kerjanya rusak atau bahkan pekerjaan yang memang tidak bisa dilaksanakan. Adapun jenis pekerjaan yang sering mengalami peralihan adalah penyiraman dan
tenaga kerjanya biasanya membantu pekerjaan mencabut gulma pada conblok; dan pemangkasan semak perdu di mana ketika pekerjaan telah mencapai targetnya
maka tenaga kerja tersebut membantu para pekerja lainnya. Bagian infrasturktur membawahi pekerjaan yang berhubungan dengan hard material seperti perbaikan
jalan, pagar, lampu, dan telepon.
5.4 Kegiatan Pemeliharaan Lanskap
Pemeliharaan merupakan kegiatan yang paling menentukan dalam keberlanjutan lanskap. Permasalahan yang sering dihadapi dalam pembangunan
lanskap adalah kurangnya perencanaan pemeliharaan. Seringkali setelah terbangun, tamanlanskap terbengkalai.
Kawasan Perumahan Danau Bogor Raya dirawat secara rutin baik hard material
maupun soft material. Terdapat dua kelompok pembagian kegiatan pemeliharaan yang meliputi jalur hijau, kavling kosong, dan rumah yang masih
dalam masa garansi, yaitu pemeliharaan rutin dan pemeliharaan insidental. Pemeliharaan rutin meliputi penyiraman, pemangkasan rumput, pemangkasan
semak, dan pengendalian gulma. Pemeliharaan insidental meliputi pemangkasan pohon, penyulaman, pemupukan, dan pengendalian hama penyakit.
5.4.1 Pemeliharaan Fisik
Pada pemeliharaan fisik berhubungan dengan kualitas elemen lanskap dan berpedoman pada tujuan dan desain yang telah dibuat sebelumnya untuk
mengimbangi pemeliharaan secara ideal sehingga rapi, bersih, indah, asri, nyaman, serta aman. Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan fisik meliputi
pemeliharan soft material dan hard material. Pemeliharaan soft material terdiri atas penyiraman, pemangkasan,
penyiangan gulma weeding dan pendangiran, pemupukan, pengedalian hama penyakit, dan penyulaman. Hard material meliputi pembersihan perkerasan,
perbaikan jalan dan pengecatan, dan penerangan jalan umum PJU dan saluran telepon.
5.4.1.1 Pemeliharaan Elemen Lunak Soft Material 5.4.1.1.1 Penyiraman
Air merupakan kebutuhan utama tanaman. Penyiraman dilakukan secara kontinyu dengan memperhatikan kondisi cuaca yang ada. Penyiraman dilakukan
secara bersamaan terhadap tanaman groundcover, semakperdu beserta pohon. Adapun peralatan yang digunakan dalam penyiraman adalah mobil tangki. Alat
penyiraman dengan mobil tangki yang disediakan pihak pengelola sebanyak 2 unit yaitu mobil tangki dengan kapasitas 4000 liter dan 5000 liter. Jumlah tenaga kerja
yang dibutuhkan dalam penyiraman terdiri dari 1 orang supir dan 2 tenaga kerja penyiraman Gambar 31.
Area yang diutamakan untuk dilakukan penyiraman adalah jalur boulevard dan pada tanaman yang baru ditanam. Pada musim kemarau, penyiraman denagn
mobil tangki dilakukan setiap hari, sedangkan ketika datangnya hujan penyiraman tidak dilakukan esoknya. Taman lingkungan pada area permukiman jarang
dilakukan penyiraman, dikarenakan tidak cukup waktu dan juga karena taman lingkungan sudah didominasi dengan pohon-pohon besar yang cukup kuat bila
tidak disiram.
Gambar 31. Penyiraman dengan Mobil Tangki
Dalam pelaksanaannya, penyiraman dimulai dengan pengisian tangki menggunakan selang 7 cm. Air yang digunakan berasal dari saluran yang
kualitasnya masih layak untuk penyiraman. Pengisian air untuk tangki berukuran 5000 liter menghabiskan waktu 2 jam dimulai pada pukul 07.00. Air sebanyak
5000 liter dapat habis dalam jangka waktu penyiraman dua jam tanpa henti. Setelah air habis, tangki diisi kembali. Penyiraman dapat berlangsung pada pagi,
siang hingga malam hari. Pada teknis di lapangan, mahasiswa mengamati bahwa terkadang volume
semprot untuk penyiraman terlalu besar. Hal ini berakibat tanah tererosi dan rumput sering rusak terutama pada rumput yang baru ditanam dan taman yang
terjal. Penyiraman untuk semakperdu, grouncover, dan rumput dengan jarak yang cukup dekat dari mobil tangki dilakukan oleh tenaga kerja dari atas mobil tangki.
Untuk penyiraman yang cukup jauh dari mobil tangki, tenaga kerja turun dari mobil tangki tersebut. Penyiraman juga diperlukan pada tanaman semakperdu
yang baru dipupuk dan tanaman yang baru ditanam. Karena kegiatan pemeliharaan taman rumah tidak menjadi tugas Estate, penyiraman pada masing-
masing rumah dilakukan oleh pemilik rumah. Biasanya pemilik rumah menyirami tanamannya menggunakan air yang sudah disediakan dan dialiri ke
masing-masing rumah. 5.4.1.1.2 Pemangkasan
Pemangkasan merupakan jenis kegiatan pemeliharaan fisik yang bersifat rutin dengan frekuensi tertentu. Pemangkasan yang dilakukan di Perumahan
Danau Bogor Raya meliputi pemangkasan rumput, grouncover, semakperdu, dan pemangkasan pohon. Tujuan dari kegiatan pemangkasan yaitu untuk menjaga
kesehatan tanaman, mempertahankan penampilan tanaman, dan untuk keamanan pengguna. Secara umum pemangkasan dilakukan untuk mengurangi ukuran
tanaman, membentuk tanaman, meremajakan tanaman, membuang bagian tanaman utilitas dan para pengguna, memenuhi persyaratan teknis lapangan untuk
hamparan rumput. Pemangkasan rumput setiap harinya terbagi dalam beberapa area, yaitu
area kavling, berm, median, taman, dan lahan miring. Pemangkasan pada area kavling dan halaman rumah warga yang belum dihuni bertujuan untuk
memangkas rumput-rumput liar. Pemangkasan lebih mudah karena lahan masih
lapang sehingga area hasil pemangkasan lebih luas. Kemudian pada berm median, dan taman kegiatan pemangkasan membutuhkan waktu lebih lama dibandingkan
area kavling karena pada area-area ini harus lebih berhati-hati agar tidak mengganggu tanaman yang lain.
Pemangkasan rumput dengan alat mesin gendong dilakukan pada taman lingkungan, kavling, ruang terbuka hijau serta berm jalan. Masing-masing mesin
diberikan jatah bahan bakar 3lhari. Alat bantu yang digunakan dalam pemangkasan rumput ini adalah asahan, kaca mata, dan masker sebagai
pengaman. Selain alat mesin gendong alat pangkas lain yang digunakan adalah babadan. Babadan digunakan untuk area yang relative rumit dan cukup terjal.
Babadan ini menjangkau tempat-tempat yang sangat sulit dijangkau alat mesin gendong.
Pemangkasan rumput dengan menggunakan mesin gendong lebih terkonsentrasi pada berm dan median Gambar 32.. Oleh karena itu,
pemangkasan rumput diiringi pula dengan petugas penyapuan, agar rumput yang baru saja dipotong dapat segera dibersihkan. Untuk pemangkasan rumput kavling,
sampah rumput yang ada dibiarkan saja dan kemudian menjadi pupuk organik dengan sendirinya.
Gambar 32. Pemangkasan Rumput dengan Alat Mesin Gendong
Pekerjaan pemangkasan pada semak, perdu dan groundcover dilakukan pada umumnya untuk menjaga kerapihan tapak. Alat-alat yang digunakan berupa
parang dan gunting pangkas. Pemangkasan pada pohon merupakan kegiatan non- rutin. Pemangkasan pohon dilakukan dengan beberapa teknik anatara lain
menggunakan arit, golok, gergaji, atau galah. Faktor-faktor yang menyebabkan adanya pemangkasan pohon adalah
sebagai berikut: 1.
terdapat pohon yang roboh akibat angin; 2.
tajuk pohon yang menjuntai ke bawah dan menghalangi jalan; 3.
tajuk pohonm yang terlalu lebar sehingga ranting pohon dapat patah dan jatuh;
4. terserangnya pohon oleh hama penyakit.
5.4.1.1.3 Penyiangan Gulma Weeding dan Pendangiran Penyiangan gulma dilakukan untuk menghilangkan tanaman liar yang
berada disekitar tanaman pokok sedangkan pendangiran merupakan usaha penggemburan tanah di sekitar tanaman atau pohon. Kedua kegiatan ini dilakukan
secara bersamaan agar lebih efektif. Penyiangan gulma dan pendangiran pada pohon di areal jalur jalan utama bersifat semi-intensif, sehingga penyiangan
gulma diprioritaskan pada median jalan. Penyiangan dilakukan secara manual yaitu dengan mencabutnya dengan
tangan satu per satu merupakan cara penyiangan yang praktis, efisien, dan tidak mengeluarkan biaya yang banyak Gambar 33. Gulma yang sering ditemukan
antara lain pegagan, rumput teki, putrid malu, dan jenis lainnya. Untuk pengendalian gulma dengan menggunakan herbisida tidak dilakukan pada area
pertamanan karena kurangnya alat yang digunakan. Penyiangan gulma dan pendangiran pada pohon di areal jalur utama betrsifat semi intesif, sehingga
penyiangan gulma di prioritaskan pada median jalan. Untuk penyiangan dan pedangiran ini dilakukan dengan membuat piringan atau bokoran seluas dengan
lebar tajuk tanaman, namun untuk pohon biasanya luas dari piringan atau bokoran yang dibuat telah ditetapkan dengan diameter 100 cm.
Untuk menghindari pertumbuhan gulma, perlu dilakukan tindakan pencegahan dengan cara tidak terlalu banyak menggunakan pupuk kandang atau
menggunakan pupuk kandang yang telah disterilkan. Hal itu disebabkan pupuk
kandang yang dijual di pasaran acapkali belum disterilkan dan banyak mengandung benih rerumputan yang masih dapat tumbuh. Pada perumahan Danau
Bogor Raya, penggunaan pupuk kandang kerap kali digunakan pada saat penanaman.
Gambar 33. Penyiangan secara Manual 5.4.1.1.4 Pemupukan
Jenis tanah yang terdapat pada Perumahan Danau Bogor Raya adalah jenis tanah Latosol yang memiliki nutrisi, bahan organik, dan kesuburan kimia
yang rendah. Untuk mengatasinya dapat dilakukan dengan pemupukan dan pemberian bahan kapur, sehingga pertumbuhan dan perkembangan tanaman-
tanaman yang beraa di atasnya berlangsung baik. Pemupukan yang digunakan di Perumahan Danau Bogor Raya terdiri dari
dua jenis yaitu pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik yang digunakan adalah kandang, dan pupuk anorganik yang digunakan adalah pupuk urea dan
pupuk NPK. Pemupukan biasanya dilakukan pada saat musim hujan, hal ini dikarenakan kurangnya media untuk dilakukannya penyiraman. Kegiatan
pemupukan saat ini bersifat insidentil dikarenakan keterbatasan tenaga kerja dan anggaran biaya sehingga tenaga kerja yang digunakan sesuai dengan jumlah
tanaman yang akan dipupuk Gambar 34.
Gambar 34. Pemupukan pada Pohon
Pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang merek ‘Kayana’ Kelas 2. Pupuk ini lebih diperuntukan bagi tanaman yang baru saja ditanam, pohon,
semakperdu, dan groundcover. Pemupukan dengan menggunakan pupuk anorganik NPK mengandung 15 Nitrogen, 15 fosfor, 15 Kalium.
Pemupukan dengan NPK lebih difokuskan kepada tanaman semakperdu dan pemberiaanya dengan cara ditebar di sekitar tanaman.
5.4.1.1.5 Pengendalian Hama Penyakit Pengendalian hama penyakit dilakukan untuk mencegah atau mengatasi
tanaman yan terserang penyakit. Pengendalian ini biasanya menggunakan insektisida dan fungisida, dengan dosis yang digunakan disesuaikan dengan dosis
aturan pakai pada masing-masing bahan. Sebelum dilakukan penyemprotan Gambar 35 biasanya diadakan pemeriksaan terlebih dahulu untuk mengetahui
jenis hama dan penyakit yang menyrang tanaman. Pemeliharaan ini bersifat korektif.
Hal yang sangat penting dimiliki oleh tenaga kerja pengendalian hama dan penyakit ini adalah kemampuan untuk mengenali gejala serangan hama maupun
penyakit sejak dini dan cara untuk mengatasi masalah tersebut. Kegiatan pengendalian hama penyakit merupakan kegiatan yang bersifat insidental jika
terjadi serangan. Jenis penyakit atau hama yang menyerang tanaman tidak banyak ditemukan di lapangan. Hal ini dapat dilihat dari kondisi tanaman yang sehat dan
jarang ditemukannya hama.
Gambar 35. Pengendalian Hama dan Penyakit dengan Pestisida
Pengendalian HPT ini lebih diprioritaskan pada jalur jalan utama, khususnya pada pohon palem cocos Arescastrum romanzoffianum. Palem cocos
merupakan pohon dengan tingkat serangan hama yang paling tinggi di kawasan Bogor Raya. Hama yang menyerang tanaman palem ini adalah hama rayap yang
menyerang bagian batang pohon. Pada awal penyerangan, tidak terlihat tanda- tandanya dari luar karena penyerangan hama rayap ini dimulai dari bagian dalam
batang pohon. Selain rayap yang menyerang palem cocos, juga terdapat hama ulat yang menyebabkan daun rusak sehingga menyebabkan pucuk berwarna merah
dan tidak tumbuh lagi. Untuk penyerangan hama rayap, terjadi juga pada pohon- pohon lain seperti dadap merah Erythrina cristagali dan palem ekor tupai
Wodyetia bifurcata. Namun pada pohon-pohon tersebut hama rayap ini menyerang bagian luar batang sehingga dapat lebih mudah dan cepat diatasi.
Jenis kerusakan yang disebabkan hama ulat adalah cacar daun pada lili paris Chrorophytum comosum, daun coklat pada pohon bungur Lagerstromia
loudini , dan pucuknya dimakan ulat dari ataske bawah pada pohon beringin
Ficus benjamina. Gejala yang disebabkan oleh kutu putih ditandai dengan daunnya terdapt noda-noda putih berbulu dan terdapat pada tanaman kamboja
Plumeria rubra, Batavia Euphorbia pandurifolia, passiflora Passiflora coccinea
, pohon sawo duren Crysophyllum cainito L, alamanda Allamanda cathartica,
pohon cemara Cassuarina junghuniana, dan pohon waru Hibiscus mutabilis.
Penyemprotan dilakukan searah dengan arah angin, menggunakan spryer gendong. Bahan yang digunakan untuk insektisida adalah curacron 500 EC 0,5
ccl dan agristick sebagai bahan perekat. 5.4.1.1.6 Penyulaman
Penyulaman yaitu pergantian tanaman akibat kerusakan atau mati. Kegiatan penyulaman merupakan kegiatan yang bersifat insidentil. Kegiatan ini
dilakukan bila terdapat kerusakan dari tanaman akibat terlindas mobil ataupun mati. Tanaman yang diambil untuk kegiatan penyulaman ini berasal dari nursery
ataupun jika tidak terdapat dari nursery, tanaman tersebut diambil dari tanaman yang ditanam di sekitar area pemeliharaan. Penyulaman lebih banyak dilakukan
pada tanaman groundcover dan semak Gambar 36.
Gambar 36. Penyulaman pada Area Taman
Secara teknis, tanaman yang mati sebelumnya dibongkar kemudian dipindahkan atau dibuang. Selanjutnya, lubang tanam ditanami yang baru. Pada
pohon diberikan stagger dari bambu untuk memperkuat tegaknya tanaman. Penyulaman juga ditentukan oleh lokasi tanaman yang mati. Penyulaman lebih
mementingkan area pemeliharan intensif yang merupakan area pemeliharaan intensif yng merupakan area yang sering dilewati pengguna.
Pergantian tanaman dilakukan atas permintaan Dewan Direksi yang menginginkan suasana yang lebih cerah dan beraneka warna. Tugas ini
dibebankan kepada supervisor lanskap untuk melaksanakan permintaan Dewamn Direksi dengan segera.
5.4.1.2 Pemeliharaan Elemen Keras Hard Material 5.4.1.2.1 Pembersihan Area Permukiman
Pembersihan area dilakukan dengan penyapuan. Penyapuan jalan adalah kegiatan membersihkan jalan dari sampah-sampah organik seperti daun-daun,
rumput yang baru dipangkas, dan sampah-sampah anorganik seperti plastik makanan kecil. Penyapuan jalan dilakukan setiap hari dengan menggunakan sapu
lidi dan karung untuk mengumpulkannya Gambar 37.
Gambar 37. Penyapuan Sampah Pangkas Rumput
Sampah hasil penyapuan tersebut biasanya dikumpulkan pada setiap jarak tertentu yang kemudian akan diambil oleh mobil pengangkut sampah. Kegiatan
penyapuan yang dekat dengan kavling kosong, biasanya sampah dikumpulkan dan dibuang ke dalam lubang yang tlah dibuat di area kavling kosong tersebut. Hal ini
dimaksudkan agar mobil pengangkut sampah dapat menjangkau seluruh sampah yang tidak terangkut, pihak pengelola tidak mengizinkan para tenaga kerja
penyapuan untuk membakar sampah-sampah organic tersebut karena dapat menimbulkan polusi udara.
5.4.1.2.2 Pembersihan Gulma pada Perkerasan Conblock Pembersihan gulma pada conblock adalah membersihkan tanaman yang
tidak diinginkan disela-sela conblock Gambar 38. Kegiatan ini biasanya difokuskan pada area lingkungan permukiman, dimana gulma lebih banyak
tumbuh dibandingkan di are jalur utama jalan yang sering dilewati kendaraan. Gulma yang tumbuh berupa rumput teki Cyperus sp., Meniran Phyllnathus
urinaria, dan Putri malu Mimosa sp. Alat yang digunakan adalah secara
mekanik yaitu dengan menggunakan kape dan secara kimiawi menggunakan herbisida berupa Round-up dan Gromoxon. Dosis yang digunakan sesuai dengan
dosis pada masing-masing bahan. Namun pihak pengelola biasanya mencampurka kedua bahan tersebut agar gulma dapat lebih cepat mati. Penggunaan obat ini
digunakan pada gulma yang masih kecil dan baru tmbuh agar tidak perlu dicabut dengan kape lagi, dan lebih efektif digunakan pada musim kemarau. Penggunaan
mesin penyemprotan ini bersifat insidentil.
Gambar 38. Gulma pada Conblock 5.4.1.2.3 Perbaikan Jalan dan Pengecatan
Perbaikan jalan merupakan pekerjaan infrastruktur yang dilakukan secara insidental. Perbaikan jalan dilakukan pada dua jenis perkerasan, yaitu conblok dan
aspal. Untuk pekerjaan conblok para pekerja memperbaiki perkerasan tersebut dengan menggunakan conblok baru dan bahan penunjang lainnya seperti pasir,
semen, dan air. Namun, pada perbaikan jalan aspal yang berlubang, dikarenakan
mahalnya harga aspal, bahan yang digunakan berupa campuran semen, pasir, dan air.
Dari hasil pengamatan untuk perbaikan conblock langsung dilakukan jika mengalami kerusakan. Kerusakan yang terjadi biasanya dikarenakan conblock
yang memang patah karena kerapatannya sudah mulai bergeser. Cara perbaikan yang digunakan adalah membuka bagian conblock yang rusak tersebut dan
menggantinya dengan yang baru dengan tambahan pasir untuk memperkuat Gambar 39.
Untuk perbaikan jalan yang permukaannya menggunakan bahan aspal biasanya dilakukan dengan jangka waktu tertentu yaitu sekitar setahun sekali.
Bahan yang digunakan seharusnya aspal agar tahan lama, namun karena keterbatasan anggaran biaya maka bahan yang digunakan hanya berupa campuran
antara semen dan pasir. Pengecatan dilakukan pada portal, polisi tidur, pos keamanan yang
warnanya sudah mengalami pemudaran. Kegiatan ini bersifat insidentil dan sangat jarang dilakukan. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan dimana warna dari
bangunan-bangunan pos satpam, portal, dan polisi tidur sudah mulai memudar.
Gambar 39. Perbaikan Conblock yang Rusak
5.4.1.2.4 Penerangan Jalan Umum PJU dan Saluran Telepon Kegiatan ini dilakukan oleh tenaga kerja infrastruktur yang mengeti
tentang listrik dan dilakukan ketika adanya keluhan dari warga setempat. Lampu jalan merupakan aset yang paling sering mengalami kerusakan. Kerusakan ini
biasa terjadi pada bohlam yang sudah mati atau pada aliran listriknya.
Untuk memperbaiki saluran telepon tenaga kerja infrastruktur harus mengetahui secara detail letak dari sambungan-sambungan kabel telepon yang
berada di bawah permukaan tanah. Jika terjadi kerusakan tersebut tidak ditangani oleh pekerja Bogor Raya, maka pengelola harus mendatang petugas dari Telkom.
Disinilah kerja sama harus dibina antara pihak pengelola dengan pihak Telkom agar pelayanan yang diberikan kepada para penghuni dapat memuaskan.
5.4.2 Pemeliharaan Ideal