Diameter Gagang Sabit Aplikasi Antropometri Pada Desain Gagang Sabit

33

2. Diameter Gagang Sabit

Dalam menentukan diameter gagang sabit, ditentukan oleh cara menggenggam sabit itu. Hubungan antar diameter gagang sabit dan ukuran tangan penting dalam dua hal. Jika diameter gagang sabit terlalu kecil, maka tidak banyak energi yang digunakan dan begitu juga sebaliknya, jika diameter gagang terlalu besar, maka akan banyak energi yang dikeluarkan. Berdasarkan macam- macam grip pada genggaman tangan, genggaman tangan yang sesuai untuk menggenggam sabit adalah tipe power grasp. Gambar 25. Cara menggenggam sabit Pembesaran Gambar Tabel 12. Parameter antropometri yang terkait dengan desain diameter gagang sabit Persentil ke-5 Persentil ke-50 Persentil ke-95 Diameter genggaman tangan 3.80 3.90 4.00 Lebar telapak tangan 4 jari. 8.20 8.50 8.80 Lebar telapak tangan 5 jari. 9.30 9.50 9.60 Keliling genggaman tangan 13.74 14.41 15.07 Berdasarkan observasi, untuk genggaman dapat terlihat pada gambar di atas bahwa genggaman yang digunakan adalah genggaman antara ibu jari dan jari telunjuk. Namun dapat dilihat, posisi ibu jari tidak berada tepat diujung telunjuk. Melainkan terjadi overlap sebesar 1 ruas jari. Maka dari itu, dalam mendesain diameter gagang sabit, digunakan data antropometri diameter genggaman tangan dengan member overlap sebanyak setengah ruas jari. Akan tetapi, data antropometri yang didapat berdasarkan pengukuran di lapangan adalah data antropometri tanpa overlap. Maka untuk menentukan diameter genggaman tangan dengan overlap setengah ruas jari, dilakukan interpolasi. Jika diasumsikan overlap satu ruas jari adalah 1.5 cm, maka untuk overlap setengah ruas jari akan terjadi overlap sebanyak 1.5cm. Dengan demikian maka keliling diameter genggaman dikurangi overlap sebanyak 1.5 cm, yaitu 12.24 cm Persentil ke-5, 12.91 cm persentil ke-50, dan 13.57 persentil ke- 95. Untuk mencari banyak overlap persentil ke-5, persentil ke-50, dan persentil ke-95 sebagai berikut : 1. Persentil ke-5 Persentase overlap keliling genggaman tangan = 1.5 cm 13.74 cm X 100 = 10.92 Overlap persentil ke-5 dalam cm = 10.92 X 3.80 cm = 0.42 cm 2. Persentil ke-50 Persentase overlap keliling genggaman tangan = 1.5 cm 14.41 cm X 100 = 10.41 Overlap persentil ke-5 dalam cm = 10.41 X 3.90 cm = 0.41 cm 3. Persentil ke-95 34 Persentase overlap keliling genggaman tangan = 1.5 cm 15.07 cm X 100 = 9.96 Overlap persentil ke-5 dalam cm = 9.96 X 4.00 cm = 0.40 cm Maka untuk mencari nilai persentil ke-5, persentil ke-50, dan persentil ke-95 setelah overlap setengah ruas jari adalah sebagai berikut : 1. Persentil ke-5 Setelah dikurangi overlap : 3.80 cm – 0.42 cm = 3.38 cm 2. Persentil ke-50 Setelah dikurangi overlap : 3.90 cm – 0.41 cm = 3.49 cm 3. Persentil ke-95 Setelah dikurangi overlap : 4.0 cm – 0.40 cm = 3.60 cm Maka nilai persentil setelah dikurangi overlap masing-masing adalah sebesar 3.38 cm persentil ke-5, 3.49 cm persentil ke-50, dan 3.60 cm persentil ke-95. Berdasarkan perhitungan, diameter gagang sabit terkecil yang sesuai dengan data antropometri petani wanita adalah sebesar 3.38 cm persentil ke-5 dan diameter gagang sabit terbesar adalah 3.60 cm persentil ke-95. Perbandingan ukuran panjang dan diameter gagang sabit yang digunakan saat ini oleh petani di Kecamatan Dramaga dengan ukuran hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13. Perbandingan ukuran gagang sabit yang digunakan saat ini dan hasil desain Keterangan Yang digunakan petani cm Hasil desain cm Panjang gagang sabit 25.42 30.71 Diameter terkecil gagang sabit 3.00 3.38 Diameter terbesar gagang sabit 3.50 3.60 Agar dapat mengakomodasi populasi yang lebih luas, maka ketiga nilai persentil tersebut digunakan dalam pemakaian diameter gagang sabit. Dimana nilai persentil ke-5 digunakan untuk diameter gagang sabit di bagian terdekat dengan mata sabit dan nilai persentil ke-95 dugunakan untuk diameter gagang sabit di bagian terjauh dari mata sabit.

V. KESIMPULAN DAN SARAN