Persiapan Pra Pengolahan Citra Pengolahan Citra 1 Konversi Digital Number

17 Gambar 6 Tahapan penelitian.

2.3.1 Persiapan

Kegiatan pada tahap persiapan adalah pengumpulan data digital berupa data vektor dan data raster, pembuatan tallysheet, dan pengolahan citra ALOS PALSAR agar dapat diolah dan dianalisis untuk keperluan penelitian.

2.3.2 Pra Pengolahan Citra

Tahapan pra pengolahan citra ALOS PALSAR dimaksudkan untuk memperoleh citra ALOS PALSAR yang siap dianalisis. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini terdiri dari pemotongan citra cropping dan reduksi noise. 1 Pemotongan citra cropping Pemotongan citra dilakukan untuk membatasi citra sesuai dengan wilayah penelitian sehingga analisis dapat lebih fokus pada lokasi penelitian dan pemrosesan citra berlangsung lebih cepat. 2 Reduksi noise Noise terjadi akibat adanya interaksi sinyal balik yang beragam dari berbagai objek yang ada di area tersebut. Interaksi gelombang akan membuat Pra pengolahan citra ALOS PALSAR Clustering Dendrogram evaluasi Merging labelling Data lapangan Analisis Peubah tegakan yang berpengaruh mulai selesai 18 sinyal pancar balik tersebut menghilang atau malah diperkuat sehingga akan menghasilkan piksel yang cerah dan gelap yang disebut spekcle noise. Citra ALOS PALSAR resolusi 6.25 meter dilakukan reduksi noise, sedangkan pada citra ALOS PALSAR resolusi 50 meter tidak dilakukan reduksi noise karena tidak mengalami gangguan. Metode yang digunakan pada tahap ini adalah filter frost dengan window size 7 x 7. Filter frost akan mengganti nilai piksel yang menjadi prioritas dengan bobot dari jumlah nilai dalam window size moving window 7 x 7. Faktor bobot akan berkurang menurut jarak piksel dari piksel prioritas. Rumus yang digunakan adalah: ∑ − = nxn t e K α α DN dimana             = 2 I 4 2 2 α σ σ n dan K = Konstanta Ī = rata-rata lokal σ = variance local n = moving window size σ = image coefficient of avariation value rata - rata keragaman = σ t = jarak X ,Y = posisi piksel tujuan X,Y = posisi piksel ke-i terhadap piksel tujuan

2.3.3 Pengolahan Citra 1 Konversi Digital Number

Kegiatan ini mengkonversi digital number menjadi nilai backscatter citra ALOS PALSAR yang dilakukan pada setiap polarisasi HH dan HV baik untuk citra ALOS PALSAR resolusi 50 meter maupun pada citra ALOS PALSAR Lopes et al. 1990 19 resolusi 6,25 meter. Nilai backscatter tiap piksel dihitung dengan menggunakan persamaan di bawah ini Shimada et al. 2009. σ° =10 x log10 DN 2 + CF Keterangan: σ° = Koefisien backscatter dalam desibel db DN = Digital Number CF = Calibration Factor -83 2 Klasifikasi tidak terbimbing Klasifikasi tidak terbimbing atau klastering clustering merupakan suatu teknik klasifikasi yang merupakan serangkaian proses untuk mengelompokkan observasi piksel ke dalam suatu kelas atau klaster yang benar dalam suatu set kategori yang disusun Jaya 2009. Jumlah klaster awal pada penelitian ini ditetapkan sebanyak 20 klaster. Proses klastering selanjutnya menggunakan metode rata-rata bergerak migrating means atau dikenal juga dengan istilah metode K-mean clustering. Agar memudahkan melakukan analisis pengkelasan berdasarkan tingkat kemiripan dari masing-masing ukuran klaster yang digunakan, maka diperlukan suatu teknik untuk menyusun urutan pengelompokan klaster, dari jumlah yang banyak sampai dengan jumlah yang kecil. Diagram yang menggambarkan pengelompokan ini dinamakan dendrogram. 3 Dendrogram Dendrogram adalah kurva yang menggambarkan pengelompokan klaster, untuk memudahkan analisis pengkelasan. Salah satu metode penggambarannya ialah metode tetangga terdekat nearest neighbor method yaitu metode penggambaran klaster berdasarkan pada jarak terdekat dari anggota klaster. Metode ini sering disebut dengan metode “single linkage”. 4 Merging Kelas yang memiliki jarak dekat dengan kelas lainnya digabungkan merge menjadi satu kelas yang sama.

2.3.4 Desain Penarikan Contoh