Waktu dan lokasi Deskripsi stasiun

3 METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan lokasi

Penelitian makanan dan reproduksi ikan tilan dilakukan selama tujuh bulan yang dimulai dari bulan Desember 2007- Juli 2008. Sampling dan observasi lapangan dilakukan sebanyak tujuh kali yaitu tiga kali yang mewakili musim penghujan Desember 2007-Februari 2008, tiga kali pada musim peralihan Maret 2008-Mei 2008 dan satu kali yang mewakili musim kemarau Juli 2008. Penelitian dilakukan di Sungai Musi bagian hilir mulai dari Pulau Banjar Mariana sampai ke Pulau Gundul Selat Cemara Gambar 3.

3.2 Deskripsi stasiun

Pulau Banjar terletak di tengah Sungai Musi yang tutupan lahannya sebagian kecil berupa hutan pedado Sonneratia acida dan di bagian yang tidak dimasuki air pasang berupa sawah penduduk. Pada bagian kiri Pulau Banjar merupakan areal perlintasan kapal dan sebelah kanan pulau merupakan areal penangkapan ikan dan sebagian kecil terdapat perkampungan penduduk. Pada bagian pinggir Sungai Musi yang berseberangan dengan Pulau Banjar banyak terdapat permukiman penduduk dan beberapa industri antara lain industri minyak goreng dan industri pembuatan kapal. Stasiun Pulau Banjar dimulai dari Sungai Kundur sampai ke Pulau Burung Gambar 2, Lampiran 1. Sungai Borang merupakan bagian dari Sungai Musi yang terpisahkan oleh sebuah pulau yaitu Pulau Borang sehingga membentuk anak sungai Gambar 2, Lampiran 1. Tata guna lahan di sepanjang Sungai Borang berupa perkampungan penduduk. Sungai Borang dihubungkan oleh sebuah kanal dengan Sungai Kenten yang bermuara ke Selat Bangka. Terdapat beberapa anak sungai yang bermuara ke Sungai Borang antara lain Sungai Kedukan, Sungai Simpang Nyiur dan Sungai Gede yang berhubungan dengan Sungai Sebalik dan Sungai Kenten. Stasiun Pulau Burung dimulai dari Pulau Burung sampai ke muara Sungai Upang. Pulau Burung merupakan muara sungai Borang dan Sungai Sebalik. Di kiri kanan Pulau Burung berupa hutan semak belukar dan sebagian kecil kayu pedado Sonneratia acida. Tata guna lahan di sepanjang stasiun Pulau Burung berupa sawah dan kebun penduduk Gambar 2, Lampiran 1. Sumber : Bakosurtanal Gambar 2. Peta Lokasi penelitian di Sungai Musi Keterangan: 1. Stasiun 1 Pulau Banjar 2. Stasiun 2 Sungai Borang 3. Stasiun 3 Pulau Burung 4. Stasiun 4 Pulau Gundul 5. Stasiun 5 Sungai Upang Pulau Gundul merupakan stasiun yang sudah mendekati muara Sungai Musi dan dimasuki beberapa anak sungai antara lain sungai yang terbesar adalah Sungai Selat Cemara. Stasiun penelitian ini mulai dari muara Sungai Upang sampai ke Sungai Selat Cemara di Parit 5. Tata guna lahan di Selat Cemara sebagian besar berupa sawah pasang surut dan vegetasi di pulau Gundul hampir seluruhnya berupa kayu pedado Sonneratia acida, di sepanjang Pulau Gundul hampir tidak ditemukan permukiman penduduk Lampiran 1. Di Desa Upang, Sungai Musi terpecah dua dimana di bagian kiri ke arah Pulau Gundul disebut dengan Sungai Musi dan di bagian kanan disebut Sungai Upang. Hampir seluruh vegetasi yang terdapat di sepanjang stasiun Sungai Upang berupa kayu pedado Sonneratia acida Lampiran 1. Stasiun Sungai Upang dimulai dari pertemuan antara Sungai Upang dengan Sungai Musi sampai ke muara Sungai Saleh. Tata guna lahan di sepanjang Sungai Upang merupakan lahan pertanian sawah pasang surut sampai ke Sungai Saleh. Sungai Upang merupakan jalur transportasi perahu motor nelayan yang menangkap ikan di laut.

3.3 Alat dan bahan