Pengelolaan Tenaga Kerja Pengorganisasian Pelaksanaan Pemeliharaan Lanskap

5.2 Pengorganisasian Pelaksanaan Pemeliharaan Lanskap

Perumahan DBR merupakan perumahan yang besar sehingga dibuat struktur organisasi agar perumahan DBR dapat dikelola dengan baik. Pengelolaan Perumahan DBR berada di bawah wewenang dan tanggung jawab Direktur Operasional dan General Manager yang dibantu oleh Supervisor Estate Departement . Untuk kegiatan pengelolaan di lapang, manager menyerahkan wewenang penuh kepada Supervisor Estate Departement yang dibantu oleh paramandor dan staf lapang. Pemeliharaan lanskap dikelola secara in house yang memiliki beberapa tenaga kerja harian dan pengawas lapang untuk seluruh area pemeliharaan. Pihak pelaksana juga berkoordinasi dengan kontraktor yang berkait.

5.2.1 Pengelolaan Tenaga Kerja

Kegiatan pemeliharaan lanskap ditangani sendiri in house oleh Estate Departemen dengan memperkerjakan tenaga kerja harian. Berdasarkan status karyawan ada dua jenis karyawan yaitu karyawan tetap dan karyawan harian. Jam kerja karyawan rata-rata 7 jamhari mulai dari pukul 08.00 sampai dengan pukul 16.00 dari hari Senin sampai hari Sabtu dengan waktu istirahat pada pukul 12.00 sampai dengan pukul 13.00. Karyawan tetap dimonitor setiap hari dengan mesin absen “amano”. Jika ada karyawan yang tidak hadir maka harus menggantikan jam kerja itu pada hari lain sedangkan tenaga kerja harian diabsensi dilakukan setiap hari oleh pengawas mandor dan diserahkan kepada supervisor Lampiran 7. Jika ada tenaga kerja yang tidak masuk maka akan dipotong upahnya sebanyak jumlah hari yang ia tidak masuk. Jam kerja lembur diberikan apabila memang ada pekerjaan yang tidak dapat diselesaikan pada saat jam kerja utama. Rata-rata tenaga harian lembur selama 5 jam perhari dan upah lembur dibayarkan sesuai dengan upah yang sudah ditentukan oleh Estate. Spesifikasi pekerjaan meliputi pemeliharaan rutin yaitu penyiraman, pemupukan, pemotongan dahanbatang-batang pohon yang tidak diperlukan, penyemprotan hama, penggantian tanaman-tanaman yang mati, pemotongan rumput, renovasi taman serta kegiatan kebersihan yang meliputi penyapuan jalan-jalan, membuang semua bekan pekerjaan taman, dan pembersihan saluran-saluran. Jumlah tenaga kerja pemeliharaan harian berada pada naungan PT. Bogor Raya Development sebanyak 35 orang yang terdiri dari pekerjaan penanggung jawab jalur 1 dan 2 pos Aster sebanyak 6 orang, jalur 3 Klub Golf Bogor Raya blok E sebanyak 5 orang, dan kantor estate sebanyak 5 orang. Biasanya satu area dikerjakan beberapa tenaga. Pada periode tertentu dilakukan pergiliran lokasi. Kinerja dari tenaga kerja melalui waktu kerja dalam menyelesaikan satu pekerjaan. Kapasitas dan efektifitas tenaga kerja pemeliharaan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Kapasitas dan Efektifitas Tenaga Kerja Pemeliharaan No Jenis Pekerjaan Kapasitas Kerja Unitjam Efektifitas Kerja Pengamatan Pustaka 1 Penyiraman 600 m² 700 m² 86 2 Pemangkasan rumput 500 m² 250 m² 200 3 Pemangkasan semak 28 m² 10 m² 280 4 Pemangkasan pohon 4 pohon 5 pohon 80 5 Penyiangan groundcover 20 m² 40 m² 50 6 Penyiangan semak 12 m² 40 m² 30 7 Penyiangan pohon 10 pohon 7 pohon 142 8 Penyiangan rumput 20 m² 40 m² 50 9 Pemupukan semak 50 m² 100 m² 50 10 Pemupukan pohon 7 pohon 7 pohon 100 11 Pengendalian HPT 140 m² 500 m² 28 12 Penyapuan Boulevard 700 m² - - 13 Penyapuan pemukiman 700 m² - - Sumber: Arifin dan Arifin 2005 Dari hasil pengamatan dan perhitungan yang dilakukan, terlihat bahwa produktivitas dari para tenaga kerja pada beberapa jenis pekerjaan sudah cukup baik. Namun akan lebih baik apabila para pekerja lebih memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Karena yang menjadi masalah bahwa tidak tertibnya para tenaga kerja mematuhi waktu jam kerja, khususnya memakan waktu istirahat yang cukup lama sehingga waktu efektif bekerja berkurang. Penurunan kapasitas tenaga kerja dapat dipengaruhi oleh beberapa hal berikut. 1. Faktor alam Hal ini merupakan kendala yang cukup besar bila datangnya musim penghujan dimana gulma-gulma baik di tanaman maupun di paving tumbuh dengan cepat namun waktu yang dibutuhkan untuk bekerja menjadi berkurang karena datangnya hujan. Namun, positifnya adalah tanaman-tanaman yang penyiramannya kurang mendapatkan cukup penyiraman. 2. Faktor tenaga kerja Kemampuan fisik dari tenaga kerja harian yang melakukan pekerjaan pemeliharaan tidak dapat diandalkan 100 dalam ketepatan waktu penyelesaian pekerjaan pemeliharaan. Kapasitas dapat menurun kerena kondisi fisik dari tenaga kerja yang tidak dalam kondisi sehat. 3. Faktor bahan dan alat Faktor ini sering menjadi kendala dalam pekerjaan pemeliharaan. Yang menjadi kendala adalah ketika adanya kerusakan alat pada mesin potong rumput dan penyediaan alat dan bahan yang cukup lama prosesnya. Hal ini mempengaruhi kapasitas tenaga kerja karena ketidaknyamanan alat yang digunakan membuat pekerjaaan sedikit tidak lancar dari biasanya. Beberapa masalah yang terjadi di lapang adalah tidak tertibnya beberapa tenaga kerja memenuhi waktu jam kerja sebaiknya pengawasan karyawan lapang perlu ditingkatkan lagi agar karyawan lebih intensif dalam melaksanakan pekerjaannya. Secara teknis kegiatan pemeliharaan di lapang sudah cukup baik walaupun terdapat beberapa kesalahan kecil. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan yang dimiliki para tenaga kerja, karenanya diperlukan training atau transfer informasi baik sebelum para tenaga kerja diterjunkan ke lapang atau setelah kegiatan pemeliharaan dilaksanakan.

5.2.2 Kontraktor