BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sengon Paraserianthes falcataria L. Nielsen merupakan salah satu jenis pohon yang pertumbuhannya sangat cepat. Tinggi pohon dapat mencapai
25–45 meter. Pohon sengon dapat ditebang setelah berumur 5–9 tahun. Potensi produksi kayunya sebesar 10–40 m³hektartahun. Kayu sengon dapat
dimanfaatkan untuk papan penyekat, kayu kontruksibangunan, peti kemas, korek api, pulp, kayu bakar dan lain-lain. Manfaat non kayu yang dapat diambil yaitu
berasal dari daunnya yang dapat digunakan untuk pakan ternak, dan kulit batang digunakan untuk penyamak jaring.
Pada umumnya perbanyakan tanaman sengon dilakukan secara generatif, karena benihnya tersedia sepanjang tahun dengan persen perkecambahan dapat
mencapai lebih dari 80. Tanaman sengon dapat juga diperbanyak secara vegetatif yaitu dengan teknik kultur jaringan. Untuk melakukan teknik kultur
jaringan dibutuhkan biaya yang cukup mahal bila dibandingkan dengan perbanyakan generatif, namun bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan memiliki
keunggulan dari perbanyakan generatif, yaitu secara genetik sama dengan induknya dan pertumbuhannya lebih cepat.
Media tanam yang baik harus memiliki persyaratan tertentu, di antaranya: tidak mengandung bibit hama dan penyakit dan bebas gulma, mampu menampung
air, tetapi juga mampu membuangmengalirkan kelebihan air, remah dan porous sehingga akar bisa tumbuh dan berkembang menembus media tanam dengan
mudah, dan derajat keasaman pH antara 6–6,5. Media tanam akan menentukan
pertumbuhan bibit yang ditanam Anonim 2007.
Selama ini belum ada yang membandingkan pertumbuhan bibit tanaman sengon yang dikembangkan dari benih dan kultur jaringan. Untuk itu, perlu
dilakukan penelitian mengenai pertumbuhan bibit tanaman sengon yang dikembangkan dari benih dan kultur jaringan.
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan pertumbuhan bibit tanaman sengon yang dikembangkan dari benih dan kultur jaringan, yang ditumbuhkan
pada berbagai komposisi media tanam.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA