laeviceps di Perkebunan Sawit

Gambar 3 Struktur morfologi Trigona laeviceps. a. flagella, b. pedicel, c. scape, d. mata, e. gena. f. mesoscutum,g. tegula, h. propodeum, i. mesoscutellum, j. sayap depan, k. metasoma, l. metasomal terga, m. tibia belakang, n.basitarsus belakang, o. tungkai belakang, p.tungkai tengah, q. tungkai depan r. mandibula, s. clypeus. Aktivitas Terbang Harian

T. laeviceps di Perkebunan Sawit

Semua koloni

T. laeviceps

di perkebunan sawit SW mulai melakukan aktivitas terbang pukul 07.30 pagi suhu 25 o C, kelembaban 85, intensitas cahaya 140 lux dan berhenti pukul 18.10 suhu 27 o C, kelembaban 87, intensits cahaya 6 lux atau sekitar 10,5 jam Gambar 6 a, b. Akan tetapi puncak aktivitas terbang dan jumlah T. laeviceps yang masuk sarang tiap 10 menit pengamatan bervariasi antar koloni. Koloni 1 T. laeviceps di perkebunan sawit TL1SW mempunyai puncak aktivitas terbang pada pukul 11.00-12.40 dengan jumlah T. laeviceps yang masuk sarang 47 individu10 menit Gambar 5a. Aktivitas terbang harian TL1SW lebih tinggi daripada koloni 2 T. laeviceps di perkebunan sawit TL2SW. Koloni TL2SW mempunyai puncak aktivitas terbang harian pada pukul 11.00-13.10 dengan jumlah T. laeviceps masuk sarang 32 individu10 menit Gambar 5b. Berdasarkan uji t-test tidak berpasangan aktivitas terbang harian koloni 1 dan koloni 2 menunjukan nilai t=1,759, nilai p=0,084, karena nilai p=0.084 alpha=0.05 maka aktivitas terbang harian T. laeviceps pada koloni 1 tidak berbeda nyata dengan aktivitas terbang harian koloni 2. Pada koloni 1 dan 2, jumlah T. laeviceps yang kembali ke sarang lebih tinggi pada siang hari pukul 11:00-14:40 WIB dengan jumlah rata-rata masing-masing 45,4 individu suhu 34 o C, kelembaban 61,1, intensitas cahaya 429 lux dan 30,5 individu Tabel 1 suhu 31,7 o C, kelembaban 63, intensitas cahaya 409 lux Tabel 3, 4, 5. A ktivitas Mencari Polen T. laeviceps di Perkebunan Sawit T. laeviceps yang mencari polen terlihat membawa polen pada tungkai belakang, sedangkan T. laeviceps tanpa polen diduga membawa nektar, air atau resin. Koloni TL1SW mulai mencari polen pada pukul 08.00 dan berhenti pada pukul 17.40 Gambar 5a. sedangkan koloni TL2SW mulai mencari polen pada pukul 08.30 berhenti pada pukul 17.10 Gambar 6b. TL1SW mencari polen 30 menit lebih awal dan berhenti 30 menit lebih akhir daripada TL2SW. Puncak aktivitas mencari polen dan jumlah individu yang membawa polen tiap 10 menit pada TL1SW dan TL2SW berturut-turut adalah pukul 12.30-13.10 8 individu dan 11.30-12.40 4 individu Gambar 5 a, b. Puncak aktivitas mencari polen pada TL1SW terjadi pada suhu 34 o C, kelembaban 61,1, intensitas cahaya 429 lux, sedangkan pada TL2SW terjadi pada suhu 31,7 o C, kelembaban 63, dan intensitas cahaya 409 lux Tabel 3, 4, 5. Berdasarkan uji t-test tidak berpasangan aktivitas mencari polen koloni 1 dan koloni 2 menunjukan nilai t=2,644, nilai p=0,01, karena nilai p=0,01 alpha=0.05 maka aktivitas mencari polen T. laeviceps pada koloni 1 berbeda nyata dengan aktivitas terbang harian koloni 2.Jumlah T. laeviceps yang kembali ke sarang membawa polen pada TL1SW dan TL2SW paling banyak terjadi pada siang hari pukul 11:00-14:40 WIB dengan jumlah rata- rata masing-masing 6,4 individu dan 3,3 individu Tabel 2. Aktivitas Terbang Harian

T. laeviceps di Perkebunan Karet

Dokumen yang terkait

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 10 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat

3 83 102

Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit ( Elaeis Guineensis Jacq.) Dengan Menggunakan Media Sekam Padi dan Frekuensi Penyiraman di Main Nursery

10 98 74

Evaluasi Karakter Pertumbuhan Beberapa Varietas Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Pre Nursery Pada Beberapa Komposisi Media Tanam Tanah Gambut

1 56 86

Studi Sebaran Akar Tanaman Kelapa Sawit(Elaeis guineensis Jacq.) Pada Lahan Gambut Di Perkebunan PT. Hari Sawit Jaya Kabupaten Labuhan Batu

6 87 123

Respon Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) di Main Nursery Terhadap Komposisi Media Tanam dan Pemberian Pupuk Posfat

6 92 114

Evaluasi Kesesuaian Lahan Untuk Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis quenensis Jacq), Coklat (Theobroma cacao) Dan Karet (Havea brasiliensis) Di Desa Belinteng Kecamatan Sei Bingei Kabupaten Langkat

0 26 52

Indeks Keanekaragaman Jenis Serangga Pada Pertanaman Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Kebun Tanah Raja Perbaungan PT. Perkebunan Nusantara III

6 91 53

Model pendugaan cadangan karbon pada kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) umur 5 tahun di perkebunan kelapa sawit PT. Putri Hijau, Kabupaten Langkat.

6 77 76

Pendugaan Cadangan Karbon Pada Tegakan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) Umur 15 Tahun di Perkebunan Kelapa Sawit Putri Hijau, Besitang Sumatera Utara

5 61 75

Pengaruh Penambahan Nanokristal Selulosa Dari Tandan Kosong Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jack) Terhadap Produk Karet Nanokomposit Dengan Teknik Pencelupan

8 70 75