Koefisien Korelasi TINJAUAN PUSTAKA

11 Sabit merupakan alat panen manual untuk memotong padi secara cepat. Sabit terdiri dari 2 jenis yaitu sabit biasa dan sabit bergerigi. Penggunaan sabit bergerigi sangat dianjurkan karena dapat menekan kehilangan hasil sebesar 3 . Pemotongan pai dengan sabit dapat dilakukan dengan cara potong aas, potong tengah, dan potong bawah. Pemotongan dengan cara potong bawah dilakukan bila perontokan dengan cara dibantingdigebot atau menggunakan pedal thresher. Pemotongan dengan cara potong atas atau tengah dilakukan bila perontokan menggunakan power thresher. Berikut ini adalah cara panen padi dengan sabit : 1. Pegang rumpun padi yang akan dipotong dengan tangan kiri, kira-kira 13 bagian tinggi tanaman 20-30 cm di atas permukaan tanah. 2. Tempatkan mata sabit pada bagian batang bawah, tengah, atau atas tanaman tergantung cara perontokan dan tarik pisau tersebut dengan tangan kanan hingga jerami putus. Damardjati et al, 1988; Nugraha et al, 1990. Umumnya pemanenan padi dengan menggunakan sabit lebih baik tetapi memerlukan tenaga manusia dan waktu yang lebih banyak Aak 1990. Cara pemanenan padi dengan menggunakan sabit atau arit dapat menurunkan kehilangan hasil gabah dibandingkan pemanenan dengan menggunakan ani-ani Damardjati et al, 1988; Nugraha et al, 1990. Gambar sabit atau arit dapat dilihat pada Gambar 5 sebagai berikut : Gambar 5. Gambar sabit

F. Koefisien Korelasi

Menurut Higgins 2005, koefisien korelasi adalah suatu ukuran hubungan antara dua variabel. Jika dihubungkan hanya berarti dua peubah yang terhubung. Anda tidak dapat berkata bahwa salah satu dari dua peubah adalah penyebab dari peubah lain. Korelasi memberitahu anda bahwa jika suatu peubah berubah, maka peubah lain tampak berubah pada suatu teknik peramalan. Masih menurut Higgins 2005, koefisien korelasi r dinyatakan dengan bilangan, bergerak antara 0 sampai +1 atau 0 sampai -1. Jika variabel-variabel keduanya memiliki hubungan linier sempurna, koefisien korelasi itu akan bernilai 1 atau -1. Berikut adalah hubungan variable menurut koefisien korelasi : a. Koefisien korelasi yang diperoleh sama dengan nol r = 0, berarti hubungan kedua variable yang diuji tidak ada. b. Koefisien korelasi yang diperoleh positif r = +1.00 artinya kenaikan nilai variable yang satu diikuti variable yang lain dan kedua variable memiliki hubungan positif. c. Koefisien korelasi yang diperoleh negative r = -1.00 artinya kedua variable negative dan menunjukkan meningkatnya variable yang satu diikuti menurunnya variable yang lain. Suatu koefisien korelasi yang nilainya lebih besar mendekati +- 1.00 menunjukkan hubungan yang lebih kuat sedangkan koefisien korelasi yang nilainya lebih kecil mendekati 0.00 menunjukkan 12 hubungan yang lebih lemah. Nilai koefisien korelasi sebesar 0.00 berarti tidak ada hubungan sedangkan nilai koefisien +- 1.00 berarti hubungan erat atau sempurna. Menurut Hasan 2003, untuk mengetahui adanya hubungan yang tinggi, sedang, atau rendah antara kedua variabel berdasarkan nilai r koefisien korelasi digunakan penafsiran atau interpretasi angka sebagai berikut.: 1. r = 0, tidak ada korelasi 2. 0 r ≤ 0.2, korelasi sangat rendahlemah sekali 3. 0.2 r ≤ 0.4, korelasi rendahlemah tapi pasti 4. 0.4 r ≤ 0.7, korelasi yang cukup berarti 5. 0.7 r ≤ 0.9, korelasi yang tinggi, kuat 6. 0.9 r 1.0, korelasi sangat tinggi, kuat sekali, dapat diandalkan 7. r = 1.0, korelasi sempurna

III. METODOLOGI PENELITIAN