Sebaran SV terhadap waktu

Lokasi penelitian, perairan Pangkep berada di Selat Makassar. Selat Makassar memegang peranan penting karena merupakan pintu gerbang utama lewatnya Arus Lintas Indonesia Arlindo. Secara umum Selat Makassar merupakan jalur lintasan di kawasan lintang rendah yang mentransfer panas, salinitas rendah dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia Gordon, 2000. Pola arus permukaan pada Selat Makassar telah diteliti oleh Purwandani 2001, pada saat musim barat khususnya bulan Oktober angin bergerak dari Samudera Hindia menuju Samudera Pasifik. Arus bergerak dari Selat Makassar bagian utara menuju selatan dengan kecepatan yang cukup tinggi kemudian menurun pada saat menuju Laut Jawa. Arus yang cukup kencang yang berasal dari Selat Makassar bagian utara akan mempengaruhi pola sebaran dari plankton, pola arus akan berbanding terbalik dengan kelimpahan plankton. Perairan Pangkep yang berada dibagian selatan Selat Makassar, memiliki kecepatan arus yang relatif rendah yaitu berkisar antara 2-3 ms dengan suhu yang berkisar antara 26-27,5 C, banyaknya pulau-pulau kecil dan muara sungai menyebabkan kelimpahan plankton didaerah tersebut relatif tinggi Purwandani, 2001.

4.2.2 Sebaran SV terhadap waktu

Distribusi plankton dari waktu ke waktu lebih banyak ditentukan oleh pengaruh lingkungan, distribusi temporal banyak dipengaruhi oleh pergerakan matahari atau dengan kata lain cahaya sangat mendominasi pola distribusinya. Distribusi harian plankton terutama pada daerah tropis mengikuti perubahan intensitas cahaya sebagai akibat pergerakan matahari. Pada pagi hari dimana intensitas cahaya masih rendah dan suhu permukaan air masih relatif dingin, plankton berada tidak jauh dengan permukaan. Pada siang hari plankton berada cukup jauh dari permukaan karena menghindari cahaya yang terlalu kuat. Pada sore hingga malam hari plankton bergerak mendekati bahkan berada pada daerah permukaan Gross, 1990. Plankton melakukan pergerakan atau migrasi ke arah permukaan pada saat matahari terbenam dan bermigrasi ke perairan yang lebih dalam pada saat matahari terbit Kaltenberg, 2004. Hubungan antara sebaran SV pada kedalaman integrasi akustik dengan waktu dapat dilihat pada Gambar 7. Gambar 7A, B dan C merupakan plot SV terhadap waktu pada kedalaman integrasi akustik yaitu 3,75-4,125 m, kedalaman 5-25 m dan 25-50 m. Perekaman data pada saat survei hanya dilakukan pada waktu pagi sampai sore hari atau tidak secara terus-menerus, yaitu perekaman data dilakukan dari pukul 06.00-17.23 WITA. Sebaran nilai SV pada pagi dan sore hari cenderung tinggi, yaitu berkisar antara -70,00 dB sampai -74,00 dB dimana pada pagi dan sore hari intensitas cahaya matahari yang mengenai permukaan perairan cenderung rendah, sehingga plankton berada dekat dengan permukaan perairan. Sebaran nilai SV pada siang hari di kedalaman 3,75-4,125 m Gambar 7A memiliki nilai yang relatif rendah pada hari ke tiga dan hari ke empat yaitu berkisar antara -74,00 dB sampai -88,00 dB, pada siang hari intensitas cahaya matahari yang masuk ke permukaan perairan cenderung meningkat, maka dari itu plankton berada jauh dari permukaan perairan sehingga nilai SV pada siang hari cenderung rendah dibandingkan dengan pagi dan sore hari. Gambar 7B yang merupakan plot SV pada kedalaman 5-25 m menunjukkan sebaran nilai SV cenderung tinggi dan padat pada pagi sampi sore hari dibandingkan dengan kedalaman 3,75-4,125 m. Terdapat nilai SV yang rendah pada pagi sekitar pukul 07.30 WITA pada perekaman data dihari ke tiga yang ditunjukkan dengan tanda berwarna hijau, kemudian pada perekaman di hari kelima yang ditunjukkan dengan lingkaran warna hitam sebaran nilai SV relatif tinggi dan padat pada pagi hingga siang hari. Gambar 7C merupakan plot nilai SV pada kedalaman 25-50 m. Sebaran nilai SV pada kedalaman tersebut tidak berbeda dengan kedalaman 3,75- 4,125 m dan 5-25 m, sebaran nilai SV pada hari pertama sampai hari kelima dari pagi sampai sore memiliki nilai SV relatif tinggi, tetapi pada hari ke tiga, ke empat dan ke lima terlihat beberapa nilai SV yang rendah namun hal ini tidak terlalu signifikan seperti pada kedalaman 3,75-4,125 m. Secara keseluruhan, dari ketiga strata kedalaman tersebut terjadi peningkatan sebaran nilai SV pada pagi hingga siang yaitu sekitar pukul 06.00- 14.00 WITA, kemudian mulai menurun setelah pukul 14.00 WITA. Perekaman data dilakukan pada bulan Oktober, bulan Oktober sering disebut sebagai Musim Peralihan II atau musim peralihan akhir tahun, yaitu peralihan dari Musim Timur ke Musim Barat. Musim peralihan II terjadi pada bulan September-Nopember, musim peralihan II sering juga disebut musim pancaroba akhir tahun. Pada musim peralihan matahari bergerak melintasi khatulistiwa, sehingga angin menjadi melemah, arahnya tidak menentu sehingga menyebabkan cuaca yang tidak menentu . Pada bulan Oktober-April dimana telah memasuki Musim Barat Muson Barat angin mulai berhembus, musim Barat umumnya membawa curah hujan yang tinggi Wyrtki K, 1961. 07:12:00 09:36:00 12:00:00 14:24:00 16:48:00 -88 -86 -84 -82 -80 -78 -76 -74 -72 -70 -68 Waktu WITA S v m e a n d B Hari 1 Hari 2 Hari 3 Hari 4 Hari 5 Gambar 7. Plot SV dB terhadap waktu WITA A: Kedalaman 3,75-4,125 m B: Kedalaman 5-25 m C: Kedalaman 25-50 m Tingginya curah hujan dengan diiringi kecepatan angin yang kuat, menyebabkan berkurangnya intensitas cahaya matahari dan permukaan laut yang lebih bergelombang mengurangi penetrasi cahaya matahari ke dalam air laut, sehingga pada siang hari yang seharusnya plankton berada jauh dari permukaan perairan akan tetap berada pada daerah dekat permukaan perairan.

4.3 Kelimpahan Plankton menggunakan Plankton-net