BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sengon [ Paraserianthes falcataria L. Nielsen]
Sengon merupakan pohon yang termasuk anggota famili Fabaceae dan merupakan salah satu jenis pohon yang pertumbuhannya sangat cepat.
Pertumbuhannya selama 25 tahun dapat mencapai tinggi 45 m dengan diameter batang mencapai 100 cm. Pada umur 6 tahun sengon sudah dapat menghasilkan
kayu bulat sebanyak 372 m
3
ha. Pohon sengon berbatang lurus, tidak berbanir, kulit berwarna kelabu keputih-putihan, licin, tidak mengelupas dan memiliki
batang bebas cabang mencapai 20 m Atmosuseno 1998. Perakaran sengon sebagaimana legum lainnya, mengandung bintil akar
atau nodul akar. Bintil akar ini mengandung rhizobium yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara dan mengubahnya menjadi ammonia NH
3
yang dapat dimanfaatkan sebagian sumber nitrogen oleh tanaman.
Pohon ini berbunga sepanjang tahun dan berbuah pada bulan Juni- Nopember umumnya pada akhir musim kemarau. Buahnya berbentuk polong,
pipih, dan tipis. berwarna hijau sampai coklat jika sudah masak. Panjang buah sekitar 6–12 cm. Setiap polong buah berisi 15–30 biji. Jumlah benihkg dapat
mencapai 40.000–55.000 biji dengan daya kecambah rata-rata 80 Atmosuseno 1998. Sengon dengan sifat unggul dan benihnya sedikit, seperti sengon solomon
dapat diperbanyak dengan kultur jaringan Siregar dan Wulandari 2010.
2.2 Kultur Jaringan
Kultur jaringan adalah istilah umum yang ditujukan pada budidaya secara in vitro
terhadap berbagai bagian tanaman yang meliputi batang, daun, akar, bunga, kalus, sel, protoplas, dan embrio. Bagian-bagian tersebut disebut sebagai
eksplan, diisolasi dalam kondisi in vitro dan dikulturkan pada medium buatan yang steril sehingga dapat beregenerasi dan berdiferensiasi menjadi tanaman
lengkap Street 1973. Perbanyakan tanamaan sengon dengan teknik kultur jaringan dapat
digunakan sebagai metode alternatif dalam memproduksi semai yang berkualitas baik dalam jumlah besar dan dalam waktu yang relatif lebih singkat Bhojwani
dan Razdan 1983. Selain itu, menurut Siregar et al. 2009 perbanyakan tanaman sengon dengan teknik kultur jaringan mampu menghasilkan pohon sengon yang
mempunyai ketahanan terhadap serangan hama boktor Xystrocera festivan Pascoe. Menurut Suhaendi 1993 teknik kultur jaringan juga dapat digunakan
untuk meningkatkan keragaman genetik atau memperluas genetic base dalam rangka mendapatkan benih unggul.
2.3 Media Tanam