Waktu dan Tempat Peralatan dan Perlengkapan Metode

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan mulai Juni 2010 sampai Oktober 2010 di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor dan di Laboratorium Teknik Mesin dan Biosistem.

B. Peralatan dan Perlengkapan

1. Subyek dan Obyek Penelitian Subyek yang diukur untuk memperoleh data pengukuran antropometri adalah petani wanita dengan rentang usia 20-45 tahun sebanyak 60 orang petani wanita yang berada di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Sedangkan obyek yaang dianalisis adalah sabit yang digunakan oleh petanni wanita. 2. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Meteran pita e. Penggaris i. Kamera digital b. Meteran Kaleng f. Jangka Sorong j. Pulpen c. Silinder Pipa PVC ukuran 2 inch g. Kursi k. Penggaris siku d. Timbangan h. Bantalan

C. Metode

1. Pengambilan data di lapangan Penelitian ini dibagi menjadi dua tahap yaitu pengambilan data di lapangan serta pengolahan data. Pengambilan data di lapangan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan data primer. Metode untuk mendapatkan data primer dilakukan dengan pengambilan data antropometri tubuh petani wanita di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. Pengambilan sampel dilakukan secara acak, karena penulis tidak mengetahui siapa-siapa saja yang berprofesi sebagai petani, letak tempat tinggal petani, umur seluruh petani di tiap daerah, dan untuk mendapatkan data-data tersebut membutuhkan biaya dan waktu yang tidak disanggupi oleh penulis, maka penulis melakukan pengambilan data secara acak dengan : 1. Mengunjungi langsung petani ketika di sawah atau ladang tanpa mengetahui terlebih dahulu umur dan letak tempat tinggalnya, penulis hanya mengetahui petani tersebut berprofesi sebagai petani dan berada di desa apa dengan melakukan wawancara saat itu juga. Selain itu, dalam pengambilan data juga menghindari subjek yang akan berpotensi sebagai data pencilan seperti petani yang mengalami gigantisme, kerdil, dan kecacatan fisik lain. 2. Mengunjungi ketua RT, RW, dan gapoktan tanpa memilih-milih RT, RW, dan gapoktan mana yang akan dilakukan pengambilan data subjek. Penulis hanya mengetahui di desa mana RT, RW, dan gapoktan berada. Dan penunjukan subjek dilakukan oleh ketua RT, RW, dan gapoktan bukan oleh penulis, agar menghindari penilaian secara subyektif oleh penulis. 14 Untuk ukuran subjek, menurut Hu 2007, jumlah subjek diperkirakan berdasarkan persamaan yang tersedia pada gabungan ISO 15535 : 2003 ‘‘Persyaratan Umum dalam Membangun Data Base Antropometri” dengan selang kepercayaan 95 untuk persentil ke-5, ke-50, dan ke-95: 3. 6 ………………………………….. 1 di mana, CV : Coefficient of Variation α : Percentage of Relative Accuracy Desired n : Ukuran sampel Dengan, µ …………………………………………….. 2 di mana, CV : Coefficient of Variation σ : Standar Deviasi µ : Nilai rata-rata Karena data antropometri untuk wilayah Kecamatan Dramaga, sudah ada yang melakukan penelitian terlebih dahulu, maka ukuran sampel dihitung berdasarkan data dari penelitian terdahulu yaitu pada penelitian Anindita 2003. Dalam skripsi tersebut terdapat 40 sampel primer yang diambil dari penduduk di sekitar kampus IPB Dramaga. Agar karakteristik tubuh petani yang akan diukur pada penelitian ini mendekati dengan karakteristik tubuh pada penelitian terdahulu maka data yang digunakan untuk menentukan ukuran subjek penelitian ini adalah data 40 subjek primer. Parameter berat badan pada penelitian sebelumnya dipilih karena setelah dilakukan perhitungan ukuran subjek minimum yang diambil yang terbesar ada pada parameter tersebut yaitu 57 subjek, agar data yang diperoleh lebih baik maka dalam penelitian ini diambil 60 subjek. Dalam perhitungan ukuran subjek, nilai CV, σ, dan µ parameter berat badan sebesar CV = 0.125, σ = 7.444, dan µ = 59.525; dengan nilai CV = 0.125 dan α dipilih 0.05, sehingga diperoleh ukuran subjek sebesar 57, diambil 60. Hasil perhitungan ukuran subjek dapat dilihat pada Lampiran 1. Pengalokasian pengambilan subjek dilihat dari persentase populasi di tiap desa, sebagaimana disajikan pada Tabel 2. Hasil perhitungan ukuran sampel dapat dilihat pada Lampiran 1. Tabel 2. Jumlah sampel kepala keluarga petani di tiap-tiap desa di kecamatan dramaga No. Desa Populasi Tahun dalam KK Persentase Ukuran Sampel Orang 2008 2009 2010 1 Purwasari 732 743.0 754.1 12.2 7 2 Petir 1086 1102.3 1118.8 18.1 11 3 Sukadamai 629 638.4 648.0 10.5 6 4 Sukawening 761 772.4 784.0 12.7 8 5 Neglasari 838 850.6 863.3 13.9 8 6 Sinar Sari 416 422.2 428.6 6.9 4 7 Ciherang 284 288.3 292.6 4.7 3 8 Dramaga 140 142.1 144.2 2.3 1 9 Babakan 20 20.3 20.6 0.3 1 10 Cikarawang 1107 1123.6 1140.5 18.4 11 Jumlah 6013 6103.2 6194.7 100.0 60 15 Gambar 6. Pengukuran antropometri 16 Dari gambar 6, data yang diukur di lapangan adalah seperti pada Tabel 3. Tabel 3. Data yang diukur di lapangan Data yang diukur ketika berdiri adalah Data yang diukur ketika duduk adalah No Keterangan No Keterangan 1 Berat Badan 24 Tinggi Dudukan 2 Tinggi Badan 25 Tinggi Lutut 3 Tinggi Mata 26 Tinggi Pinggul 4 Tinggi Bahu 27 Tinggi Bahu 5 Tinggi Siku Tangan 28 Tinggi Mata 6 Tinggi Pergelangan Tangan 29 Tinggi Duduk 7 Tinggi Ujung Tangan 30 Tebal Badan 8 Tinggi Siku Kaki 31 Lebar Pantat 9 Tinngi Telapak Tangan 32 Panjang Siku ke Ujung Jari 10 Tinggi Selangkang 33 Panjang Siku ke Pergelangan Tangan 11 Tinggi Pinggul 34 Tinggi Siku Tangan 12 Jangkauan ke Depan 35 Panjang Kedudukan hingga Siku Kaki 13 Jangkauan ke Depan Menggenggam 36 Panjang Kedudukan hingga Lutut 14 Panjang Lengan Atas 37 Panjang Pergelangan Tangan 15 Panjang Lengan 38 Panjang Telapak Tangan 16 Lebar Bahu 39 Lebar Telapak Tangan 4 jari 17 Jangkauan Horizontal Siku Tangan 40 Lebar Telapak Tangan 5 jari 18 Jangkauan Horizontal Tangan 41 a. Keliling Genggaman Tangan 19 Panjang Siku ke Genggaman Tangan b. Diameter Genggaman Tangan 20 Tinggi Genggaman Tangan 21 Tinggi Sandaran Tangan 22 Lebar Telapak Kaki 23 Panjang Telapak Kaki Pengukuran antropometri tidak dilakukan dengan menggunakan antropometer, hal ini dikarenakan keterbatasan jumlah antropometer dan kesulitan dalam membawanya ke lapangan. Oleh sebab itu, digunakan alat ukur sederhana seperti yang telah disebutkan dalam subbab alat dan bahan sebelumnya. Agar mendapatkan hasil pengukuran di lapangan yang sesuai dengan nilai yang diinginkan dan valid maka cara melakukan pengukuran tentunya sedikit berbeda dengan pengukuran yang dilakukan dengan antropometer. Berikut penjelasan bagaimana cara pengukuran dan posisi subjekorang yang diukur : 1. Pengukuran untuk parameter berat badan dilakukan dengan timbangan dengan keadaan subjek dalam posisi badan tegap dan dalam posisi seimbang atau tidak bergerak ke kiri, kanan, depan, maupun belakang serta tidak melakukan gerakan loncatan-loncatan. 2. Pengukuran untuk parameter nomor 2 sampai 11 dilakukan pada saat berdiri dengan badan tegap, berdiri sempurna, dan kaki sedikit rapat Gambar 7. 17 Gambar 7. Pengukuran antropometri parameter 1-11 3. Pengukuran untuk parameter nomor 12 sampai 16, sama seperti pengukuran untuk parameter nomor 1 sampai 11, dilakukan pada saat badan berdiri dengan badan tegap, berdiri sempurna, dan kaki sedikit rapat. Khusus untuk pengukuran parameter nomor 12 dan 13, tangan harus dipancangkan ke depan secara tegap dan tegak lurus serta parameter 13 menggenggam pulpen dengan mata pulpen sebagai titik ukur Gambar 8. Gambar 8. Pengukuran antropometri parameter 12-16 4. Pengukuran untuk parameter nomor 17 dan 18 dilakukan pada saat berdiri dengan badan tegap, berdiri sempurna, dan kaki sedikit rapat. Untuk parameter nomor 17, posisi lengan ditekuk, dan antara lengan kiri dan kanan harus segaris sedangkan parameter nomor 18 lengan tangan direbah hingga lengan tangan kanan dan kiri segaris Gambar 9. Gambar 9. Pengukuran antropometri parameter 17 dan 18 5. Pengukuran untuk parameter nomor 19 sampai 23 dilakukan pada saat berdiri dengan badan tegap, berdiri sempurna, dan kaki sedikit rapat. Untuk parameter 19 dan 20, tangan dalam keadaan menggenggam pulpen mata pulpen sebagai titik ukur. Untuk parameter nomor 22 diukur dengan jangka sorong dan dicari ukuran terpanjangnya Gambar 10. 18 Gambar 10. Pengukuran antropometri parameter 19-23 6. Pengukuran untuk parameter nomor 24 sampai 31 dilakukan dengan posisi subjek dalam keadaan duduk, posisi badan tegap, paha lurus, kaki lurus, sudut antara badan dan paha 90°, sudut antara kaki dan paha 90°. Apabila antara kaki dengan paha tidak terbentuk sudut 90°, maka gunakan bantalan untuk mengganjal kaki kemudian sesuaikan hingga terbentuk sudut 90° Gambar 11. Gambar 11. Pengukuran antropometri parameter 24-31 7. Pengukuran untuk parameter nomor 32 sampai 36 dilakukan dengan posisi subjek dalam keadaan duduk, posisi badan tegap, paha lurus, kaki lurus, sudut antara badan dan paha 90°, sudut antara kaki dan paha 90°. Apabila antara kaki dengan paha tidak terbentuk sudut 90°, maka gunakan bantalan untuk mengganjal kaki kemudian sesuaikan hingga terbentuk sudut 90° Gambar 12. Gambar 12. Pengukuran antropometri parameter 32-36 8. Pengukuran untuk parameter 37 sampai 41 dilakukan dengan posisi subjek dalam keadaan duduk, badan tegap, paha dan kaki lurus, sudut antara badan dan paha 90°, sudut antara kaki dan paha 90°. Parameter nomor 37 dilakukan dengan meteran dibantu penggaris. Parameter nomor 38 sampai 40 menggunakan jangka sorong, sedangkan parameter nomor 41 menggunakan silinder untuk digenggam dan diukur dengan meteran pita Gambar 13. 19 Gambar 13. Pengukuran antropometri parameter 37-41 2. Pengolahan Data Antropometri Setelah didapatkan data di lapangan kemudian diolah dengan cara sebagai berikut : Data yang diperoleh diolah dengan software Microsoft Office Excel 2007 dan ditentukan: a. Mean Mean adalah nilai rata-rata yang dihitung dari sekelompok data tertentu. Rumus mean nilai rata- rata dinyatakan sebagai berikut: ∑ ……………………………. 3 di mana, ndata : jumlah data x i : data ke-i b. Standar Deviasi Standar Deviasi SD adalah standar penyimpangan data dari rata-rata. Rumus standar deviasi dinyatakan sebagai berikut: ∑ ………………………….... 4 di mana, ndata : jumlah data x i : data ke-i mean : nilai rata-rata c. Persentil ke-5 dan ke-95 Persentil adalah suatu nilai yang menunjukkan persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau dibawah nilai tersebut. Persentil ke-95 akan menunjukkan 95 populasi akan berada pada atau dibawah ukuran tersebut, sedangkan persentil ke-5 akan menunjukkan 5 populasi akan berada pada atau dibawah ukuran itu. Dalam antropometri, angka persentil ke-95 akan menggambarkan ukuran manusia yang “terbesar” dan persentil ke-5 sebaliknya akan menunjukkan ukuran “terkecil”. Menghitung persentil dengan menggunakan rumus : ……………………….. 5 20 di mana, mean : nilai rata-rata z : z-score nilai z s : standar deviasi Nilai z dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini : Tabel 4. Nilai z z-score p z p z p z p z 1 -2.33 26 -0.64 51 0.03 76 0.71 2 -2.05 27 -0.61 52 0.05 77 0.74 3 -1.88 28 -0.58 53 0.08 78 0.77 4 -1.75 29 -0.55 54 0.10 79 0.81 5 -1.64 30 -0.52 55 0.13 80 0.84 6 -1.55 31 -0.50 56 0.15 81 0.88 7 -1.48 32 -0.47 57 0.18 82 0.92 8 -1.41 33 -0.44 58 0.20 83 0.95 9 -1.34 34 -0.41 59 0.23 84 0.99 10 -1.28 35 -0.39 60 0.25 85 1.04 11 -1.23 36 -0.36 61 0.28 86 1.08 12 -1.18 37 -0.33 62 0.31 87 1.13 13 -1.13 38 -0.31 63 0.33 88 1.18 14 -1.08 39 -0.28 64 0.36 89 1.23 15 -1.04 40 -0.25 65 0.39 90 1.28 16 -0.99 41 -0.23 66 0.41 91 1.34 17 -0.95 42 -0.20 67 0.44 92 1.41 18 -0.92 43 -0.18 68 0.47 93 1.48 19 -0.88 44 -0.15 69 0.50 94 1.55 20 -0.84 45 -0.13 70 0.52 95 1.64 21 -0.81 46 -0.10 71 0.55 96 1.75 22 -0.77 47 -0.08 72 0.58 97 1.88 23 -0.74 48 -0.05 73 0.61 98 2.05 24 -0.71 49 -0.03 74 0.64 99 2.33 25 -0.67 50 0.00 75 0.67 d. Koefisien korelasi Menurut Walpole 1992, koefisien korelasi adalah ukuran hubungan linier antara dua peubah X dan Y diduga dengan koefisien korelasi contoh r, yaitu : ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ …....... 6 di mana, n : jumlah data x i : nilai peubah x i y i : nilai peubah y i 21 3. Analisis desain gagang sabit Dalam melakukan analisis desain gagang sabit dilakukan beberapa tahap sebagai berikut : a. Mengambil data antropometri petani wanita sebanyak 60 sampel dan data ukuran sabit yang digunakan oleh petani wanita di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor. b. Menentukan data antropometri apa saja yang terkait dengan desain gagang sabit. c. Menghitung nilai rata-rata, standar deviasi, koefisien korelasi, persentil ke-5, dan persentil ke-95 dari data antropometri yang telah diambil. d. Menentukan gerakan apa saja yang terkait dengan gerakan menyabit padi. e. Menganalisa apakah gerakan petani menyabit padi yang dilakukan termasuk ke dalam zona nyaman pada selang gerakan atau tidak. f. Menentukan berapa besar gerakan maksimum saat menyabit padi yang termasuk ke dalam zona nyaman pada selang gerakan. g. Menghitung berapa panjang dan diameter gagang sabit berdasarkan gerakan maksimum pada zona nyaman selang gerakan. h. Menganalisa apakah desain gagang sabit panjang dan diameter gagang sabit yang digunakan petani wanita sesuai dengan data antropometri yang ada atau tidak. i. Mendesain gagang sabit baru yang sesuai dengan data antropometri petani wanita di Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN