pihak kontraktor juga digunakan oleh pihak lain untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan seperti bank untuk peminjaman uang.
IV.2.3.1. Analisa Kinerja Proyek dengan Konsep Earned Value
Untuk proyek konstruksi data yang tercantum dalam laporan keuangan belum cukup untuk menilai kesuksesan suatu proyek. Analisa rasio keuangan yang biasa
digunakan dalam mengevaluasi laporan keuangan kurang bermanfaat dalam menilai kinerja pelaksanaan proyek. Analisa rasio keuangan lebih tepat digunakan
dalam menilai kondisi perusahaan. Untuk mendapatkan indikator yang digunakan untuk menilai kesuksesan proyek dalam pengendalian diperlukan perhitungan
yang terpisah dari laporan keuangan proyek.
Dari data yang ada dalam pembukuan pendapatan dan biaya proyek dokumen rencana pelaksanaan proyek dapat dianalisa kinerja pelaksanaan proyek. Analisa
kinerja yang digunakan adalah konsep earned value dimana dilakukan perhitungan kinerja pelaksanaan proyek dan penggunaan biayanya. Untuk
menghitung kinerja proyek dibutuhkan tiga data utama yang harus dinilai dalam periode waktu yang sama. Tabel 4.14 menjelaskan data utama yang harus
disediakan untuk melakukan penilaian kinerja proyek dan formula yang digunakan.
Tabel 4.14. Data Utama dan Formula Earned Value
Data yang dibutuhkan
Data Utama Definisi
Budgeted Cost for Work Scheduled BCWS
BCWS adalah akumulasi rencana penyerapan biaya penyelesaian proyek. Data BCWS dapat diperoleh dari dokumen
rencana biaya pelaksanaan proyek data rencana penyerapan biaya pelaksanaan hingga selesainya proyek yang tergambarkan
dalam kurva S. BCWS digunakan sebagai acuan dasar dalam penilaian kinerja pelaksanaan proyek.
Budgeted Cost for Work Performed BCWP
BCWS adalah akumulasi rencana penyerapan biaya penyelesaian proyek. Data BCWS dapat diperoleh dari dokumen
rencana biaya pelaksanaan proyek data rencana penyerapan biaya pelaksanaan hingga selesainya proyek yang tergambarkan
dalam kurva S. BCWS digunakan sebagai acuan dasar dalam penilaian kinerja pelaksanaan proyek.
Tabel 4.14. Data Utama dan Formula Earned Value lanjutan 1
Data yang dibutuhkan
Data Utama Definisi
Actual Cost for Work Performed ACWP
ACWP merupakan akumulasi biaya aktual proyek. ACWP diperoleh dari pembukuan kemajuan dan biaya proyek. ACWP
digunakan untuk mengetahui biaya yang telah dikeluarkan selama pelaksanaan proyek melebihi dari biaya rencana atau tidak.
Formula Earned Value
Indikator kinerja Rumus
Cost Variance CV CV = BCWP – ACWP
Schedule Variance SV
SV = BCWS – BCWP Cost Performance
Index CPI ACWP
BCWP CPI
= Schedule Performance
Index SPI BCWS
BCWP SPI
= Estimate at
Completion EAC CPI
BCWP -
BAC ACWP
EAC +
= Variance at
Completion VAC
EAC -
BAC VAC
=
Perhitungan EAC yang digunakan dalam sistem penilaian kinerja menggunakan metode deterministik dimana biaya penyeleaian proyek diprediksi berdasarkan
nilai CPI. Metoda ini digunakan dalam perhitungan EAC secara deteministik dengan mengasumsikan bahwa tingkat kemajuan proyek hingga periode
perhitungan kinerja sama dengan tingkat kemajuan proyek yang akan terjadi untuk menyelesaiakan proyek AACE, 1992.
Dari hasil perhitungan dengan formula diatas, kinerja proyek dapat diketahui. Perhitungan dengan formula earned value akan diperoleh hasil sebagai berikut :
a. Biaya aktual proyek kurang dari biaya rencana.
Dengan menghitung nilai CV dan CPI, akan diketahui biaya aktual proyek melebihi atau di bawah biaya yang direncanakan. Bila nilai CV lebih dari
nol dan CPI lebih dari satu maka biaya aktual ACWP proyek tidak melebihi biaya rencana BCWP.
b. Biaya aktual melebihi biaya rencana.
Bila nilai CV bernilai negatif dan CPI kurang dari satu memperlihatkan bahwa biaya aktual lebih besar daripada biaya rencana.
c. Pelaksanaan proyek lebih cepat dibandingkan jadwal rencana.
Penilaian kecepatan waktu pelaksanaan proyek diukur dari prosentase rencana yang telah diselesaikan. Pelaksanaan proyek lebih cepat
dibandingkan rencana akan mengahasilkan nilai SV negatif dan SPI lebih besar daripada satu dimana BCWP lebih besar dari BCWS.
d. Pelaksanaan proyek lebih lambat dibandingkan jadwal rencana
Bila pelaksanaan proyek lebih lambat dibandingkan jadwal rencana akan menghasilkan nilai SV negatif dan SPI kurang dari satu.
Interpretasi dari hasil perhitungan CV, SV, CPI dan SPI tidak dapat secara terpisah karena ukuran penilaian waktu dan biaya saling terkait satu sama lain.
Nilai CV negatif dan CPI kurang dari satu belum tentu mengindikasikan kinerja pelaksanaan proyek yang buruk. Bila interpretasi hanya dilihat dari dimensi biaya
saja CV dan CPI, proyek akan dinilai buruk dimana terjadi pemborosan biaya atau overbudget. Namun pengeluaran biaya yang melebihi biaya rencana harus
dilihat bagaimana kecepatan pelaksanaan proyek. Biaya aktual yang melebihi biaya rencana terjadi mungkin disebabkan pelaksanaan proyek yang lebih cepat
dibandingkan dari jadwal rencana. Begitu juga ketika biaya aktual lebih rendah dibandingkan biaya rencana ketika nilai CV positif dan CPI lebih dari satu. Hal
tersebut harus dilihat juga bagaimana nilai SV dan SPI. Rendahnya biaya aktual dapat juga disebabkan pelaksanaan proyek yang lebih lambat dibandingkan jadwal
rencana.
SV dan SPI merupakan indikator waktu kesuksesan pelaksanaan proyek. Ketika melakukan pengendalian proyek dengan menggunakan nilai SV dan SPI sebagai
indikator kecepatan pelaksanaan proyek tidak dapat diketahui jalur kritis dari pelaksanaan proyek. Ketika melakukan perhitungan proyek dengan Critical Path
Method CPM memungkinkan mengawasi proyek hanya kepada kegiatan yang berada pada jalur kritis dan mengabaikan kegiatan lainnya hingga menjadi
kegiatan kritis. Nilai SV dan SPI tidak dapat melihat pelaksanaan proyek lebih lambat dari jalur kritis atau tidak. Selain hal tersebut, nilai SV dan SPI
mengabaikan kegiatan yang memiliki biaya rencana sama dengan nol seperti
pemesanan material. Oleh sebab itu penggunaan nilai SV dan SPI dalam pengendalian proyek digunakan bersama-sama dengan network diagram sehingga
dapat melihat status proyek berada dijalur kritis atau tidak dan dapat mengakomodasi kegiatan penting tapi tidak memiliki biaya.
Nilai SV, CV, SPI dan CPI yang tinggi mengindikasikan kinerja proyek yang baik. Namun hal ini perlu diperhatikan lagi karena dapat disebabkan oleh
perencanaan dan penganggaran yang tidak realistis. Bila hal ini yang terjadi maka perlu perbaikan dalam perencanaan proyek dimana jadwal rencana dan biaya yang
dianggarkan dibuat lebih realistis.
Dengan menggunakan formula earned value dimungkinkan untuk mengestimasi biaya penyelesaian proyek seperti dalam persamaan 4.5. Dari hasil perhitungan
estimasi biaya penyelesaian proyek dapat dilakukan perhitungan lebih lanjut apakah estimasi biaya penyelesaian proyek melebihi keseluruhan biaya rencana
proyek seperti dalam persamaan 4.6. Bila nilai VAC negatif memprediksi bahwa total biaya penyelesaian proyek akan melebihi dari biaya yang direncanakan.
Permasalahan ini umumnya disebabkan dalam 4 macam yang harus diidentifikasi: a.
Terjadi kesalahan dalam pencatatan biaya aktual proyek Bila dalam identifikasi permasalahan hal ini diketahui sebagai penyebab
maka perlu segera melakukan revisi laporan biaya pelaksanaan proyek dan dianalisa ulang kinerja proyek berdasarkan data yang telah diperbatui.
b. Terjadi kesalahan dalam perencanaan dan penganggaran biaya
Bila hal ini terjadi maka itu terjadi diperlukan penggunaan biaya kontingensi dan didistribusikan kedalam item biaya yang menjadi
kesalahan dalam perhitungan. Bila biaya sudah didistribusikan maka dilakukan perhitungan ulang estimasi biaya penyelesaian proyek.
c. Tejadinya kondisi yang tidak diinginkan
Kondisi yang tidak diinginkan yang dapat menyebabkan pembengkakan biaya proyek seperti kondisi bawah tanah pada untuk pekerjaan pondasi.
Kondisi ini seharusnya sudah diantisipasi sebelumnya dengan
menganggarkan biaya tak terduga contingency dan tindakan antisipasi harus sudah dilakukan untuk mencegah pembengkakan biaya.
d. Karena pelaksanaan proyek yang buruk.
Karena pelaksanaan proyek yang buruk menyebabkan keterlambatan dari rencana. Keterlambatan ini akan mengakibatkan pembengkakan biaya
penyelesaian proyek. Bila dari hasil identifikasi hal ini yang terjadi maka perlu langkah perbaikan agar proyek dapat kembali dalam jalur yang telah
direncanakan.
Target ideal pencapaian kinerja proyek yang diinginkan harus memasukkan faktor probabilitas karena biaya waktu pelaksanaan proyek tidak dapat ditentukan
dengan pasti hingga penyelesaian proyek Peterson, 2005. Dengan mengakomodasi probabilitas diperoleh nilai SV dan CV yang negatif serta CPI
dan SPI kurang dari satu belum tentu mengindikasikan kinerja proyek yang buruk. Dengan memasukkan faktor probabilitas maka dapat ditetapkan batasan dari nilai
CV, SV, CPI dan SPI. Pencapaian target kinerja proyek dapat ditampilkan secara grafis beserta batasan atau target yang harus dicapai seperti dalam Gambar 4.6 di
bawah ini. Penentuan target nilai CV, SV, SPI dan CPI tidak termasuk dalam pembahasan penelitian ini. Alternatif lain untuk penyajian nilai SPI dan CPI
adalah dengan grafik terhadap waktu pelaksananaan proyek yang disajikan dalam Gambar 4.7.
Gambar 4.6. Grafik Polar SPI dan SPI
Target yang harus dicapai
CPI
SPI Dibawah biaya rencana
Lebih cepat dari jadwal
Melebihi biaya rencana Lebih cepat dari jadwal
Melebihi biaya rencana Lebih lambatt dari jadwal
Dibawah biaya rencana Lebih cepat dari jadwal
SPICPI
1
Waktu
Gambar 4.7. Grafik SPI dan CPI terhadap Waktu
IV.2.3.2. Laporan Proyek