Pengembangan Potensi Alam dengan Waterfront Development

xix banyak diberitakan saat ini. Isu-isu ini merupakan fokus basic idea dengan perbaikan lingkungan dengan ecologically sustained design yang berkonsep waterfront pada peruangan makro serta peruangan yang mikro yang berkarakter remaja.

I.2.2. Pengembangan Potensi Alam dengan Waterfront Development

Wilayah perairan dan kelautan merupakan suatu ruang yang apabila diolah akan menghasilkan suatu ruang untuk dapat beraktivitas sama halnya dengan ruang yang ada didaratan. Beberapa negara di dunia pun telah merealisasikan adanya pemanfaatan dan penataan tata ruang pada kawasan perairan dalam rangka peningkatan pembangunan berbasis kelautan, seperti Jepang dan Amerika Serikat. Dalam hal ini menunjuk suatu konsep waterfront yang merupakan solusi konsep pembangunan yang mendaya gunakan perairan ditepi daratan, dimana pengertian waterfront adalah area pertemuan antara daratan dan perairan Hornby,1972; Hendro Pranoto dkk,1993. Terbentuknya waterfront merupakan keadaan visual yang mampu dirasakan manusia dari pemandangan alamiah maupun buatan, seperti halnya tepi sungai, tepi pantai, tepian waduk. Paradigma alam di kota Banjarmasin menjadi salah satu kota di Indonesia yang terbentuk dari kekompleksitasan pulau yang terbentuk dari gejala alam dengan proses pembentukan pulau di tengah sungai. Dengan demikian Sungai Martapura merupakan bagian dari sejarah kota yang sama tuanya dengan usia kota Banjarmasin sendiri. Kelurahan Sungai Jingah yang dilewati sungai Martapura di kota Banjarmasin sebagai salah satu urat nadi bagian kehidupan masyarakat Banjar. Ide pengembangan Sungai Jingah sebagai kawasan yang lebih fungsional, memerlukan gagasan utopis yang melihat elemen air sebagai bagian terpenting dalam menciptakan suatu ’city planning’. Membendung Sungai Martapura pada segmen kelurahan Sungai Jingah dengan asumsi perhitungan tertentu yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya ikan, dermaga transportasi klotok atau fungsi wisata lainnya dan treatment darat. Dilakukan dengan upaya pemanfaatan dan pengalihan fungsi DAS Daerah Aliran Sungai yang ada pada segmen tersebut menjadi perencanaan Sungai Jingah Waterfront. Penggalan Sungai Martapura tersebut masuk dalam BWK xx III dan BWK VI yang direncanakan sebagai peruntukan kawasan pemukiman, jasa dan perdagangan, pendidikan, perkantoran dan kawasan resapan air, wisata alam dan olahraga. Konsep waterfront ini menjembatani gagasan pemikiran Kisho Kurokawa, Kiyonori Kikutae, yang seolah tidak ada batasan lagi antara daratan dan lautan. Konsepsi ini mendukung main idea yang bertopik konteks kultural budaya dan sosial di Banjarmasin dengan setting urban waterfront sebagai bagian dari ruang kota. Pengembangan dan pembangunan waterfront yang dimaksudkan dalam penataan salah satu segmen di kota Banjarmasin adalah sebagai suatu model pembangunan yang sangat peduli pada lingkungan, sehingga dengan pembangunan riverfront atau waterfront yang dibangun adalah desain bangunan dan pola perencanaan kawasan yang teridentifikasi sebagai bangunan yang sinergis dengan kondisi ekologi setempat. Aktivitas yang dikembangkan pada area waterfront tidak terlepas dari potensi-potensi yang dimiliki kawasan. Potensi ini juga akan mempengaruhi motivasi pengembangan konsep waterfront yang memunculkan ide-ide fungsi ruang yang dikembangkan lengkap dengan fungsi-fungsi pendukungnya. Fungsi-fungsi yang dikembangkan pada fasilitas kawasan tepian air antara lain : fungsi transportasi dengan sarana dan prasarana pendukungnya, marina dengan segala fasilitasnya, fasilitas perdagangan dan jasa ekonomi, fasilitas perindustrian, fasilitas perkantoran, perumahan hunian, apartemen, sarana pendidikan, shopping center, sarana kesehatan, sarana peribadatan, restoran, area rekreasi, waterpark, sport club, cagar alam, cagar budaya serta yang lainnya. Fasilitas-fasilitas tersebut akan lebih menguntungkan apabila dibuat sehingga mendukung dan terpadu. Dengan demikian pada area waterfront dapat dihubungkan area- area dengan fungsi kegiatan campuran multimix use development. Hendro Pranoto Susilo, 1993

I.2.3. Sungai Martapura sebagai Pembangunan Waterfront Kota Banjarmasin