Derajat Kesukaran soal Tingkat Kesesuaian Soal UASBN PAI Tahun Pelajaran 20112012

80 soal tetapi SKL dan kemampuan yang diuji pada soal nomor 37 tersebut terdapat pada kisi-kisi soal yaitu dengan SKL menjelaskan tata cara mandi wajib dan shalat-shalat munfarid dan jamaah baik shalat wajib maupun shalat sunah, kemampuan yang diuji yaitu menyebutkan contoh shalat sunah berjamaah dan munfarid. Sedangkan soal nomor 8 tidak sesuai dengan kisi-kisi soal karena SKL, kemampuan yang diuji serta indikator yang digunakan pada soal tersebut tidak terdapat dalam kisi- kisi soal.

d. Derajat Kesukaran soal

Derajat kesukaran soal merupakan peluang untuk menjawab benar pada suatu tingkat kemampuan tertentu. Penggolongan tingkat kesukaran soal pada nilai tingkat kesukaran dari setiap butir soal dinyatakan dalam suatu indeks tertentu dan pada umumnya besarnya berkisar 0,00-1,00. Semakin besar indeks tingkat kesukaran yang diperoleh, berarti semakin mudah soal itu. 18 Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Rumus yang digunakan dalam mengukur tingkat kesukaran soal objektif adalah seperti berikut: ITK = ITK= Indeks tingkat kesukaran butir soal. B= Banyaknya siswa yang menjawab benar butir soal. 18 Sukiman. ā€œPengembangan Sistem Evaluasiā€¦, hal. 185 81 N= Banyaknya siswa yang mengikuti tes. Kriteria indeks tingkat kesukaran soal ditunjukkan pada tabel V sebagai berikut: Tabel V Kriteria Indeks tingkat kesukaran soal Indeks Tingkat Kesukaran Kategori 0,00-0,30 0,31-0,70 0,71-1,00 Soal tergolong sukar Soal tergolong sedang Soal tergolong mudah Berdasarkan analisis yang telah peneliti lakukan, dapat diketahui indeks tingkat kesukaran soal pada soal UASBN PAI tahun pelajaran 20112012. Dibawah ini tabel kesukaran soal UASBN PAI tahun pelajaran 20112012berdasar versi 20 siswa di SMP Negeri 30 Purworejo. Tabel VI Indeks Kesukaran Soal UASBN PAI tahun pelajaran 20112012 No Tingkat kesukaran Tafsiran 1 0,6 Soal sedang 2 0,4 Soal sedang 3 0,6 Soal sedang 4 0,6 Soal sedang 5 0,3 Soal sukar 6 0,8 Soal mudah 7 0,9 Soal mudah 8 0,7 Soal sedang 9 0,9 Soal mudah 10 0,8 Soal mudah 11 0,8 Soal mudah 82 U U No Tingkat kesukaran Tafsiran 12 1 Soal mudah 13 1 Soal mudah 14 0,6 Soal sedang 15 0,9 Soal mudah 16 0,9 Soal mudah 17 0,7 Soal sedang 18 0,6 Soal sedang 19 1 Soal mudah 20 1 Soal mudah 21 0,5 Soal sedang 22 1 Soal mudah 23 0,7 Soal sedang 24 0,9 Soal mudah 25 0,7 Soal sedang 26 0,8 Soal mudah 27 0,7 Soal sedang 28 0,8 Soal mudah 29 1 Soal mudah 30 0,6 Soal sedang 31 0,6 Soal sedang 32 1 Soal mudah 33 0,8 Soal mudah 34 0,8 Soal mudah 35 1 Soal mudah 36 0,6 Soal sedang 37 0,9 Soal mudah 38 0,6 Soal sedang 39 1 Soal mudah 40 0,9 Soal mudah 41 1 Soal mudah 42 1 Soal mudah 43 0,9 Soal mudah 44 0,9 Soal mudah 45 0,9 Soal mudah 46 0,8 Soal mudah 47 0,8 Soal mudah 48 0,5 Soal sedang 49 1 Soal mudah 50 0,8 Soal mudah 83 UASBN PAI tahun pelajaran 20112012 di SMP Negeri 30 Purworejo diikuti oleh 191 siswa. Jumlah skor yang diperoleh secara keseluruhan yaitu 1261,90. Nilai rata-rata yang diperoleh 6,64. Nilai tertinggi yaitu 8,60 dan nilai terendah 4,00. Soal UASBN PAI tahun pelajaran 20112012 tergolong soal mudah versi 20 siswa di SMP Negeri 30 Purworejo. Terdapat 1 soal tergolong soal sukar,17 soal tergolong soal sedang, dan 32 tergolong soal mudah. Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan, karakteristik soal UASBN PAI tahun pelajaran 20112012 tergolong soal mudah versi 20 siswa di SMP Negeri 30 Purworejo, telah memenuhi ketiga ranah pembelajaran, sesuai dengan silabus yang digunakan, tetapi kurang sesuai dengan kisi-kisi soal.

B. Peningkatan Pembelajaran PAI Pasca Pelaksanaan UASBN PAI

Berdasarkan penelitian yang telah peneliti lakukan, telah terjadi peningkatan pembelajaran PAI di SMP Negeri 30 Purworejo pasca pelaksanaan UASBN PAI tahun pelajaran 20112012. Peningkatan pembelajaran tersebut terjadi karena dukungan dari stakeholder sekolah. Peningkatan pembelajaran PAI tercapai karena adanya berbagai upaya yang telah dilakukan sekolah untuk meningkatkan pembelajaran. Upaya tersebut antara lain dengan meningkatkan profesionalitas guru, pengembangan dan pembinaan kurikulum, serta peningkatan fasilitas