelagis terhadap SV plankton secara kuantitatif. Hasil yang didapat dari penelitian tersebut yaitu terdapatnya hubungan antara plankton dan ikan pelagis
secara akustik di Perairan Arafura.
2.2 Plankton