Desain Penarikan Contoh Pengambilan Data Lapangan

19 resolusi 6,25 meter. Nilai backscatter tiap piksel dihitung dengan menggunakan persamaan di bawah ini Shimada et al. 2009. σ° =10 x log10 DN 2 + CF Keterangan: σ° = Koefisien backscatter dalam desibel db DN = Digital Number CF = Calibration Factor -83 2 Klasifikasi tidak terbimbing Klasifikasi tidak terbimbing atau klastering clustering merupakan suatu teknik klasifikasi yang merupakan serangkaian proses untuk mengelompokkan observasi piksel ke dalam suatu kelas atau klaster yang benar dalam suatu set kategori yang disusun Jaya 2009. Jumlah klaster awal pada penelitian ini ditetapkan sebanyak 20 klaster. Proses klastering selanjutnya menggunakan metode rata-rata bergerak migrating means atau dikenal juga dengan istilah metode K-mean clustering. Agar memudahkan melakukan analisis pengkelasan berdasarkan tingkat kemiripan dari masing-masing ukuran klaster yang digunakan, maka diperlukan suatu teknik untuk menyusun urutan pengelompokan klaster, dari jumlah yang banyak sampai dengan jumlah yang kecil. Diagram yang menggambarkan pengelompokan ini dinamakan dendrogram. 3 Dendrogram Dendrogram adalah kurva yang menggambarkan pengelompokan klaster, untuk memudahkan analisis pengkelasan. Salah satu metode penggambarannya ialah metode tetangga terdekat nearest neighbor method yaitu metode penggambaran klaster berdasarkan pada jarak terdekat dari anggota klaster. Metode ini sering disebut dengan metode “single linkage”. 4 Merging Kelas yang memiliki jarak dekat dengan kelas lainnya digabungkan merge menjadi satu kelas yang sama.

2.3.4 Desain Penarikan Contoh

Penentuan plot contoh dilakukan secara systematic sampling dengan area prioritas area of interest mempertimbangkan kemudahan aksesibilitas dan ketersebaran plot contoh di lokasi penelitian. Bentuk plot contoh berupa persegi 20 empat berukuran 50 m x 50 m dengan jumlah 45 plot contoh. Peta sebaran plot contoh disajikan pada Gambar 7. Gambar 7 Peta sebaran plot contoh. 21

2.3.5 Pengambilan Data Lapangan

Pengambilan data di lapangan dimulai dengan tahapan sebagai berikut: 1 Penentuan Titik Pusat Plot Posisi titik pusat plot di lapangan ditentukan atas dasar gambaran titik pusat plot dipetacitra. Titik pusat plot ditentukan koordinatnya dengan menggunakan GPS. 2 Pembuatan plot contoh Plot contoh berbentuk persegi empat dengan ukuran 50 m x 50 m untuk pengukuran pohon dengan diameter 20 cm ke atas, di dalamnya plot contoh dibuat sub plot contoh berukuran 10 m x 10 m untuk pengukuran tiang dengan diameter 10 cm sampai dengan diameter kurang dari 20 cm dan sub plot contoh berukuran 5 m x 5 m untuk pengukuran pancang dengan diameter 5 cm sampai dengan diameter kurang dari 10 cm. Gambar plot contoh disajikan pada Gambar 8. Gambar 8 Plot contoh. 3 Pengambilan data lapangan Data lapangan yang dikumpulkan pada setiap plot contoh merupakan dimensi tegakan yang dapat mempengaruhi nilai backscatter citra ALOS PALSAR. Data-data plot contoh yang dikumpulkan adalah: a Titik koordinat pusat plot contoh; diambil dengan menggunakan GPS untuk mendapatkan posisi koordinat x dan y pusat plot di lapangan. b Diameter; diameter diukur pada setinggi dada 130 cm. 1 Tingkat pancang, diukur diameter 5 cm sampai dengan diameter 10 cm, sub plot untuk pengukuran pancang berukuran 5 x 5 meter pada kuadran I. Titik Pusat Plot 50 m 10m 5 5 10m Kuadran IV Kuadran I Kuadran II Kuadran III 50 m 22 2 Tingkat tiang diukur diameter 10 cm sampai dengan diameter 20 cm, sub plot untuk pengukuran pancang berukuran 10 x 10 meter pada kuadran I. 3 Pohon diukur pada diameter ≥ 20 cm, diukur pada plot contoh 50 x 50 m. c Tinggi total; diukur dari pangkal batang sampai ujung tajuk tanaman. d Diameter tajuk; merupakan diameter rata-rata tajuk yang diukur dua kali pada arah Utara-Selatan dan Timur-Barat. e Tebal tajuk; diukur dari pangkal bebas cabang sampai ujung tajuk. f Kemiringan lapangan slope; merupakan beda tinggi pada pusat plot dengan kondisi di sekitarnya. g Arah kemiringan lapangan Aspect yang ditentukan dari pusat plot sampel. h LAI leaf area index; diambil menggunakan kamera dengan lensa fish eye. i Gambar dokumentasi plot contoh.

2.3.6 Pengolahan Data Lapangan