Jumlah Konsumsi Pakan JKP Retensi Protein RP Retensi Lemak RL Laju Pertumbuhan Harian LPH Efisiensi Pakan EP Kelangsungan Hidup survival rate, SR Kecernaan bahan

6 setelah hewan uji diberi pakan uji, feses ikan mulai dikumpulkan kemudian disimpan dalam botol film. Feses yang sudah terkumpul tersebut disimpan dalam lemari pendingin guna menjaga kesegarannya, untuk kemudian dianalisis kandungan kromnya. Pengumpulan feses dilakukan selama dua minggu pemeliharaan. Feses yang telah terkumpul dikeringkan di dalam oven bersuhu 110 C selama 4-6 jam. Selanjutnya dilakukan analisis kandungan protein dan Cr 2 O 3 terhadap pakan dan feses. Pengukuran kadar Cr 2 O 3 dalam feses menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 350 nm. Prosedur analisis krom selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.

2.4 Parameter yang Diuji

2.4.1 Jumlah Konsumsi Pakan JKP

Pengukuran JKP ditentukan dengan menimbang jumlah pakan yang diberikan dikurangi jumlah pakan yang tidak dimakan.

2.4.2 Retensi Protein RP

Nilai retensi protein dihitung dengan persamaan sebagai berikut : RP = [F P -IP] x 100 Keterangan : RP = Retensi protein F P = Jumlah protein ditubuh ikan pada akhir pemeliharaan g I = Jumlah protein ditubuh ikan pada awal pemeliharaan g P = Jumlah protein yang dikonsumsi ikan g

2.4.3 Retensi Lemak RL

Nilai retensi lemak dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: RL = [F L -IL] x 100 Keterangan : RL = Retensi lemak F L = Jumlah lemak pada tubuh ikan pada akhir pemeliharaan g I = Jumlah lemak pada tubuh ikan pada awal pemeliharaan g L = Jumlah lemak yang dikonsumsi ikan g 7

2.4.4 Laju Pertumbuhan Harian LPH

Pengukuran LPH ikan uji dihitung menggunakan persamaan berikut: α = �� �� � - 1 x 100 Keterangan: α = Laju pertumbuhan harian W t = Rata-rata bobot individu akhir pemeliharaan g W o = Rata-rata bobot individu awal pemeliharaan g t = Lama waktu pemeliharaan hari

2.4.5 Efisiensi Pakan EP

Nilai efisiensi pakan dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut: EP = {[W t + D – W o ] F} x 100 Keterangan : EP = Efisiensi pakan F = Jumlah pakan yang diberikan selama pemeliharaan g W t = Rata-rata bobot individu akhir pemeliharaan g W o = Rata-rata bobot awal pemeliharaan g D = Bobot ikan mati g

2.4.6 Kelangsungan Hidup survival rate, SR

Kelangsungan hidup ikan dapat diketahui dengan persamaan sebagai berikut: SR = [N t N o ] x 100 Keterangan : SR = Survival rate N t = Jumlah ikan akhir pemeliharaan ekor N o = Jumlah ikan awal pemeliharaan ekor

2.4.7 Kecernaan bahan

Parameter kecernaan yang diukur adalah kecernaan bahan yang dikemukakan oleh Watanabe 1988, yaitu terdiri atas 100 pakan acuan reference diet dan pakan uji test diet, yang terdiri dari 70 pakan acuan dan 30 bahan yang akan diuji kecernaannya, dalam hal ini adalah DDGS. Nilai kecernaan bahan dihitung dengan rumus sebagai berikut : Kecernaan protein = 100-[100 - aa’ x bb’] Kecernaan total = [1 - aa’] x 100 8 Kecernaan bahan = ADT –0,7 AD 0,3 Keterangan : a = Cr 2 O 3 dalam pakan a’ = Cr 2 O 3 dalam feses b = nutrien dalam pakan b’ = nutrien dalam feses ADT = nilai kecernaan pakan uji AD = nilai kecernaan pakan acuan

2.5 Analisis Data