Oxyeleotris marmorata di rawa Jombor Klaten memanfaatkan udang sebagai makanan utamanya Aida 2008; Gufriani et al. 2008. Ikan Catfish Schilbe mystus
yang hidup di danau dan Mystus gulio yang hidup di perairan estuaria memakan insekta sebagai makanan utamanya Ayoade et al. 2008; Begum et al. 2008.
Ikan-ikan karnivora yang hidup di rawa banjiran Danau Arang-Arang memanfaatkan makanan yang tersedia di perairan antara lain ikan toman Channa
micropeltes, ikan gabus Channa striata dan ikan baung Mystus nemurus yang hidup di Sungai Batanghari, memangsa ikan sebagai makanan utamanya dan
makanan tambahan berupa insekta Samuel et al. 1995; 2002; Makmur dan Prasetyo 2006.
2.4 Reproduksi
Reproduksi merupakan mata rantai dalam siklus yang berhubungan dengan mata rantai yang lain untuk menjamin kelangsungan hidup suatu spesies
Nikolsky, 1963. Reproduksi merupakan aspek yang penting dalam pengelolaan sumberdaya perikanan. Keberhasilan suatu spesies ikan dalam daur hidupnya
ditentukan dari kemampuan anggotanya untuk bereproduksi di lingkungan yang berfluktuasi dan menjaga keberadaan populasinya Moyle dan Cech, 2004.
Beberapa aspek biologi reproduksi antara lain rasio kelamin, tingkat kematangan gonad TKG, indeks kematangan gonad IKG, fekunditas dan
musim pemijahan. Pemijahan sebagai salah satu bagian dari reproduksi, merupakan mata rantai daur hidup yang menentukan kelangsungan hidup spesies
Effendie 2002. Tingkat kematangan gonad dapat dipergunakan sebagai penduga status reproduksi ikan, ukuran dan umur pada saat pertama kali matang gonad,
proporsi jumlah stok yang secara produktif matang dengan pemahaman tentang siklus reproduksi bagi suatu populasi atau spesies Nielson, 1983 in Sulistiono et
al. 2001. Nisbah kelamin adalah perbandingan antara ikan jantan dan ikan betina
dan berpengaruh terhadap kestabilan suatu populasi di alam dimana rasio 1: 1 merupakan kondisi yang ideal. Berdasarkan Nikolsky 1969 Dari segi tingkah
laku pemijahan, perbandingan rasio kelamin dapat berubah menjelang dan selama pemijahan. Pada ikan yang melakukan ruaya untuk memijah terjadi perubahan
nisbah kelamin secara teratur. Pada awalnya ikan jantan dominan dari pada ikan betina, kemudian nisbah kelamin berubah menjadi 1:1 diakhiri dengan dominasi
ikan betina. Fekunditas merupakan salah satu fase yang memegang peranan penting
untuk kesinambungan suatu populasi ikan dengan dinamikanya Effendie, 1979. Ikan-ikan dari famili Mastacembelidae pada umumnya memilki fekunditas yang
kecil yaitu berkisar antara 227-8310 butir untuk jenis Macrognathus pancalus Suresh et al. 2006; 1517-27944 butir untuk jenis Mastacembelus simack
Eroglu dan Sen 2007; 1125 – 5150 butir untuk jenis ikan Mastacembelus
erythrotaenia Tannil 2006. Indeks kematangan gonad merupakan perbandingan antara berat gonad
dengan berat tubuh yang nilainya dinyatakan dalam persen. Pertambahan berat gonad akan semakin bertambah dengan bertambahnya ukuran gonad dan diameter
telur. Berat gonad akan mencapai maksimum sesaat sebelum ikan memijah, kemudian menurun dengan cepat selama pemijahan berlangsung hingga selesai
Effendie, 1979. Pada ikan belanak, IKG ikan betina berkisar antara 0,81- 12,79, sedangkan pada ikan jantan IKG berkisar antara 0,21-1,31 Sulistiono
et al. 2001. Selanjutnya, dijelaskan bahwa nilai IKG ikan tersebut tergantung dari nilai kematangan gonadnya. Dewantoro
dan Rachmatika 2004 dari penelitiannya terhadap ikan paray Rasbora aprotaenia di beberapa sungai
kawasan Taman Nasional Gunung Halimun mengungkapkan bahwa secara keseluruhan dilihat dari IKG, ikan paray yang ada di setiap sungai memiliki IKG
yang relatif tinggi, jantan 12,2-22,46 dan betina 10,47-13,48, demikian pula persentase ikan yang dalam keadaan matang gonad relatif tinggi, untuk
jantan 0-28,57 dan betina 0-33,33. Untuk ikan Macrognathus pancalus yang masih satu famili dengan ikan tilan, nilai IKG berkisar antara 0,33-7,31
untuk ikan betina dan 0-1,89 untuk ikan jantan Suresh et al. 2006. Demikian juga dengan ikan Mastacembelus simack yang masih satu genus dengan ikan tilan
memiliki IKG berkisar antara 0,012 -21,48 untuk ikan betina dan 0,06 – 3,65 untuk ikan jantan Eroglu dan Sen 2007.
3 METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan lokasi