Ruang Publik dalam Konteks Urban Waterfront

xxviii

II.1.2. Ruang Publik dalam Konteks Urban Waterfront

Pengertian ruang publik terkait dengan pengertian yang sejenis dalam konteks perkotaan, yaitu ruang urban, ruang perkotaan, ruang terbuka kota, ruang terbuka alami kota dan sebagainya. Istilah tersebut merupakan terjemahan dari urban space, open space, dan natural open space. Batasan yang diambil adalah berada koridor pengertian urban oleh Bintarto 1997:8-9. · Shirvani 1985: 27 mendefinisikan ruang terbuka perkotaan sebagai semua bentuk bentang darat terjemahan dari landscape dan benteng keras terjemahan dari hardscape, yang berupa jalan, trotoar dan sejenisnya, taman dan ruang rekreasi dalam wilayah urban. · Madanipour 1995; 148 menyebutkan bahwa ruang publik dapat didefinisikan sebagai ruang yang terbuka bagi semua orang untuk mengaksesnya dan beraktivitas di dalamnya, yang mana ruang tersebut disediakan dan dikelola oleh badan umum sesuai kebutuhan umum. · Spreiregen 1965 menjelaskan pengertian ruang urban, sebagai ruang yang dibentuk oleh fasade bangunan dan lantai kota yang biasanya merupakan bentang keras, seperti aspal, paving, dsb. Ruang ini bisa berupa plaza yang hanya merupakan bentukan dari ruang sela sekelompok bangunan kantor atau sebuah persimpangan yang kompleks dan keseluruhannya dimiliki oleh kendaraan bermotor. Ia menjelaskan definisi tipologi ruang ini dengan memperbandingkannya terhadap ruang terbuka alami kota. · Cantanese et al 1979: 105 tidak memberikan definisi ruang publik secara pasti, namun ia menyebutkan bahwa setiap kebudayaan mempunyai suatu ruang publik dengan tujuan tertentu. Misalnya Agora pada jaman Yunani, digunakan untuk melayani kepentingan umum, perdagangan dan merupakan pusat kegiatan-kegiatan usaha dan politik atau alun-alaun pada abad pertengahan di eropa, sebagai tempat perdagangan. Lapangan kota abad renaissance yang merupakan perbaikan dari alun-alun abad pertengahan, namun ditambahkan monumen-monumen dan air mancur. Sedangkan pada jaman Baroque, lapangan kota sarat akan media peringatan peristiwa penting, seperti patung, tugu, pintu-pintu lengkung dan sebagainya. xxix Ada beberapa aspek dalam mendefinisikan ruang publik. Pengertiam publik mempunyai lawan kata privat. Publik dikonotasikan sebagai ”umum” atau ”bersama”, sedagkan privat dikonotasikan sebagai ”individu”. Dalam konteks urban waterfront konotasi privat dan publik juga menyangkut aspek kepemilikan. Ruang-ruang yang terdapat dalam bangunan milik privat, baik perorangan maupun badan privat, namun dapat digunakan oleh publik, juga merupakan ruang publik. Contoh dari ruang semacam ini antara lain shopping mall, theme park seperti oceanorium, sinepleks sinema kompleks, bangunan fasilitas pelabuhan dan sebagainya. Elemen Pembentuk Ruang Publik, yaitu: a Bangunan b Jejalur, berupa jalan raya atau arteri untuk kendaraan dan trotoar untuk pejalan kaki, promenade dan garis pantaiGSS Garis Sempadan Sungai. c Ciri-ciri khas yang melekat, misalnya merupakan persimpangan utama di kota, sebuah landmark, mempunyai vista yang indah, dsb d Pusatinti, yang mempunyai peran simbolis dalam komunitas e Penanda f Fasilitas parkir, dermaga atau deck kapal pada pelabuhan g Ruang terbuka urbanalami atau ruang publik, seperti sungai itu sendiri. h Fasilitas umum, seperti tempat pelelangan ikan dan halte bus. Adanya elemen pembentuk ruang publik ini memberi tatanan landscape dan hardscape yang jelas untuk mengatur sirkulasi yang jelas pada desain. Selain itu publik space pada ruang urban waterfront dapat dikembangkan sebagai wahana rekreasi dan fungsi rekreasi dalam batasan yang terarah sesuai dengan main idea.

II.2 Rekreasi, Hiburan dan Tempat Hiburan